Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Penerapan Manajemen Risiko Kecelakaan Kerja pada Proyek Penggantian Jembatan Tukad Ayung Denpasar, Bali I Wayan Muka
Jurnal Syntax Admiration Vol. 5 No. 3 (2024): Jurnal Syntax Admiration
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jsa.v5i3.1067

Abstract

Management of occupational accident risk involves systematic, planned, structured, and comprehensive efforts to mitigate the factors that contribute to the occurrence of work accidents. This study aims to examine the risk of work accidents in the Tukad Ayung Bridge replacement project, especially at the stage of installing concrete girders. Qualitative and quantitative data from primary and secondary sources were used, collected through observation, interviews, questionnaires, literature review, and documentation analysis. The Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) method is used for data analysis. The findings revealed 24 types of work accident risks at seven stages of concrete block installation in the project including the concrete girder preparation stage, girder truss making, erection (setting segmental girder), prestressed steel installation (strand), cabel strand stressing work, concrete girder tendon grouting, and diaphragm installation stage. The results of the risk analysis on the concrete girder installation work on the Tukad Ayung Bridge replacement project, are in the moderate category, which is as many as 12 risks. Furthermore, as many as 11 risks are included in the high category. Meanwhile, in the extreme category as much as 1 risk.
Pengaruh Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas dan Kenyamanan Pekerja Konstruksi I Wayan Widiana; I Wayan Muka; Ida Ayu Putu Sri Mahapatni
Jurnal Ilmiah Kurva Teknik Vol. 12 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Kurva Teknik
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/jikt.v12i2.7605

Abstract

Pelaksanaan proyek kontruksi memiliki potensi adanya kecelakaan kerja. Oleh karena ketersediaan peraturan maupun peralatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi penting. Selain itu, K3 juga menjadi penting diperhatikan untuk kenyamanan dan kesejahteraan pekerja konstruksi yang akhirnya mempengaruhi produktivitas pekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan K3 terhadap produktivitas dan kenyamanan pekerja konstruksi. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitaif yang dengan studi kasus pada Pembangunan Jembatan di Jalan Campuhan Desa Pangsan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner dengan menggunakan sampel jenuh sejumlah 32 sampel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis jalur melalui program SPSS 26.0 for windows. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan: Model persamaan yang dihasilkan adalah yang pertama: M = 0,110X+ 0,893, yang menggambarkan pengaruh variabel K3 (X) terhadap kenyamanan pekerja (M). Nilai Beta sebesar 0,110 yang menunjukkan bahwa tinggi rendahnya kenyamanan pekerja dipengaruhi oleh K3 sebesar 11%, sedangkan 89% lainnya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Persamaan kedua: Y = 0,230X + 0,485M + 0,564, yang berarti pengaruh variabel K3 (X) terhadap variabel Produktivitas Pekerja (Y). Hal ini bisa diartikan bahwa implementasi yang baik dari praktik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja tidak hanya langsung meningkatkan produktivitas pekerja, tetapi juga memiliki dampak positif pada kenyamanan pekerja.
Penerapan Manajemen Risiko pada Proses Pengembangan Properti Muka, I Wayan; Wibowo, M. Agung
Jurnal Permukiman Vol 16 No 1 (2021)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31815/jp.2021.16.31-40

