Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Rahmat, Pupu Saeful
Dinamika Dinamika Volume VI, Nomor 2, September 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract. Theoretically the adolescent psychological development is a transition periodwhich is marked by changes in biological, psychological and social aspects. Empirically,the increasing trend of juvenile delinquency is caused by the inability of the earlyadolescents to be assertive so that their personality become weak and they can easily fallinto negative things. This study aimed at determining the extent to which environment andmass media have the influence on assertive behaviour and juvenile delinquency trend inJunior High School in West Java Province. The respondents of this research were 458students of Junior High Schools in West Java. Questionnaire was used to collect the data.Samples were chosen by using stratified random sampling technique. Data analysisemployed Structural Equation Modelling (SEM) with two-stages testing: measurementmodel and structural model, using Analysis of Moment Structure (AMOS). The results ofthis study revealed that all hypothetical statements have significant effects. The findingsshowed that the increasing level of students’ assertive behaviour can decrease the tendencyof juvenile delinquency in them.Keywords: assertive behaviour, parenting, mass media, juvenile delinquency trend
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Pupu Saeful Rahmat
Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Dinamika Volume VI, Nomor 2, September 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/dinamika.v6i2.917

Abstract

Theoretically the adolescent psychological development is a transition period which is marked by changes in biological, psychological and social aspects. Empirically, the increasing trend of juvenile delinquency is caused by the inability of the early adolescents to be assertive so that their personality become weak and they can easily fall into negative things. This study aimed at determining the extent to which environment and mass media have the influence on assertive behaviour and juvenile delinquency trend in Junior High School in West Java Province. The respondents of this research were 458 students of Junior High Schools in West Java. Questionnaire was used to collect the data. Samples were chosen by using stratified random sampling technique. Data analysis employed Structural Equation Modelling (SEM) with two-stages testing: measurement model and structural model, using Analysis of Moment Structure (AMOS). The results of this study revealed that all hypothetical statements have significant effects. The findings showed that the increasing level of students’ assertive behaviour can decrease the tendency of juvenile delinquency in them.
PERAN PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK GENERASI BERKARAKTER PANCASILA Pupu Saeful Rahmat
Pedagogi Vol 3, No 2 (2016): Pedagogi
Publisher : UNIKU PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.136 KB) | DOI: 10.25134/pedagogi.v3i2.1161

Abstract

28 tahun lagi tepatnya di tahun 2045 Indonesia genap memperingati 100 tahun kemerdekaannya atau yang lebih dikenal dengan Indonesia emas. Dalam menyongsong Indonesia emas 2045, Indonesia harus mempersiapkan sumber daya manusia yang handal. Manusia handal yang dimaksud adalah manusia yang tahan banting memiliki semangat hidp yang tinggi dibarengi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai tapi tetap tidak kehilangan jati dirinya sebagai warga negara Indonesia yang mempertahankan budaya bangsanya. Di era persaingan global yang semakin kompleks, kita tidak ingin para generasi penerus bangsa menjadi hancur karena kasus-kasus narkoba, tawuran, disintegrasi bangsa korupsi, kolusi dan nepotisme, walaupun saat ini banyak dari kalangan akademisi yang tersangkut dalam kasus korupsi, padahal dari segi intelektual mereka tidak diragukan lagi.Hal ini terjadi karena lemahnya moralitas serta tuntutan perilaku yang konsumtif dan hedonis menjadikan mereka tersangkut kasuskasus tersebut. Upaya untuk memperbaiki Sumber Daya Manusia menuju Indonesia Emas 2045 adalah upaya pendidikan karakter. Bangsa ini tidak hanya menginginkan generasi yang cerdas dari segi intelektual dan keterampilan tetapi yang lebih penting adalah generasi yang bermoral. Untuk membentuk generasi yang bermoral tersebut, kita bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan mempraktikan Pendidikan karakter sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dengan demikian Pendidikan karakter harus menjadi perhatian kita dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas untuk kepentingan warga negara secara keseluruhan. Untuk mempersiapkan generasi emas yang berkualitas, berbudaya dan agamis di HUT RI yang ke-100 itu, peran pendidikan karakter sangatlah penting. Dengan demikian, guru dan dosen sebagai pemeran penting dalam sistem pendidikan harus benar-benar menjadi teladan utama bagai para siswa dan mahasiswa. Hakikat guru menurut Ki Hajar Dewantara adalah ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yakni di depan menjadi contoh jika di tengah membangkitkan hasrat belajar dan jika di belakang memberikan dorongan. Pendidikan memang bukanlah persoalan yang mudah, bila kita tanam sekarang ia dapat dirasakan hasilnya 28 tahun mendatang. Maka dari itu, kita harus bersinergi untuk mewujudkan generasi emas 2045 (100 tahun Indonesia Merdeka). Persoalan-persoalan itu dapat kita pecahkan bersama-sama dengan bergandengan tangan. Tidak ada lagi yang lalai dalam tugas mendidik, tidak saling menyalahkan, tapi harus bahu membahu menciptakan generasi yang berkarakter Pancasila melalui sistem pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan sehingga terwujud generasi emas Indonesia di tahun 2045. Aamiin.Kata Kunci: pendidikan karakter, generasi berkarakter, karakter pancasila.
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Komparatif Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Kuningan) Pupu Saeful Rahmat
Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi Vol 15, No 01 (2018): Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi
Publisher : Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/equi.v15i01.1071

