Mohammad Muslich
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu . 5, Bogor. 16610. Telp. (0251)-8633378, Fax. (0251)-8633413

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENURUNAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS TIGA JENIS KAYU DAN KAYU KELAPA TERHADAP SERANGAN PENGGEREK DI LAUT Muslich, Mohammad; Hadjib, Nurwati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2760.855 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2009.27.2.115 - 126

Abstract

Tiga jenis kayu dan kayu kelapa dari Sukaburni, Jawa Barat diuji terhadap penggerek di laut untuk diketahui penurunan sifat fisis dan mekanisnya.Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Rambut dengan contoh uji yang berukuran 5 cm x 5 cm x 106 cm. Contoh  uji direnteng dengan tali plastik dan diamati setelah tiga bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar contoh uji diserang oleh penggerek di laut, sehingga menurunkan sifat fisis dan mekanisnya. Rasamala yang tidak direndam termasuk dalam kelas kuat II dan setelah direndam menjadi kelas kuat III. Kelapa yang tidak direndam termasuk kelas kuat II-III, setelah direndam menjadi kelas kuat IV Karet  dan nangka yang tidak direndam termasuk kelas III, setelah direndam kekuatan kayu karet menjadi kelas kuat V dan nangka tetap termasuk dalam kelas kuat III
THE POSSIBILITY OF USING TIMBER FROM PLANTATION FOREST TREATED WITH PLASTIC AND CCB FOR MARINE CONSTRUCTION Muslich, Mohammad; Hadjib, Nurwati
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 5, No 1 (2008): Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Forestry Research and Development Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/ijfr.2008.5.1.65-72

Abstract

Recently, timber  estate or plantation forest plays an important role on wooden based industries.  However, the  plantation timber  quality is relatively low.  Some treatments  have been developed to improve  its low quality, such as preservation with CCB (Chromate Copper Boron) and impregnation with plastic compounds. This study is to compare the durability of timber treated with  plastic and CCB,  non-treated from plantation forest timber  as well  as from natural  forest. The plantation timber  studied were  jeungjing  (Paraserianthes falcataria), damar  (Agathis sp.), pinus  (Pinus merkusii), and rubberwood (Hevea brasilliensis). Non-treated timbers that usually used for marine construction were ulin (Eusideroxylon zwageri), jati/teak  (Tectona grandis), laban (Vitex pubescens) and merbau  (Instia bijuga). After  6 and 12 months,  the results showed that CCB  preserved  timber  were  more durable  than plastic  impregnated timber  and non- treated timber. Wood samples were mostly attacked by marine borer organisms from the family of  Pholadidae  and Teredinidae. The experiment results revealed the possibility of using those plantation forest timber species for marine construction purposes.
KELAS AWET JATI CEPAT TUMBUH DAN JATI KONVENSIONAL PADA BERBAGAI UMUR POHON Sumarni, Ginuk; Muslich, Mohammad
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 28, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2010.28.4.342 - 351

Abstract

Jati (Teaona grandis L.f.) cepat tumbuh yang dikembangkan melalui kultur jaringan yang bertujuan untuk meningkatkan pasokan kayu dari hutan tanaman. Informasi mengenai kualitas kayu jati cepat tumbuh belum banyak diketahui. Salah satu parameter kualitas kayu jati dapat dilihat dari kelas awetnya. Penelitian ini bertujuan membandingkan kelas awet antara jati cepat tumbuh dengan jati konvensional pada berbagai umur pohon. Contoh uji ukuran 5,0 cm x 2,5 cm x 2.0 cm diuji terhadap rayap kayu kering (Cryptotermescynocephal«:Light.), contoh uji ukuran 2.0 cm x 0.5 cm x 0.5 cm diuji terhadap rayap tanah (Coptotermes mrvignathus Holmgreen.) dan contoh uji 7,5 cm x 5 cm x 1,5 cm diuji terhadap bubuk kayu kering (Heterobostrych«s aequalis Waterh.) Hasil penelitian menunjukkan bahwa jati cepat rumbuh umur 5 dan 7 tahun serta jati konvensional umur 5, 7 dan 15 tahun mempunyai kelas awet rendah (kelas V-III) terhadap rayap kayu kering dan rayap tanah dan mendapat serangan ringan terhadap bubuk kayu kering. Namun demikian jati konvensional umur 35 tahun memiliki kelas awet tinggi (kelas I) terhadap rayap kayu kering dan rayap tanah dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap serangan bubuk kayu kering.
THE CCB TREATMENT OF SIXTEEN INDONESIAN WOOD SPECIES AGAINST MARINE BORERS Muslich, Mohammad
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 3, No 1 (2006): Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Forestry Research and Development Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/ijfr.2006.3.1.41-53

