Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Program Story Telling dengan Metode BERLIAN (Bercerita-ExpeRiential-LearnIng-ANak) untuk Menanamkan Moral pada Anak-anak Iswinarti, Iswinarti; Asrini, Hari Windu; Hasanati, Nida; Kartono, Rinikso
Altruis: Journal of Community Services Vol 1, No 2 (2020): Altruis
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/altruis.v1i2.12163

Abstract

TPQ (Taman Pendidikan Al Qur’an) merupakan sebuah tempat diselenggarakannya pendidikan dan pengajaran agama Islam khususnya Al Quran, termasuk pendidikan moral. Pada kenyataannya, program pendidikan di TPQ pada umumnya hanya mengajarkan bagaimana membaca Al Quran, tidak mengajarkan isi dan makna dari Al Quran itu sendiri, sehingga pendidikan moral kurang mendapat perhatian. Dengan demikian, hal yang penting yaitu membuat kreasi pada metode pembelajaran penanaman nilai-nilai moral menggunakan metode yang lebih menarik. Metode story telling merupakan salah satu teknik yang menarik untuk mempelajari nilai-nilai moral pada anak-anak. Program ini bertujuan untuk menerapkan metode story telling dengan metode BERLIAN (Bercerita-ExpeRiential-LearnIng-ANak) untuk menananmkan nilai-nilai moral pada anak. Strategi yang digunakan dalam program ini adalah pelatihan dan dilanjutkan dengan pemantauan dan pendampingan. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa peserta merasakan pentingnya metode story telling yang diterapkan di TPQ untuk menanamkan nilai-nilai moral pada anak-anak. Mereka juga sepakat untuk menerapkan metode ini di TPQ, tetapi dalam penerapannya mereka terkendala dengan terbatasnya waktu, belum terbiasa, kurangnya keterampilan, dan kurangnya kepercayaan diri. Pendampingan dan tindak lanjut perlu dilakukan agar program dapat diimplementasikan dengan lebih baik.
Prosocial Behavior of Peer Support Groups in Overcoming Problems of People Living With HIV/AIDS in Malang Raya Rinikso Kartono; Juli Astutik; Al Banda Arya Rekso Negoro
Journal of Local Government Issues (LOGOS) Vol. 5 No. 1 (2022): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/logos.v5i1.19763

Abstract

The main problem that is always faced by people living with HIV/AIDS (PLWHA) is physical problems, and social problems in the form of stigma and discrimination, which causes PLWHA to lose social support from family and friends, be isolated, and hidden, and be powerless. This study aims to analyze the emergence of volunteers from Peer Support Groups (PSG) who help PLWHA a lot by providing social support in the form of love, educational information, care, instrumental support to spiritual support, in full without asking for compensation. This study uses a qualitative approach with a descriptive narrative type. This study found that prosocial behavior is formed by understanding the events of self and others who are infected with HIV. The existence of subjective understanding encourages various forms of social behavior of PSG members to be carried out voluntarily without compensation. Several forms of social behavior shown by PSG include; providing shelter, providing education, sacrificing time, energy, and money, providing counseling and motivation, patient care, corpse care, advocacy, and providing care for orphans of PLWHA. Several forms of social behavior shown by PSG include; providing shelter, providing education, sacrificing time, energy, and money, providing counseling and motivation, patient care, corpse care, advocacy, and providing care for orphans of PLWHA. Several forms of social behavior shown by PSG include; providing shelter, providing education, sacrificing time, energy, and money, providing counseling and motivation, patient care, corpse care, advocacy, and providing care for orphans of PLWHA.        
DUKUNGAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA DALAM MENGATASI KETIDAKBERDAYAAN ORANG DENGAN HIV/AIDS Rinikso Kartono
Sosio Konsepsia Vol 3 No 1 (2013): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v3i1.767

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah proses terbentuknya kelompokdukungan sebaya (KDS), bagaimanakah strategi dan pendekatan yang digunakan KDS dan bagaimanakah program-program dukungan sosial yang diberikan oleh KDS untuk mengatasi ketidakberdayaan ODHA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Untuk mendapatkan subyek penelitian dilakukan dengan cara snowballing sampling, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, Focus Group Discussion (FGD) dan indepth interview. Hasil penelitian menunjukan bahwa KDS,merupakan kelompok yang tumbuh dari dan oleh ODHA yang bertujuan untuk menyediakan tempat untuk berbagai informasi, saling memberi dukungan dan motivasi. Sementara itu, strategi yang digunakan untuk memberi dukungan sosial meliputi strategi rekrutmen, strategi penjangkauan, menciptakan rasa aman dan aman, strategi pendanaan, strategi membangun jaringan kerjasama, dan strategi pendekatan baik melalui media teknologi informasi maupun secara konvensional. Sedangkan dukungan sosial untuk mengatasi ketidakberdayaan meliputi dukungan informasi-edukasi, emosional spiritual dan dukungan instrumental. Kata Kunci: Ketidakberdayaan, HIV/AIDS, ODHA, kelompok dukungan sebaya, dukungan sosial.
KETIDAKBERDAYAAN (POWERLESSNESS) ORANG DENGAN HIV/ AIDS (ODHA) DI KOTA MALANG Rinikso Kartono
Sosio Konsepsia Vol 16 No 3 (2011): Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v16i3.807

