Claim Missing Document
Check
Articles

POLA KEPEMIMPINAN DI KANTOR BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (BKBPM) KOTA MALANG Abdul Maskar HR; Sugeng rusmiwari; Akhirul Aminulloh
JISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.04 KB) | DOI: 10.33366/jisip.v1i1.45

Abstract

Abstract: In this study directly describe the patterns of leadership in a government institution in the city of Malang, in this case the Board of Family Planning and Community Empowerment (BKBPM) MalangResearch by the author is a type of qualitative research that places more emphasis on the quality of research results in the form of sentences statements, testimonies, and others. For data collection, the author conducted a number of ways or techniques of observation, documentation, and interviews with the respondents in the study. So to ease the authors, the interview process was conducted on the sidelines of a break. The results that the authors obtained after processing the data from the files of interviews with respondents, the authors concluded that the pattern of leadership is a way or activities to influence the behavior of others or the arts affect human behavior, both individuals and groups. And one thing that needs to be underlined is the pattern of leadership should not be limited by the rules or etiquette bureaucracy. Leadership can happen anywhere, as long as someone shows ability to influence the behavior of others towards the achievement of a specific goal. Some of the patterns found among other leadership: Negative and Positive Impact of Leadership Patterns in BKBPM Malang. The positive impacts include: service runs as expected, patterns of leadership goes well, Bottoms received instructions from the leader and done well. While the negative impacts are: Happiness, Perseverance, efficiency, courtesy in the service, and Norma applicable. Keywords: Patterns, Leadership. Abstrak: Pada penelitian ini secara langsung mendeskripsikan tentang pola kepemimpinan di suatu lembaga pemerintahan yang ada di Kota Malang, dalam hal ini yakni Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (BKBPM) Kota Malang. Penelitian yang penulis lakukan ini merupakan Jenis Penelitian Kualitatif yang lebih menekankan pada kualitas hasil penelitian dalam bentuk kalimat-kalimat pernyataan, keterangan-keterangan, dan lain-lain.Untuk pengambilan data, penulis melakukan beberapa cara atau teknik dengan melakukan observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan responden di tempat penelitian. Sehingga untuk memudahkan penulis, proses wawancara pun dilakukan disela-sela waktu istirahat.Hasil penelitian yang penulis peroleh setelah melakukan pengolahan data dari berkas-berkas wawancara dengan responden, maka penulis berkesimpulan bahwa Pola kepemimpinan adalah suatu cara atau kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. faktor penting yang dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan di BKBPM Kota Malang antara lain : Persepsi yang tepat, tingkat kematangan, Penilaian yang tepat terhadap tugas, Latar belakang dan pengalaman, Harapan dan gaya pemimpin, Hubungan seprofesi, serta Para pemimpin saat ini menghadapi situasi yang sulit. Factor-faktor lain adalah : Kepribadian (personality), Harapan dan perilaku atasan, Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa pola kepemimpinan, Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi pola kepemimpinan, Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan, serta Harapan dan perilaku rekan. Kata Kunci : Pola, Kepemimpinan.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN RASIONAL DAN BOUNDED TERHADAP KINERJA PEGAWAI Dina .; Sugeng Rusmiwari
JISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.838 KB) | DOI: 10.33366/jisip.v6i2.1484

