Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

ART CENTER YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN NEO-VERNACULAR Putra, Ardian; Murtini, Titien Woro; Pribadi, Septana Bagus
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.027 KB)

Abstract

Yogyakarta, bila mendengar kata kota tersebut dalam pikiran pastilah kota tujuan wisata keseniandan kebudayaan. Kesenian di Daerah Istimewa Yogyakarta sangatlah kental dikarnakan masyarat yang masihmenjungjung tinggi nilai seni dan budaya. Yogyakarta memiliki banyak macam kesenian yang antara lain hampir punah dikarnakan tidak adnyaregenerasi yang melanjutkan kebudayaan dan kesenian tersebut dalam Website Provensi DIY terdapat kesenian yang 30% diantaranya hanya di ketahui orang – orang tua. Yogyakarta juga terkenal akan seniman –seniman besar yang memiliki karya –karya yang tidak hanya dikenal oleh orang dalam negri melainkan jugadikenal di dunia internasional.
PENGEMBANGAN PANTAI TIRTA SAMUDRA BANDENGAN JEPARA SEBAGAI PUSAT WISATA BAHARI Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Budi Utami, Erni; Indraswara, Sahid; Murtini, Titien Woro
IMAJI Vol 1, No 3 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7691.13 KB)

Abstract

Kota Jepara merupakan kota pesisir yang memiliki banyak pantai yang dapat dijadikan obyek wisata, salah satunya adalah Pantai Tirta Samudra di daerah Bandengan. Pantai ini berpasir putih dengan kemiringan yang relatif landai, dengan ombak yang tenang. Berdasarkan data, terjadi peningkatan jumlah pengunjung selama kurun waktu 10 tahun. Namun peningkatan pengunjung dan potensi alam yang ada kurang dapat dikelola secara maksimal. Fasilitas yang belum memadai dan kurang tertata, membuat potensi alam yang ada kurang dapat maksimal untuk dinikmati oleh pengunjung. Untuk itulah dibutuhkan sebuah perencanaan pengembangan Pantai Tirta Samudra Bandengan Jepara sebagai pusat wisata bahari.Kajian diawali dengan melakukan analisa kebutuhan ruang dan fasilitas pada area tapak, dilanjutkan dengan studi banding pada area wisata pantai seperti Taman Impian Jaya Ancol dan Wisata Bahari Lamongan. Kajian mengenai standar besaran ruang baik berdasar literatur maupun studi banding, diikuti juga dengan kajian berupa kebutuhan ruang sesuai dengan aktivitas yang telah direncanakan. Tapak yang digunakan adalah pengembangan tapak eksisting dari area wisata Pantai Tirta Samudra Bandengan Jepara. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan ”Pengembangan Pantai Tirta Samudra Bandengan Jepara Sebagai Pusat Wisata Bahari”.Konsep perancangan ditekankan pada desain Arsitektur Post Modern untuk bangunannya, dan menggunakan konsep organik untuk sirkulasinya. Bangunan inti pada pusat wisata bahari ini terinspirasi dari bentuk dasar paying atau tenda yang identik dengan suasana pantai. Selain itu kesan ringan, ceria, dan menarik dapat terwujud dengan bangunan berbentuk tenda yang berwarna mencolok. Sedangkan konsep organic, diterapkan untuk membuat sirkulasi pada area wisata terkesan tidak monoton, dan menimbulkan daya tarik tersendiri bagi pengunjung saat mengitari area wisata.
PENATAAN KAMPUNG SENTRA INDUSTRI PERKALENGAN BUGANGAN PENEKANAN DESAIN ECO ARCHITECTURE Fadhilah, arief; Murtini, Titien Woro; Supriyadi, Bambang
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1348.44 KB)

