Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

TOKSISITAS AKUT KOMBUCHA DAUN TIN (Ficus carica) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) Uswatun, Uswatun; Wijayanti, Ernanin Dyah
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.149 KB) | DOI: 10.35799/pmj.3.1.2020.28958

Abstract

ABSTRACTFig leaves (Ficus carica) contain secondary metabolites such as flavonoids, tannins, alkaloids,saponins and triterpenoids, which potentially toxic in a certain amount. Fermentation of figleaves using kombucha produce healthy drink with various bioactivities. The aim of this researchwas to observe acute toxicity of fig leaves kombucha using Brine Shrimp LethalityTest (BSLT) method. Toxixity test againts Artemia salina Leach larvae using 7 variations infig leaves kombucha concentration from 100 ppm to 30000 ppm. The results showed that figleaves kombucha LC50 value of 139,99 ppm, so that fig leaves kombucha is potentially toxic.Key words: acute toxicity, BSLT, fermentation, fig leavesABSTRAKDaun tin (Ficus carica) mengandung metabolit sekunder antara lain flavonoid, tanin, alkaloid,saponin dan triterpenoid yang berpotensi toksik dalam jumlah tertentu. Fermentasi dauntin oleh kultur kombucha menghasilkan minuman kesehatan dengan berbagai bioaktivitas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas akut kombucha daun tin menggunakanmetode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Pengujian toksisitas terhadap larva Artemia salinaLeach menggunakan 7 variasi konsentrasi kombucha daun tin antara 100 ppm sampai30000 ppm. Hasil penelitian menunjukkan nilai LC50 kombucha daun tin sebesar 139,99ppm, sehingga disimpulkan bahwa kombucha daun tin berpotensi toksik.Kata kunci: BSLT, daun tin, fermentasi, toksisitas akut
PERBANDINGAN KADAR FENOLIK DAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA RIMPANG JERINGAU (Acorus calamus) SEGAR DAN TERFERMENTASI Hardiansi, Fitri; Afriliana, Dwi; Munteira, Anita; Wijayanti, Ernanin Dyah
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.534 KB) | DOI: 10.35799/pmj.3.1.2020.28959

Abstract

ABSTRACTCalamus rhizome contain phenolic as antimicrobial agent. Fermentation can increase thereleasing of phenolic content from plant cells. The aim of this research was to observe thecomparison of phenolic content and antimicrobial activity between fresh and fermentedcalamus rhizome extract. Phenolic content was determined by using Folin-Ciocalteu method,and antimicrobial test by agar well diffusion. Phenolic content of fresh and fermentedcalamus rhizome extract respectively are 97,272±0,525 and 223,553±3,542 mgGAE/gram.Inhibiton zone against Staphylococcus aureus are 4,04±0,05 and 8,24±0,58 mm, whileagainst Candida albicans are 14,90±0,57 and 18,16±1,47 mm. Fermentation increase phenoliccontent and antimicrobial activity of calamus rhizome.Key words: antimicrobial, calamus rhozome, fermentation, phenolicABSTRAKRimpang jeringau memiliki kandungan senyawa fenolik sebagai antimikroba. Fermentasidapat meningkatkan pelepasan senyawa fenolik pada sel tanaman. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui perbandingan kadar fenolik dan aktivitas antimikoba ekstrak rimpangjeringau segar dan terfermentasi. Penetapan kadar fenolik dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu dan uji antimikroba dengan metode difusi sumuran. Kadar fenolik ekstrak jeringausegar dan fermentasi secara berurutan sebesar 97,272±0,525 dan 223,553±3,542mgGAE/gram. Daya hambat rimpang jeringau segar dan terfermentasi terhadapStaphylococcus aureus sebesar 4,04±0,05 dan 8,24±0,58 mm, sedangkan terhadap Candidaalbicans sebesar 14,90±0,57 dan 18,16±1,47 mm. Fermentasi dapat meningkatkan kadarfenolik dan aktivitas antimikroba rimpang jeringau.Kata kunci: antimikroba, fenolik, fermentasi, rimpang jeringau
Uji Potensi Perlekatan Bakteri Asam Laktat Isolat TLA-15 Dan TLA-20 Pada Sel Epitel Usus Tikus (Rattus norvegicus) Ernanin Dyah Wijayanti; Tri Ardyati
Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2011): Oktober 2010 - Maret 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/far.v1i2.1171

