Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Tinjauan Konsep Arsitektur Ekologi Pada Kawasan Permukiman (Kampung Sruni, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah) Rezka Ajeng Larasati; Anggana Fitri Satwikasari
Jurnal Linears Vol 4, No 2 (2021): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v4i2.5278

Abstract

ABSTRAK: Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tentu tidak akan terlepas dari berbagai permasalahan yang timbul akibat pembangunan terhadap ekosistem lingkungan permukimannya. Kondisi tersebut akan menyebabkan permukiman menjadi padat dan kumuh. Arsitektur memiliki berbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan permukiman, salah satunya adalah tinjauan konsep arsitektur ekologi. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi penerapan prinsip-prinsip arsitektur ekologi pada kawasan permukiman Kampung Sruni, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan data primer melalui wawancara bersama salah satu masyarakat yang bertempat tinggal pada kawasan permukiman studi penelitian serta pengumpulan data sekunder melalui literatur penelitian mengenai Low Carbon Concept pada kawasan permukiman yang diteliti. Hasil penelitian ini menemukan bahwa permukiman Kampung Sruni Wonosobo telah memenuhi konsep arsitektur ekologis berdasarkan hasil identifikasi pada penerapan prinsip-prinsip arsitektur ekologi terhadap kawasan permukiman meskipun masih ada variabel ekologi yang belum terpenuhi. Penelitian ini akan memberikan implikasi positif terhadap gambaran serta pemahaman mengenai arsitektur ekologi khususnya pada kawasan permukiman sehingga perkembangan permukiman di Indonesia dapat terencana lebih baik dan dapat meminimalisir dampak negatif pembangunan terhadap ekosistem lingkungan Kata kunci:  arsitektur ekologi, ekosistem lingkungan, kawasan permukiman, prinsip arsitektur ekologi  ABSTRACT: Indonesia as a developing country will certainly not be separated from various problems that arise as a result of the development of its environmental ecosystem. These conditions will cause it to become dense and dense. Architecture has a variety of useful knowledge by utilizing, one of which is the concept of ecological architecture. The research was conducted to apply the principles of ecological architecture to the use area of Kampung Sruni, Wonosobo Regency, Central Java. The research method used is descriptive qualitative method. Data collection was carried out with primary data through interviews with one of the communities living in the research area and secondary data collection through research on Low Carbon Concepts in the studied area. The results of this study found that the principle of Sruni Wonoso Village has fulfilled the concept of ecological architecture based on the results of the application of the principles of ecological architecture to the area even though there are still unfulfilled ecology. This research will have a positive impact on the description and understanding of architecture, especially in the area so that environmental development in Indonesia can be better planned and can minimize the negative impact of development on environmental ecosystems. Keywords: architectural principles, ecological architecture, environmental ecosystems, residential areas
KONSEP ARSITEKTUR TROPIS MODERN PADA GADING FESTIVAL SEDAYU CITY Annisa Fiqri Jamila; Anggana Fitri Satwikasari
Jurnal Linears Vol 3, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v3i2.4305

Abstract

Perkembangan usaha kuliner di Indonesia semakin maju. Banyak peluang bagi orang-orang yang ingin membuka usaha di bidang kuliner. Indonesia adalah salah satu negara beriklim tropis. Pusat kuliner di Indonesia harus dapat menyesuaikan keadaan iklim disini, agar pengunjung merasakan kenyamanan ketika berkunjung dan menikmati makanan. Salah satu cara meningkatkan kenyamanan bagi pengunjung adalah menerapkan desain-desain yang responsif terhadap iklim tropis. Menerapkan standar desain pada bangunan pusat kuliner dngan memperhatikan curah hujan yang tinggi, radiasi matahari tinggi, suhu udara tinggi, kelembaban tinggi, dan kecepatan angin relatif rendah. Pada masa yang modern ini, perpaduan antara modern dan tropis adalah salah satu kombinasi yang menarik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Setiap aspek-aspek yang diteliti dijelaskan melalui deskripsi dan menegakkan fakta-fakta atau kebenaran-kebenaran dari suatu teori. Pusat kuliner yang akan diteliti berada di Jakarta yaitu Gading Festival Sedayu City, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Konsep Arsitektur Surya Pasif pada Bangunan Masjid Raja Haji Fisabilillah di Malaysia Wawan Gunawan; Anggana Fitri Satwikasari
Jurnal Linears Vol 4, No 1 (2021): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v4i1.5210