Abstract

Abstract: Human life is always filled by decision-making. Decision-making is a science and an art that must be sought, learned, owned and developed maximally to gain benefit and solutions that maximize value, in improving the performance of employees for the benefit of the organization. However, this problem is still an ecological phenomenon between rational and bounded decision making, so employees’ performance becomes the answer to the problem. This research is a quantitative research. The samples used was a purposive sampling, with the main data collection techniques with a questionnaire and supported by the documentation. The results of this study proved that rational and bounded decision making had a very positive effect on employees’ performance known by t count (2.521 and 3.624). There was a performance improvement of 66.7%. Based on these results, in improving the performance of employees required a quick and decisive decision-making process in order to play an important role to create employees’ behaviors. Based on the explanation above, it could be understood that the aspects of performance required loyalty, initiative, honesty, discipline, personality, cooperation, creativity, work result, skills and responsibilities and solutions; Completeness of facilities infrastructure, work facilities availability, and other adequate support such as telecommunications and informatics technology.  Keywords: Rational Decision, Bounded, Employee Performance Abstrak:         Kehidupan manusia selalu diisi oleh peristiwa pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan, ilmu maupun seni yang harus dicari, dipelajari, dimiliki dan dikembangkan secara maksimum dalam meraih manfaat serta solusi yang memaksimalkan nilai, dalam meningkatkan kinerja pegawai  untuk kepentingan organisasi. Namun, masalah ini masih fenomena ekologis antara pengambilan keputusan rasional dan bounded, sehingga kinerja pegawai menjadi jawaban atas persoalan tersebut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan purposive sampling, dengan teknik pengumpulan data utama digunakan kuesioner didukung oleh dokumentasi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengambilan keputusan rasional dan bounded memiliki pengaruh yang sangat positif terhadap kinerja pegawai diketahui dengan nilai thitung (2,521 dan 3,624) terdapat peningkatan kinerja sebesar 66,7%. Berdasarkan hasil tersebut maka dalam meningkatkan kinerja pegawai dibutuhkan proses pengambilan keputusan secara cepat dan tegas sehingga berperan penting untuk menciptakan perilaku pegawai. Berdasarkan penjelasan maka dapat dipahami bahwa aspek dalam kinerja diperlukan kesetiaan, prakarsa, kejujuran, kedisiplinan, kepribadian, kerjasama, kreativitas, hasil kerja, kecakapan dan tanggungjawab serta penyelesaian; kelengkapan sarana prasarana, tersedianya sarana kerja, dan pendukung lainnya yang memadai seperti teknologi telekomunikasi dan informatika. Kata Kunci: Keputusan Rasional, Bounded,  Kinerja Pegawai 
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN Petrus Lende Ngongo; Sugeng Rusmiwari
JISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.811 KB) | DOI: 10.33366/jisip.v6i3.1468

Abstract

Abstract: From the result of the research, it is found that community participation in the development of the village of gunungsari, such as participation in the development of community education has been directly involved in channeling its aspirations and involved in the improvement, while the community participation in the construction of public health facilities directly involved its development and work enthusiasm social service, and community participation in the development of public road facilities have been directly involved in road repairs. Keywords: Community Participation, Development Abstrak: Dari hasil penelitian diperoleh secara keseluruhan bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa gunungsari, seperti partisipasi dalam pembangunan pendidikan masyarakatnya sudah terlibat langsung dalam menyalurkan aspirasinya dan terlibat dalam perbaikan yang ada, sedangkan pada partisipasi masyarakat dalam pembangunan sarana kesehatan masyarakatnya terlibat langsung pembangunannya dan antusiasi kerja bakti sosial, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan sarana jalan masyarakatnya sudah ikut langsung terlibat dalam perbaikan jalan. Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat, Pembangunan
PROSES PELAYANAN E-KTP DALAM USAHA TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN BIDANG PENDIDIKAN ( STUDI DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BATU KOTA BATU) M. Shofi; Sugeng Rusmiwari
JISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.148 KB) | DOI: 10.33366/jisip.v8i1.1554