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan setelah proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Round Table pada dua kelas eksperimen yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Dalam penelitian ini subjek terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI IPS 1 ( kelas eksperimen yang menggunakan tipe NHT) dan kelas XI IPS 2 ( kelas eksperimen yang menggunakan tipe round table). Pengumpulan data dilakukan dengan tes pilihan ganda. Pengolahan data dilakukan dengan melakukan uji normalitas, homogenitas dan N-gain dengan uji t guna mendapatkan nilai perbedaan kedua kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang signifikan antara tipe pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan tipe pembelajaran Round Table. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar dengan menggunakan kedua Tipe tersebut dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tetapi dari hasil penelitian tersebut dinyatakan bahwa tipe Round Table lebih sesuai diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Sehingga Tipe round table dinyatakan efektif dan dapat digunakan sebagai alternatif metode pembelajaran.Kata Kunci : kemampuan berpikir kritis  siswa, Tipe Numbered Heads Together (NHT, tipe Round Table. 
FENOMENA CARA BELANJA ONLINE SHOP DI KALANGAN MAHASISWA (Studi Kasus: Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UNIKU) Pupu Saeful Rahmat
Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi Vol 16, No 01 (2019): Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi
Publisher : Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/equi.v16i01.2020

Abstract

Abstract: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan peneliti tentang seberapa banyak di kalangan mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP UNIKU yang melakukan cara belanjanya melalui online shop. Keinginan ini didasarkan pada  kenyataan yang terjadi di masyarakat tentang semakin populernya penggunaan internet di kalangan generasi muda tak terkecuali mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UNIKU. Online shop merupakan bentuk perubahan yang disajikan oleh internet dari segi inovasi dalam berbelanja. Pada setiap kesempatan online shop menjadi perbincangan oleh sebagian kalangan mahasiswa, lalu bagaimana dengan mahasiswa UNIKU. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: (1) untuk mendiskripsikan fenomena online shop dikalangan mahasiswa Uniku; (2) untuk mengetahui faktor yang mendorong mahasiswa Uniku memilih cara belanja dengan menggunakan online shop. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data penelitian adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Uniku yang menggunakan jasa online shop. Sumber data primer meliputi subjek penelitian yaitu mahasiswa Semester 2, 4, dan dan semester 6.  Tahun akademik 2018/2019, informan penelitian ini adalah 3 orang mahasiswa yang diambil masing-masing seorang mahasiswa dari setiap kelas dan 1 petugas layanan jasa pengiriman barang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumnetasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif yang terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa online shop di kalangan mahasiswa prodi Pendidikan Ekonomi FKIP UNIKU memberikan berbagai perubahan cara belanja sebagai cara belanja untuk memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengganti cara belanja konvensional. Menurut hasil penelitian, dari 7 subjek penelitian laki-laki terbukti bahwa 1 diantaranya menggunakan online shop dan dari 10 orang perempuan dua (2) orang diantaranya sebagai pengguna on line shop untuk memenuhi kebutuhan mereka. Penggunaan online shop bukan hanya memberikan kemudahan namun adapula timbulnya masalah dalam penggunaanya yaitu adanya kekecewaan mahasiswa dalam