Abstract

Penelitian tentang ketidakberdayaan (powerlessness) orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dikota Malang adalah bertujuan untuk mengetahui manifestasi ketidakberdayaan ODHA (Fisik,psikologis dan sosial), faktor-faktor yang menyebabkan ketidakberdayaan ODHA dan efek yang dialami ODHA sebagai akibat ketidakberdayaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Untuk mendapatkan subyek penelitian dilakukan dengan cara snowballing sampling, sedangkan teknik pengumpulan data digunakan observasi, Focus Group Discussion (FGD) dan depth interview. Hasil penelitian menunjukan bahwa ODHA mengalami oleh faktor ketidaktahuan dan pengetahuan yang keliru tentang HIV/AIDS, pengaruh infeksi oportunistik, pengaruh obat, stigma dan diskriminasi, hilangnya dukungan sosial, pengobatan yang salah dan jangkauan layanan kesehatan. Kondisi ketidakberdayaan akan memberi efek yang lebih komplek dan luas mulai semakin merebaknya penyebaran virus HIV/AIDS, kematian yang cepat, hingga menjadi beban sosial, baik keluarga, komunitas maupun negara. Kata-kata kunci: ketidakberdayaan, HIV/AIDS, ODHA, stigma, diskriminasi.
The Pragmatics Model of Bhur'maen “Beggar” Madura in Social Construction Perspective Fajar Surahman; Ishomuddin Ishomuddin; Tri Sulistyaningsih; Rinikso Kartono
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 3, No 2 (2020): Budapest International Research and Critics Institute May
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v3i2.1010

Abstract

Bhur'maen is a social entity in Madurese terminology that is pinned on certain people or forms of society that are accustomed to begging for daily activities in the form of harvests or money whose modus operandi is to visit people's homes. This study aims to understand by describing the phenomenon of social problems in the context of the habits of the bhur’maens in Madura which have been carried on for generations (regeneration), thereby popping the pragmatic model of the bhur’maen community in the perspective of social construction. The analytical approach used is a qualitative approach. In the interest of this research the research paradigm rests on the paradigm of social definition by using the dialectical model of Peter L. Berger and Thomas Luckmann's Social Construction as a theoretical foundation for a sociological perspective, which focuses on the social construction of society towards the reality of bhurmaens in the Tlanakan area of Pamekasan Madura which is stigmatized as a sub-district of bhurmaen . Data collection is done by observation, interview, documentation and focus group discussion (FGD) techniques. The results and in-depth discussion in the research show: First, that the socio-cultural construction of bhur'maen is formed based on the knowledge and experiences of individuals and or actors in understanding the reality of bhur'maens in Madura. Secondly, that the bhur’maen socio-cultural construction is formed based on the values that are held by individuals and or actors in understanding the reality of bhur’maens in Madura. Third, that the socio-cultural construction of bhur'maen is formed based on the recognition (legitimacy), beliefs and beliefs of individuals and / or actors in understanding the reality of bhur’maen in Madura.
Program Story Telling dengan Metode BERLIAN (Bercerita-ExpeRiential-LearnIng-ANak) untuk Menanamkan Moral pada Anak-anak Iswinarti Iswinarti; Hari Windu Asrini; Nida Hasanati; Rinikso Kartono
Altruis: Journal of Community Services Vol. 1 No. 2 (2020): Altruis
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/altruis.v1i2.12163

Abstract

TPQ (Taman Pendidikan Al Qur’an) merupakan sebuah tempat diselenggarakannya pendidikan dan pengajaran agama Islam khususnya Al Quran, termasuk pendidikan moral. Pada kenyataannya, program pendidikan di TPQ pada umumnya hanya mengajarkan bagaimana membaca Al Quran, tidak mengajarkan isi dan makna dari Al Quran itu sendiri, sehingga pendidikan moral kurang mendapat perhatian. Dengan demikian, hal yang penting yaitu membuat kreasi pada metode pembelajaran penanaman nilai-nilai moral menggunakan metode yang lebih menarik. Metode story telling merupakan salah satu teknik yang menarik untuk mempelajari nilai-nilai moral pada anak-anak. Program ini bertujuan untuk menerapkan metode story telling dengan metode BERLIAN (Bercerita-ExpeRiential-LearnIng-ANak) untuk menananmkan nilai-nilai moral pada anak. Strategi yang digunakan dalam program ini adalah pelatihan dan dilanjutkan dengan pemantauan dan pendampingan. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa peserta merasakan pentingnya metode story telling yang diterapkan di TPQ untuk menanamkan nilai-nilai moral pada anak-anak. Mereka juga sepakat untuk menerapkan metode ini di TPQ, tetapi dalam penerapannya mereka terkendala dengan terbatasnya waktu, belum terbiasa, kurangnya keterampilan, dan kurangnya kepercayaan diri. Pendampingan dan tindak lanjut perlu dilakukan agar program dapat diimplementasikan dengan lebih baik.
The Leadership Network in Public Service Assurance at Kedawung Community Health Center, Sragen Regency Karno; Kartono, Rinikso
Journal of Local Government Issues Vol. 6 No. 2 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/logos.v6i2.25235

