Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

RESIDU PESTISIDA PIRETROID PADA BAWANG MERAH DI DESA SRIGADING KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL Narwanti, Iin; Sugiharto, Eko; Anwar, Chairil Anwar
PHARMACIANA Vol 2, No 2: November 2012
Publisher : PHARMACIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.03 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian terhadap residu pestisida piretroid pada sampel bawang merah di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, mengidentifikasi dan mengevaluasi residu pestisida piretroid pada bawang merah. Sampel bawang merah diekstraksi menggunakan alat homogenizer dengan pelarut aseton. Clean-up dilakukan dengan kolom kromatografi menggunakan florisil dan selanjutnya kadar residu pestisida ditentukan dengan kromatografi gas yang dilengkapi dengan detektor tangkapan elektron (Electron Capture Detector/ECD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel bawang merah terdeteksi adanya residu pestisida piretroid (_-sipermetrin dan _-sihalotrin). Kisaran residu pestisida pada sampel bawang merah untuk _-sipermetrin (98,8-245,6 ppb) dan _-sihalotrin (14,4-120,0 ppb). Terdapat sampel bawang merah yang melebihi Batas Maksimum Residu (BMR).
UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN POLIMERISASI HEME (1)-N-(2-NITROBENZIL)-1,10- FENANTROLINIUM IODIDA DAN (1)-N-(4-NITROBENZIL)-1,10- FENANTROLINIUM IODIDA SECARA IN VITRO Nurani, Laela Hayu; Utami, Dwi; Widyaningsih, Wahyu; Narwanti, Iin; Nurwening, Eti; Jumina, Jumina
Pharmaciana Vol 4, No 2 (2014): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.12 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v4i2.1575

Abstract

The inhibitory activity of heme polymerization of (1)-N-(2-nitrobenzyl)-1,10- phenantrolinium iodide and (1)-N-(4-nitrobenzyl)-1,10-phenantrolinium iodide have been done. This study aims to analyse the (1)-N-(2-nitrobenzyl)-1,10-phenantrolinium iodide and (1)-N-(4-nitrobenzyl)-1,10-phenantrolinium iodide as inhibitory of polimerization heme. Analysis of heme inhibtory polimerization activity used the experimental in vitro method. The activity showed by IC50 (the capable concentration of extract to inhibiting polymerization heme by 50% ). The IC50 value acquired by probit analysis. Assess IC50 of (1)-N-(2-nitrobenzyl)- 1,10-phenantrolinium iodide not to be identified, (1)-N-(4-nitrobenzyl)-1,10-phenantrolinium iodide and chloroquine by successively are 0,571±0,071; 25,498±1,876 mg/mL. The result showed the (1)-N-(4-nitrobenzyl)-1,10-phenantrolinium iodide had the highest value of the heme polymerization inhibitory activity than chloroquin, (1)-N-(2-nitrobenzyl)-1,10- phenantrolinium iodide hadn’t the heme polymerization inhibitory activity.
PEMBINAAN KESADARAN PANGAN THOYIB YANG AMAN PENGAWET SINTETIS PADA PENGURUS CABANG ‘AISYIYAH WIROBRAJAN Khairi, Amalya Nurul; Juwitaningtyas, Titisari; Narwanti, Iin
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.431 KB) | DOI: 10.12928/jp.v2i2.446

Abstract

Ibu-ibu anggota PCA Wirobrajan sebagian besar adalah pengusaha makanan dan minuman yang terampil dalam pengolahan panganan basah tradisional maupun street food. Kondisi ini merupakan akibat dari banyaknya jumlah sekolah dan adanya Pasar Klitihikan yang khusus menjual makanan jenis camilan di Kecamatan Wirobrajan. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran Ibu-ibu anggota PCA Wirobrajan terhadap bahaya penggunaan pengawet sintetis sekaligus membekali dengan keterampilan membuat pengawet dari bahan alami dan deteksi sederhana kandungan formalin. Metode yang dilakukan adalah dengan pelatihan dan pemaparan materi. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam tiga kali sesi. Dari hasil pembinaan yang dilakukan diperoleh hasil antusiasme keikutsertaan Ibu-ibu PCA Wirobrajan dan semangat mereka untuk memperbaiki proses pengolahan pangan dengan meminimalisir penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) sintetis yang berbahaya. 
Inovasi Pemanfaatan Daun Kakao: Pelatihan Pembuatan Seduhan Herbal untuk Pemberdayaan Ekonomi Komunitas Petani Kakao Utami, Budi Barata Kusuma; Narwanti, Iin; Rokhmayanti, Rokhmayanti; Hanum, Farrah Fadhillah; Rusdianto, Rusdianto; Putra, Gea Permana Antara; Rahmadani, Nur Izati; Adestu, Zakiyya Salwa; Fatmala, Eva; Lestari, Rimadina Sukmasuci
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 7 No 4 (2025): Jurnal Peduli Masyarakat: Juli 2025
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v7i4.6861

