Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PERAN VERBA INFLEKTIF BAHASA MELAYU TERNATE (SUATU KAJIAN MORFOLOGI) Mulae, Sunaidin Ode
Apollo Project: Jurnal Ilmiah Program Studi Sastra Inggris Vol 1 No 1 (2012): Jurnal Ilmiah Program Studi Sastra Inggris
Publisher : Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Komputer Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/apollo.v1i1.140

Abstract

Penelitian ini menyelidiki eksistensi verba afiksasi bahasa Melayu Ternate dari sudut pandang morfologi dengan tujuan untuk menemukan bentuk struktur afiks infleksi bahasa melayu Ternate serta untuk menemukan berapa banyak afiksasi dalam bahasa melayu Ternate di dalam penggunaannya. Metode yang digunakan dalam ini adalah metode penelitian kualitatif, metode struktur linguistik dan metode deskriptif. Penelitian ini juga menggunakan teori tata bahasa kasus untuk menganalisis makna dan fungsi.Untuk memperoleh data yang sangat diperlukan, dalam penelitian ini ditetapkan metode pengumpulan data, yakni; metode simak (pengamatan/observasi), metode cakap (wawancara).Metode analisis data digunakan adalah metode agih, untuk menentukan afiks infleksi, fungsi dan makna menggunakan dua teknik yaitu teknik oposisi dan teknik ubah wujud, metode padan dan metode distribusional. Dan prosedur penelitian yakni dibuat dalam bentuk diagram untuk sebagai alur penjajakan dalam penelitian afiksasiBMT. Temuan yang di peroleh pada penelitian ini mengindikasikan bahwa verba afiksasiBMT yakni terdapat dua jenis pertama, prefiks inflektif (ba-,bi-,so-,pe-,mo-,ta-). Dan kedua, inflektif sufiks (-‘e,-ni,-kong,-tu). Bahasa melayu Ternate (BMT) memiliki sejumlah verba yang tidak bisa dibubuhi afiks inflektif, misalnya verba; pigi, dan tidor. Dalam bahasa melayu Ternate (BMT) mempunyai jenis afiks inflektif yang dapat membentuk verba transitif dari verba intransitif atau sebaliknya. Afiks inflektif yang dapat membentukverba intransitif dari verba transitif adalah prefiks so-, dan yang membentuk verbatransitif dari verba intransitif pada sufiks ialah –akang, dan sufiks -kong. Dalam bahasa melayu Ternate (BMT) verba yang tidak bisa dibubuhi afiks inflektif, seperti, pigi, tidor, tidak bisa dibubuhi prefiks bi- dan pe-.
IDEOLOGI DALAM TEKS BERITA“ROOTS OF THE NORTH MALUKU CONFLICT” DI THE JAKARTA POST Mulae, Sunaidin Ode; Mahdi, Sutiono
KARSA: Journal of Social and Islamic Culture Vol 21, No 2 (2013): ISLAM, BUDAYA DAN BAHASA
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/karsa.v21i2.520

Abstract

Analisis wacana kritis sering diterapkan untuk menganalisis isu-isu kekuasaan, ideologi, dominasi, dan strategi dalam sebuah teks. Penelitian ini bertujuanuntuk mengidentifikasi proses transitifitas teks berita dengan pendekatansistemik fungsional. Analisis data dilakukan berdasarkan teori analisis wacanakritis dan tata bahasa fungsional. Analisis teks berita dari sudut pandangtransitifitas membuat kita dapat mempelajari bahasa, terutama bagaimanaproses-proses teks berita itu dihasilkan dan difungsikan. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana kritis dan pendekatantata bahasa fungsional. Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalahberita berbahasa Inggris di Jakarta Post berjudul Roots of the North MalukuConflict. Berita ini terdiri atas 40 klausa, 13 paragraf, dan 602 kosakata. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa proses transitifitas dalam teks tersebutditemukan sebanyak 14 proses material, 3 proses mental, dan 3 proses relasional.Secara keseluruhan, proses transitifitas dalam teks tersebut adalah 20 klausa.Sedangkan proses verbal, proses eksistensial, dan proses behavioral tidakditemukan dalam penelitian ini. Totalnya, terdapat 20 klausa yang tidak menunjukkan ciri proses transitifitas.
PHONOLOGICAL VARIATION OF TALIABU LANGUAGE DIALECTS Ridwan Ridwan; Farida Maricar; Sunaidin Ode Mulae; Sherly Asriyani
RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 13, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/retorika.v13i1.9266

