Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

BAHAN AJAR ALTERNATIF BERBASIS HISTORIOGRAFI Grace Leksana
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 2 (2015): Desember
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.563 KB) | DOI: 10.17977/sb.v9i2.4999

Abstract

Abstrak. Pengembangan bahan ajar alternatif berbasis biografi perlu dikembangkan karena dua alasan. Pertama pijakan filosofis keilmuan dan yang kedua teknik pendidikan. Kedua hal ini bermuara pada kebosanan siswa yang disebabkan karena pengulangan materi pelajaran. Mereka memiliki pengetahuan melebihi apa yang ada dalam buku teks. Bahan ajar yang dikembangkan tidak serta merta memindahkan historiografi atau ringkasan historiografi dalam bahan ajar. Akan tetapi, para pengembang perlu melakukan refleksi sebelum menuangkan materi dalam bahan ajar. Hal ini dilakukan agar mendorong siswa dapat berpikir secara kritis. Tantangan yang dihadapi seperti proses pengembangan yang membutuhkan waktu lama dan tampilan bahan ajar perlu dijadikan pertimbangan utama.Kata-kata kunci: bahan ajar, biografi, sejarah, ISSI, AGSIAbstract: The development of alternative teaching material based in biography needs to be devel-oped because of two reasons. The first deals with the philosophical framework and the later refers to pedagogical technique. Both reasons affect to the boredom of students caused by the repetition of the subject. They have the knowledge more than what is written in the textual book. The developed teaching material does not means to move the substance of historiography or the summary of histo-riography in teaching material. This would lead students to think critically. The challenges of the long time development and the visualization need to be the main consideration.Keywords: teaching material, biography, history, ISSI, AGSI
Bahan Ajar Alternatif Berbasis Biografi Grace Leksana
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.563 KB) | DOI: 10.17977/um020v9i22015p171-178

Abstract

Ketimpangan dan Kontinuitas Patronase dalam Lintasan Sejarah: Menelusuri Sejarah Perubahan Agraria di Malang Selatan Grace Leksana
BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 5 No. 1 (2019): Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.735 KB) | DOI: 10.31292/jb.v5i1.319

Abstract

Abstract: Opinions that perceive villages (desa) as solid entity, traditional, reservoir of labor and foodcrops, have been intensively criticized. On the contrary, villages are filled with social-political tension, class difference, and became areas where large conflicts in history also took place. This article develops the second argument, which tries to trace agrarian transformation through history: from the colonial period, independence and the New Order. By presenting a case study in South Malang, East Java, this article aim to show that village dynamics are controlled by patronage relation, where agrarian policies only benefited certain groups in the village. Historical analysis also shows how patronage relation persisted, although the state had changed. Violence that occurred in regime change did not necessarily transform the patronage relation in the village, instead strengthened it through the formation of new alliances. Agrarian policies that are going to be developed in the present should notice this power relation. The question of ‘who gets what’ should be continuously raised by agrarian studies experts and policy makers.Keywords: patronage relation, clientelism, class inequality, 1965 violence, colonial plantation, Malang-East JavaIntisari: Pandangan yang melihat desa sebagai entitas solid, tradisional, reservoir tenaga kerja dan pangan, telah banyak dikritik. Sebaliknya, desa dipenuhi dengan ketegangan sosial-politik, perbedaan kelas dan area dimana konflik-konflik besar dalam sejarah juga terjadi. Artikel ini mengembangkan pandangan kedua, dan berusaha menelusuri perubahan agraria dari masa ke masa: periode kolonial, kemerdekaan dan Orde Baru. Dengan mengambil studi kasus di Malang Selatan, Jawa Timur, artikel ini menunjukkan bahwa dinamika desa dikuasai oleh relasi patronase, sehingga kebijakan-kebijakan agraria hanya menguntungkan kelompok tertentu di desa. Analisa historis juga memperlihatkan bagaimana relasi patronase terus bertahan, meskipun negara (dalam hal ini sistem pemerintahan) telah berubah. Kekerasan yang terjadi dalam perubahan-perubahan rezim tidak mengubah relasi patron di tingkat desa, namun justru memperkuatnya dengan memunculkan aliansi-aliansi baru. Kebijakan-kebijakan agraria yang akan diambil pada masa kini seyogyanya memperhatikan relasi kuasa tersebut, sehingga pertanyaan ‘siapa mendapat apa’ harus kerap dikedepankan oleh para pegiat studi agraria dan para pengambil kebijakan.Kata kunci: relasi patronase, klientelisme, ketimpangan kelas, kekerasan 1965, perkebunan kolonial, Malang-Jawa Timur
Praktik percaloan tiket film di Bioskop Surabaya tahun 1950-an - 1970-an Arbaletta Kalinda Desvasivi Parameswari; Najib Jauhari; Grace Tjandra Leksana
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.164 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i32022p310-322

