Peningkatan tekanan darah minimal 140 mmHg untuk sistolik dan 90 mmHg untuk diastolik, diukur dalam selang waktu lima menit pada 2 kali pengukuran, merupakan indikasi hipertensi, suatu kondisi kardiovaskular. Berdasarkan WHO 2023, sekitar 1,28 miliar orang dewasa menderita hipertensi. Riskesdas 2018 melaporkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 34,1%. Pada tahun 2024, capaian pasien hipertensi terkendali menurun menjadi 20% (4.119 kasus) dibandingkan tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan capaian cakupan penderita hipertensi terkendali di Puskesmas Sindang Jaya. Analisis situasi menjadi dasar dalam pendekatan diagnosa komunitas. Kemudian mengidentifikasi masalah dengan Paradigma Blum. Prioritas masalah ditentukan dengan metode non-skoring Delphi dan diagram fishbone untuk mengidentifikasi akar dari penyebab masalah. Data hasil intervensi didapat melalui wawancara, pengukuran tekanan darah, kuesioner pre-test, post-test serta monitoring card. Berdasarkan hasil intervensi menunjukkan kasus hipertensi terjadi pada 40 pasien (40%) poli umum dan 15 pasien (55.55%) poli lansia. Didapatkan juga 59 pasien umum (98,3%) dan 15 lansia (83,2%) dengan nilai post-test ≥ 70. Jumlah yang menggunakan dan membawa monitoring card saat kontrol poli umum sebanyak 37 pasien (88,09%) dan 6 pasien (40%) poli lansia. Kami menyimpulkan bahwa faktor penyebab penurunan cakupan hipertensi terkendali di wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya adalah medical care services dan lifestyle.