Abstract

Indonesia memiliki potensi besar dalam pemanfaatan daun kakao (Theobroma cacao L.) sebagai bahan baku seduhan herbal bernilai ekonomi. Namun hingga kini, pemanfaatannya masih terbatas dan belum terintegrasi dalam kegiatan produksi masyarakat. Kegiatan pengabdian ini dilakukan sebagai respons atas kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat terhadap pengolahan limbah daun kakao, khususnya di Kalurahan Bunder, Gunungkidul, yang merupakan salah satu sentra pertanian kakao. Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan keterampilan teknis dan kesadaran kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan pengolahan daun kakao menjadi seduhan fungsional. Pelatihan dilakukan secara luring dengan melibatkan 25 peserta yang terdiri dari unsur petani, UMKM, dan ibu rumah tangga. Materi mencakup pengenalan senyawa bioaktif, teknik pengolahan, dan praktik pembuatan produk. Evaluasi dilakukan melalui pre-post test dan uji organoleptik. Hasil menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta sebesar 10% dan teridentifikasinya formula yang disukai panelis berdasarkan karakteristik sensori. Pelatihan berbasis praktik langsung dan partisipatif terbukti efektif dalam meningkatkan kapasitas teknis dan kesadaran kewirausahaan masyarakat. Kegiatan ini memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan usaha lokal berbasis limbah pertanian secara berkelanjutan.
Red Seaweeds as Resource of Bioactive Compounds and Therapeutic Potential: a Review on Anticancer Agents Warsi, Warsi; Narwanti, Iin; Ahmed, Qamar Uddin
Clinical and Pharmaceutical Sciences Journal Vol. 1 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/clips.v1i2.378

Abstract

The use of natural compounds derived from macroalgae constitute an alternating strategy in the creation of anticancer medications. Seaweed refers to macroalgae. Red seaweeds are rich in bioactive compounds, including alkaloids, carotenoids, mycosporine-like amino acids, phycobiliproteins, polyphenols, polysaccharides (carrageenan, porphyran), and lipids. Some of these bioactive compounds have demonstrated a unique chemical framework. The bioactive compounds have been investigated as an anticancer potential in vitro studies. Among these compounds content, polyphenols are the most promising as an anticancer, due to their abundance in the red seaweeds. This review provides bioactive compounds from red seaweeds and their natural sources. The review involves papers published from 2010 to 2025. The study might be used as a reference in development of red seaweed extracts in the future which include preclinical and clinical investigations, standardizations and formulations, molecular mechanisms as anticancer and toxicity studies. Keywords: Anticancer, bioactive compound, macroalgae, pharmacological activity, seaweed
Pengembangan Produk Tablet Oral Disintegrasi Piroksikam Rohmiati, Rohmiati; Wahyuningsih, Iis; Guntarti, Any; Narwanti, Iin; Putri, Hilma; Anwar, Shinta Desy; Rahmadani, Firda; Rustandi, Tedi; Islamy, Muhammad Rido
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol. 15 No. 1: Maret 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/mf.v15i1.12307

Abstract

Piroksikam digunakan sebagai analgetik dan antiinflamasi yang sering dialami oleh kalangan lansia yang mempunyai kesulitan menelan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan sediaan Orally Disintegrating Tablet (ODT). Avicel PH 102 merupakan bahan disintegran yang biasa digunakan sebagai penyusun ODT, karena mempunyai daya disintegran yang sangat baik. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan piroksikam menjadi bentuk sediaan ODT. Metode pembuatan ODT dilakukan dengan metode kempa langsung. Variasi konsentrasi Avicel PH 102 yang digunakan untuk formula 1 sebesar 15% dan formula 2 sebesar 20%. Tablet hasil formulasi diperiksa karakteristik fisik yang meliputi identifikasi tablet, kerapuhan, kekerasan, ketebalan, waktu hancur, bentuk dan ukuran tablet, laju disolusinya serta dilakukan penetapan kadar. Metode analisa kadar piroksikam baik pada penentuan disolusi maupun pada penentuan kadar, dilakukan verifikasi metode spektrofotometri UV-Vis terlebih dahulu meliputi spesifisitas, presisi, dan akurasi. Formula terbaik selanjutnya dilakukan uji hedonik. Hasil verifikasi untuk ketiga uji memenuhi persyaratan sehingga dikatakan metode uji valid. Hasil uji fisik tablet dikatakan memenuhi syarat kecuali untuk uji kerapuhan. Data laju disolusi dan penetapan kadar tablet piroksikam memenuhi syarat FI V yaitu laju disolusi tidak kurang dari 75%(Q + 5%) dan hasil penetapan kadar F1 dan F2 berturut-urut sebesar 95,22 ± 3,09% dan 95,14 ± 4,26%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa piroksikam dapat dibuat dalam bentuk sediaan ODT karena menghasilkan sediaan tablet dengan sifat fisik yang baik kecuali pada uji kerapuhan. Formula yang dipilih yaitu formula 2, karena waktu hancur dan disolusi tablet lebih baik dibandingkan dengan formula 1.
Antioxidant Activity of Essential Oil of Baeckea frutescens L. (Ujung Atap) and GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometery) Analysis Mahfudh, Nurkhasanah; Apriyani, Silvi; Narwanti, Iin
Journal of Food and Pharmaceutical Sciences Vol 13, No 3 (2025): J.Food.Pharm.Sci
Publisher : Integrated Research and Testing Laboratory (LPPT) Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfps.21163