Abstract

This paper tries to describe to the reader the practice of brokering film tickets at the Surabaya cinema and how to handle it. The practice of ticket brokering itself is a crime that is affected by the existence of the cinema industry. The cinema industry emerged as a form of modernity in Surabaya in the field of entertainment for the community. The existence of this raises the question, how is the practice of brokering movie tickets in cinemas in Surabaya carried out? How is the public's response to this crime? How does the government deal with this brokering practice? By using historical research methods, this study examines a number of primary resources through archives. To find out how the practice of brokering film tickets is carried out in cinemas to the government's way of dealing with this brokering practice. The conclusions that can be drawn include: the practice of brokering film tickets in cinemas is carried out by unscrupulous persons to obtain profits that can be used to increase the needs of daily life. It is carried out with a neatly arranged modus operandi and has the support of several parties in the cinema. In response to this, the people were angry and filed complaints against the government, so anticipatory and repressive actions were carried out.Penulis mencoba menggambarkan kepada pembaca mengenai praktik percaloan tiket film di bioskop Surabaya dan cara menanganinya. Praktik percaloan tiket sendiri merupakan sebuah tindak kriminalitas yang terdampak dari adanya industri bioskop. Industri bioskop muncul sebagai bentuk adanya modernitas di Surabaya dalam bidang hiburan bagi masyarakat. Adanya hal tersebut memunculkan pertanyaan, bagaimanakah praktik percaloan tiket film dilakukan di bioskop-bioskop Surabaya?  Bagaimanakah respon masyarakat terhadap adanya kriminalitas ini? Serta bagaimanakah cara pemerintah menangani adanya praktik percaloan ini? Dengan menggunakan metode penelitian sejarah, studi ini menelusuri sejumlah sumber primer berupa arsip. Untuk mengetahui bagaimana praktik percaloan tiket film dilakukan di bioskop hingga cara pemerintah dalam mengatasi adanya praktik percaloan ini. Sehingga dapat diketahui bahwa praktik percaloan tiket film terjadi di bioskop dilakukan oleh oknum untuk mendapatkan keuntungan yang dapat digunakan untuk menambah kebutuhan hidup sehari-hari, dilakukan dengan modus operandi yang tersusun rapi serta mendapat dukungan dari beberapa pihak dalam bioskop. Merespon hal ini masyarakat marah dan mengajukan keluhan terhadap pemerintah, hingga dilakukan tindak antisipatif dan represif.
Melihat Periode Revolusi Indonesia dari Sisi yang Lain Grace Leksana
Lembaran Sejarah Vol 18, No 1 (2022): Special Edition: Revolusi Indonesia
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/lembaran-sejarah.80457

Abstract

Perpaduan Sistem Kontrol Berbasis IoT Pada Hidroponik NFT Untuk Pemantauan Dan Pengendalian Nutrisi Pada Budidaya Anggrek Akar Angin Orchids Di Kabupaten Kediri Dani Irawan; Erwin Komara Mindarta; Grace Tjandra Leksana; Monika Dwi Laily; Erdiano Adila Suryadinata
AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 8 : September (2023): AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Multi Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objectives of this community service activity are (1) Producing appropriate technology in the form of an IoT  -Based Control System for NFT Hydroponics for monitoring and Controlling Nutrition in Orchid Cultivation for service partners, (2) Conducting technical guidance on the use of IoT  -Based Control System tools for NFT Hydroponics for Monitoring and Control of Nutrition in Orchid Cultivation to produce superior and quality orchid seeds, (3) Providing assistance on how to process AB MIX organic liquid fertilizer which is then integrated into the NFT hydroponic system. The method used in this community service activity is community empowerment through training and mentoring. The results of the Workshop on agricultural automation systems for farmer groups in Kediri Regency are one of the efforts made to improve economic recovery, especially to increase the quality and quantity of agricultural products. In this community service activity it is also hoped that it will be able to build the competency of the farming automation system in farmer groups in Kediri Regency. This activity can bring farmer groups who still use conventional methods to modern ways by implementing monitoring and automation systems.
Implementasi kebijakan Autarki pendudukan Jepang dalam produksi pangan dan sandang di Pulau Jawa tahun 1944 Khanifatul Hidayahti Khasanah; Grace Tjandra Leksana
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 3, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um081v3i42023p441-455

