Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Detection of Escherichia Coli Using PCR Analysis Without DNA Extraction Wimbuh Tri Widodo; Choirul Huda
Folia Medica Indonesiana Vol. 57 No. 2 (2021): June
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.536 KB) | DOI: 10.20473/fmi.v57i2.22097

Abstract

This study aimed to detect Escherichia coli directly without DNA extraction. The nucleus membrane and cell membranes of the Escherichia coli are composed of a phospholipid bilayer, damaged if heated at 950C. Pre-denaturation and denaturation of PCR were carried out at 950C. The two stages are thought to break down the Escherichia coli cells, so that the DNA that comes out of the cells can directly become a template in the PCR analysis. In this study, PCR analysis was carried out using Escherichia coli culture, Escherichia coli bacteria culture incubated at 950C, and Escherichia coli bacteria cultures incubated at 650C + on ice as templates. The results showed that PCR analysis using Escherichia coli culture directly and Escherichia coli culture incubated at 650C + on ice as templates produced very thin DNA bands with a size of 580 bp. while PCR analysis using Escherichia coli bacteria culture incubated at 950C as a template produced thick DNA bands with a size of 580 bp. This study's results are very useful for saving time and costs in the detection of Escherichia coli bacteria. The sample to be tested does not need DNA isolation as usual, but only needs to be incubated at 950C for 10 minutes.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI DAUN BIDURI (Calotropis gigantea) TERHADAP Staphylococcus aureus Nurul Hidayah; Choirul Huda; Dara Pranidya Tilarso
JURNAL FARMASI DAN MAKANAN Vol 4 No 1 (2020): Journal Of Pharmacy and Science
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jops.v4i1.1456

Abstract

Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram positif yang berbentuk menggerombol. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindrom syok toksik. Infeksi Staphylococcus aureus dapat terjadi ketika sistem imun melemah. Salah satu penanganan infeksi adalah menggunakan antibiotik, namun penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan menimbulkan resistensi, sehingga terapi menggunakan obat tradisional menjadi pilihan alternatif. Obat tradisional yang berasal dari tanaman memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya dibandingkan obat-obatan kimia. Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat adalah tanaman biduri (Calotropis gigantea L.). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas fraksi Aquadestilata, etil asetat dan n-heksan dari ekstrak daun biduri sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Daun biduri diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan menggunakan pelarut 70% dan difraksinasi menggunakan pelarut Aquadestilata, etil asetat dan n-heksan. Uji aktivitas antibakteri fraksi daun biduri menggunakan metode difusi cakram dengan seri konsentrasi 10%, 20% dan 30%. Analisis statistik yang digunakan yaitu one way ANOVA yang bertujuan untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya variasi konsentrasi fraksi daun biduri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa fraksi Aquadestilata dan etil asetat mempunyai aktivitas antibakteri. Fraksi Aquadestilata merupakan fraksi teraktif dalam menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus karena mengandung senyawa flavonoid, tanin dan saponin. Konsentrasi optimum fraksi daun biduri dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah 10% dengan rata-rata zona hambat sebesar 6,33 mm.
Aktivitas Antibakteri Fraksi Aquades, Diklorometana dan N-Heksana Daun Majapahit (Crescentia cujete L.) terhadap Bakteri Escherichia coli ATCC 25922 Secara In-Vitro Choirul Huda; Rahma Diyan Martha; Niken Desi Wulandhari
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 6, No 2 (2022): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v6i2.8495

Abstract

Escherichia coli is a gram - negative bacteria which is able to cause infectious diseases in humans, including urina ry tract infections, stomach cramps, and diarrhea. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of the Majapahit leaf fraction and the optimum concentration to inhibit Escherichia coli bacteria. Majapahit leaves were extracted by t he maceration method using 70% ethanol f ollowed by fractionation using aqua dest solvent, dichloromethane, and n - Hexane. Phytochemical screening of Majapahit leaf extract for the content of flavonoids, alkaloids, and saponins. Antibacterial activity test us ing paper disc diffusion method with positive control of chloramphenicol and negative control of 10% DMSO. The results of phytochemical screening of extracts were positive to flavonoid compounds, alkaloids, and saponins. The results of the antibacterial ac tivity test of the Majapahit leaf fraction had an antibacterial activity which was indicated by the presence of a clear zone around the disc. The aqua dest fraction is the most active fraction that can inhibit Escherichia coli bacteria. Based on the data a nalysis that has been carried out, it can be concluded that the use of different types of solvents did not produce significant differences in inhibiting Escherichia coli bacteria.
In Vitro Quality Test Of The Combination Of Kefir Milk Compound, Sweet Star Fruit Extract (Averrhoa Carambola L.) And Red Ginger Kartika Arum Wardani; Dara Pranidya Tilarso; Afidatul Muadifah; Choirul Huda
Jurnal EduHealth Vol. 14 No. 01 (2023): Jurnal eduHealth, Periode Januari-Maret, 2023
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.654 KB)