Abstract

This research aimed to describe the phonological variation of Taliabu language dialects. This research used a qualitative descriptive method. The technique of data collection was obtained by taking notes, records, and interviews. Data obtained was analyzed by the stages of reduction, presentation, conclusion, and verification data. The result of the research showed that Taliabu language had three dialects, namely Kadai, Siboyo, and Mange. Phonological variations of Taliabu language occurred in the three dialects comprise of vowel variations, namely /e/, /a/, and /o/. Beside the vowel variation, there is also variation of consonants such as /g/, /y/, /h/, /t/, /d/, / m/, /ŋ/, /b/, /p/, /k/, dan /r/ phonemes. Among the three dialects, one of them has high innovation namely Mange dialect, meanwhile, dialects have high phonological differences between Kadai and Mange dialects.
ANALISIS KETRANSITIFAN DALAM “ROOTS OF THE NORTH MALUKU CONFLICT” DI JAKARTA POST (1999): ANALISIS WACANA KRITIS Sunaidin Ode Mulae; Sutiono Mahdi
Sosiohumaniora Vol 16, No 1 (2014): SOSIOHUMANIORA, MARET 2014
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.54 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v16i1.5687

Abstract

Studi analisis wacana kritis diterapkan untuk menganalisis isu-isu ideologi, dominasi, kekuasaan danstrategi teks berita. Studi ini mengambil objek Analisis Ketransitifan dalam “Roots of the North Maluku Conflict”di Jakarta post (1999), yang dikaji dengan pendekatan analisis kritis. Pendekatan ini memusatkan perhatianuntuk melihat kenyataan di balik sebuah teks berita, kemudian dihubungkan ke tatabahasa fungsional untukmengidentifikasi proses bahasa dan fungsi bahasa. Pendekatan itu untuk memahami dan memandang penggunaanbahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk praktek sosial. Masalah yang diangkat ialah bagaimana prosesmaterial dalam teks berita dan bagaimana bentuk praktek wacana dalam berita. Metode yang digunakan di penelitianini adalah metode analisis isi kualitatif. Metode ini digunakan untuk memahami pesan simbolik dari wacana teks,dalam hal ini teks-teks berita. Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah berita konflik Maluku Utara(1999) di Jakarta Post yang terdiri 40 klausa, 13 paragraf, 602 kosakata. Hasil Penelitian menunjukan prosesktransitifan terdapat 6 proses material. Bentuk praktek wacana yang digunakan di dalam teks berita ialah praktekidentifikasi dan kategorisasi. Dua bentuk itu dapat menunjukan posisi konflik di Maluku Utara (1999) sebagaikonflik tapal batas yang bermuara pada konflik agama anatare Kristen dan Islam.Kata Kunci: Proses Material, Analisis Wacana Kritis, Konflik Maluku Utara.
IDEOLOGI DALAM TEKS BERITA“ROOTS OF THE NORTH MALUKU CONFLICT” DI THE JAKARTA POST Sunaidin Ode Mulae; Sutiono Mahdi
Karsa: Journal of Social and Islamic Culture Vol. 21 No. 2 (2013): ISLAM, BUDAYA DAN BAHASA
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/karsa.v21i2.520

Abstract

Analisis wacana kritis sering diterapkan untuk menganalisis isu-isu kekuasaan, ideologi, dominasi, dan strategi dalam sebuah teks. Penelitian ini bertujuanuntuk mengidentifikasi proses transitifitas teks berita dengan pendekatansistemik fungsional. Analisis data dilakukan berdasarkan teori analisis wacanakritis dan tata bahasa fungsional. Analisis teks berita dari sudut pandangtransitifitas membuat kita dapat mempelajari bahasa, terutama bagaimanaproses-proses teks berita itu dihasilkan dan difungsikan. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana kritis dan pendekatantata bahasa fungsional. Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalahberita berbahasa Inggris di Jakarta Post berjudul Roots of the North MalukuConflict. Berita ini terdiri atas 40 klausa, 13 paragraf, dan 602 kosakata. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa proses transitifitas dalam teks tersebutditemukan sebanyak 14 proses material, 3 proses mental, dan 3 proses relasional.Secara keseluruhan, proses transitifitas dalam teks tersebut adalah 20 klausa.Sedangkan proses verbal, proses eksistensial, dan proses behavioral tidakditemukan dalam penelitian ini. Totalnya, terdapat 20 klausa yang tidak menunjukkan ciri proses transitifitas.
PENGEMBANGAN PUSAT INFORMASI WISATA (TOURISM INFORMATION CENTER) KASTELA DI PULAU TERNATE Sunaidin Ode Mulae; Jainul Yusup
Humano: Jurnal Penelitian Vol 11, No 1 (2020): : PERIODE JUNI
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/humano.v11i1.2545