Abstract

Pertumbuhan Kota Semarang sebagai kota perdagangan, industri dan jasa memberikan tawarankepada masyarakat akan segala macam usaha baik skala kecil maupun besar dengan harapan dapat terusmeningkatkan ekonomi masyarakat. Namun tanpa dibarengi dengan perencanaan dan perancangan yang baik,maka harapan tersebut tidak akan tercapai. Sebut saja sebuah sentra industri di Kelurahan BuganganSemarang Timur yang terkenal dengan produksi kompor sumbunya, salah satu diantara banyak usaha mikroyang sudah ada sejak tahun 1970-an. Semakin tingginya tingkat aktivitas di kampung sentra industri tersebuttanpa diimbangi dengan fasilitas yang memadai menyebabkan berbagai permasalahan baik dari aspekproduksi, kebutuhan pemasaran, hunian, dan limbah yang mempengaruhi ekologi lingkungan. Oleh sebab itu,kampung sentra industri yang berada di bantaran sungai Banjir Kanal Barat ini memerlukan penataan kembaliyang dapat mengakomodir aktivitas produksi, pemasaran, dan hunian yang tetap memperhatikan aspekekologi lingkungan. Mengenali lokasi adalah hal utama yang dilakukan penulis, melalui observasi langsung, pendekatanpelaku secara natural dan pengumpulan data sebagai dasar utama dalam merumuskan program perancangan.Untuk melengkapi dasar perancangan, dilakukan studi banding kebeberapa objek sentra industri di Kota Solodan Yogyakarta seperti Kampung Blangkon, Kampung Shuttlecock, Kampung Batik, dan lainnya. Pendalamankonsep ekologi sebagai dasar perancangan yang merespon lingkungan dilakukan dengan studi literatur.Penataan dilakukan pada lokasi tapak yang sama dan perhitungan kebutuhan luas lahan didasarkan pada studiruang dan bangunan yang dibutuhkan dengan memperhatikan regulasi seperti Garis Sepadan Bangunan (GSB),KDB, KLB, dan Garis Sepadan Sungai (GSS). Tata massa bangunan, tampilan, struktur, dan utilitas lingkungandirancang dengan tetap memperhatikan lingkungan sekitar yang tidak dapat dipisahkan dalam prosesperancangan. Banjir Kanal Timur Semarang adalah salah satu potensi kampung ini yang saat ini tidak mendapatperhatian. Menjadikan sungai sebagai orientasi perancangan menjadi pelengkap konsep eko arsitektur yangakan mendasari penataan kawasan hingga dalam skala mikro (bangunan, manajemen limbah, dansebagainya). Memperhatikan potensi angin, respon terhadap matahari, pemanfaatan air hujan, pemakaianbahan-bahan bekas, penghematan energi, dan manajemen lingkungan adalah suatu sistem holistik yang akandiperhatikan dalam penataan kampung sentra industri perkalengan di Bugangan Semarang.
KAWASAN WISATA TAMAN AIR (WATER PARK) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KABUPATEN GUNUNG KIDUL Ariyansyah, Ariyansyah; Murtini, Titien Woro; Werdiningsih, Hermin
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1582.125 KB)

Abstract

Fenomena Water Park menjadi tren tempat wisata yang dikunjungi pada musim libur panjang sekolahpertengahan tahun ini. Sehingga perkembangan fenomena Water Park tersebut disambut hangat denganmunculnya banyak Water Park di seluruh Indonesia. Ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Belakangan, wisataini sangat banyak digemari oleh kalangan masyarakat (dewasa ataupun anak) dan bisa dikatakan sedang“happening”. Seperti di Surabaya yang terkenal dengan Ciputra Water Park, daerah Purbalingga yang terkenaldengan Owabong Water park, Kota Solo dengan Pandawa Waterworld, bahkan di Semarang dengan WaterBlaster. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Water Park, Pariwisata, pengertian dan standarstandarmengenai Water Park, serta studi banding beberapa Water Park yang telah ada. Dilakukan jugatinjauan mengenai Kota Yogyakarta, Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan pendekatanfungsional, kinerja, teknis, dan konstekstual. Pemilihan tapak dilakukan pada 3 alternatif lokasi denganmenggunakan matriks pembobotan. Sebagai kesimpulan, luasan program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3dimensi sebagai ilustrasi desain. 
KARAKTERISTIK WANITA DALAM MENDUKUNG AKSES KRL (KERETA REL LISTRIK) DI STASIUN TANAH ABANG JAKARTA Murtini, Titien Woro; H, Arnis Rochma; Ariyanti, Andreina
Jurnal Arsir Vol 1, No 2 (2017): ARSIR
Publisher : Jurnal Arsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan Tanah Abang yang dikenal sebagai kawasan perbelanjaan secara eceran mau pun grosir yang terbesar se-Asia Tenggara, pengunjung yang datang ke pasar Tanah Abang lebih banyak kaum wanita, karena pasar ini merupakan pasar grosir barang-barang kebutuhan wanita. Sedangkan Stasiun Tanah Abang merupakan salah satu stasiun KRL Commuter Line Jabodetabek yang menjadi pilihan mereka untuk sarana transportasi dari dan menuju pasar tanah abang tersebut. Banyak dari mereka yang memilih KRL sebagai pilihan transportasi , keberadaan penumpang wanita ini memberi karakter khusus terhadap kegiatan yang ada di stasiun Tanah Abang. Penumpang kereta kebanyakan pelaju wanita di stasiun ini membawa barang-barang dalam jumlah banyak dan dikategorikan sebagai bentuk kesulitan dalam aksesibilitas. Para penumpang wanita yang menggunakan fasilitas transportasi ini seharusnya menjadi stimulan bagi stasiun untuk menyediakan fasilitas yang dibutuhkan bagi wanita misalnya ruang menyusui dan tempat menempatkan barang yang lebih besar. Tujuan dari studi ini ialah mengkaji aksesibilitas dan fasilitas di stasiun apakah sesuai dengan Karakteristik wanita sebagai pengguna sarana transportasi di stasiun Tanah Abang. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik dengan paradigma kualitatif. Pendekatan penelitian rasionalistik kualitatif ini sesuai dengan sifat masalah penelitian.
Transformation of Settlement caused by Housing Development in Suburbs of Semarang Muladica, Nur; Murtini, Titien Woro; Suprapti, Atiek
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 20, No 2 (2018): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v20i2.15171

