Anton Noornia
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DITINJAU DARI SELF-CONCEPT SISWA DI SMAN KECAMATAN TAMBUN SELATAN BEKASI Dewi Maulani; Suyono Suyono; Anton Noornia
JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Vol 10, No 2 (2017): JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Volume 10 Nomor 2 Agustus
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.499 KB) | DOI: 10.30870/jppm.v10i2.2026

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Reciprocal Teaching dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa ditinjau dari self-concept siswa. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan self-concept siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Tambun Selatan sebagai sekolah eksperimen dan di SMAN 4 Tambun Selatan sebagai sekolah kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Sampel penelitian diperoleh dari masing-masing sekolah dan dibagi berdasarkan self-concept siswa. Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan meliputi tes angket self-concept siswa untuk membagi kelompok siswa serta tes akhir kemampuan komunikasi matematis siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang diberikan pembelajaran Reciprocal Teaching lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Disamping itu, terdapat interaksi antara pembelajaran yang diberikan dengan self-concept siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Hasil lain yang diperoleh adalah bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang diberikan pembelajaran Reciprocal Teaching lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberikan pembelajaran konvensional pada kelompok siswa yang memiliki self-concept positif. Kata kunci: Kemampuan Komunikasi Matematis, Self-Concept, Reciprocal Teaching.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT Nurlaeli Nurlaeli; Anton Noornia; Eti Dwi Wiraningsih
FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika Vol 4, No 2 (2018): FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.285 KB) | DOI: 10.24853/fbc.4.2.145-154

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau dari Adversity Quotient (AQ). Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan desain penelitian posttest-only control design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMPN 2 dan SMPN 76 Jakarta Pusat pada semester genap Tahun Ajaran 2017/2018 sebanyak 71 orang. Hasil penelitian ini adalah (1) Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran PBL lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran konvensional; (2) Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan AQ terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa; (3) Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran PBL lebih tinggi dari siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran konvensional pada kelompok siswa yang memiliki AQ tinggi; (4) Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran PBL dengan siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran konvensional pada kelompok siswa yang memiliki AQ rendah.
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DENGAN BANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA DI WILAYAH TANGERANG SELATAN Anton Noornia; Aris Hadiyan Wijaksana; Ibnu Hadi
Bahasa Indonesia Vol 12 No 2 (2015): SARWAHITA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.319 KB) | DOI: 10.21009/sarwahita.122.06

Abstract

ABSTRAK Kurikulum 2013 (Kurtilas) telah dicanakan dan bahkan diterapkan. Pendekatan pembelajaran yang dikembangkan di Kurtilas merupakan sesuatu yang relatif baru bagi guru, perlu pembiasaan dalam menerapkannya. Pelatihan yang diberikan pemerintah untuk penguasaan Kurtilas sangat terbatas waktunya, untuk itu guru perlu dilatih bagaimana mengembangkan diri untuk bisa menerapkan Kurtilas dengan baik, pengetahuan mengenai pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) haruslah dikuasai siswa, sebagai alat pengembangan diri. Di samping itu perlunya penguasaan dan bantuan Teknologi, Komunikasi dan Informasi amatlah penting dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, khsusnya Geometri. Oleh karena itu, perlu dikenalkan kepada para guru beragam softesre yang dapat membantu dan memaksimalkan pembelajaran di dalam kelas. ABSTRACTThe 2013 curriculum (Kurtilas) has been adapted and even implemented. The learning approach developed in Kurtilas is something that is relatively new for the teacher, it is necessary to habituate in applying it. The training provided by the government for the control of Kurtilas is very limited, so teachers need to be trained in how to develop themselves to apply Kurtilas well, knowledge of the implementation of Classroom Action Research (PTK) must be mastered by students, as a tool of self-development. In addition, the need for mastery and assistance of Technology, Communication and Information is very important in the implementation of learning in the classroom, especially Geometry. Therefore, it should be introduced to teachers of various softesre who can help and maximize learning in the classroom.
Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berupa CD Pembelajaran Interaktif pada Pokok Bahasan Pola, Barisan, dan Deret Bilangan dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas IX Dini Marin Sani; Anton Noornia; Ratnaningsih Ratnaningsih
JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jrpms.011.01

