ABSTRAKRendahnya produksi padi gogo disebabkan masih banyaknya yang menanami lahan kering dengan padi gogo varietas lokal yang berumur panjang. Upaya meningkatkan produksi padi gogo dilakukan dengan sistem tanam jajar legowo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem tanam dan jumlah bibit/lubang tanam terhadap pertumbuhan tanaman padi gogo. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Samudra, Kota Langsa Provinsi Aceh. Penelitian dilakukan bulan November 2022 sampai April 2023. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah sistem tanam yang terdiri T1 (jajar legowo) dan T2 (Tegel). Faktor kedua adalah jumlah bibit/lubang tanam yang terdiri J1 (1 bibit), J2 (2 bibit) dan J3 (3 bibit). Parameter yang diamati antara lain: tinggi tanaman (cm) dan jumlah anakan yang diamati pada umur 14, 28, 42, 56, 70, dan 84 HST, jumlah anakan produktif, umur keluar malai, panjang malai, umur panen dan produksi/tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua interaksi perlakuan sistem tanam dan jumlah bibit/lubang memberikan tinggi tanaman padi yang sama, kecuali penanaman bibit sistem tegel dengan 1 bibit/lubang tanam memiliki tinggi tanaman yang paling rendah. Jumlah anakan terbanyak didapat pada interaksi perlakuan sistem jajar legowo dengan bibit 3 bibit/lubang tanam dan interaksi sistem penanaman secara tegel dengan 3 bibit/lubang tanam, yaitu berturut-turut sebanyak 19.68 dan 17.10. Tetapi interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata pada parameter produksi padi. Masing-masing perlakuan sistem tanam jajar legowo dan 3 bibit/lubang tanam memberikan jumlah anakan produktif (16.04 dan 17.33) dan produksi/tanaman yang paling tinggi (65.54 g/tanaman dan 73.68 g/tanaman). ABSTRACTThe low production of upland rice is due to the fact that many people still plant dry land with local varieties of upland rice that have a long life. Efforts to increase upland rice production are carried out using the jajar legowo planting system. This study aimed to determine the effect of the planting system and the number of seedlings/planting holes on the growth of upland rice plants. The study was conducted in the experimental field of the Faculty of Agriculture, Samudra University, Langsa City, Aceh Province. The study was conducted from November 2022 to April 2023. The study was arranged using a factorial randomized block design (RAK) consisting of 2 factors. The first factor was the planting system consisting of T1 (jajar legowo) and T2 (Tegel). The second factor was the number of seedlings/planting holes consisting of J1 (1 seedling), J2 (2 seedlings) and J3 (3 seedlings). The parameters observed include: plant height (cm) and number of tillers observed at the ages of 14, 28, 42, 56, 70, and 84 HST, number of productive tillers, panicle emergence age, panicle length, harvest age and production/plant. The results showed that all interactions of planting system treatments and the number of seedlings/holes gave the same rice plant height, except for the tile system seedling planting with 1 seedling/planting hole which had the lowest plant height. The highest number of tillers was obtained in the interaction of the jajar legowo system treatment with 3 seedlings/planting hole and the interaction of the tile planting system with 3 seedlings/planting hole, which were 19.68 and 17.10, respectively. However, the interaction of the two treatments did not significantly affect the rice production parameters. Each treatment of the jajar legowo planting system and 3 seedlings/planting hole gave the highest number of productive tillers (16.04 and 17.33) and production/plant (65.54 g/plant and 73.68 g/plant).Â