Abstract

Abstract. The development of the region towards the outskirts of the city has become a common phenomenon of cities in Indonesia. The area that was formerly a deserted area is now a sought-after area of urban society. This is due to limited land in the city center causing the start of the spread of occupancy in the suburbs. The development of suburban areas that will undergo a transition causes a change of space in the region This phenomenon can be found in the city of Semarang. One of them is the district of Mijen Semarang. The area that was formerly a small settlement with the potential of rubber forest farming has changed into one of the elite areas in the city of Semarang. The emergence of housing Bukit Semarang Baru (BSB) as a catalyst has a great impact on the development of the surrounding environment. Bukit Semarang Baru (BSB) in Mijen District, Semarang City is a new city concept housing that provides housing, education, industry, recreation and other commercial facilities. The transfer of land from rubber plantation to BSB housing is estimated to cause the transformation of space related to the function and land use in the surrounding settlements, especially the area directly adjacent to the village of Wonolopo. This research uses a rationalistic approach with qualitative paradigm, which in this study aims to understand and know the pattern of settlement transformation in settlements that occur in the village Wonolopo, Mijen, Semarang. Through this research is expected to be able to analyze and know how big the change of settlement space
Management of Gender-Based Production and Commercial Spaces Murtini, Titien Woro; Harani, Arnis Rochma; Adiyati, Arlina
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 20, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v20i1.13621

Abstract

Currently, home industry is attaining particular attention from Indonesian government. This activity is considered as an embryo of Indonesia's economic growth. One of the home industries that have been recognized worldwide is batik. Batik is the cultural heritage of Indonesia that which has received international recognition. The famous batik in Indonesia comes from Pekalongan. In Pekalongan, some villages have characteristic of batik, one of them is proto village. In this village, batik is growing through the home industry business, and almost 70% women can write batik. Also, almost all the houses in this village become a place for industry, whether to make batik, sell batik, and modify batik fabric into clothing. The house which should be a residence, it is functioned as a production and business space. This research employed qualitative method with phenomenology paradigm, aimed to understand and reveal the meaning of the phenomenon of human life behavior, both human in capacity as individuals, groups and the wider community in using residential as a business space and production in Proto Batik Village. The results of this study found that the spatial management system in Proto Batik Village is dominated by women in every home. If the living room in business space used as a place to sell and marketing, the function of production room is located in women area such as kitchens, and backyard. It can be concluded that private house spaces are still used as residential functions, but semi-public spaces are utilized as production and business space.
KARAKTERISTIK WANITA DALAM MENDUKUNG AKSES KRL (KERETA REL LISTRIK) DI STASIUN TANAH ABANG JAKARTA Murtini, Titien Woro; H, Arnis Rochma; Ariyanti, Andreina
Arsir Vol 1, No 2 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i2.877