Abstract

This  study was conducted to provide basic information  on the treatment of some wood species using a copper bichromated boron (CCB).  The specimens  were treated with CCB for 2 hours  in a 150 psi of full cell process.  The treated and untreated wood samples were tested against marine borers for 4, 8 and 12  months.  The results indicated that full cell process with CCB were able  to prevent marine borers  attack. Untreated  wood  specimens were susceptible to marine borers attack, except Iara (Metrosiderospetiolata Kds.) and kandole  (Diploknema oligomera HJ.L.).  The attacking borers  are Martesia striata Linn of the Pholadidae   family, Teredo bartschi Clapp.,  Dicyathifer manni Wright and Bankia  cieba Clench.  of the Teredinidae family. However, crustaceans   were found clinging to the wood specimens when they were taken from the sea. These crustaceans belongs to Sphaeromatidae family.
KETERAWETAN ENAM JENIS KAYU DARI JAWA BARAT DAN RIAU Krisdianto, Krisdianto; Sudika, Didik Ahmad; Wahyudi, Ahmad; Muslich, Mohammad
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 4 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2015.33.4.329-336

Abstract

Kayu merupakan bahan lignoselulosa yang mudah terserang organisme perusak sehingga perlu diawetkan untuk meningkatkan umur pakainya. Tingkat perlindungan kayu dipengaruhi oleh keberhasilan masuknya bahan pengawet ke dalam kayu. Retensi dan penetrasi bahan pengawet ke dalam kayu adalah dua parameter yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan masuknya bahan pengawet ke dalam kayu (keterawetan). Retensi bahan pengawet dihitung berdasarkan sistem gravimetrik perbedaan berat, sedangkan penetrasi diukur berdasarkan perbedaan warna akibat uji semprot (spot test). Saat ini, penetrasi bahan pengawet dinilai secara visual dan persentasinya dalam bidang luasan dihitung secara konvensional. Interpretasi penetrasi bahan pengawet dapat dilakukan berdasarkan foto digital menggunakan perangkat lunak Image-J. Tulisan ini mempelajari keterawetan enam jenis kayu dari Jawa Barat dan Riau. Perbandingan pengukuran penetrasi dilakukan dengan cara konvensional dan interpretasi foto digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu hamirung, jaha dan mahang putih termasuk mudah diawetkan (kelas I), sedangkan kayu bung bulang, pasang taritih dan bira-bira termasuk kelas keterawetan sedang (kelas II). Penilaian penetrasi dengan interpretasi digital lebih akurat, cepat, dan mudah daripada dengan cara konvensional. 
DURABILTY OF 25 LOCAL SPECIFIC WOOD SPECIES FROM JAVA PRESERVED WITH CCB AGAINST MARINE BORERS ATTACK Muslich, Mohammad; Rulliaty, Sri
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 7, No 2 (2010): Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Forestry Research and Development Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/ijfr.2010.7.2.144-154