Abstract

Abstract: The family hope program in the education sector is a social protection program that has the character of providing conditional cash assistance to very poor households in the education sector as a form of social protection by the government to the poor. Currently the number of beneficiaries up to 2018 reaches 10 million program beneficiaries, a number that is very much even though still from a small number of poor people in Indonesia. The general objective of the family program hopes in the education sector is to improve accessibility to education services in supporting the achievement of short-term quality of life and breaking the long-term poverty chain. The family hope program in the education sector is part of the family program component of hope which is the focus of poverty alleviation in the education sector which aims to change the lives of the poor so that they are more qualified in accordance with the abilities they sharpen in school. Actually the family hope program is a form of poverty alleviation, but this model does not involve the participation of the community as a whole, but only people who are classified as poor and have entered verification data that has been determined. Where the government has a big role in providing minimal assistance so that people can achieve a better quality of life than before. Keywords: Family Hope, Education, Poverty Program Abstrak: Program keluarga harapan bidang pendidikan merupakan program perlindungan sosial yang bersifat memberikan bantuan tunai bersyarat pada rumah tangga sangat miskin dalam bidang pendidikan sebagai bentuk perlindungan sosial oleh pemerintah kepada masyarakat miskin. Saat ini jumlah penerima manfaat sampai dengan 2018 mencapai 10 juta penerima manfaat program, jumlah yang sangat banyak walaupun masih dari sebagian kecil jumlah penduduk miskin yang ada di Indonesia. Tujuan umum program keluarga harapan bidang pendidikan adalah untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap pelayanan pendidikan dalam mendukung tercapainya kualitas hidup jangka pendek dan memutus rantai kemiskinan jangka panjang. Program keluarga harapan bidang pendidikan merupakan bagian dari komponen program keluarga harapan yang menjadi fokus dalam pengentasan kemiskinan bidang pendidikan yang bertujuan untuk mengubah kehidupan masyarkat miskin agar lebih berkualitas sesuai dengan kemampuan yang mereka asah dalam bersekolah. Sebenarnya Program keluarga harapan adalah bentuk pengentasan kemiskinan namun model seperti ini tidak melibatkan pastisipasi masyarakat secara keseluruhan, namun hanya masyarakat yang memang tergolong miskin dan telah masuk verifikasi data yang telah di tentukan. Dimana pemerintah mempunyai peran besar dalam menyediakan bantuan minimal supaya masyarakat bisa mencapai kualitas hidup yang lebih baik dari sebelumnya.Kata Kunci: Program Keluarga Harapan, Pendidikan, Kemiskinan
HUBUNGAN KARIES GIGI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK SEKOLAH UMUR 6 – 9 TAHUN DI SD NEGERI 1 PETUNGSEWU KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG Ari Krisna; Neni Maemunah; Sugeng Rusmiwari
Nursing News : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 3, No 3 (2018): Nursing News : Jurnal Ilmiah Keperawatan
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/nn.v3i3.1190

Abstract

Anak umur 6-12 tahun merupakan kelompok usia yang paling banyak mengalami penyakit karies gigi. Karies gigi sering terjadi pada semua umur. Karies gigi dapat mengakibatkan berbagai pengaruh pada anak yang akhirnya dapat membuat anak mengalami penurunan prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karies gigi dengan prestasi belajar pada anak sekolah Umur 6-9 tahun Di SD Negeri 1 Petungsewu Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Desain menggunakan cross sectional dengan variabel dependent prestasi belajar dan variabel independent Karies gigi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 68 anak, menggunakan random sampling dengan sampel sebanyak 51 anak. Data diuji menggunakan Fisher’s Exact Test dengan tingkat signifikasi ɑ=0,05. Hasil penelitian menunjukan kejadian karies gigi pada anak 6-9 tahun sebanyak 47 (92,2%), prestasi belajar pada anak 6-9 tahun dengan kategori baik sebanyak 48 anak (94,1%). Uji korelasi Fisher’s Exact Test didapatkan p=1,000, yang berarti tidak terdapat hubungan antara karies gigi dengan prestasi belajar pada anak sekolah umur 6-9 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak, namun karies gigi tidak menjadi salah satu faktornya. ABSTRACT Children aged 6-12 years are the age group with the most dental caries. Dental caries often occurs at all ages. Dental caries can cause a variety of influences on children which can ultimately make a child decrease his learning achievement. This study aims to determine the relationship of dental caries with learning achievement in school children aged 6-9 years at SD Negeri 1 Petungsewu, Dau Sub-District, Malang Regency. Design using cross sectional with dependent variable learning achievement and independent variable of dental caries. The population in this study were 68 children, using random sampling with a sample of 51 children. The results of the analysis were tested using Fisher's Exact Test with a significance level ɑ=0.05. The results showed the incidence of dental caries in children 6-9 years as many as 47 (92.2%), learning achievement in children 6-9 years with a good category of 48 children (94.1%). Fisher ’s Exact Test correlation test obtained p=1.000, which means there is no relationship between dental caries and learning achievement in 6-9 year old schoolchildren. Many factors influence children's learning achievement, but dental caries is not a factor. Keywords : Dental caries; learning achievement; school children.
Prospek Kopi Pilozz Di Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang Eko Marhaeniyanto; Sugeng Rusmiwari; Sri Susanti
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.593 KB) | DOI: 10.33366/japi.v4i1.1239

