Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISA PENGARUH KELEMBABAN SAMPAH KAYU DAN SISA MAKANAN PADA INCENERATOR PORTABLE SKALA RUMAH TANGGA Imron Rosyadi; Mekro Permana Pinem; Aswata Aswata; Yusvardi Yusuf; Dhimas Satria; Lega A.
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume III Nomor 1, April 2017
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fwl.v1i1.1467

Abstract

Sampah merupakan salah satu permasalahan perkotaan yang sampai saat ini merupakan tantangan bagi pengelola kota,  peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya sebanding dengan peningkatan jumlah volume sampah. Hal ini menjadi permasalahan serius bagi Pemerintah Daerah. Dari semua sampah tersebut penyumbang terbesar yaitu sampah organik sebesar 85% dan sampah anorganik sebesar 15%. Salah satu metode alternatif penanganan sampah dapat diterapkan dirumah tangga dengan incenerator portable. Incenerator portable ini memiliki ruang pembakaran dan tempat penampung sampah yang akan dibakar. Proses pembakaran dilakukan dengan tertutup, untuk menghindari bahaya toksin maupun infeksi dari sampah yang akan dimusnahkan. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian hasil pembakaran sampah organik yang terdiri dari sampah sisa makanan dan kayu dengan variasi kadar air sampah. Dari hasil pengujian sampah organik dengan variasi kadar air, diperoleh temperatur maksimum dengan nilai kadar air awal 43,33% dengan temperatur 729oC, untuk kadar air 58,67% dengan temperatur 698oC, untuk kadar air 68,67% dengan temperatur 589oC, dan untuk kadar air 78,67% dengan temperatur 546oC. Sedangkan sampah yang tereduksi dari proses pembakaran berturut turut adalah 96%, 95%, 94,6%, dan 94,2%. Dari hasil pengujian diatas didapat hasil bahwa incenerator portable ini mampu untuk membakar sampah organik hingga kadar air 78,67%, tetapi untuk pembakaran optimal yaitu pada pembakaran hingga kadar air hingga 58,67%, dan didapat pengujian sampah organik pada incenerator dengan variasi kadar air secara umum berlangsung sempurna karena dari setiap pengujian sampah yang direduksi diatas 80%. Dan dari data tersebut didapat semakin tinggi kadar air maka semakin rendah temperatur maksimal yang tercapai dan jumlah sampah yang tereduksi.
PENGATURAN WAKTU PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK DENGAN AIR LINDI SEBAGAI STARTER DALAM ANAEROBIC DIGESTER UNTUK MENDAPATKAN PRODUKSI YANG KONTINYU Ni Ketut Caturwati; Agung Sudrajat; Heri Haryanto; Mekro Permana Pinem; Reza Reza
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume III Nomor 1, April 2017
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fwl.v1i1.1465

Abstract

Terbatasnya sumber energi fosil menuntut upaya pencarian sumber  energi lain khususnya yang bersifat baru dan terbarukan. Salah satu sumber energi yang layak untuk diperhitungkan adalah biogas yang berasal dari sampah padat. Teknik pengolahan sampah padat melalui anaerobik digester dapat dipergunakan untuk menghasilkan sumber energi baru seperti biogas disamping dapat membantu penanganan masalah penumpukan sampah kota.  Dalam penelitian ini digunakan 4 buah digester untuk memproduksi biogas dari sampah organik dengan menggunakan starter dari air lindi dimana selang masa awal produksi dibuat beda 14 hari antara satu digester dengan digester berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan masa produksi biogas dengan kandungan gas metana diatas 10 % dihasilkan rata-rata selama 10 hari yaitu hari ke 20 sampai hari ke 30. Untuk itu selang waktu awal produksi hendaknya dibuat 10 hari agar produksi biogas dapat bersifat kontinyu.
EKSTRAKSI KITOSAN BERBASIS CANGKANG KEONG MAS (Pomacea canaliculata) MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIKASI Nufus Kanani; Endarto Yudo Wardhono; Muhammad Triyogo Adiwibowo; Mekro Permana Pinem; Wardalia Wardalia; Harly Demustila; Muhamad Farhan; Ropi Anwari
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v12i2.22217

Abstract

Kitosan adalah polisakarida yang berasal dari kitin, suatu zat yang ditemukan dalam cangkang hewan golonagn krustasea. Kitosan memiliki sifat-sifat tertentu yang membuatnya bermanfaat dalam berbagai bidang industri, seperti farmasi, kesehatan, dan pangan. Kitosan merupakan hasil deasetilasi dari kitin. Sumber kitin bisa diperoleh dari jenis hewan arthropoda salah satunya yaitu pada keong mas (Pomacea canaliculata). Keong mas adalah organisme invasif yang dapat merusak tanaman padi dan tanaman air lainnya dan dapat menjadi ancaman serius bagi pertanian. Proses ekstraksi untuk mendapatkan kitosan dari cangkang keong mas melalui tiga tahapan proses yaitu deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi menggunakan gelombang ultrasonikasi yang membutuhkan beberapa variasi agar mendapatkan hasil optimal. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menginvestigasi pengaruh jenis pelarut pada proses demineralisasi (HCl 1M, FeCl3 1%, dan HCl : FeCl3 2:1), konsentrasi NaOH pada proses deasetilasi (20, 30, dan 40%), serta lama waktu ekstraksi terhadap derajat deasetilasi (DD) dari kitosan. Perhitungan DD dilakukan menggunakan metode titrasi. Nilai derajat deasetilasi optimal diperoleh pada penggunaan variasi demineralisasi menggunakan pelarut HCl 1M : FeCl3 1% 2:1, dengan konsentrasi NaOH proses deasetilasi yaitu 40% dan lama waktu deasetilasi selama 60 menit menghasilkan nilai derajat deasetilasi sebesar 88,35%.