Abstract

In Vitro probiotic potential test that had been conducted before, which consist of probiotic bacteria test resistance toward the gastro-intestinal track pH and the bile salt concentration shows that the strain bacteria TLA-15 and TLA-20 had potential as probiotic bacteria. An advance test are required to fullfill the requirement as the probiotic bacteria. So that, the objective of this research are to study the viability of lactic acid bacteria strain TLA-15 and TLA-20 at the Rattus norvegicus GI track. At the first step of this research was added 4 106 cell/ml lactic acid bacteria TLA-15 and TLA-20 given orally.
Perbandingan Kadar Fenolik Total Sari Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana) Segar dan Terfermentasi Elrica Maggian Murelina; Ernanin Dyah Wijayanti
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.921 KB) | DOI: 10.17977/um026v2i22018p020

Abstract

Temu giring (Curcuma heyneana) telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia terutama untuk menjaga kesehatan kulit. Kandungan fenolik yang terdapat dalam temu giring memiliki khasiat sebagai antioksidan. Fermentasi diketahui dapat meningkatkan aktivitas antioksidan karena adanya peningkatan kadar senyawa fenolik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan kadar senyawa fenolik total sari rimpang temu giring segar dan terfermentasi (Curcuma heyneana). Tahap penelitian ini meliputi penyaringan rimpang temu giring, fermentasi temu giring, identifikasi fitokimia, penetapan kadar fenolik total, analisis data dan membuat kesimpulan. Pembuatan sari temu giring dilakukan dengan menyari temu giring dengan air sampai didapatkan sari. Dilanjutkan dengan fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus selama 24 jam dengan suhu 37°C. Pengujian organoleptis meliputi warna, bau, rasa dan pH. Hasil pH sari segar dan terfermentasi mengalami penurunan. Pengujian identifikasi fitokimia temu giring segar dan terfermentasi positif mengandung fenolik dan flavonoid. Tahap penetapan kadar total fenolik total dengan metode Folin-Ciocalteu didapatkan sari temu giring segar sebesar 9.476± 2.04 mgGAE/gram dan sari temu giring terfermentasi sebesar 61.333±1.643 mgGAE/gram. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan kadar fenolik total sari temu giring segar dan terfermentasi yang mengalami peningkatan setelah difermentasi.
Aktivitas Antimikroba Teh Asam Daun Tin (Ficus carica) Secara In Vitro Elwin Dwi Novitasari; Ernanin Dyah Wijayanti
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.236 KB) | DOI: 10.17977/um026v2i22018p025

Abstract

Daun tin mengandung flavonoid yang dapat digunakan sebagai antimikroba. Fermentasi dengan kombucha diharapkan dapat meningkatkan aktivitas antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi teh asam daun tin sebagai antimikroba terhadap beberapa mikroba, diantaranya Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Lactobacillus casei dan Candida albicans. Teh asam dibuat melalui fermentasi seduhan daun tin dengan bantuan kombucha selama 12 hari. Uji antimikroba dilakukan dengan menggunakan metode difusi sumuran. Dari hasil pengujian diperoleh rerata zona hambat terhadap Escherichia coli 6,97 mm, Staphylococcus aureus 5,5 mm, Lactobacillus casei 5,29 mm, dan Candida albicans 0,37 mm. Berdasarkan hasil penelitian teh asam daun tin berpotensi sebagai antimikroba, terutama sebagai antibakteri.
Aktivitas Antioksidan Sari Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana) Terfermentasi Lactobacillus bulgaricus Linda Jaushica Yustin; Ernanin Dyah Wijayanti
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.9 KB) | DOI: 10.17977/um026v2i12018p001