Abstract

PKM mefokuskan pada satu objek wisata yang ada di kelurahan Kastela, kecamatan Pulau Ternate agar mampu menjawab dan mandorong sektor pariwisata menjadi solusi peningkatan ekonomi masyarakat di kelurahan kastela. Hal ini menjadi alasan karena tim berdasarkan survei objek wisata kastela belum melihat ada kemajuan dan kesejahteraan pada masyarakat terhadap sektor pariwisata. Padahal, kalau dikembangkan secara baik dan benar sektor pariwisata di kelurahan Kastela dapat meningkatkan ekonomi kesejahteraan masyarakat. Tujuan PKM ini adalah terdapatnya pusat inormasi wisata yang disediakan pada objek wisata Kastela. Terbentuknya masyarakat sadar wisata dalam komunitas kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Peningkatan SDM Masyarakat Objek Wisata Kastela agar mampu secara ekonomi untuk kehidupannya di dalam mengelola Objek Wisata. Tahapan PKM ini yakni Survei objek sejarah Kastela, Pertemuan bahas keberanjutan objek wisata kastela, Pelatihan tata kelola pusat informasi pariwisata, Publikasi wisata Kastela, Festival wisata Kastela. Luaran PKM ini adalah Jurnal/publikasi objek wisata Kastela Memiliki pengurus Pusat Informasi Pariwisata (Tourism Information center) event/festival wisata castela. Metode yang digunakan pada PKM ini adalah Metode pelaksanaan yang diterapkan dalam PKM ini yakni metode Community based tourism, pendampingan, dan pelatihan. Hasil menunjukan bahwa PKM ini mampu membuat pemetaan potensi kastela dan mengidentifikasi potensi objek wisata. Simpulan yang dapat diambil pada kegiatan PKM ini adalah potensi objek wisata Kastela memiliki kekuatan dan kelemahan untuk dapat dikembangkan. Kastela memiliki dua objek unggulan yakni objek wisata Pantai Gamlamo dan Benteng Castela. Dua objek ini memiliki sejumlah atraksi, amenitas, aksebilitas yang belum secara baik dikelola oleh masyarakat dan Dinas Pariwisata Kota Ternate.
VERB PROCESS IN WANGI-WANGI (WANCI) DIALECT IN TALIABU REGENCY (A MORPHOLOGICAL APPROACH) Ridal Nurjrahman Harnaiya; Suddin MS Djumadil; Sunaidin Ode Mulae
Humano: Jurnal Penelitian Vol 11, No 1 (2020): : PERIODE JUNI
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/humano.v11i1.1936

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses verba dalam dialek Wangi-wangi di Taliabu, proses penelitian ini menggunakan metode Kualitatif yang bersumbar dari data lisan pengumupulan data di lakukan dengn metode simak dan metode cakap yang disertai dengan teknik rekam dan teknik catat. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode Tradisional.    Hasil pnelitian ini menunjukan hal-hal sebagai berikut. Bentuk Verb Proses Bahasa Wangi-wangi di Taliau meliputi bentuk Verba dasar dan bentuk Nomina. Bentuk Nomina meliputi: {pa}-{he} berprefiks {no}-{e}-{a}-{mo} bersufiks {pa}-{po}-{a} pengulangan berkombinasi dan pembubuhan sufiks {pa-a} pengulangan berkombinasi pembubuhan konfiks. Perilaku morfologi Verba Proses di amati melalui makna aspektualitas Verba.
CERITA RAKYAT SEBAGAI SUMBER NILAI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER: STUDI ETNOPEDAGOGI PADA CERITA RAKYAT MASYARAKAT TERNATE Hudan Irsyadi; Sunaidin Ode Mulae
Humano: Jurnal Penelitian Vol 12, No 1 (2021): PERIODE JUNI
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/humano.v12i1.3297

Abstract

Artikel ini ingin mendiskusikan tentang cerita rakyat sebagai sumber nilai dalam pembentukan karakter. Sumber datanya pada cerita rakyat masyarakat Ternate. Cerita rakyat masyarakat Ternate  masih banyak tersebar di tengah-tengah masyarakatnya. Cerita rakyat seperti mitos maupun legenda masih sering diceritakan secara turun temurun  dalam  kehidupan  sosial budaya  masyarakat  Ternate.  Cerita rakyat  seperti Kapita Bajurante, Asal mula Mahkota Sultan Ternate, dan Tolire Gam Jaha masih diketahui sebagian masyarakat Ternate. Fokus masalah dalam artikel ini lebih ditilik pada nila-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat masyarakat Ternate, dan bagaimana bentuk pemertahanan dalam lingkungan kehidupan sosial budaya. Adapun tujuannya adalah untuk mendeskripsikan dan mengekplanasik nila-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat masyarakat Ternate, serta untuk mengetahui bentuk pemertahanan dalam lingkungan kehidupan sosial. Metode dalam artikel ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Di mana, informasi dideskripsikan secara teliti dan analitis. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, perekaman, dan pencatatan, serta pengumpulan dokumen. Artikel ini menunjukkan bahwa cerita rakyat masyarakat Ternate yang terdapat dalam cerita Kapita Bajurante, Asal mula Mahkota Sultan Ternate, dan Tolire Gam Jaha banyak mengandung nilai-nilai sosial budaya dan pesan moral, sehingga dapat berfungsi sebagai pembentukan karakter.
STRATEGI PENGEMBANGAN KAMPUNG WISATA BERBASIS MASYARAKAT KEPULAUAN DI PULAU HIRI Rahmah DO Subuh; sunaidin ode mulae
Humano: Jurnal Penelitian Vol 10, No 2 (2019): Periode November
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/humano.v10i2.1448