Abstract

The leadership is an important and needed factor in health services, therefore, the purpose of this study is to analyze the influence of leadership in health services at the Kedawung Community Health Center (Puskemas) on public service assurance for the community. Methods used quantitative research approaches and data were collected using questionnaires, observations, and literature studies. Data analysis was used SEM (Structural Equation Modeling) with a study population of 857 people, so that the research sample was 273 respondents. To strengthen the research used triangulation approach. The results showed that leadership has a significant influence on health services categorized as significant and positive with a pathway value of 0.59 greater than 0.5 and a t_value value of 4.49 greater than 1.96. The leadership has a dominant influence in health services at the Kedawung Puskemas is a relationship-oriented leadership dimension including indicators of patient protection, patient/patient family guidance, cooperation in serving patients, and increasing satisfaction of health service recipients. The existence of leadership has a significant effect on health services at the Kedawung Puskemas showing the importance of relationship-oriented leadership in achieving satisfactory health service performance for the community
Pemangku Kepentingan Mengatasi Permasalahan Anak Berhadapan Dengan Hukum Melalui Diversi Wardianti, Adhani; Hufad, Achmad; Wahyudin , Uyu; Suryadi, Ace; Kartono, Rinikso
Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Vol. 13 No. 2 (2024): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklat-bangprof), Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v13i2.3390

Abstract

Permasalahan anak yang berhadapan dengan hukum melalui diversi tidak bisa dilaksanakan oleh salah satu pihak saja, sehingga harus melibatkan berbagai pihak yang terkait. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa para pemangku kepentingan yang terlibat dalam diversi untuk menyelesaian permasalahan anak yang berhadapan dengan hukum. Beberapa instansi yang terlibat dalam penyelesaian permasalahan anak yang berhadapan dengan hukum antara lain Kementerian Sisial, Kementerian Hukum dan HAM, Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan Pekerja Sosial dan Pembimbing Kemasyarakatan sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan diversi. Sedang data sekunder berasal dari undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan Menteri Hukum dan HAM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyelesaian perkara Anak yang berhadapan dengan hukum, mulai tahap penyelidikan sampai dengan tahap pembimbingan setelah menjalani pidana. Dalam sistem ini diversi melibatkan peranan berbagai pemangku kepentingan mulai dari Pekerja Sosial, Pembimbing Kemasyarakatan, Polisi, Jaksa, dan Hakim dalam proses penyelidikan-persidangan hingga putusan. Keberhasilan diversi dalam berbagai tingkatan ditentukan oleh bagaimana pemangku kepentingan tersebut meyakinkan keluarga dan pelaku tentang posisi anak. Inilah yang menjadi kebaruan bahwa peran pemangku kepentingan dalam memberikan kesadaran kepada keluarga pelaku dan korban dengan berbagai peran yang menjadi tanggungjawabnya.
Pemangku Kepentingan Mengatasi Permasalahan Anak Berhadapan Dengan Hukum Melalui Diversi Wardianti, Adhani; Hufad, Achmad; Wahyudin , Uyu; Suryadi, Ace; Kartono, Rinikso
Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Vol. 13 No. 2 (2024): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi Kesejahteraan Sosial (Pusdiklatbangprof Kesos), Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v13i2.3390

Abstract

Permasalahan anak yang berhadapan dengan hukum melalui diversi tidak bisa dilaksanakan oleh salah satu pihak saja, sehingga harus melibatkan berbagai pihak yang terkait. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa para pemangku kepentingan yang terlibat dalam diversi untuk menyelesaian; permasalahan anak yang berhadapan dengan hukum. Beberapa instansi yang terlibat dalam penyelesaian permasalahan anak yang berhadapan dengan hukum antara lain Kementerian Sisial, Kementerian Hukum dan HAM, Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan Pekerja Sosial dan Pembimbing Kemasyarakatan sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan diversi. Sedang data sekunder berasal dari undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan Menteri Hukum dan HAM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyelesaian perkara Anak yang berhadapan dengan hukum, mulai tahap penyelidikan sampai dengan tahap pembimbingan setelah menjalani pidana. Dalam sistem ini diversi melibatkan peranan berbagai pemangku kepentingan mulai dari Pekerja Sosial, Pembimbing Kemasyarakatan, Polisi, Jaksa, dan Hakim dalam proses penyelidikan-persidangan hingga putusan. Keberhasilan diversi dalam berbagai tingkatan ditentukan oleh bagaimana pemangku kepentingan tersebut meyakinkan keluarga dan pelaku tentang posisi anak. Inilah yang menjadi kebaruan bahwa peran pemangku kepentingan dalam memberikan kesadaran kepada keluarga pelaku dan korban dengan berbagai peran yang menjadi tanggungjawabnya.