Abstract

One of the factors that supported the success of the Asia Pacific War was the implementation of the right war strategy. The Japanese government then took political steps to implement an autarky policy to bind and control society to continue to comply with the rules and regulations implemented by the Japanese government in order to achieve victory in the war. For this reason, this research aims to explain the form of implementation of the autarky policy used by the Japanese government as a political tool to mobilize wealth and resources which are especially available on the island of Java to be directed towards supporting interests in the war. The method used is the historical method which consists of five stages, in the form of topic selection, heuristics (source collection), source criticism (verification), interpretation (source analysis) and historiography (writing). Through this research, it can be seen that the autarky policy implemented by the Japanese government was able to freely control food and clothing production to meet logistical needs during the war by using newspapers as a medium for preaching. Various forms of calls and appeals from the government are channeled through newspapers, such as calls to increase food production, land management and maximize the textile industry sector.Salah satu faktor yang menunjang dalam keberhasilan Perang Asia Pasifik ialah dengan menerapkan strategi perang yang tepat. Pemerintah Jepang kemudian mengambil langkah politik untuk menerapkan kebijakan autarki guna mengikat dan mengontrol masyarakat untuk tetap tunduk pada peraturan dan ketetapan yang dijalankan oleh  Pemerintah Jepang guna mencapai kemenangan dalam perang. Untuk itu dalam penelitian ini bertujuan untuk memaparkan mengenai bentuk implementasi dari penerapan kebijakan autarki yang digunakan pemerintah jepang sebagai alat politik untuk memobilisasi kekayaan dan sumber daya yang khususnya tersedia di Pulau Jawa untuk diarahkan dalam menopang kepentingan dalam perang. Adapun metode yang digunakan ialah metode sejarah yang terdiri dari lima tahap, berupa pemilihan topik, heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber (verifikasi), interpretasi (analisis sumber) dan historiografi (penulisan). Melalui penelitian tersebut dapat diketahui bahwasannya kebijakan autarki yang diterapkan oleh pemerintah Jepang dapat dengan leluasa mengontrol produksi pangan dan sandang guna mencukupi kebutuhan logistik selama perang berlangsung dengan memanfaatkan media koran sebagai media propaganda. Berbagai bentuk seruan dan himbauan dari pemerintah disalurkan melalui media koran seperti halnya seruan untuk meningkatkan produksi pangan, pengelolaan lahan, dan memaksimalkan sektor industri tekstil.
PENGEMBANGAN BUKU TEKS PELAJARAN BERBASIS SEJARAH LOKAL KESULTANAN KUTARINGIN DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS X SMKN 1 PANGKALAN BANTENG Setiyowati, Cici; Sapto, Ari; Leksana, Grace
Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um0330v6i2p286-299