Abstract

ABSTRAK: Indonesia sebagai negara tropis mendapatkan sinar matahari yang cukup intens setiap tahunnya, sehingga seringkali membuat bangunan di Indonesia menjadi kurang nyaman dan berdampak pada penggunaan AC yang berlebihan. Dibutuhkan pengetahuan mengenai desain bangunan yang mengedepankan teknik pasif, seperti Konsep Arsitektur Surya Pasif yang memperhatikan aspek pedinginan alami (kenyamanan termal) dan pencahayaan alami pada desainnya, penelitian ini bertujuan agar dapat diketahui hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penerapan konsep arsitektur surya pasif sehingga harapan kedepan banyak bangunan di Indonesia yang dapat menerapkan desain surya pasif khususnya pada bangunan peribadatan masjid. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Setiap aspek yang bekaitan dengan topik penelitian dijelaskan dengan cara deskripsi dan berdasarkan kebenaran dari suatu teori mengenai penerapan desain Arsitektur Surya Pasif yang memperhatikan aspek pendinginan alami (kenyamanan termal) dan pencahayaan alami yang diterapkan melalui desain orientasi bangunan, bahan material yang digunakan serta elemen-elemen desain bangunan lainnya seperti lantai, dinding, atap, langit-langit, dan aksesoris bangunan. Penelitian ini dilakukan pada bangunan peribadatan Masjid Raja Haji Fisabilillah di Malaysia. Hasil dari penelitian ini, Masjid Raja Haji Fisabilillah menerapkan desain surya pasif pada rancangan desainnya. Aspek-aspek Surya pasif seperti aspek pendinginan alami (kenyamanan termal) dan aspek pencahayaan alami sangat diperhatikan oleh sang arsitek bangunan ini.ABSTRACT: Indonesia as a tropical country gets intense sunlight every year, so it often makes buildings in Indonesia uncomfortable and results in excessive use of air conditioning. Knowledge is needed about building designs that prioritize passive techniques, such as the Passive Solar Architectural Concept which pays attention to natural cooling (thermal comfort) and natural lighting in its design, this study aims to find out what needs to be considered in applying the concept of passive solar architecture so that expectations in the future, many buildings in Indonesia can apply passive solar designs, especially in mosque worship buildings. This research was conducted using a qualitative descriptive method. Every aspect related to the research topic is explained in a descriptive manner and based on the truth of a theory regarding the application of Passive Solar Architecture design which takes into account the aspects of natural cooling (thermal comfort) and natural lighting which is applied through the design of the orientation of the building, the materials used and the elements. other building designs such as floors, walls, roofs, ceilings, and building accessories. This research was conducted in the worship building of the Raja Haji Fisabilillah Mosque in Malaysia. The results of this study, the Raja Haji Fisabilillah Mosque applied a passive solar design in its design. Passive solar aspects such as aspects of natural cooling (thermal comfort) and aspects of natural lighting are very much considered by the architect of this building.
Penerapan Konsep Arsitektur Tradisional Sunda Pada Desain Tapak Lanskap Dan Bangunan Fasilitas Resort Anisa Anisa; Anggana Fitri Satwikasari; M Sahril Adhi Saputra
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia memiliki keragaman budaya dan kekayaan alam maupun keindahan alam yang sangat banyak, salah satunya pada daerah Jawa bagian Barat. Keindahan alam dan budaya Sunda dapat kita temukan di daerah Jawa Barat. Arsitektur tradisional merupakan arsitektur yang merupakan hasil karya nenek moyang terdahulu yang telah disepakati dan turun-temurun. Arsitektur tradisional pada dasarnya mengutamakan unsur lokal sebagai aspek-aspeknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan arsitektur tradisional Sunda pada penataan lanskap dan desain resort. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan mengambil data dan menganalisis secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan arsitektur tradisional sunda dapat dilihat pada 3 hal. Pertama, konsep wujud pembagian tiga dalam arsitektur tradisional Sunda terlihat dalam penataan lanskap dan desain resort. Dalam penataan lanskap wujud pembagian tiga tercermin dalam pembagian antara area resort, area hijau (sumber air) dan pelayanan. Pada desain resort, wujud pembagian tiga tercermin secara vertikal dan horizontal. Secara horizontal tercermin pada penataan ruang yang ada dalam bangunan penginapan. Area publik diletakkan pada bagian luar, sehingga terasnya berukuran besar. Area dalam dibagi menjadi dua, yaitu kamar dan ruang keluarga, serta area pelayanan (dapur, kamar mandi). Secara vertikal terlihat pada pembagian antara kepala, badan, kaki pada bangunannya. Kedua, arsitektur tradisional sunda sangat menghargai alam dan berusaha untuk memanfaatkan alam. Dalam hal ini, resort berada di area yang masih alami dan berkontur sehingga keindahan alam dan pemanfaatan kontur menjadi salah satu bentuk penerapan arsitektur tradisional Sunda dalam desain resort.
Basic Investigation of COVID-19's Self Isolation Room in Various Residential Typology Anggana Fitri Satwikasari; Erni Setyowati; Norhayati Mahyuddin; Jundi Jundullah Afghani; Evi Puspitasari; Yudi Kurnia
International Journal of Built Environment and Scientific Research Vol 5, No 2 (2021): International Journal of Built Environment and Scientific Research
Publisher : Department of Architecture Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijbesr.5.2.121-130