Abstract

Kemampuan untuk mengelola risiko sangat tergantung pada karakteristik proyek dan harus memperhitungkan kerentanan dalam penilaian risiko. Dalam proses pengembangan properti, kerentanan merupakan karakteristik sistem yang akan menciptakan kemungkinan adanya pengaruh kerusakan, bahaya, dan kegagalan yang berpengaruh pada penilaian risiko. Proses manajemen risiko merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menciptakan perbaikan berkelanjutan. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: identifikasi sumber risiko, tahap identifikasi faktor risiko, tahap identifikasi tingkat ancaman, tahap identifikasi tingkat kerentanan, tahap identifikasi tingkat kapasitas, tahap analisis risiko, dan penentuan risiko prioritas. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuesioner oleh narasumber yang terlibat dalam pengembangan properti pada Kawasan Garuda Wisnu Kencana Cultural Park (GWK).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang mendapat prioritas untuk dimitigasi dan dimonitoring secara terus menerus adalah: risiko investigasi dan perizinan, risiko analisis penyelidikan tanah, risiko pembelian lahan, risiko pengawasan anggaran proyek, dan risiko target pembiayaan pembangunan. Tingkat risiko pada pengembangan Garuda Wisnu Kencana Cultural Park kategori sedang. Proses manajemen risiko pada penelitian ini dapat diterapkan pada proyek pengelolaan properti untuk membantu pihak yang berkepentingan membuat keputusan dalam berinvestasi properti.
Model Penilaian Kriteria Bangunan Gedung Hijau Pembangunan Vila Di Kabupaten Badung Muka, I Wayan
Jurnal Permukiman Vol 19 No 2 (2024)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31815/jp.2024.19.63-76

Abstract

The development of the Bali region is rapidly increasing, particularly the construction of accommodations that support tourism, such as villas and hotels. However, sustainable development has had a negative impact on the environment surrounding projects, including the reduction of green space and accumulation of construction waste. Many of these developments have disregarded government regulations that have been put in place. Construction businesses in Badung Regency are required to implement the concept of Green Building, but there are still numerous obstacles that hinder its implementation. As a result, research was conducted to determine the level of compliance with the Regulation of the Minister of Public Works and Public Housing Number 21 of 2021, the obstacles to implementing Green Buildings, and strategies for overcoming these obstacles. The research method used was a questionnaire distributed to 13 villa projects in Badung Regency, Bali Province, resulting in a total of 39 respondents. The results of the study showed that the implementation of Green Buildings in Badung Regency, Bali Province, has a percentage rate of 64.24% and is classified as being in the middle category of the BGH. The assessment of green building criteria and lack of outreach from the government regarding energy savings and the use of environmentally friendly materials were identified as the main obstacles to implementing Green Buildings
STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN PENGEMBANGAN PROYEK PERUMAHAN SEDERHANA SEHAT (RSH) Woli, Andrianus Umbu Jaga; Muka, I Wayan; Wirahaji, Ida Bagus
Jurnal Teknik Gradien Vol 16 No 02 (2024): JURNAL TEKNIK GRADIEN
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknik_gradien.v16i02.1303

Abstract

Pengembangan perumahan adalah instansi atau pelaku usaha yang yang mengembangkan sebuah area atau kawasan dengan membangun hunian seperti rumah atau apartemen. Pengembangan proyek perumahan Gedong Pulukan Residence yaitu pembangunan perumahan bersubsidi atau perumahan sederhana sehat yang terletak di Desa Pulukan Kecamatan Pekutatan Kabupaten Jembrana Bali dengan luas tanah/unit 80 m2 dan luas rumah seluas 60 m2 yang ditangani oleh PT. Sebagian besar dari proyek perumahan mengalami kegagalan. Kegagalan sering terjadi pada proyek yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya Faktor Desain dan Dokumentasi, Managerial, Sumber Daya, dan Faktor Lingkungan. Untuk mengetahui faktor dan sub faktor yang mempengaruhi kegagalan proyek merupakan tujuan dari penelitian ini. Penelitian ini di lakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada narasumber yang terpilih, data yang diperoleh dilakukan uji validitas untuk memastikan bahwa data tersebut valid sehingga dilakukan uji reliabilitas yang bertujuan untuk memastikan bahwa variabel yang digunakan tersebut reliabel, kemudian data yang sudah valid dan reliabel diolah menggunakan SPSS 26 dengan metode analisis deskriptif. Setelah dilakukan analisis didapatkan faktor lingkungan dengan nilai mean 3,75 adalah faktor yang memiliki pengaruh paling besar terhadap keterlambatan proyek, sedangkan sub faktor yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan proyek adalah sub faktor pengaruh keamanan lingkungan terhadap keamanan proyek dengan nilai mean sebesar 4.0.
Analisis Karakteristik dan Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Wisata Ubud : (Studi Kasus: Jalan Raya Ubud, Gianyar) Wirahaji, Ida Bagus; Muka, I Wayan; Indriani, Made Novia; Wisudana, I Made; Tapa, I Gede Fery Surya
Jurnal Ilmiah Telsinas Vol 8 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38043/telsinas.v8i1.6115