Abstract

Abstract: Learning using an environment-based approach is urgently needed in the current Merdeka curriculum. In history subjects, one of them is by utilizing local history as teaching materials in schools. However, from the findings of problems at SMKN 1 Pangkalan Banteng, many students do not know their local history because they have obstacles in learning local history such as lack of internet access, lack of reading materials on local history, and living places that are far from historical sites. Next is also the lack of social attitudes of students in the aspects of mutual cooperation and self-confidence. Based on the findings of these problems, a teaching material was developed in the form of a textbook based on local history using historical studies of the Kutaringin Sultanate, and to know the effect on learning outcomes and social attitudes. This development uses the Dick & Carey research and development method which has 10 research steps. In the research conducted starting from the validation test, individual test, small group test, and usage test, it was found that the history textbook with the title Sejarah Kesultanan Kutaringin was valid and feasible to use. As for its influence on learning outcomes and social attitudes, especially in the aspects of cooperation and self-confidence, It was discovered that the textbook might enhance student social attitudes and learning results in the areas of collaboration and confidence, so that the history textbook with the title Sejarah Kesultanan Kutaringin was appropriate. used in secondary level schools, Tenth Grade students in West Kotawaringin Regency and can be mass-produced.Abstrak:Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan berbasis lingkungan sangat diperlukan pada Kurikulum Merdeka saat ini. Pada mata pelajaran sejarah salah satunya adalah dengan memanfaatkan sejarah lokal sebagai bahan ajar di sekolah. Namun dari temuan masalah di SMKN 1 Pangkalan Banteng, banyak peserta didik yang belum mengetahui sejarah lokalnya karena memiliki kendala dalam belajar sejarah lokal seperti kurangnya akses internet, kurangnya bahan bacaan mengenai sejarah lokal, dan tempat tinggal yang terpaut jauh dari situs sejarah. Berikutnya juga kurangnya sikap sosial peserta didik pada aspek gotong-royong dan percaya diri. Berdasarkan temuan masalah tersebut dikembangkan sebuah bahan ajar dalam bentuk buku teks pelajaran berbasis sejarah lokal dengan menggunakan kajian sejarah Kesultanan Kutaringin dan untuk diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar dan sikap sosial. Pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan Dick & Carey yang memiliki 10 langkah penelitian. Pada penelitian yang dilakukan mulai dari uji validasi, uji perorangan, uji kelompok kecil, dan uji pemakaian didapatkan hasil bahwa buku teks pelajaran Sejarah Kesultanan Kutaringin valid dan layak digunakan. Adapun pengaruhnya terhadap hasil belajar dan sikap sosial khususnya dalam aspek kerjasama dan percaya diri, didapatkan hasil bahwa buku teks tersebut dapat meningkatkan hasil belajar dan nilai sikap sosial siswa dalam aspek gotong-royong dan percaya diri, sehingga buku teks pelajaran Sejarah Kesultanan Kutaringin layak digunakan di sekolah-sekolah tingkat menengah khususnya kelas X di Kabupaten Kotawaringin Barat dan bisa diproduksi secara massal.
Perubahan Desa dan Penerapan Kebijakan Orde Baru di Blitar Barat (1969-1983 an) Amirudin, Muhammad Rifki; Leksana, Grace Tjandra
Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah Vol 8, No 1 (2024): Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hm.v8i1.32191

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menarasikan arah kebijakan pembangunan desa pada masa Orde Baru serta bentuk-bentuk penerapan kebijakan pemerintahan Presiden Soeharto di Blitar Barat pada tahun 1969 hingga 1983 an. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya Blitar Barat sebagai salah satu wilayah yang berhasil dalam pelaksanaan program modernisasi dan pembangunan pada awal pemerintahan Orde Baru. Program modernisasi yang didahului pembersihan orang-orang komunis menjadi paradoks menarik untuk diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang meliputi pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi dengan menggunakan pendekatan sejarah sosial yang dilakukan dengan interpretasi dari arsip, koran, dan artikel. Penelitian ini menemukan fakta bahwa fokus utama pembangunan pemerintah Orde Baru di Blitar Barat pada tahun 1969 hingga 1983 an dilakukan dalam bidang pangan dan papan. Pada masa tersebut pemerintah berhasil melakukan perbaikan pertanian, pengendalian jumlah penduduk, serta membangun beberapa infrastruktur penunjang lainnya. Keberhasilan ini tidak terlepas dari gaya pemerintahan Orde Baru yang otoriter dan bersifat Top-Down
THE POLITICS OF HERITAGE IN INDONESIA: A CULTURAL HISTORY, PENULIS MARIEKE BLOEMBERGEN & MARTIJN EICKHOFF Leksana, Grace Tjandra
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 15, No 1 (2021): Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v15i12021p195-197

Abstract

Candi Singosari adalah salah satu situs peninggalan dari Kerajaan Singosari di Jawa Timur. Warisan kerajaan klasik inilah yang mendorong saya dan keluarga untuk mengunjunginya pada 2012. Lalu pada 2017, kami berkesempatan mengunjungi museum Volkenkunde di Leiden, Belanda. Menariknya, objek yang pertama menyambut kami di sayap koleksi Indonesia adalah beberapa arca dari candi Singosari, seperti arca Ganesha, Bhairava, dan Durga yang sedang melawan iblis. Saat itu kami bertanya-tanya, bagaimana objek-objek ini hadir di museum di Belanda, sedangkan situs candi dimana arca-arca ini berasal terletak di Jawa Timur. Jadi siapa yang sebenarnya berhak memiliki objek-objek peninggalan ini? Ketika itu kami menduga hal ini ada kaitannya dengan penjajahan Belanda, tetapi kami tidak yakin bagaimana prosesnya. Tiga tahun setelah itu, saya akhirnya memahami apa yang terjadi dengan objek-objek Candi Singosari melalui buku luar biasa yang ditulis oleh Marieke Bloembergen dan Martijn Eickhoff – The Politics of Heritage in Indonesia: A Cultural History