Abstract

Usaha Kopi Pilozz produksi UMKM di Desa Bocek Karangploso dipimpin Ibu Ir. Chresna Cutha Radtra. Keberadaan kopi Pilozz sangat diharapkan petani karena dapat menyerap pemasaran kopi dan meningkatkan produksi kopi lokal. Program kemitraan masyarakat (PKM) bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap mitra kopi Pilozz sehingga mampu menjadi UMKM produktif. Usaha Kopi Pilozz memiliki potensi besar untuk bisa dikembangkan namun masih memiliki beberapa kendala. Sarana produksi yang masih sederhana, kemampuan produksi terbatas (2,5-3 kg/hari), serta biji kopi yang dihasilkan masih banyak pecah merupakan permasalahan mitra yang perlu dibantu penyelesaiannya. Hasil diskusi dengan mitra diputuskan beberapa program prioritas yaitu pembenahan sarana dan prasarana guna peningkatan kualitas dan kuantitas produksi. Pembuatan dome, peningkatan kapasitas mesin pemecah kulit ari (huller) dan daya mesin penggeraknya, pelatihan dan pendampingan manajemen, menyusun SOP dan SSOP produksi kopi Pilozz hingga memperoleh PIRT, merk dagang kopi Pilozz dan pemasaran secara online merupakan program yang diselesaikan. Melalui pendampingan dari tim PKM maka usaha Kopi Pilozz semakin berkembang, terdapat peningkatan produksi, perbaikan manajemen usaha dan perluasan jaringan pemasaran baik melalui pola kerjasama ataupun pemasaran secara online. Dengan kemasan yang lebih menarik dan mampu menambah masa simpan produk, maka peluang usaha Kopi Pilozz lebih produktif bisa terwujud.
STRATEGI PEMBERDAYAAN UNTUK MENGIKIS DISKRIMINASI TERHADAP KAUM PEREMPUAN Abd. Rohman; Sugeng Rusmiwari; Ade Hermawan
REFORMASI Vol 12, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/rfr.v12i2.3736

Abstract

The issue of violence and discrimination against women is still an international issue, even including the Sustainable Development Goals (SDGs) agenda. Discrimination against women occurs most often is violence, stereotypes and subordination of women. The purpose of this study was to reveal the efforts of local governments in empowering women to eradicate violence and discrimination against women. This study used a qualitative method with a descriptive approach. Determination of informants used purposive sampling technique and data analysis using Miles, Huberman, and Saldana models, namely data reduction, data presentation, data condensation, and drawing conclusions/verification. The research findings that the women's empowerment strategy carried out by the P3AP2KB Office of the Malang City Government are (1) strengthening political will by issuing policies for the protection and empowerment of women, as well as efforts to understand and strengthen regulations on the protection and empowerment of women. (2) encourage and strengthen the participation of women in various development programs of the Malang City Government, such as outreach activities, training, musrenbang, and the development of women's organizations. (3) provide guidance to women's limitations with a group approach and urge women to organize themselves both within women's circles and in partnership with men. These efforts are made so that women can empower their potential to contribute their interests and talents to create an independent and prosperous life. Women will also be more confident and be able to have the courage to speak out in public to express their opinions.AbstrakIsu kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan masih menjadi isu internasional, bahkan termasuk agenda Sustainable Development Goals (SDGs). Diskriminasi terhadap perempuan terjadi paling sering adalah kekerasan, stereotip dan subordinasi. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan upaya Pemerintah Daerah dalam memberdayakan perempuan guna mengikis kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling dan analisis data menggunakan model interaktif, yakni reduksi data, penyajian, kondensasi, dan penarikan simpulan/verifikasinya. Temuan penelitian bahwa strategi pemberdayaan perempuan yang dilakukan Dinas P3AP2KB Pemerintah Kota Malang adalah (1) penguatan political will dengan menerbitkan kebijakan perlindungan dan pemberdayaan perempuan, serta upaya pemahaman dan penguatan peraturan-peraturan tentang perlindungan dan pemberdayaan perempuan. (2) mendorong dan menguatkan keikutsertaan perempuan dalam  berbagai program pembangunan Pemerintah Kota Malang, seperti kegiatan sosialisasi, pelatihan, musrenbang, dan pengembangan organisasi perempuan. (3) melakukan pembinaan terhadap keterbatasan kaum perempuan dengan pendekatan kelompok-kelompok serta menghimbau kaum perempuan menghimpun diri baik dalam kalangan Perempuan saja maupun bermitra dengan laki-laki. Upaya tersebut dilakukan agar kaum perempuan dapat memberdayakan potensi yang di miliki untuk menyumbangkan minat dan bakatnya mewujudkan kehidupan diri yang mandiri dan sejahtera. Kaum perempuan juga akan lebih percaya diri dan dapat memberanikan dirinya untuk bersuara di depan publik menyampaikan pendapatnya.
IMPLEMNTASI KEBIJAKAN MODEL GORGE ERDWAD III DALAM PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) Suriyantini Suriyantini; Abd. Rohman; Sugeng Rusmiwari
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP) Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jisip.v11i2.2510