Abstract

Pejalan kaki berperan penting dalam sistem transportasi, dimana karakteristik dan fasilitas pejalan kaki merupakan bagian integral dari sistem transportasi. Berjalan kaki adalah suatu kegiatan transportasi yang paling mendasar. Hampir semua aktivitas transportasi diawali dan diakhiri dengan berjalan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki pada trotoar ruas Jalan Raya Ubud, jalan utama yang terletak di kawasan wisata Ubud, Kabupaten Gianyar. Koridor ruas Jalan Raya Ubud mempunyai bangkitan perjalanan tinggi ditandai dengan banyaknya pusat-pusat kegiatan pariwisata. Metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survei lapangan untuk mendapatkan data jumlah pejalan kaki dan waktu tempuh pejalan kaki. Survei dilaksanakan selama tiga hari, Sabtu, Minggu, dan Senin, jam 09.00 - 18.00 WITA. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristik pejalan kaki adalah: Arus pejalan kaki tertinggi 3.88 org/m/mnt <= 6.5 org/m/mnt; Kecepatan rata-rata ruang pejalan kaki tertinggi 83.33 m/mnt >= 79 m/mnt; Kepadatan pejalan kaki tertinggi 0.047 org/m2; dan Ruang pejalan kaki tertinggi sebesar 37.04 org/m2 >= 12.00 org/m2. Berdasarkan Metode HCM 1985, dari besarnya arus, kecepatan rata-rata ruang, dan ruang pejalan kaki, diperoleh tingkat pelayanan trotoar termasuk kategori A, tetapi sejumlah perbaikan trotoar perlu dilakukan dalam rangka mendukung Ubud sebagai kawasan Wisata Internasional.
Degradation of the Tri Hita Karana Implication in Three-Star Hotels Landscape in Bali: Implications for Cultural and Architectural Sustainability I Nyoman Miyoga; I Wayan Suka Yasa; I Wayan Muka
International Journal of Interreligious and Intercultural Studies Vol. 8 No. 1 (2025): International Journal of Interreligious and Intercultural Studies
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study examines the degradation of Tri Hita Karana (THK) implementation in tourism landscapes, particularly in the gardens of three-star hotels in Kuta sub-district, Badung Regency, Bali, influenced by modernization, capitalization, and globalization. THK, as a philosophy of Balinese life, emphasizes the balance of human relationships with God (parahyangan), with fellow humans (pawongan), and with the environment (palemahan). However, this research found that economic and political pressures have led to significant shifts in the implication of THK values in hotel landscape design, where traditional elements are often neglected in favor of spatial efficiency, modern aesthetics, and economic factors aimed at maximizing profit. This study employs a qualitative approach using a case study method. Data were collected through observations, in-depth interviews, and document analysis, and were analyzed using critical theories such as Foucault’s power-knowledge relations theory, which highlights the interconnection between power and knowledge; Giddens’ structuration theory, which explains the duality between agents (human resources) and social structures in relation to time and space; and Derrida’s deconstruction theory, which reveals hidden dual meanings. The findings reveal how agents such as architects, developers, and the government contribute to the degradation of THK values. The study highlights the discrepancy between regulations and actual implementation. Additionally, there is evidence of THK knowledge manipulation by capital owners to legitimize deviations from cultural values. This research makes a theoretical contribution by strengthening and expanding the understanding of THK application in modern architecture. Moreover, it offers practical recommendations to enhance the preservation of Balinese culture through regulatory reinforcement, education, and collaboration between the government, the private sector, and the community