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi  objek wisata dan strategi pengembangannya  di Pulau Hiri. Metode yang digunakan pada penelitian yaitu survei dan pendampingan. Hasil yang ditemukan pada penelitian ini adalah Potensi wisata di Pulau Hiri terdiri atas wisata alam, seni dan budaya. Wisata alam telah di buat spot foto yang menyajikan pemandangan alam kepada pelancong untuk mengabadikan moment saat berada di pulau Hiri. Wisata seni dan budaya seperti masyarakat Kota Ternate pada umumnya karena masyarakat Pulau Hiri sebagian besar menggunakan bahasa dan budaya Ternate. Penelitian ini bersamaan dengan program berkarya bermasyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan dosen pembimbin lapangan pada empat kelurahan yakni Togolobe, Mado, Faudu, Dorari Isa menemukan bahwa potensi wisata di empat kelurahan pulau Hiri ini dapat menjadi alternatif wisata bagi masyarakat kota Ternate, nasional dan internasional. Simpulan pada penelitian ini adalah Strategi dikembangkan pada sektor pariwisata pada empat kelurahan dengan dibuatkan kawasan wisata spot foto untuk mengabadikan moment saat pelancong berada di Pulau Hiri. Kemudian, disiapkan rambu-rambu wisata dalam bentuk informasi sapta pesona sekaligus kelompok sadar wisatanya.Kata kunci: Strategi, pengembangan,wisata, pulau Hiri
KEKERABATAN BAHASA NON-AUSTRONESIA DI HALMAHERA BARAT (BAHASA SAHU, WAIOLI, GAMKONORA, IBO, TOBARU, LOLODA) BAHASA TERNATE DAN BAHASA TIDORE Sunaidin Ode Mulae; Dahrun Sarif
Humano: Jurnal Penelitian Vol 12, No 2 (2021): PERIODE NOVEMBER
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/humano.v12i2.3281

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekerabatan bahasa-bahasa rumpun non-Austronesia di Halmahera Barat (bahasa Sahu, Waioli, Gamkonora, Ibo, Tobaru, Loloda), dan bahasa Ternate dan bahasa Tidore.  Penelitian ini menggunakan metode leksikostatistik. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan mengumpulkan sumber tertulis berupa kamus bahasa daerah. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis mencari kesamaan dan kemiripan leksikal kosa kata berkerabat.  Hasil temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa Bahasa Ternate dan bahasa Tidore memiliki persamaan kosakata dasar 66, kemiripan 47, perbedaan 60 dengan tingkat kekerabatan bahasa 188,4%, dengan begitu bahasa Ternate dan bahasa Tidore berada pada tingkat bahasa (language). Bahasa Sahu dan bahasa Waioli memiliki persamaan 51, kemiripan 60, perbedaan 82 dengan tingkat kekerabatan bahasa 124,17%, sehingga bahasa Sahu dan bahasa Waiolo berada pada bahasa (language). Bahasa Gamkonora dan bahasa Ibo memiliki persamaan 27, kemiripan 32, perbedaan 130 dengan tingkat kekerabatan bahasa 51,61%, dengan demikian bahasa Gamkonora dan bahasa Ibo berada pada rumpun bahasa (stock). Bahasa Tobaru dan bahasa Loloda memiliki persamaan 3, kemiripan 14, perbedaan 176 dengan tingkat kekerabatan bahasa 10,95%, sehingga bahasa Tobaru dan bahasa Loloda berada pada tingkat mikrofilum. Simpulan pada penelitian ini adalah kekerabatan bahasa-bahasa non-Austronesia di kabupaten Halmahera barat seperti bahasa Sahu dan bahasa Waioli masuk pada kategori bahasa, bahasa Gamkonora dan bahasa ibo (ibu) masuk pada kategori keluarga bahasa, dan bahasa Loloda dan bahasa Tobaru masuk pada kategori mikrofilum, bahasa Ternate dan bahasa Tidore masuk pada kategori bahasa.