Abstract

Penelitian ini bertujuan menghasilkan CD pembelajaran interaktif dengan menerapkan tujuh komponen atau asas yang melandasi pendekatan kontekstual pada mata pelajaran matematika, khususnya pada materi pola, barisan, dan deret bilangan untuk kelas IX SMP. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Prosedur penelitian dan pengembangan ini terdiri dari lima tahap, yaitu: 1) Tahap analisis kebutuhan, pada tahap analisis kebutuhan diperoleh hasil antara lain rata-rata siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit, salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah pola, barisan, dan deret bilangan, siswa menganggap materi pelajaran matematika perlu dikaitkan dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari, dan rata-rata siswa tertarik untuk belajar matematika dengan menggunakan CD pembelajaran. 2) Tahap pengembangan produk, setelah diperoleh hasil pada tahap analisis kebutuhan, dilakukan pengembangan produk awal. 3) Tahap uji coba dan revisi produk yang terdiri dari validasi ahli, uji coba evaluasi satu-satu, uji coba lapangan skala kecil, dan uji coba lapangan skala besar. validasi ahli yang meliputi ahli materi dan bahasa serta ahli media pembelajaran. Pada tahap ini diperoleh masukan dan saran guna revisi produk awal sehingga layak digunakan untuk uji coba evaluasi, uji coba lapangan skala kecil yang dilanjutkan dengan uji coba lapangan skala besar.Hasil uji ahli materi dan bahasa memperoleh persentase yang dikategorikan sangat baik, aspek yang dinilai antara lain: Penerapan Pendekatan Kontekstual, Sistematika Media, dan Penggunaan Bahasa. Hasil uji ahli media memperoleh persentase yang dikategorikan sangat baik juga, aspek yan dinilai antara lain: Format Huruf, Desain Tampilan, Penyajian Materi, serta Navigasi dan Interaktivitas. Hasil uji coba guru memperoleh persentase yang dikategorikan sangat baik, aspek yang dinilai antara lain: aspek materi, bahasa, pendekatan kontekstual, tampilan, navigasi dan interaktivitas, serta penyajian media pembelajaran. Hasil uji coba siswa memperoleh persentase yang dikategorikan sangat baik, aspek yang dinilai sama dengan uji coba pada guru antara lain: aspek materi, bahasa, pendekatan kontekstual, tampilan, serta navigasi dan interaktivitas. Perolehan persentase tersebut mendapatkan hasil interpretasi baik dan sangat baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa CD pembelajaran interaktif yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan disebarluaskan sebagai media pembelajaran interaktif matematika pada pokok bahasan pola, barisan dan deret bilangan dengan pendekatan kontekstual untuk siswa SMP kelas IX.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Menggunakan Pembelajaran Model Learning Cycle 7E (LC 7E) pada Pokok Bahasan Penyajian Data dan Peluang di Kelas X MIA-1 SMA Negeri 9 Jakarta Yulita Venesia; Anton Noornia; Tri Murdiyanto
JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jrpms.011.04

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa pada pokok bahasan penyajian data dan peluang di kelas X MIA-1 SMA Negeri 9 Jakarta melalui pembelajaran menggunakan model learning cycle 7e. berdasarkan hasil observasi dan hasil tes prapenelitian kemampuan penalaran matematis siswa yang dilakukan di kelas X MIA-1 SMA Negeri 9 Jakarta menunjukan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa termasuk kategori rendah, yaitu 31,44 dari nilai maksimal 100. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah pembelajaran yang terjadi ialah dengan menerapkan pembelajaran model learning cycle 7e. Model learning cycle terdiri dari 7 tahap yaitu elicit, engage, explore, explain, elaborate, evaluate dan extend, masing-masing tahapan dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa dalam proses pembelajaran.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Setiap siklus menggunakan pembelajaran model learning cycle 7e. Siswa juga diberikan tes akhir pada setiap siklus untuk mengukur peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa. Penelitian ini berlangsung dari bulan April hingga Mei 2016 di kelas X MIA-1 SMA Negeri 9 Jakarta tahun ajaran 2015/1016 dengan jumlah siswa 36 orang.Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran matematika menggunakan model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa pada materi penyajian data dan peluang. Hal tersebut ditunjukan berdasarkan hasil pengamatan pada aktivitas pembelajaran matematika dengan model learning cycle 7e. selain itu, meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tes akhir siklus. Rata-rata nilai tes akhir kemampuan penalaran matematis siswa kelas X MIA-1 pada siklus I adalah 53,48 termasuk dalam kriteria C+, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 68,03 termasuk dalam kriteria B dan pada siklus III meningkat menjadi 80,22 termasuk dalam kriteria B+. Kemudian jumlah siswa dengan nilai kemampuan penalaran matematis mencapai atau melebihi 75 juga mengalami peningkatan. Siklus I sebanyak 10,34% siswa, pada siklus II meningkat menjadi 24,24% siswa dan pada siklus III meningkat menjadi 84,37% siswa.
Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Menggunakan Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Think Pair Square Share (TPSS) pada Pokok Bahasan Polinomial di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 50 Jakarta Evan Setiyady Priyatna; Anton Noornia; Dwi Antari Wijayanti
JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jrpms.031.05