menggunakan jasa online shop karena barang yang diinginkan tidak sesuai yang dikehendaki. Saran yang peneliti sampaikan adalah kewasapadaan terhadap semua pihak yang menggunakan online shop sebagai cara belanja untuk pemenuhan kebutuhan. Gunakanlah situs resmi yang terpercaya dan pilihlah  kualitas barang yang tinggi ketika melakukan transaksi online shop. Online shop memberikan berbagai kemudahan dalam proses transaksinya oleh sebab itu disarankan kepada para pengguna jasa online shop harus lebih jeli memanfaatkan jasa tersebut dan memilih barang yang dapat digunakan sesuai fungsi barang tersebut.Kata Kunci: online shop, cara belanja (style of purchase), transaksi online.
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI GUGUS LURAGUNG KABUPATEN KUNINGAN Rasidin Rasidin; Disman Disman; Pupu Saeful Rahmat
Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi Vol 19, No 01 (2022): Equilibrium: Jurnal penelitian Pendidikan dan Ekonomi
Publisher : Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/equi.v19i01.4512

Abstract

ABSTRACT This study aims to examine the relationship between the principal's transformational leadership and organizational culture on teacher performance in junior high schools. This study uses an explanatory survey research method. Where the research data was taken on 113 respondent teachers spread over 6 schools in the Luragung Junior High School Cluster. The research instrument uses a questionnaire technique using a rating scale. The data obtained were then processed using descriptive statistical techniques. Hypothesis testing using regression test and multiple regression test with the help of path analysis. The conclusions from the results of this study are (1) there is a positive correlation between the principal's transformational leadership and the performance of Junior High School teachers in the Luragung Cluster, Kuningan Regency, and (2) there is a positive correlation between organizational culture and teacher performance in Junior High Schools in the Luragung Cluster, Kuningan Regency. (3) There is a positive correlation between the principal's transformational leadership and organizational culture together with the performance of teachers in Junior High Schools in the Luragung Cluster, Kuningan Regency.Keyword : Transformational Leadership; Organizational Culture; Teacher PerformanceABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya organisasi terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey). Dimana data penelitian diambil terhadap 113 orang guru responden yang tersebar pada 6 sekolah di SMP Negeri Gugus Luragung. Instrumen penelitian menggunakan teknik kuesioner menggunakan rating scale. Data yang diperoleh kemudian di olah dengan menggunakan teknik statistik deskriptif. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji regresi dan uji regresi berganda dengan bantuan path analisis. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah (1) terdapat korelasi positif antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Gugus Luragung Kabupaten Kuningan (2) Terhadap korelasi positif antara budaya organisasi dengan kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Gugus Luragung Kabupaten Kuningan (3) Terdapat korelasi positif antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Gugus Luragung Kabupaten KuninganKeyword : Kepemimpinan transformasional; Budaya organisasi, Kinerja Guru
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA PARA PELAKU SEKTOR INFORMAL DI PASAR TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA Pupu Saeful Rahmat
Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi Vol 17, No 01 (2020): Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi
Publisher : Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/equi.v17i1.2600