Abstract

Implementation of Government Policy on Management of Village-Owned Enterprises is the goal of the issuance of Government Regulation Number 11 of 2021 concerning Management of Village-Owned Enterprises (BUMDes). However, the problem is that the understanding of village officials and administrators from BUMDes regarding the policy is still very weak. This study uses qualitative methods with data collection techniques through observation, interviews and documentation. Determination of informants using snowball sampling. Data analysis was carried out using the Miles, Huberman, and saldana models, namely data collection, data condensation, data presentation and drawing conclusions. The data obtained were tested using triangulation techniques, namely checking data on the same source with different techniques. The research finding is that the implementation of the Government Policy on the Management of Village-Owned Enterprises has not been fully implemented. This study looks at the implementation model of George Erdwad III which includes four indicators, namely communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. From the communication indicators, BUMDes management policies are not yet fully known and understood by policy implementers, namely BUMDes managers. In general, resource indicators have not been able to be maximized, especially human resources. Disposition indicators are seen from two things, namely the appointment of bureaucrats and intensive. These two things are not carried out optimally in the management of BUMDes. Bureaucratic structure indicators include two things, namely Standard Operating Procedures (SOP) and fragmentation. Both of these things have not been seen to be implemented, so that the management of BUMDes has not run optimally. Several factors support the management of BUMDes, namely the presence of abundant village potential resources and support from the local government. The inhibiting factors are inadequate human resources, inadequate infrastructure, and lack of funding support in the management of BUMDes.Keywords: Policy, BUMDes, Gorge Erdwad III ModelImplementasi Kebijakan Pemerintah Tentang Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa merupakan tujuan dari dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2021 tentang Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Namun permasalahannya adalah pemahaman perangkat desa maupun pengurus dari BUMDes tentang kebijakan tersebut masih sangat lemah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Penentuan informan menggunakan snowball sampling. Analisis data dilakukan dengan model Miles, Huberman, dan saldana yakni pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh diuji menggunakan triangulasi teknik, yaitu mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Temuan penelitian bahwa implementasi Kebijakan Pemerintah Tentang Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa belum sepenuhnya terimplementasikan. Penelitian ini melihat dari model implementasi George Erdwad III yang meliputi empat indikator, yakni komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Dari indikator komunikasi, kebijakan pengelolaan BUMDes belum sepenuhnya diketahui dan dipahami oleh pelaksana kebijakan, yakni pengelola BUMDes. Indikator sumber daya secara umum juga belum mampu dimaksimalkan, khususnya sumber daya manusianya. Indikator disposisi dilihat dari dua hal, yakni pengangkatan birokrat dan intensif. Kedua hal tersebu tidak dilaksanakan secara maksimal dalam pengelolaan BUMDes. Indikator struktur birokrasi meliputi dua hal, yakni Standar Operating Prosedures (SOP) dan fragmentasi. Kedua hal tersebut juga belum terlihat dilaksanakan, sehingga pengelolaan BUMDes belum berjalan secara maksimal. Beberapa faktor yang mendukung pengelolaan BUMDEs, yakni adanya sumber daya sebagai potensi desa yang melimpah dan adanya dukungan dari pemerintah daerah. Faktor penghambatnya adalah sumber daya manusia yang kurang memadai, infrastruktur yang kurang mendukung, serta kurangnya dukungan pendaan dalam pengelolaan BUMDes.Kata kunci: Kebijakan, BUMDes, Model Gorge Erdwad III
ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PROGRAM PEMBANGUNAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN MENTAOS KOTA BANJARBARU I Irawanto; Monica Selvia; Riky Welli Saputra; Sugeng Rusmiwari
REFORMASI Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/rfr.v13i1.4682