Abstract

Milk kefir is fermented milk produced by the activity of Lactic Acid Bacteria (LAB), yeast and acetic acid bacteria. Kefir milk contains many nutrients and properties, including immunomodulators, antibiotics, antioxidants and is rich in probiotics when compared to yogurt. Kefir milk from goats has more benefits than those from cow's milk, but it is still rarely in demand by the public because of its pungent aroma and taste. Star fruit is also known to have properties as an antibacterial, natural antioxidant and natural sucrose. Red ginger has also been widely recognized as a spice that has many properties as antibacterial, antioxidant, anti-inflammatory, and antiviral. In this study, researchers wanted to know the quality of the combination of Kefir milk with sweet star fruit juice and red ginger extract. The research will be carried out from February to May 2021. The kefir milk test includes bacteriological and physicochemical tests. The research design used a completely randomized design centered on one factor, namely the concentration of red ginger extract (0% control concentration, 4.5%, 6%, 7.5%). With Replica 3 times. Physicochemical tests are total acidity test, Vitamine c test and viscosity test. The results of the study showed that kefir fermented goat milk with the addition of star fruit juice and ginger juice was good for consumption, namely in treatment group 1 (containing 20% ​​star fruit juice and 4.5% red ginger juice).
Aktivitas antibakteri fraksinasi daun sirih merah (Pipper crocatum) terhadap bakteri Staphylococus aureus secara in-vitro Nungki Ervia Agustina Jayadi; Choirul Huda; Fatimah Fatimah
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 7, No 1 (2023): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v7i1.8960

Abstract

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Pengobatan untuk penyakit infeksi secara efektif dapat menggunakan     antibiotic namun sekitar 40%-60% antibiotik digunakan secara tidak tepat. Pemakaian antibiotik tidak rasional menyebabkan resistensi antibiotik. Atas dasar hal tersebut, maka perlu dikembangkan penggunaan bahan-bahan alam sebagai alternatif dalam mengobati penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah fraksi eter daun sirih merah memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan konsentrasi fraksi yang optimum dalam hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Daun Sirih Merah diekstraksi dengan metode maserasi memakai etanol 70% berikutnya fraksinasi memakai pelarut aquadest, diklorometana, dan n-Heksana. Skrining fitokimia ekstrak daun Sirih Merah terhadap kandungan flavonoid, alkaloid, dan saponin. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi paper disc dengan kontrol positif kloramfenikol serta dengan kontrol negatif DMSO 10%. Hasil skrinning fitokimia ekstrak positif ada senyawa flavonoid, tanin, dan saponin. Fraksi aquadestilata, n-heksana, dan diklorometana daun sirih merah mempunyai aktivitas sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus secara in vitro. jika dilihat dari zona hambat yang terbentuk, konsentrasi optimum yaitu pada fraksi n-heksan konsentrasi 45% dilihat dari hasil uji post-hoc aktivitas antibakteri n-heksan 45% adalah yang paling mendekati kontrol positif.
Uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak daun belimbing wuluh dan daun pepaya terhadap bakteriStaphylococcus aureus dan Eschericia coli Lulul Ulfatun Qorik’ah; Amalia Eka Putri; Choirul Huda
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 7, No 1 (2023): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v7i1.8868

Abstract

Penyakit infeksi merupakan masalah terbesar dalam dunia kesehatan dan menjadi penyebab utama angka kematian di Indonesia. Bakteri yang menyebabkan infeksi adalah Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Meluasnya penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Untuk mengurangi adanya resistensi terhadap antibiotik diperlukan pengobatan dengan alternatif lain seperti menggunakan bahan alam yang memiliki senyawa antibakteri sebagai obat tradisional. Salah satunya adalah daun belimbing wuluh dan daun pepaya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas kombinasi ekstrak daun belimbing wuluh dan daun pepaya sebagai antibakteri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental. Sampel daun belimbing wuluh dan daun pepaya di maserasi menggunakan pelarut etanol 70% yang kemudian di uji fitokimia secara kualitatif dan kuantitatif. Uji aktivitas kombinasi DBWDP digunakan perbandingan 1:1,5, 1:3, 2:1,5. Analisa hasil dilakukan dengan uji Kruskall Wallis dan Mann Whitney. Hasil pengujian aktivitas antibakteri kombinasi daun belimbing wuluh daun pepaya menunjukkan adanya aktivitas antibakteri yang lebih poten ke bakteri Eschericia coli daripada Staphylococcus aureus. Kombinasi DBWDP teraktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan rata rata zona hambat sebesar sebesar 7,66 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan sebesar 10 mm terhadap bakteri Eschericia coli ATCC 25922.
Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun papaya terhadap bakteri Propionibacterium acnes secara difusi Shella Nada Veronica; Choirul Huda; Yunita Diyah Safitri
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 7, No 1 (2023): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v7i1.8963