Abstract

The self-isolation room, is one of the main additional re-adjusting plan for the family who have the COVID-19 infected member, especially for those who get medical recommendation for staying at their homes, instead of being treated in the medical facilities. Isolation is a different from the term of quarantine. People who is decided to be isolated is the one who tested positive COVID-19 and strictly have to be separated from the others. Meanwhile, a quarantine is a 14-days limitation access for the healthy people who have close contact with the infected person. This research aim to gather and analyze the existing data of the isolation room’s technical criterias on the COVID-19 Survivors’ houses. The collecting data process were using questionaire method that referred to the protocol’s 10 parameters related to architecture in the Indonesian Ministry of Health’s Community-Based Shelter Facilities for Quarantine and Isolation Protocol During the Covid-19 Pandemic [1]. The collected data will be analyzed and presented in bar chart as the visualization of the distributive analysis for each parameters. The sample houses will be classified into 4 categories based on their house are, which would be the category 1 (9 m2), category 2 (9,1-50 m2, category 3 (50,1-100 m2), and category 4 (> 100 m2).
Exploratory Study of Physical Environment Factors Affecting Tuberculosis Endemics Houses in Kebumen District, Indonesia Anggana Fitri Satwikasari
International Journal of Built Environment and Scientific Research Vol 2, No 1 (2018): International Journal of Built Environment and Scientific Research
Publisher : Department of Architecture Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijbesr.2.1.65-74

Abstract

According to prior researchs, the bacteria of Tuberculosis can spreads easily in an unhealthy environment influenced by several physical environment factors in a house. In Kebumen, where mostly classified as rural area, there are 3 sub-districts that is stated to be the most endemic area with hundreds of TB cases detected every year. By selecting 50 patients from ‘Balai Pengobatan Paru-paru’ (BP4)’s medical record, some physical assessments have been done on some indicators such as Residential Density, Ventilation system, Daylighting System, Temperature, Humidity, and also Material Quality. This quantitative research collected the existing physical variables through close-ended questionnaire and field measurements. Those data were later analyzed with distribution method by using digital data analysis software named JMP and compared them with the prevailing standard values. The result showed that eventhough all of 50 respondents have ideal Residential Density Percentage, their Ventilation and Daylighting System didn’t conforming with the standard. Those houses also have high Humidity ( > 60%) and high Temperature ( >300 C) that may be caused by the poor air circulation system inside the house. However, almost all of the infected houses were found to use brick as their wall material with various quality and used ceramics or ram earth as their floor material.
Culinary Tourism as A Place and Product Branding. Case Study: Batu Jamus Rubber Plantation in Karanganyar, Central of Java Erni Setyowati; Anggana Fitri Satwikasari
International Journal of Built Environment and Scientific Research Vol 1, No 01 (2017): International Journal of Built Environment and Scientific Research
Publisher : Department of Architecture Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijbesr.1.01.39-46

Abstract

Rubber plantation of Batujamus, the largest plantation in Central Java Province and Tourism region of Sukuh Temple in Karanganyar regency, Central Java Province is taken as a case to focus discussion on the meaning of "A Place and Product Branding". This study aims to describe the concept of sustainable agro tourism with narrative description based on the consideration of "Finding a place and Product Branding Strategy". By using Multi-dimensional Scale of SPSS and Factor Analysis, this research found out that the desire to stay in a comfortable and green areas and the nearness to hinduism religion temple as the reason why they prefer the Rubber Plantation of Batujamus as a temporary shelter when they visit it.
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR HIJAU PADA PERECANAAN AGROWISATA KOPI DI TEMANGGUNG paramita rusadi; Ari Widyati Purwantiasning; Anggana Fitri Satwikasari
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 3, No 4 (2019): Purwarupa Vol 3 No 4 September 2019
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.896 KB)