Abstract

Ujung Atap plant (Baeckea frutescens L.) is a shrub that resembles a pine tree and is usually found in tropical hills, mountains, and coastal environments. B. frutescens contains flavonoids and phenolic compounds which have known as potential antioxidants. B. frutescens also contains essential oils which have been used as various treatments and aromatherapy. This study aims to measure the effectiveness of antioxidants in Ujung atap essential oils based on the IC50 value with the ABTS method and identify the chemical compound components of Ujung atap essential oils with the GC-MS. The stages of this research method consist of making Ujung atap essential oil using the steam-water distillation method, measuring the antioxidant activity of Ujung atap leaf essential oil using the ABTS method (2,2-azinobis (3-ethyl-benzothiazoline-6-sulfonate)) and analysis of the chemical compound components of Ujung atap essential oil using the GC-MS (Gas Chromatography and Mass Spectroscopy). Based on the results of this research, it is known that the antioxidant activity of the ujung atap (Baeckea frutescens L.) is included in the very weak category with an IC50 of 481.525 ± 5.455 μl/L or equivalent to 435.154 ± 4.930 ug/mL. Meanwhile, the comparative antioxidant activity of quercetin has an IC50 value of 2.846 ± 0.156 μg/mL, which is included in the very strong category. In the analysis test of the essential oil compound content of the ujung atap (Baeckea frutescens L.), it was discovered that there were six main components of the essential oil compound of the ujung atap (Baeckea frutescens L.) who had a concentration of more than 5%.) who have concentration more than 5%, namely, 1-beta- Pinene (21.62%), 1,8-Cineole (17.73%), alpha-pinene (14.93%), Gamma-Terpinene (6.84%), 3- Cyclohexene-1-methanol,α,α,4-trimethyl-(CAS) (5.78%), and Bicyclo[3.1.1]hept-2- ene,3,6,6 trimethyl-(CAS) (5.02%).
Antioxidant Activity of Essential Oil of Baeckea frutescens L. (Ujung Atap) and GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometery) Analysis Mahfudh, Nurkhasanah; Apriyani, Silvi; Narwanti, Iin
Journal of Food and Pharmaceutical Sciences Vol 13, No 3 (2025): J.Food.Pharm.Sci
Publisher : Integrated Research and Testing Laboratory (LPPT) Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfps.21163

Abstract

Ujung Atap plant (Baeckea frutescens L.) is a shrub that resembles a pine tree and is usually found in tropical hills, mountains, and coastal environments. B. frutescens contains flavonoids and phenolic compounds which have known as potential antioxidants. B. frutescens also contains essential oils which have been used as various treatments and aromatherapy. This study aims to measure the effectiveness of antioxidants in Ujung atap essential oils based on the IC50 value with the ABTS method and identify the chemical compound components of Ujung atap essential oils with the GC-MS. The stages of this research method consist of making Ujung atap essential oil using the steam-water distillation method, measuring the antioxidant activity of Ujung atap leaf essential oil using the ABTS method (2,2-azinobis (3-ethyl-benzothiazoline-6-sulfonate)) and analysis of the chemical compound components of Ujung atap essential oil using the GC-MS (Gas Chromatography and Mass Spectroscopy). Based on the results of this research, it is known that the antioxidant activity of the ujung atap (Baeckea frutescens L.) is included in the very weak category with an IC50 of 481.525 ± 5.455 μl/L or equivalent to 435.154 ± 4.930 ug/mL. Meanwhile, the comparative antioxidant activity of quercetin has an IC50 value of 2.846 ± 0.156 μg/mL, which is included in the very strong category. In the analysis test of the essential oil compound content of the ujung atap (Baeckea frutescens L.), it was discovered that there were six main components of the essential oil compound of the ujung atap (Baeckea frutescens L.) who had a concentration of more than 5%.) who have concentration more than 5%, namely, 1-beta- Pinene (21.62%), 1,8-Cineole (17.73%), alpha-pinene (14.93%), Gamma-Terpinene (6.84%), 3- Cyclohexene-1-methanol,α,α,4-trimethyl-(CAS) (5.78%), and Bicyclo[3.1.1]hept-2- ene,3,6,6 trimethyl-(CAS) (5.02%).