Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kadar Fenolik Total dan Flavonoid Total Seduhan Daun Tin (Ficus carica) Segar dan Kering dengan Air Mendidih Oktavina Kartika Putri
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.443 KB) | DOI: 10.17977/um026v2i22018p007

Abstract

Daun tin (Ficus carica) dikenal sebagai sumber antioksidan. Sifat antioksidan muncul karena adanya senyawa fenolik, flavonoid merupakan salah satu jenis senyawa fenolik. Masyarakat memanfaatkan daun tin dengan cara menyeduhnya dengan air mendidih sebagaimana teh. Penggunaan suhu yang tinggi dikhawatirkan merusak senyawa fenolik daun tin karena senyawa ini tidak tahan panas. Rusaknya senyawa fenolik akan menurunkan potensi antioksidan. Penelitian ini untuk mengetahui kadar fenolik total dan kadar flavonoid total seduhan daun tin segar dan kering dengan air mendidih. Metode Folin-Ciocalteu digunakan untuk penentuan kadar fenolik total sedangkan Metode Kolorimetri AlCl3 digunakan untuk penentuan kadar flavonoid total. Hasil yang diperoleh menunjukkan kadar fenolik total seduhan daun tin segar dan kering dengan air mendidih berturut-turut 0,0113±0,0004% dan 0,0076±0,0004% sedangkan kadar flavonoid total seduhan daun tin segar dan kering 0,0105±0,0003% dan 0,0025±0,0002%. Dari hasil analisis data dengan Two Way Anova dapat disimpulkan bahwa penyiapan simplisia daun tin (segar dan kering) mempengaruhi kadar fenolik total dan kadar flavonoid total seduhan daun tin secara signifikan. Penggunaan air mendidih tidak menghilangkan kandungan senyawa fenolik dan flavonoid pada seduhan daun tin. Penyeduhan dengan air mendidih pada daun tin segar menghasilkan kadar fenolik total dan kadar flavonoid total tertinggi dibandingkan dengan daun tin kering. 
Pengaruh Metode Preparasi Ekstrak Daun Waru (Hisbicus tiliaceus) Sebagai Antioksidan Terhadap Kadar Flavonoid dan Fenolik Total Oktavina Kartika Putri; Lina Oktavia Rahayu; Gardiani Febri Hadiwibowo; Rizki Daniar Manggarani
Akta Kimia Indonesia Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25493736.v6i2.10801

Abstract

Kendala pemanfaatan ekstrak yang sering terjadi adalah zat aktif di dalamnya terperangkap di dalam ekstrak/simplisia yang berukuran besar sehingga sulit menembus membran lipid dari sel tubuh. Upaya untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memperkecil ukuran partikel ekstrak, salah satunya dengan menjadikannya sebagai suspensi ekstrak. Penelitian diawali dengan mengekstrak daun waru (Hibiscus tiliaceus) dengan metode remaserasi menggunakan pelarut metanol. Setelah itu dilakukan pembuatan suspensi ekstrak daun waru dengan metode gelasi ionik. Kemudian keduanya (ekstrak metanol dan suspensi ekstrak) diukur kadar flavonoid dan fenolik total serta aktivitas antioksidannya dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kadar flavonoid total, kadar fenolik total, dan aktivitas antioksidan ekstrak metanol dan suspensi ekstrak daun waru. Hasil penelitian menunjukkan ukuran partikel ekstrak metanol dan suspensi ekstrak secara berturut-turut 1,509 ± 0,553 µm dan 0,715 ± 0,390 µm. Kadar flavonoid total ekstrak metanol adalah 3434,890 ± 0,008 µgQE/mL sedangkan suspensi ekstrak adalah 409,891 ±0,001 µgQE/mL. Kadar fenolik total ekstrak metanol adalah 244352,685 ± 1016,713 µgGAE/mL sedangkan suspensi ekstrak adalah 12068,316 ± 86,970 µgGAE/mL. IC50 ekstrak metanol bernilai 58,564 ± 1,412 µg/mL sedangkan suspensi ekstrak bernilai 7917,333 ± 21,385 µg/mL. Kesimpulannya, kadar flavonoid total, kadar fenolik total, dan aktivitas antioksidan ekstrak metanol lebih tinggi dibandingkan dengan suspensi ekstrak.
Flavonoid and Phenolic Waru Leaf Extract (Hibiscus tiliaceus) and Antioxidant Activity Lina Oktavia Rahayu; Oktavina Kartika Putri; Rizki Daniar Manggarani
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.522 KB) | DOI: 10.17977/um0260v6i12022p017

Abstract

Waru leaf (Hibiscus tiliaceus) is plant that contains natural flavonoids and phenolic compounds and is useful as an antioxidant. Flavonoids and phenolics can be extracted optimally if using a suitable extraction solvents. This study aims to determine the total flavonoid, phenolic, and antioxidant levels of waru leaf extract using several extraction solvents. The total flavonoid content was tested using the AlCl3 colorimetric method, total phenolic content using the Folin-Ciocalteu method, and antioxidant levels using the DPPH method. The total flavonoid content of the extract with methanol, ethanol, and water solvents respectively 121,630 ± 2,014 gQE/g; 133,190 ± 1,434 gQE/g; 78.320 ± 1.799 gQE/g. The total phenolic content of the extract with methanol, ethanol, and water solvents were 9,151,480 ± 58,969 gGAE/g; 7,978,610 ± 84,845 gGAE/g; 4,789,690 ± 14,576 gGAE/g. Extract with methanol solvent has very weak antioxidant activity (IC50 = 710,680 ± 3,747 g/mL). Extract with ethanol solvent has very weak antioxidant activity (IC50 = 989.150 ± 0.798 g/mL). Extract with water solvent has very weak antioxidant activity (IC50 = 1,643,480 ± 1,828 g/mL). Ethanol extract had the highest total flavonoid content. Methanol extract had the highest total phenolic content and very weak antioxidant activity.
Pembuatan Biobriket dari Kotoran Sapi di kampung Sanan Blimbing Malang Kusumawati, Yuly; Gunawan, Triyanda; Zetra, Yulfi; Burhan, Perry; Rahmawati, Zeni; Fadlan, Arif; Nugraheni, Zjahra Vianita; Utomo, Wahyu Prasetyo; Fansuri, Hamzah; Widiastuti, Nurul; Putri, Oktavina Kartika
Sewagati Vol 9 No 4 (2025)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v9i4.2397

Abstract

Kampung Sanan merupakan kampung yang mengelola perternakan sapi, sehingga menghasilkan banuak kotoran Sapi. Untuk memanfaatkan kotoran sapi di Kampung Sanan, kami mengajak warga Kampung Sanan mengembangkan pemanfaatan kotoran sapi menjadi biobriket. Biobriket yang dihasilkan dari kampung Sanan ini telah memenuhi standar SNI dan memiliki kualitas yang layak dengan pengujian sifat fisik dan termal. Selain itu, Program ini berpotensi menjadi aplikasi yang berkelanjutan dalam mendukung energi terbarukan berbasis biomassa, sekaligus memberikan dampak positif bagi pengelolaan limbah dan pemenuhan kebutuhan energi lokal.