Abstract

This study was conducted to provide basis information of the 25 local specific wood species indigenous from Java treated by copper bichromated boron (CCB). The full-cell process for 2 hours and 150 psi during the pressure-keeping period was employed. The IUFRO method was applied for the determination of wood treatability class. The treated and untreated wood specimens were tied together using plastic cord, arranged into a raft like assembly, and then exposed for 3, 6, and 12 months to the brackish water situated at Rambut Island’s coastal area. The Nordic Wood Preservation Council (NWPC) standard No.1.4.2.2/75 was used to determine the intensity of marine borer infestation. The results revealed that 19 out of those 25 species were classified as easy to be preser ved, four species as moderate, and the remaining two were difficult to be preser ved. Those 19 species, i.e. Tamarindus indica L., Diplodiscus sp., Ficus variegate R .Br., Ehretia acuminata R .Br., Meliocope lunu-ankenda (Gaertn) T.G. Hartley, Colona javanica B.L., Pouteria duclitanBachni., Stercularia oblongata R .Br., Ficus vasculosa Wall ex Miq., Callophyllum grandiflorum JJS., Turpinia sphaerocarpa Hassk., Neolitsea triplinervia Merr., Acer niveum Bl., Sloanea sigun Szysz., Castanopsis acuminatissima A.DC., Cinnamomum iners Reinw. Ex Blume., Litsea angulata Bl., Ficus nervosa Heyne., and Horsfieldia glabra Warb. were more permeable implying that the CCB retention and penetration were greater and deeper. Hymeneaecarboril.L., LitseaodoriferaVal., Gironniera subasqualisPlanch., and LinderapolyanthaBoerl. were moderately permeable. Castanopsis tunggurut A.DC. and Azadirachta indica Juss. were the least permeable judging that the CCB retention and penetration were lowest and shallowest. The treated wood specimens in this regard were able to prevent marine borers attack. Meanwhile, the untreated specimens were susceptible to marine borers attack, except Azadirachta indica. The attacking borers consecutively are MartesiastriataLinne that belongs to the Pholadidae family ; and Teredo bartschi Clapp., Dicyathifer manni Wright., and Bankia cieba Clench. to the Terdinidae family.
Sifat Fisika dan Mekanika Kayu Nangka (Artocarpus heterophyllus) serta Ketahanannya terhadap Marine Borers Putri, Lora Septrianda; Karlinasari, Lina; Muslich, Mohammad; Mubarok, Mahdi; Jeki, Jeki; Davinsy, Rynaldi; Adrin, Adrin; Kurniawan, Hendra; Telnoni, Sipora Petronela; So, Kristianto Wibison
Cannarium Vol 23, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cannarium.v23i1.9878

Abstract

Infrastruktur kelautan seperti fasilitas dan kapal sangat penting di Indonesia karena posisinya sebagai negara maritim. Kayu untuk tujuan infrastruktur kelautan ini umumnya bersumber dari hutan alam, sehingga perlu ada alternatif dari hutan tanaman untuk pemenuhan kebutuhan kayunya. Kayu nangka dari hutan rakyat dipilih sebagai objek penelitian ini karena adalah jenis kayu yang digunakan dalam penelitian ini. Kayak ini dipilih karena memiliki keawetan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi serangan marine borer terhadap kayu nangka pada berbagai kedalaman laut dan menentukan sifat fisis mekanis kayu setelah direndam di laut. Penelitian dilakukan di Pulau Rambut, dengan contoh uji 24 buah berukuran 30 cm x 5 cm x 2,5 cm. Semua contoh uji disusun dengan tali tambang dan direndam di laut selama tiga bulan pada kedalaman 5 cm di atas permukaan laut, serta 10 cm dan 42 cm di bawah permukaan laut. Hasilnya menunjukkan bahwa contoh uji yang disusun pada kedalaman 5 cm di atas permukaan laut sangat tahan terhadap marine borer, dan contoh uji yang disusun pada kedalaman 10 cm dan 42 cm di bawah permukaan laut tahan terhadap marine borer. Nilai MOE untuk kontrol adalah 79994 kg/cm2 dan turun menjadi 48714 kg/cm2 setelah direndam di laut; MOR adalah 1329 kg/cm2 untuk kontrol dan turun menjadi 672 kg/cm2 setelah direndam di laut. Berat kayu kontrol adalah 0,55, tetapi beratnya sedikit turun menjadi 0,51 setelah direndam di laut. Nilai mekanis MOE dan MOR antara contoh uji kontrol dan setelah direndam berbeda nyata. Namun, kedalaman perendaman contoh uji tidak berpengaruh nyata terhadap nilai mekanisnya.