Abstract

Temu giring (Curcuma heyneana) telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia terutama untuk menjaga kesehatan kulit. Senyawa kimia yang terdapat dalam temu giring adalah flavonoid,  kurkumin, dan fenolik. Fermentasi pada sari temu giring dilakukan agar senyawa kompleks dipecah senyawa yang lebih sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan hasil sari temu giring (Curcuma heyneana) terfermentasi Lactobacillus bulgaricus. Tahap penelitian ini meliputi penyaringan rimpang temu giring, fermentasi temu giring, skrining fitokimia, pengujian aktivitas antioksidan analisis data dan membuat kesimpulan. Pembuatan sari temu giring dilakukan dengan menyari temu giring dengan air sampai didapatkan sari. Dilanjutkan dengan fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus selama 24 jam dengan suhu 37°C. Pengujian organoleptis meliputi warna, bau, rasa dan pH dilakukan. Pengujian skrining fitokimia sari temu giring segar dan terfermentasi positif mengandung fenolik, flavonoid, kurkumin. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode spektrometer UV-Vis dengan panjang gelombang 520 nm. Kesimpulannya bahwa sari temu giring terfermentasi memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 sebesar 3,49 ppm yang tergolong sangat kuat.
Perbandingan Kadar Fenolik Total Antara Seduhan Daun Gaharu Dan Kombucha Daun Gaharu (Aquailaria malaccensis) nurmiati Dyah nurmiati; Ernanin Dyah Wijayanti
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.897 KB) | DOI: 10.17977/um026v2i12018p006

Abstract

Daun gaharu mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid, steroid, triterpenoid, sehingga berpotensi sebagai antioksidan. Fermentasi dapat meningkatkan aktivitas antioksidan karena adanya peningkatan senyawa fenolik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan kadar senyawa fenolik total antara seduhan daun gaharu dan kombucha daun gaharu (Aquailaria malaccensis). Simplisia daun gaharu dilakukan dengan diseduh pada suhu 80C selama 30 menit, kemudian difermentasi dengan kombucha selama 10 hari dengan penambahan gula 10%. Pengujian organoleptis meliputi warna, rasa, aroma dan pH. Seduhan dan kombucha daun gaharu diidentifikasi senyawa fenolik, flavonoid, tanin, dan antrakuinon. Hasil identifikasi positif mengandung senyawa fenolik, flavonoid, tanin, dan diuji kadar fenolik total dengan metode Follin Ciocalteau. Hasil penentuan kadar fenolik total pada seduhan sebesar 28,524±0,359 mgGAE/gram dan pada kombucha 62,857±2,104 mgGAE/gram. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat perbedaan kadar fenolik total antara seduhan daun gaharu dan kombuca daun gaharu yang mengalami peningkatan setelah difermentasi.
The effect of lactic acid fermentation on fig (Ficus carica) fruit flavonoid Ernanin Dyah Wijayanti; Nur Candra Eka Setiawan
JURNAL PENELITIAN BIOLOGI BERKALA PENELITIAN HAYATI Vol 23 No 1 (2017): December 2017
Publisher : The East Java Biological Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.503 KB) | DOI: 10.23869/54

Abstract

Fig fruit contains a quite high flavonoid that supports the use of it for several disease therapies. Yet, most of the flavonoid in plants is difficult to be digested since it bounds with the glycoside, so the hydrolysis is necessary. The hydrolysis can be done through the lactic acid fermentation. This research aims to determine the effect of lactic acid fermentation on fig fruit flavonoid. Dried fig fruit was prepared into a fig fruit extract and fermented at 37°C for 24 hours using 4 types of starter bacteria; Lactobacillus acidophilus, L. bulgaricus, L. casei and L. plantarum. The fermentation result was identified its flavonoid using dye reaction, determined its flavonoid content using the spectrophotometry with the quercetin standard, and analyzed qualitatively using the LC-MS/MS. The results show that the flavonoid was identified in both before and after the fermentation, but the flavonoid content decreases 30 – 50% after the fermentation. The LC-MS/MS shows that the identified flavonoid is rutin, with the relatively higher percentage after the fermentation. In addition, the catechin and epicatechin are not detected. It can be concluded that the lactic acid fermentation affects the fig fruit flavonoid. The fermentation with all types of starter bacteria decreases the total flavonoid content of fig fruit juice.
Virtual prediction of purple rice ferulic acid as anti-inflammatory of TNF-α signaling Ernanin Dyah Wijayanti; Anna Safitri; Dian Siswanto; Fatchiyah Fatchiyah
JURNAL PENELITIAN BIOLOGI BERKALA PENELITIAN HAYATI Vol 27 No 2 (2022): June 2022
Publisher : The East Java Biological Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23869/bphjbr.27.2.20221