Abstract

ABSTRAK: Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnyaperkembangan usaha para pelaku sektor informal di Pasar TalagaKabupaten Majalengka. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)Untuk mengetahui pengaruh simultan tingkat pendidikan dan perilakukewirausahaan terhadap perkembangan usaha sektor informal di PasarTalaga Kabupaten Majalengka; (2) Untuk mengetahui pengaruh tingkatpendidikan terhadap perkembangan usaha sektor informal di Pasar TalagaKabupaten Majalengka; (3) Untuk mengetahui pengaruh perilakukewirausahaan terhadap perkembangan usaha sektor informal di PasarTalaga Kabupaten Majalengka.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatifjenis survey. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:Tingkat pendidikan, perilaku kewirausahaan berpengaruh secara simultanterhadap perkembangan usaha sektor informal.Alat untuk menguji hipotesis menggunakan uji statistik berupa Uji-tKoefisien Regresi Parsial, Uji Hipotesis Koefisien Regresi Keseluruhan(Uji-F), dan Uji Koefisien Determinasi Majemuk (R2). Hasil penelitiannyaadalah: tingkat pendidikan dan perilaku kewirausahaan secara bersamasamaberpengaruh secara simultan terhadap perkembangan usaha sektorinformal di Pasar Talaga Kabupaten Majalengka. Perilaku kewirausahaanmemiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan usahasektor informal di Pasar Talaga Kabupaten Majalengka. Artinya denganadanya perilaku kewirausahaan yang tinggi maka akan bertambah pulaperkembangan usaha sektor informal di Pasar Talaga KabupatenMajalengka.Kata Kunci: tingkat pendidikan, perilaku kewirausahaan, perkembanganusaha, pelaku sektor informal.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL), METODE PROBLEM SOLVING DAN METODE STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Pupu Saeful Rahmat
Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi Vol 18, No 01 (2021): Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi
Publisher : Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/equi.v18i1.3574

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study was to obtain findings about the differences in the improvement of students' creative thinking skills between classes using problem-based learning methods, classes using problem-solving methods and classes using STAD learning methods. The research subjects were Class XI students of SMKN 1 Kadipaten in the 2018-2019 academic year. The method used in this study is a quasi-experimental. The analysis is used by using Counterbalanced Design with three classes, all of which are experimental classes. The results showed that: First, there were differences in the creative thinking abilities of students in the class using the PBL learning method and the creative thinking abilities of students in the class that used the Problem Solving learning method. where the creative thinking ability of students in a class that uses the PBL learning method is superior to the creative thinking ability of students in a class that uses the Problem Solving learning method. Second, there is no significant difference in the creative thinking ability of students in the class that uses the Problem Solving learning method with the creative thinking ability of students in classes using the STAD learning method. The creative thinking ability of students in a class that uses the Problem Solving learning method has almost the same results compared to the creative thinking ability of students in a class that uses the STAD learning method. Third, there are differences in students' creative thinking abilities in a class that uses the PBL learning method and the creative thinking ability of students in a class that uses the STAD learning method. This shows that the use of the PBL learning method is more effective in improving students' creative thinking skills compared to the STAD learning method.Keywords: creative thinking; STAD method; PBL method; and problem solving.
STUDENTS’ AND TEACHERS’ PERCEPTION OF THE IMPLEMENTATION OF E-LEARNING: INDONESIAN CASES Pupu Saful Rahmat
Indonesian Journal of Learning and Instruction Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ijli.v4i1.4346