Abstract

Propionibacterium acnes merupakan salah satu flora normal pada kulit manusia, bakteri mendominasi didaerah folikel sebasea kulit dan dapat menyebabkan jerawat Kketika menginfeksi kulit. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun papaya dan konsentrasi optimum untuk menghambat bakteri Propionibacterium acnes. Daun pepaya diekstraksi dengan metode maserasi memakai etanol 70%. Skrining fitokimia ekstrak daun pepaya terhadap kandungan flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi paper disc dengan kontrol positif klindamisin serta dengan kontrol negatif DMSO 5%. Hasil skrining fitokimia ekstrak positif ada senyawa flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. Dari pengujian aktivitas ini, ekstrak daun pepaya mempunyai aktivitas antibakteri ditandai dengan adanya zona bening disekitar cakram. Berdasarkan kesimpulan ekstrak daun pepaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOLIK ALGA MERAH Porphyra ssp DENGAN METODE DPPH (1,1-Diphenyl-2-picryl Hidrazil) Choirul Huda
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan alga merah Porphyra ssp melalui uji fitokimia dan uji DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl). Untuk proses ekstraksi penelitian ini menggunakan pelarut etanol dengan konsentrasi 70%. Analisis yang dilakukan meliputi rendemen, uji fitokimia, dan perhitungan IC50 dari masing-masing ekstrak. Nilai rendemen sebesar 1,8%. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa sampel yang diekstrak dengan methanol 95% memiliki 6 komponen antioksidan yang diuji secara kualitatif (alkaloid, steroid, saponin, terpenoid, polifenol dan flavonoid). Nilai IC50 paling baik diperlihatkan oleh sampel yang diekstrak dengan etanol 70% yaitu sebesar 97,522 ppm. Secara keseluruhan penelitian ini memperlihatkan efektivitas sampel Porphyra ssp sebagai sumber antioksidan alami.
Aktivitas ANtibakteri Fraksi Daun Kakao (Theobroma cacao L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro: Antibacterial Activity of Cocoa Leaf Fraction (Theobroma cacao L.) against Staphylococcus aureus Bacteria by In Vitro Noviana Mandhaki; Choirul Huda; Amalia Eka Putri
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2021): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v3i2.269

Abstract

Cacao are a plantation commodity in Indonesia. Most of the cacao plant is cacao leaves. One of the utilization of cacao leaves by the community is as compost, but has not been utilized by the community as a raw material of traditional medicine. Based on research, cacao leaves contain secondary metabolite compounds that can be used as an antibacterial against Staphylococcus aureus bacteria that often cause infection in humans. The purpose of this study was to find out the activity of ethanol fraction, dichloromethane, and n-hexane from cacao leaf extract as an antibacterial against Staphylococcus aureus ATCC 25923. This study used extraction methods of maceration and fractionation using ethanol solvents, dichloromethane, and n-hexane. Test the antibacterial activity of cacao leaf fraction using disc diffusion method with a concentration series of 10%, 20%, and 30%. The results showed that ethanol and dichloromethane fractions had antibacterial activity.
Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Daun Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus: Antibacterial Activity Test of Water Hyacinth Leaf Fraction (Eichhornia crassipes) against Staphylococcus aureus Bacteria Shindy Charisma Nur Qur’an; Choirul Huda; Rahma Diyan Martha
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2021): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v3i2.270

Abstract

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif yang memiliki habitat alami pada manusia dan mudah resisten terhadap antibiotik. Alternatif yang lebih aman untuk mengatasi masalah infeksi Staphylococcus aureus yaitu dengan memanfaatkan bahan aktif antimikroba dari tanaman obat. Salah satu tanaman yang dapat digunakan adalah eceng gondok. Eceng gondok merupakan tanaman yang memiliki kemampuan mengahambat aktivitas bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri maserat ekstrak, fraksi teraktif dari fraksi etanol 96%, fraksi diklorometana, fraksi N-heksan dan konsentrasi optimum fraksi aktif daun eceng gondok terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Daun eceng gondok diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% dan dilakukan proses fraksinasi menggunakan pelarut etanol, diklorometana dan N-heksan. Uji aktivitas antibakteri dilakukan metode difusi cakram kertas. Fraksi teraktif dilakukan seri konsentrasi 15%, 30%, dan 45%. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan maserat ekstrak daun eceng gondok memiliki aktivitas antibakteri dengan diameter rata-rata 10,3 mm. Fraksi etanol merupakan fraksi teraktif yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan hasil rata-rata diameter 21 mm. Konsentrasi optimum dari fraksi teraktif adalah konsentrasi 15% dengan diameter rata-rata 13,67 mm