Articles
CHITOSAN ISOLATION AND ITS APPLICATION TO REDUCE THE CONTENT OF METAL IONS IN WELLBORE WATER
Amri, Yulida;
Fajri, Rahmatul;
Batu, Matius Stefanus
Jurnal Neutrino:Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 12, No 1 (2019): October
Publisher : Department of Physics, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (368.348 KB)
|
DOI: 10.18860/neu.v12i1.8186
Potential water sources such as white shrimp shell waste (Penaeus merguiensis) can be used as a source of chitosan. Chitosan can be applied as an environmentally friendly adsorbent for water treatment because of its ability to adsorb metal ions. In this study, chitosan was isolated through several stages such as demineralization, deproteination, decolourization and deacetylation. The yield of chitosan obtained from this study was 17.73%. Characterization by infrared spectroscopy (FTIR) showed the absorption at 3355 cm-1 indicating the presence of amine (-NH2) and hydroxyl (-OH) groups. The absorption of the carbonyl group (-C=O) at 1642 cm-1 disappeared while the absorption of the free amine group (-NH2) at 1590 cm-1 increased indicating the successful deacetylation with a degree of deacetylation (DD) 78%. Application of chitosan in wellbore water did not affect on colour change and decreasing of iron (Fe) content due to low concentration of iron (Fe). However, chitosan can reduce the pH value of water and manganese (Mn) content. The results of ANOVA and DMRT test at 0.05 significance level showed that chitosan with various mass had different effects. The more the mass of chitosan added, the higher the content of manganese (Mn) will decrease.
Preparations of chemical sensors for simple formalin detection in contaminated food (A model for final project works for pre-service teachers in chemistry subject)
M. Adlim;
. Hasan;
Zarlaida Fitri;
Yulida Amri;
Martina Sari;
Saiful Mahya
Proceedings of The Annual International Conference, Syiah Kuala University - Life Sciences & Engineering Chapter Vol 1, No 2 (2011): Engineering
Publisher : Syiah Kuala University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (120.248 KB)
Teaching chemistry must include some learning skills in scientific works. The students must have experience conducting small research in chemistry to train them the scientific methods. Some chemistry projects have been carried out by the students of teaching training college (FKIP) as called pre-service teachers in chemistry subject. The students were given research problem that is how to formulate a simple sensor for detection of formalin in contaminated food. The students were asked to review literature on the composition and analysis technique of formalin. The students wrote the research proposal and presented their proposal in front of four reviewers before they start conducting research. The project of formalin sensor preparation was started with studies of the active reagent composition in liquids phase, immobilizing the active reagent in soft media, and following with studies of the sensor sensitivity toward formalin contamination in food. The Schiff Fuchsine (SF) and NASH methods for aldehyde determination were chosen as the basic theory for formalin determination. Schiff Fuchsine (SF) in diluted sulfuric acid solution was kept overnight before use. The media for holding of the reagent was cotton coated with chitosan, then it was pasted in tacon foil, this sensor was called forpastrip (student project-1). It could detect formalin as low as 2% (v/v) of formalin or equivalent with 0,8% of formaldehyde in contaminated food and the expired date was 10 weeks. The forpastrips was tested on food and the chemical interference was also studied (student project-2). Another project was also carried by replacing the cotton with synthetic felt and this formula was recorded as student project-3. The SF reagent immobilized in synthetic felt coated by chitosan was inserted into narrow-plastic straws. The sensitivity of this sensor increased and the detection limit as low as 0.25% (v/v) of formalin in contaminated food and the expired date was more than 12 weeks. The forth project was