Abstract

Banjarbaru City's economic growth compared to the National Level and the Province of South Kalimantan is low. Therefore efforts to increase community income and community empowerment efforts need to be carried out, this is in line with the government's mission to develop the economy, control population and increase development. Therefore development efforts in various fields are being and continuously being carried out. The research was conducted using qualitative research methods and data collection techniques in the form of interviews, observation and documentation to obtain data in accordance with the research. The results of the study indicate that the government's efforts in terms of empowering the Mentaos Village community through an economic development program can be said to be successful in improving the welfare of the Mentaos Village community as measured by the increase in income earned by business actors participating in the program and also the provision of training and courses provided can improve their abilities or skills in the business world so that they can be independent to meet their economic needs.AbstrakPertumbuhan ekonomi Kota Banjarbaru dibanding dengan Tingkat Nasional dan Provinsi Kalimantan Selatan termasuk yang rendah. Oleh karena itu upaya peningkatan pendapatan masyarakat serta upaya pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan, hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mengembangkan ekonomi, pengendalian penduduk dan meningkatkan pembangunan. Oleh karena itu upaya pembanguan dalam berbagai bidang sedang dan terus dilakukan. Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif dan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam hal pemberdayaan masyarakat Kelurahan Mentaos melalui program pengembangan ekonomi dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kelurahan Mentaos yang diukur dari hasil peningkatan pendapatan yang didapatkan oleh para pelaku usaha yang mengikuti program tersebut dan juga pemberian pelatihan dan kursus yang diberikan dapat meningkatkan kemampuan atau keterampilan mereka dalam dunia usaha sehingga dapat mandiri untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
Renewal Concept of Sustainable Tourism Development in Indonesia: Comparative Study of Local Government of Batu City and Probolinggo Regency Hardianto, Willy Tri; Rusmiwari, Sugeng; Firdausi, Firman
JKAP (Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik) Vol 27, No 2 (2023): November
Publisher : Magister Ilmu Administrasi Publik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkap.83290

Abstract

Development planning and tourism are an inseparable part of the integrated development unity in Indonesia. SDGs demands for sustainable development are a challenge in themselves. Development in Indonesia has an integrated planning system from central to regional government and from region to center. Integrating the SDG's focus as a mandatory aspect of sustainable development, tourism is included as one of the development items. This research uses qualitative methods by comparing the two regions. The concept of sustainable tourism development, namely Pro-Economic Prosperity, Pro-Environmental Sustainability, Pro-Social Justice and Pro-Environment, has not fully answered new problems such as capacity which results in a saturation point in development and change. in leadership in a democratic system for 5 years, and unforeseen circumstances such as natural disasters. Tourism development has been discussed a lot, and some things refer to new variables. This research aims is to find a new concept of sustainable development. Informants from this research used purposive sampling with the informant being the Head of Research and Development at BAPPEDA and the Head of the Tourism Development Section at the Tourism Office in two different regions, namely Batu City and Probolinggo Regency. Primary data uses interview results and secondary data uses official documents from regional organizations. This research produces three new variables in Sustainable Development, namely political sustainability, disaster preparedness, and visitor capacity as aspects that need further consideration. This variable is a new concept in the development of Public Administration Science, especially in the field of Sustainable Development.