Abstract

Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes kemampuan awal pemahaman konsep matematika yang dilakukan di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 50 Jakarta, dapat dikatakan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa masih tergolong rendah, sehingga kemampuan tersebut perlu ditingkatkan. Penerapan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Think Pair Square Share (TPSS) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 50 Jakarta melalui penerapan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Think Pair Square Share (TPSS). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pembelajaran di setiap siklus dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran TPSS. Siswa diberikan tes akhir siklus untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini berlangsung dari bulan Oktober hingga November 2016 di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 50 Jakarta tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa di kelas sebanyak 36 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Think Pair Square Share (TPSS) dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tes kemampuan pemahaman konsep matematika yang diberikan setiap akhir siklus. Rata-rata nilai kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI IPA 3 pada penelitian pendahuluan adalah 38,03, pada siklus I meningkat menjadi 61,67, pada siklus II meningkat menjadi 80,18 dan pada siklus III meningkat menjadi 92,22. Jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai 75 yang menjadi kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada tes akhir siklus juga mengalami peningkatan. Pada penelitian pendahuluan terdapat 1 siswa (2,78%), pada siklus I meningkat menjadi 5 siswa (13,89%), pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa (72,22%), dan pada siklus III meningkat menjadi 34 siswa (94,44%).
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DENGAN KONSEP DIRI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Yana Supriatna; Anton Noornia; Deasiyanti; Lamria
Jurnal Visipena Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.3 KB) | DOI: 10.46244/visipena.v10i2.502

Abstract

This study aims to determine the effect of Contextual learning models and Conventional learning models with Self Concepts on Understanding Mathematical Concepts in Class VI Elementary School Mathematics. The research sites were SDIT El-Ma'mur and SDIT Al-Munawar. The study was conducted using an experimental method involving two sample groups namely students who learned to use contextual and conventional approaches. Thus it is expected to be compared with the same two study groups. The results of this study indicate that there are differences in the ability of Mathematical Concept Understanding of elementary school students between students who learn to use the contextual learning model with students who learn to use conventional learning models. In addition, the Self Concept also influences the ability of students to understand Mathematical Concepts. The results of data analysis have been carried out. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kontekstual dan model pembelajaran Konvensional dengan Konsep Diri terhadap Pemahaman Konsep Matematika pada pelajaran Matematika Kelas VI Sekolah Dasar. Tempat yang dijadikan penelitian adalah SDIT El-Ma’mur dan SDIT Al-Munawar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan melibatkan dua kelompok sampel yaitu siswa yang belajar menggunakan pendekatan kontekstual dan konvensional. Dengan demikian diharapkan dapat dibandingkan dua kelompok belajar yang sama. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan Pemahaman Konsep Matematika siswa sekolah dasar antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Kontekstual dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Konvensional. Selain itu, Konsep Diri juga memberikan pengaruh terhadap kemampuan Pemahaman Konsep Matematika siswa. Adapun hasil analisis data yang telah dilakukan Kata kunci: Model Pembelajaran Kontekstual, Konsep Diri, Pemahaman Konsep Matematika
The Effect of Jigsaw Cooperative Learning Methods on Mathematical Communication Ability Viewed Based on Student Personality Islah Ziauddin Sardar Yeubun; Anton Noornia; Lukita Ambarwati
Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA Vol 9, No 4 (2019): Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/formatif.v9i4.4132