replacing SF with NASH reagent immobilized in cotton coated by chitosan and inserted in narrow-plastic straws. The detection limit was 0.015% (v/v) of formalin in contaminated food. All Sensors were still effective to detect formalin in sample although the sample contained of sugar, salt, fat and protein as the impurity. The research findings were written by students in their final report (script, like a thesis) after approved by the two supervisors. They students then presented their research in comprehensive exam in front of reviewers before they were graduated. Having interviews with students, they claimed that they have experience in conducting research, have followed all scientific methods. They said the research theme is very interesting, simple, contextual and it might be applied in high schoo
REAKSI KONDENSASI ALDOL RAMAH LINGKUNGAN SEBAGAI BAHAN KAJIAN DALAM PEMBELAJARAN IPA DI LABORATORIUM
Amri, Yulida
Jurnal Jeumpa Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Jeumpa
Publisher : Department of Biology Education, Faculty of Teacher Training and Education, Samudra University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kimia merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang akan terus berkembang melalui berbagai penelitian. Oleh karena itu pembelajaran IPA di perguruan tinggi tidak hanya difokuskan pada penguasaan konsep secara teoritis, akan tetapi juga harus ditujukan pada pengembangan keahlian mahasiswa di laboratorium. Peserta didik harus dilatih untuk memahami konsep dengan benar dan mampu menerapkannya dalam percobaan. Pembelajaran IPA khususnya kimia dapat dilakukan melalui kegiatan praktikum di laboratorium Penyusunan modul praktikum harus memperhatikan penggunaan bahan-bahan kimia dan energi. Bahan kimia yang digunakan sebaiknya bersifat ramah lingkungan. Pada penelitian ini reaksi kondensasi aldol antara benzaldehid dan aseton dilakukan dengan menggunakan pelarut polietilen glikol (PEG-400) yang bersifat ramah lingkungan. Selain itu penggunaan suhu kamar dalam reaksi dapat mendukung upaya penghematan energi yang memiliki dampak bagi kelestarian lingkungan. Hasil reaksi menghasilkan produk dengan rendemen 97,4%. Produk (dibenzalaseton) yang dihasilkan tidak murni dan mempunyai titik leleh 192-194 oC. Karakterisasi produk dengan spektroskopi FTIR memperlihatkan adanya gugus =C-H alkena (697 cm-1), C=C alkena (1649 cm-1), dan C=O karbonil (1694 cm-1). Pengukuran 1H-NMR dari produk terlihat adanya geseran pada 6,61 ppm dan 6,34 ppm dengan nilai kupling (J) 16,2 Hz dan 15,9 Hz yang menunjukkan adanya proton yang terikat pada alkena trans. Selain itu adanya geseran kimia pada daerah 7-8 ppm yang menunjukkan sinyal-sinyal proton yang terikat pada gugus aromatik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pembelajaran IPA dengan konsep ramah lingkungan di laboratorium
UJI KANDUNGAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG TIRAM (Crassostrea sp.)
Fajri, Rahmatul;
Amri, Yulida
Jurnal Jeumpa Vol 5 No 2 (2018): Jurnal Jeumpa
Publisher : Department of Biology Education, Faculty of Teacher Training and Education, Samudra University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Isolasi kandungan kitosan dari limbah cangkang tiram (Crassostrea sp.) merupakan salah satu upaya dalam menjaga lingkungan yaitu dengan memanfaatkan limbah cangkang tiram yang terdapat disekitar. Isolasi telah dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan tersebut yaitu tahap pertama proses deproteinasi, dimana pada tahap ini protein yang terkandung dalam cangkang tiram dihilangkan menggunakan larutan NaOH 5% dan hasil yang diperoleh protein yang hilang dari serbuk cangkang tiram sebesar 77%. Kemudian tahap demineralisasi menggunakan larutan HCl 10%, pada tahap ini mineral yang hilang sebesar 11% dari massa awal serbuk cangkang tiram. selanjutnya tahap deasetilasi dan yang terakhir tahap pengujian terhadap kandungan kitosan menggunakan larutan asam asetat. Pada pengujian menggunakan asam asetat Setelah melalui tahap-tahap tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat kitosan di dalam cangkang tiram (Crassostrea sp.)
