Gejala quarter life crisis jika dibiarkan dan tidak ditangani secara efektif, akan mengarahkan individu pada gangguan psikis yang lebih berat, salah satunya adalah depresi. Dalam penelitian ini, riwayat serupa peneliti temukan pada responden. Responden ini telah memperoleh diagnosis depresi hingga mengonsumsi obat-obatan dari psikiater. Teknik kognitif dan perilaku akan digunakan dalam penelitian ini untuk membantu responden yang merupakan seorang laki-laki yang berusia 23 tahun, dalam mengubah pikiran yang dianggap merusak diri. Setelah pola pikir yang merusak diri telah ditemukan, responden akan diminta untuk menguji validitas pikiran baru yang lebih positif, dengan menggunakan eksperimen perilaku.Setelah menjalani intervensi kognitif-perilaku dengan menerapkan teknik daily routine selama lebih kurang 3 bulan, diperoleh hasil bahwa R tidak terindikasi mengalami depresi kembali, ditunjukkan dengan semakin banyaknya kegiatan yang dilakukan di luar rumah, semakin banyaknya interaksi yang dilakukan dengan orang baru, dan R yang lebih mampu untuk mengungkapkan pendapatnya kepada orang lain. Teknik intervensi kognitif-perilaku dapat efektif untuk mengatasi masalah yang berakar dari distorsi kognitif, perilaku maladaptif, serta respon afektif yang kurang adekuat. Intervensi ini akan dimulai dengan metode restrukturisasi kognitif. Kemudian ditambahkan dengan terapi perilaku untuk mengurangi perilaku-perilaku maladaptif yang dimunculkan.