Abstract

This study aims to provide information about teachers’ and students’ perceptions learning implementation based on e-learning which has been conducted at Vocational High School Karya Nasional (Karnas) in Kuningan regency on July - December 2019. This study used a survey method with Likert scale 1-5. The population in this study are 50 students and 50 teachers of Vocational High School Karnas. The instrument used is a questionnaire to capture the perception of students and teachers on the learning implementation based on e-learning at school which has been applied at school. Reliability of the results obtained from the calculation value of r 0.97 for the questionnaire distributed to the teachers and r 0.99 for questionnaire distributed to the students. The results of students and teachers perceptions study learning based on implementation of e-learning at Vocational High School Karnas based on teachers respondent answers to perceptions of infrastructure aspects indicator showed 3.86 as the mean value. On the perception of the education management aspects indicators showed 3.61 as the mean value. In the perception of human resources aspects, the mean value is 3.51. Based on students respondent answers perceptions of the infrastructure aspects indicator showed 3.84 as the mean value. In the perception of the management aspects of education indicators, the mean value is 3.47. In the perception of human resources aspects, th mean value is 3.79. Based on the results of this study, it can be concluded that learning based on implementation of e-learning in Vocational High School Karnas is not well, because the internet conection are sometimes slow and disconnected, there are some teachers and students who do not understand about information technology and communication, also do not understand the procedure of learning implementation based on e-learning, and there are still some students who do not have a laptop / net book thus hindering the learning process. Keywords: perceptions; e-learning; learning outcomes
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE INQUIRY TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PUPU SAEFUL RAHMAT; Iyan Setiawan; Adissa Dwi Novitasari; Parida Parida
Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi Vol 20 No 01 (2023): Equilibrium: Jurnal penelitian Pendidikan dan Ekonomi
Publisher : Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/equi.v20i01.6792

Abstract

AbstractThe problem of this research was the low learning outcomes of students in class X  SMAN I Kuningan. The purpose of this study was focused on 3 (three) things, including: (1) to find out the differences in motivation and learning outcomes of students in the pre-test between a classe used cooperative learning model of inquiry type compared to a classes used conventional learning methods; (2) to find out the differences in students' motivation and learning outcomes on the post test  between a class using  inquiry type cooperative learning model compared to a class using conventional learning methods; (3) to find out the difference in the increase in motivation and learning outcomes (pre-test and post-test measurements) between a class using the inquiry-type cooperative learning model compared to a class using conventional learning methods. The research used experimental method. Data was collected through a written test (pre-test and post-test). The subjects of this study were class X1 (28 people) and X2 (28 people). To analyze the research data, the t-test was used. Based on the results of data analysis, it was concluded: (1) there was no difference in motivation and learning outcomes of students in the pre-test between the experimental class and the control class, meaning that before treatment using the inquiry-type cooperative learning model, they had the same initial ability  (no difference); (2) there is no difference in the motivation and learning outcomes of students on the final test (post test) between the experimental class compared to the control class, meaning that after giving treatment using the inquiry type cooperative learning model, the effectiveness of learning has not been able to improve student learning outcomes at the end learning; (3) there was difference in motivation and learning outcomes (pre-test and post-test measurements) between the experimental class compared to the control class.  Keywords: Inquiry type cooperative learning model; learning motivation; learning outcome. AbstrakPenelitian ini didasarkan pada rendahnya hasil belajar siswa kelas X.SMAN I Kuningan. Tujuan penelitian ini difokuskan pada 3 (tiga) hal, antara lain:  (1) untuk mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa  (pre test) antara kelas yang menggunakan model cooperative learning tipe inquiry dibanding dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional; (2) untuk mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa (post test) antara kelas yang menggunakan model cooperative learning tipe inquiry dibanding dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional; (3) untuk mengetahui perbedaan peningkatan motivasi dan hasil belajar (pre test dan post test) antara kelas yang menggunakan model cooperative learning tipe inquiry dibanding dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Pengumpulan data dilakukan melalui tes tertulis (pre test dan post test). Subjek penelitian ini adalah kelas X1 (28 orang) dan X2 (28 orang). Untuk menganalisis data hasil penelitian digunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan: (1) tidak terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajarsiswa (pre test) antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, artinya sebelum perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inkuiri, siswa memiliki kemampuan awal yang sama (tidak ada perbedaan); (2) tidak terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa (post test) antara kelas eksperimen dibanding dengan kelas kontrol, artinya sesudah pemberian perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inkuiri, efektivitas pembelajaran belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada akhir pembelajaran; (3) terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar (pre test dan post test) antara kelas eksperimen dibanding dengan kelas kontrol.  Kata Kunci: Model cooperative learning tipe inquiry; motivasi belajar;  hasil belajar.