Abstract

Kawasan Tanah Abang yang dikenal sebagai kawasan perbelanjaan secara eceran mau pun grosir yang terbesar se-Asia Tenggara, pengunjung yang datang ke pasar Tanah Abang lebih banyak kaum wanita, karena pasar ini merupakan pasar grosir barang-barang kebutuhan wanita. Sedangkan Stasiun Tanah Abang merupakan salah satu stasiun KRL Commuter Line Jabodetabek yang menjadi pilihan mereka untuk sarana transportasi dari dan menuju pasar tanah abang tersebut. Banyak dari mereka yang memilih KRL sebagai pilihan transportasi , keberadaan penumpang wanita ini memberi karakter khusus terhadap kegiatan yang ada di stasiun Tanah Abang. Penumpang kereta kebanyakan pelaju wanita di stasiun ini membawa barang-barang dalam jumlah banyak dan dikategorikan sebagai bentuk kesulitan dalam aksesibilitas. Para penumpang wanita yang menggunakan fasilitas transportasi ini seharusnya menjadi stimulan bagi stasiun untuk menyediakan fasilitas yang dibutuhkan bagi wanita misalnya ruang menyusui dan tempat menempatkan barang yang lebih besar. Tujuan dari studi ini ialah mengkaji aksesibilitas dan fasilitas di stasiun apakah sesuai dengan Karakteristik wanita sebagai pengguna sarana transportasi di stasiun Tanah Abang. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik dengan paradigma kualitatif. Pendekatan penelitian rasionalistik kualitatif ini sesuai dengan sifat masalah penelitian.
PENGARUH KONSEP POLA GRID TERHADAP KEMAMPUAN JANGKAUAN LANSIA DI KELURAHAN KROBOKAN Pratiwi, Busada Eka Kristi; Suprapti, Atiek; Murtini, Titien Woro
TEKNIK Volume 34, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.665 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v34i2.5635

Abstract

Elderly is people who aged 60 years and older and generaly has decreased physical and psychological. Thenumber of elderly in Kelurahan Krobokan has reached 8.9%, its means that the region can be said to havean old structure. Elderly in Kelurahan Krobokan can still use their environment can still use theirenvironment to get to a certain social facilities to meet their needs. Existing spatial pattern in the district isusing a grid that has a lot of intersections. The purpose of this study was to determine the physical aspects ofthe elements forming a regular grid patterns that exist in the area of research, so as to affect the nonphysicalaspects of the ability range of the elderly.Research methods that will be used is a qualitative method rationalistic. Where the assessment is used toform a grand theory of concept consisting of the variables that will be connected. Then the data analysisstarts from reviewing and systematics of data that has been obtained by grouping data into variables thathave been previously determined. The group is then presented in the form of maps, patterns, percentages andnarrative text. The data that has been arranged, then made a conclusion and interpretation.An analysis found that the grid pattern affect the ability of elderly to use their environment. The positiveinfluence that can reach the elderly Kelurahan Krobokan social facilities they want them to go the distanceeven beyond their ability.
PENGARUH PERUBAHAN FUNGSI RUANG TERBUKA PUBLIK DI KOTA LAMA SEMARANG TERHADAP CITRA KAWASAN Rizka, Fadzilla; Murtini, Titien Woro; Suprapti, Atik
TEKNIK Volume 34, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.039 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v34i3.6709

Abstract

Old City in Semarang as cultural reservation by Semarang undergone several changes over the times. One of that is change the function of public open space, every space change in an area affects on the image of the Old City in Semarang as the historical area. In the end, the change of public open space function affects on the image of The area of Old City in Semarang as Historical Area which existence is reserved. The purpose of this research is to acknowledge effects caused by the change of public open space function according to era development on the image of The area of Old City in Semarang as historical area fulfilled with buildings which have colonial architecture style. However, there are two kinds of variables in this research which are based on discussed research substance, they are independent variable which includes public open space function (ecology function, architectural/esthetical function, social function) and dependent variable which includes area image ( area identity, area structure, meaning of area). Both variables are analyzed using rationalistic quantitative method which techniques are multiple analysis technique and descriptive analysis. After doing analysis process, the results are: Taman Srigunting and Polder Tawang are successful to conduct each function, but generally, respondents say that Taman Srigunting is much better in doing its function as public open space than Polder Tawang. As for BTPN buiding, public agrees that the building disturbs the image of The area of Old City in Semarang because the design of the building does not adjust the neighborhood and the buildings surrounding it, and also, the condition of the empty building which is not taken care of and used gives more negative effect on the image of The area of Old City in Semarang. Conclusion drawn from this research is the existence of Taman Srigunting and Polder Tawang which have three functions as public open space such as ecology, esthetical, and social function, and the existence of BTPN building affect on the image of The area of Old City in Semarang. Key words :  function, open spaces, image