Abstract

Purple rice is one of the main sources of ferulic acid (FA). Some studies reported anti-inflammatory properties of FA, but the interaction of FA with TNF-α signaling has not been elucidated. TNF-α is a target for anti-inflammatory drug research due to its major role in the inflammatory process. This study aims to investigate the interaction of FA with TNF-α and TNF-α receptor (TNFR) through in silico study and evaluate the drug-like properties and biological activity of FA. The interactions among FA (CID 445858), TNF-α (2AZ5), and TNFR (1NCF) were docked by Hex 8.0.0 Cuda, then visualized by Discovery Studio 2020 and LigPlot V.1.4.5. Apigenin-7-glucuronide (AG, CID 5319484) was used as the positive control. The drug-like properties were predicted by Lipinski’s rule of five and the biological activity was analyzed by PASS online. FA showed good properties as a drug-like molecule and biological activity as an anti-inflammatory. FA also showed good interaction with TNF-α and TNFR. FA bound to TNF-α at Asn92(B), Val91(B), Leu93(B), Phe124(B), Phe124(D), and Leu93(D) residues with docking energy of -214.6 kJ/mol, and bound to TNFR at Pro16(A), Glu56(B), Cys55(B), Glu54(B) residues with docking energy of -191.1 kJ/mol. FA could inhibit TNF-α – TNFR interaction by binding to TNFR at Glu54 residue, the same inhibition mechanism to AG which bind to TNFR at Glu54 and Val90. The current study shows that FA has the potential as an anti-inflammatory of TNF-α signaling and can be developed as an oral anti-inflammatory drug candidate.
Edukasi dan Pendampingan Pengelola Sayur Organik Baron Agro Lesanpuro Kota Malang Sentot Joko Raharjo; Ernanin Dyah Wijayanti
TRI DHARMA MANDIRI: Diseminasi dan Hilirisasi Riset kepada Masyarakat (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : JTRIDHARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.98 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtridharma.2021.001.01.17

Abstract

Lesanpuro merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi dan daya tarik tersendiri karena memiliki hasil alam yang cukup dan luas lahan pertanian. Hal tersebut membuat wilayah tersebut menjadi penyumbang potensi yang berpengaruh bagi komoditas pertanian kota Malang, khususnya sayur organik dan buah yang sudah sangat jarang sekali ditemui lahan pertanian di tengah kota, namun kelompok usaha ini belum memahami benar arti pentingnya cara produksi yang baik dan keamanan produk pangan sayur organik. Edukasi dan pendampingan kelompok usaha pengolahan sayur organik yang benar dan pengetahuan meliputi semua aspek penanganan bisnis tersebut. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah edukasi dan pendampingan kelompok usaha dalam pengelolaan sayur organik yang baik agar menjadi produk pangan yang aman sehingga menjadi peluang usaha baru untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian dalam lingkungan, kesehatan, dan perekonomian. Metode yang digunakan adalah PAR (Participatory Action Research) berupa penyuluhan, pelatihan, demonstrasi, serta pendampingan. Pendampingan dilakukan selama 3 bulan. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa 95% responden setuju bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat bermanfaat, 89% responden setuju kegiatan edukasi ini sangat meningkatkan kualitas, 97% responden menyatakan ilmu bertambah setelah mengikuti pelatihan, dan 85% responden menyatakan bahwa keseluruhan kegiatan pelatihan sudah baik. Kesimpulan pengabdian adalah kegiatan edukasi dan pendampingan kelompok usaha dalam pengelolaan sayur organik agar menjadi produk pangan yang aman mendapatkan respons yang baik dan menjadi peluang usaha baru untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian dalam lingkungan, kesehatan, dan perekonomian.