Analisis Kuantitatif Logam Berat dalam Tiram (Crassostrea Sp.) dari Pesisir Kuala Langsa
Silalahi, Novita Sari Lastiar;
Amri, Yulida;
Wahyuningsih, Puji
Jurnal Jeumpa Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Jeumpa
Publisher : Department of Biology Education, Faculty of Teacher Training and Education, Samudra University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33059/jj.v9i2.6475
Tiram merupakan salah satu produk yang berasal dari daerah perairan yang dapat dikonsumsi karena mengandung banyak nutrisi. Hewan ini dapat hidup di daerah pasang surut air laut yang banyak ditumbuhi tumbuhan bakau. Namun biota ini memiliki sistem penyaring makanan (filter feeder) sehingga sangat rentan terhadap cemaran logam berat. Tiram yang tercemar akan berbahaya jika dikonsumsi. Logam berat seperti timbal (Pb) dapat saja tercemar ke perairan disebabkan oleh aktivitas perahu/kapal nelayan yang menggunakan bahan bakar dan limbah oli bekas yang mengandung cemaran timbal (Pb). Selain itu limbah oli bekas dan cat yang terbawa arus sungai ke perairan dapat mempengaruhi kandungan timbal (Pb) dalam tiram. Logam berat lain seperti merkuri (Hg) dapat berasal dari limbah produk rumah tangga seperti lampu neon, televisi, dan kosmetik tertentu. Sumber-sumber logam berat ini akan terbawa ke perairan dan diserap oleh tiram. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dianalisis kandungan logam berat timbal (Pb) serta kandungan logam merkuri (Hg) dalam sampel tiram. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenaicemaran logam berat dalam sampel tiram. Metode destruksi sampel yang digunakan adalah destruksi basah sedangkan analisis kuantitatif menggunakan metode spektrofometri serapan atom (SSA). Hasil analisis menunjukkan bahwa tiram telah tercemar logam timbal serta merkuri. Kandungan timbal (Pb) dalam sampel tiram adalah 2,128 mg/kg dan telah melewati ambang batas sesuai SNI 7387:2009. Sedangkan kandungan logam merkuri (Hg) yaitu 0,0539 mg/kg dan masih berada di bawah ambang batas SNI 7387:2009.
Analisis pH dan Kesadahan Total pada Air Umpan Boiler di PMKS PT. SISIRAU Aceh Tamiang
Rahayu;
Amri, Yulida;
Harmawan, Tisna
JURNAL QUIMICA Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Samudra
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Industri Pabrik Kelapa Sawit (PKS) membutuhkan air umpan boiler untuk menghasilkan uap pada pengolahan kelapa sawit. Uap digunakan untuk perebusan dan sebagai tenaga pembangkit listrik. Air umpan boiler yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti kesadahan total, pH, alkalinitas dan silika. Pada penelitian ini dilakukan uji pH dan penentuan kesadahan total air umpan boiler. Pengujian pH menggunakan kertas indikator universal dan diperoleh nilai pH 5,2-6. Nilai pH ini tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan. Kesadahan total diuji dengan menggunakan indikator hydro 733. Hasil yang diperoleh sudah memenuhi standar.
Analisis Kadar Protein pada Tepung Maggot Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) Menggunakan Metode Titrimetri
Dila Anisa;
Ulil Amna;
Yulida Amri
JURNAL QUIMICA Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Samudra
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33059/jq.v3i2.7439
Telah dilakukan pengujian tentang analisis kadar protein pada tepung maggot black soldier fly (Hermetia illucens) dengan metode titrimetri. Tujuan khusus penelitian ini yaitu mengetahui kadar protein pada tepung maggot black soldier fly (Hermetia illucens). Berdasarkan analisis kadar protein yang dihasilkan berbeda-beda. Kadar protein tertinggi pada sampel nomor 0039 dan terendah pada sampel nomor 0036-2. Media tumbuh yang digunakan dapat menjadi faktor tingginya kandungan protein pada maggot. Tingginya kandungan protein pada maggot menjadikan maggot sebagai alternatif sebagai tepung ikan atau pakan ternak.