Abstract

This study uses a quasi-experimental method with the final design control test of mathematical communication skills in terms of student personality through personality tests. The sample of this study was students of class XI-IPS in MAN 6 Kampung Dukuh and MAN 6 Cibubur East Jakarta in the odd semester 2018/2019 Academic Year as many as 88 people. The instrument used in this study is a description question and personality questionnaire. The results showed that 1) The ability of mathematical communication students who got the cooperative jigsaw method was higher than the students who received conventional learning, 2) There were interactions between learning methods and personalities on mathematical communication skills, 3) Mathematical communication skills of students with extroverted personalities given jigsaw cooperative method treatment is higher than those given conventional learning treatment, 4) Mathematical communication skills of students with introverted personalities treated with cooperative jigsaw methods are lower than those given conventional learning treatments. Thus, jigsaw cooperative learning is better applied to students with an extracurricular personality.
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PMRI BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MEMBANGUN PEMAHAMAN KONSEP TRANSFORMASI GEOMETRI Arumella Surgandini; Pinta Deniyanti Sampoerno; Anton Noornia
Prima: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3, No 2 (2019): Prima: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/prima.v3i2.932

Abstract

Peserta didik matrikulasi di STKIP Surya Tangerang mengalami kesulitan dalam mempelajari transformasi geometri. Masalah pemahaman konsep transformasi geometri yang dialami peserta didik STKIP Surya perlu diatasi karena sebagai calon guru, peserta didik di STKIP Surya dituntut untuk memahami konsep matematika dengan baik agar kelak dapat mengajarkan materi dengan baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teori instruksional lokal guna membangun pemahaman konsep peserta didik pada materi transformasi geometri dengan menggunakan pendekatan PMRI berbantuan GeoGebra. Penelitian ini terdiri dari 8 pertemuan dengan subjek penelitian 6 peserta didik yang memiliki kemampuan awal berbeda berdasarkan materi prasyarat. Metodologi yang diterapkan adalah design research yang meliputi tahap preparation and design, teaching experiment, dan retrospektif analysis. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu pensil dan kertas, wawancara, serta perekaman video. Instrumen penelitian dalam pengumpulan data adalah hipotesis lintasan belajar, lembar aktivitas, lembar kerja, lembar observasi, lembar wawancara dan tes kemampuan pemahaman konsep. Hasil analisis retrospektif menunjukkan bahwa penerapan PMRI berbantuan GeoGebra dengan menggunakan konteks peraturan baris-berbaris dapat menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman konsep transformasi geometri peserta didik.
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DALAM MEMBANGUN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MELALUI PENDEKATAN PMRI MATERI RELASI FUNGSI Rajibah Hanifah; Anton Noornia; Pinta Deniyanti Sampoerno
Prima: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3, No 2 (2019): Prima: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/prima.v3i2.950

Abstract

Peserta didik di SMA Cakra Buana Depok mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi relasi dan fungsi. Masalah pemahaman konsep relasi dan fungsi ini perlu diatasi. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan mengembangkan pembelajaran relasi dan fungsi dengan menunjukkan aktivitas dan prosedur dalam membangun pemahaman relasional siswa menggunakan konteks seperti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Penelitian dilaksanakan di kelas X SMA Cakra Buana Depok. Metode yang digunakan adalah design research yang terdiri atas tiga fase yaitu preparing for the experiment, experimenting in the classroom, dan conducting retrospective analysis. Penelitian ini terdiri dari 4 pertemuan dengan subjek penelitian 6 siswa yang memiliki kemampuan awal yang heterogen. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pensil dan kertas, wawancara, serta perekaman video. Instrumen penelitian dalam pengumpulan data adalah hipotesis lintasan belajar, lembak aktivitas, lembar kerja, lembar observasi, lembar wawancara dan tes kemampuan pemahaman relasional. Hasil analisis retrospektif menunjukkan bahwa secara keseluruhan penggunaan konteks yang tepat sesuai materi serta peran aktif siswa dan guru dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik PMRI dapat menumbuhkan dan membangun pemahaman relasional siswa pada materi relasi dan fungsi.