Abstract

Hampir seluruh kopi-kopi terbaik berasal dari Indonesia, seperti kopi Luwak, Toraja, Wamena, Gayo dan lain sebagainya. Sangat disayangkan di Indonesia belum terdapat pusat wisata kopi yang menampung para masyarakat pecinta kopi untuk tidak hanya dapat menikmati kopi-kopi terbaik di indonesia saja, tapi juga dapat belajar memahami biji kopi nusantara sampai dengan cara pembuatan kopi yang dapat dilihat langsung. Dari beberapa lokasi kopi terbaik di Indonesia, Temanggung, Jawa Tengah, adalah lokasi terpilihnya pusat wisata kopi karena cita rasa kopi yang khas dan nikmat. Untuk itu diharapkan terbentuknya pusat wisata kopi dengan pendekatan arsitektur hijau ini dapat menerapkan konsep wisata edukasi pada perancangan pusat wisata kopi yang dapat mempresentasikan kebudayaan kopi di Indonesia.
Penerapan Arsitektur Hybrid Pada Redesain Taman Sriwedari Di Surakarta Reny Oktora Wijayanti; Anisa Anisa; Anggana Fitri Satwikasari
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 4, No 1 (2020): Purwarupa Vol 4 No 1 Maret 2020
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1074.423 KB)

Abstract

Surakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki kekhasan budaya yang masih kental adatnya. Tempat pelestarian budaya masih banyak kita jumpai di kota ini salah satuya adalah Taman Sriwedari. Taman Sriwedari merupakan salah satu ruang terbuka publik berkonsep taman budaya di Kota Surakarta. Dahulu taman ini merupakan kebun milik raja. Seiring berjalannya waktu, Taman Sriwedari telah melakukan beberapa kali peremajaan tetapi hanya di bagian-bagian tertentu. Hal ini merupakan sebuah masalah utama pada sebuah kawasan cagar budaya yang kurang terawat. Oleh karena itu, perencanaan ulang Taman Sriwedari dengan pendekatan Arsitektur Hybrid yang memadukan antara Arsitektur Tradisional Jawa dan Postmodern akan diterapkan untuk menjadikan Taman Sriwedari yang lebih terpadu dan edukatif. Kata Kunci: Arsitektur Hybrid, Redesain, Taman Budaya
KAJIAN PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR HIJAU PADA BANGUNAN MUSEUM GEOLOGI. STUDI KASUS : MUSEUM FOSSA MAGNA muhammad ghiyas ghurotul muhajjalin; Anggana Fitri Satwikasari
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 4, No 1 (2020): Purwarupa Vol 4 No 1 Maret 2020
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Kerusakan alam menjadi salah satu bencana besar bagi dunia, tidak terkecuali seperti pemanasan global, pembuangan limbah, polusi dan lain-lain. Begitu juga dengan bangunan, dimana bangunan menyumbang kerusakan pada lingkungan disekitarnya. Hal ini disebabkan banyaknya pemakaian kaca yang berlebih serta tidak memikirkan iklim dan masih banyak lagi. Berdasarkan permasalahan, tentu harus ada solusi untuk menghentikannya, setidaknya mengurangi konstribusi bangunan dalam perusakan lingkungan. Salah satu caranya adalah mendirikan sebuah bangunan dengan penerapan konsep arsitektur hijau. Arsitektur hijau merupakan sebuah konsep dimana bangunan yang akan didirikan harus memiliki kriteria yang mendukung alam sekitar. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk (1) memahami pengertian arsitektur hijau (2) mengetahui prinsip-prinsip arsitektur hijau pada museum (3) memahami penerapan konsep arsitektur hijau pada museum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu penggambaran atau menjelaskan fakta-fakta yang ada di lapangan dengan cara menganalisis serta membahasnya secara luas sehingga dapat menemukan hasil dan kesimpulan. Museum fossa magna Jepang memenuhi arsitektur hijau melalui penghematan energi, selaras dengann iklim setempat, lingkungan eksisting terjaga, memeuhi aspek universal, dan penggunaan material ekonomis. Kata Kunci: Kerusakan Alam, Arsitektur Hijau, Deskriptif Kualitatif ABSTRACT. Natural damage is one of the major disasters globally, including global warming, waste disposal, pollution, and others, likewise with buildings, where buildings contribute to damage to the surrounding environment. This is due to the excessive use of glass and not thinking about the climate and much more. Based on the problem, of course, there must be a solution to stop it, at least reduce the contribution of buildings in environmental destruction. One way is to build a building with the application of the concept of green architecture. Green architecture is a concept where buildings must implement criteria that support the natural surroundings. The purpose of this study is to (1) understand the notion of green architecture (2) know the principles of green architecture in the museum (3) understand the application of the concept of green architecture in the museum. The method used in this study is a qualitative descriptive method, which is a description or explains the facts that are in the field by analyzing and discussing them broadly so that they can find results and conclusions. The Japanese Magna Fossa Museum fills green architecture through energy savings, harmony with the local climate, the existing environment is maintained, fulfills universal aspects, and uses economical materials.  Keywords: Natural Damage, Green Architecture, Qualitative Descriptive