Aplikasi Montmorillonit Teraktivasi Basa pada Proses Purifikasi Garam Rakyat di Sentra Produksi Garam Kabupaten Aceh Timur
Mutiara, Zessy;
Wahyuningsih, Puji;
Muslimah;
Amri, Yulida
JURNAL QUIMICA Vol 6 No 1 (2024)
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Samudra
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33059/jq.v6i1.8022
Garam rakyat dengan kandungan natrium klorida (NaCl) rata-rata 85 hingga 90% dan mengandung bahan pengotor seperti kalsium sulfat (MgSO4), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), dan kalium klorida (KCl). Penelitian aplikasi montmorillonit teraktivasi basa pada proses purifikasi garam rakyat disentra produksi garam Kabupaten Aceh Timur telah dilakukan, yang bertujuan untuk mengaktivasi montmorillonit menggunakan aktivator NaOH 1,5 M dan mengetahui efektivitas pemurnian garam menggunakan montmorillonit teraktivasi dengan metode kristalisasi dan purifikasi pada garam rakyat. Sampel dimurnikan dengan montmorillonit teraktivasi NaOH 1,5 M sebagai pengikat impuritis pada proses kristalisasi. Karakterisasi terhadap montmorillonit tanpa aktivasi dan montmorillonit teraktivasi dilakukan menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscopy (SEM). Kualitas produk garam hasil pemurnian ditentukan berdasarkan kadar logam Na. Hasil penelitian menggunakan instrumen Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) menunjukkan bahwa garam rakyat memiliki kadar logam Na 3032,5 ppm dan setelah diaplikasikan dengan montmorillonit teraktivasi NaOH 1,5 M kadar logam Na nya sebanyak 39353,55 ppm.
Analisis Kadar Serat Kasar dan Kadar Abu pada Tepung Beras (Oryza Sativa L.) Menggunakan Metode Gravimetri
Tumangger, Juwita;
Ulil Amna;
Rahmatul Fajri;
Yulida Amri
JURNAL QUIMICA Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Samudra
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33059/jq.v3i2.8751
Telah dilakukan pengujian tentang analisis kadar serat kasar dan kadar abu pada tepung beras menggunakan metode gravimetri. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kadar serat kasar dan kadar abu pada tepung beras. Berdasarkan hasil analisis kadar serat kasar pada tepung beras dengan nomor pengujian 0031-1 dan 0031-2 menunjukkan bahwa kadar serat kasar sama yaitu sebesar 1,54%. Sedangkan uji kadar abu pada tepung beras dengan nomor pengujian 0031-1 sebesar 0,16% dan nomor 0031-2 sebesar 0,15%. Maka uji kadar abu pada tepung beras dengan nomor pengujian 0031-1 dan 0031-2 aman untuk dikonsumsi sesuai dengan SNI Tepung Beras 3549:2009.
PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 MELALUI EDUKASI DAN PEMBUATAN HAND SANITIZER MENGGUNAKAN FORMULASI WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO)
Amri, Yulida;
Novianti, Dewi
Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Djuanda
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (531.07 KB)
|
DOI: 10.30997/qh.v8i1.4472
Covid-19 dapat menyebar ke pedesaan jika masyarakat tidak melakukan langkah-langkah pencegahan seperti mematuhi anjuran menjaga jarak (physical distancing), mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker, memakai hand sanitizer, dan tidak berkerumun. Solusi atas permasalahan tersebut adalah dengan melakukan edukasi tentang Covid-19, cara pencegahannya dan pelatihan membuat hand sanitizer secara mandiri. Kegiatan ini terdiri dari dua tahapan yaitu edukasi Covid-19 dan pelatihan pembuatan hand sanitizer. Edukasi Covid-19 dilakukan dengan metode ceramah dan pelatihan pembuatan hand sanitizer dengan metode praktik langsung. Pada kegiatan ini para peserta yang terdiri dari remaja dan ibu-ibu terlibat langsung dalam penyiapan botol, pencampuran formula dan pengemasan. Hasil kegiatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara umum masyarakat sudah mengetahui tentang Covid-19 namun sama sekali tidak mengetahui cara pembuatan hand sanitizer dengan baik. Setelah kegiatan pemahaman warga meningkat khususnya mengenai pembuatan hand sanitizer.