Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR LAYANAN PENDIDIKAN NONFORMAL PADA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT Ahmad Suryadi; Diah Mutiara
Jurnal Tahdzibi : Manajemen Pendidikan Islam Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Tahdzibi : Manajemen Pendidikan Islam
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/tahdzibi.5.1.49-56

Abstract

Artikel ini membincangkan tentang strategi pencapaian standar layanan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Lembaga PKBM ini dikategorikan sebagai satuan pendidikan nonformal yang memberikan layanan pendidikan di luar sekolah seperti pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan bagi masyarakat.  Pencapaian standar layanan pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) akan dapat tercapai dengan strategi yang baik. Akreditasi adalah proses penilaian kelayakan program dan satuan/lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal, termasuk PKBM. Hasil akreditasi menunjukkan bahwa strategi pengelolaan pelayanan pendidikan nonformal baru mencapai 67,79% dalam standar peengelolaan pendidikan. Strategi yang baik dapat dilakukan dengan melaksanakan langkah-langkah formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Standar layanan dapat diukur dengan kemampuan suatu lembaga menjadi lembaga yang efektif, dapat bertahan, berkelanjutan, dan kuat.
PARADIGMA BARU KURIKULUM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA Widia Winata; Ahmad Suryadi; Agus Suradika; Ansharullah; Ghanis Putra Widhanarto
Perspektif Vol 1 No 4 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v1i4.89

Abstract

Abstrak Berkembangnya paradigma pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari pengaruh situasi dan kondisi yang ada, seperti kemajuan teknologi, paradigma berpikir, kebijakan pemerintah, revolusi industri 4.0, dan pandemi covid-19. Kemajuan teknologi memungkinkan penggunaan media secara masif, kecanggihan teknologi berdampak pada cara berpikir, pengaruh revolusi industri 4.0 yang mengubah segala sisi kehidupan, kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang menuntut penyesuaian dalam proses pembelajaran di kampus. Lalu pandemi covid-19 yang melanda dunia menyuburkan penggunaan teknologi dalam pendidikan. Hal ini membutuhkan penyesuaian dan pemahaman baru dalam menyusun kurikulum agar dapat disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan tersebut. Tujuan penulisan ini adalah untuk menggambarkan bagaimana paradigma kurikulum terbaru dalam bidang teknologi pendidikan di Indonesia. Isu-isu pokok yang dijabarkan terkait dengan harapan pengembangan critical thingking, kreativitas, dan kemampuan abad-21. Oleh karena itu perlu disusun kurikulum yang memenuhi standar-standar tersebut dalam Program Studi Teknologi Pendidikan, khususnya Magister Teknologi Pendidikan (S2) di Indonesia. Abstract The current development of the education paradigm in Indonesia cannot be separated from the influence of existing situations and conditions, such as technological advances, thinking paradigms, government policies, the industrial revolution 4.0, and the COVID-19 pandemic. technological advances allow massive use of media, technological sophistication has an impact on the way of thinking, the influence of the industrial revolution 4.0 which changes all sides of life, the policy of Merdeka Learning Campus Merdeka (MBKM) which demands adjustments in the learning process on campus. Then the COVID-19 pandemic that hit the world enriched the use of technology in education. This requires adjustments and new understandings in preparing the curriculum so that it can be adapted to the development of these needs. The purpose of this paper is to describe how the latest curriculum paradigm in educational technology in Indonesia. The main issues related to the hope of developing critical thinking, activities, abilities and the 21st century. Therefore, it is necessary to develop a curriculum that meets these standards in the Educational Technology Study Program, especially the Master of Educational Technology (S2) in Indonesia.
PRINSIP PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESEHATAN MENTAL BERBASIS ISLAM Awang Saputra; Ahmad Suryadi
Perspektif Vol 1 No 4 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v1i4.204

Abstract

Abstrak Gangguan kesehatan mental menjadi penghambat pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam proses pendidikan maupun meraih masa depannya, perlu dukungan keluarga, lembaga pendidikan dan masyarakat. Belum konsistennya program pelayanan kesehatan mental di lembaga pendidikan Islam dan belum adanya pengelolaan pendidikan kesehatan mental yang sistematis dengan prinsip Islam yang menyebabkan deteksi dini gangguan kesehatan mental belum optimal sedangkan Islam perhatian terhadap mental manusia. Tulisan ini bertujuan menjelaskan prinsip pengelolaan pendidikan kesehatan mental berbasis Islam Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Prinsip pengelolaan kesehatan mental di lembaga pendidikan dengan promotif dan preventif melibatkan guru bimbingan konseling, orang tua, tenaga medis, psikolog dan psikiater. Prinsip pengelolaan pendidikan kesehatan mental dengan menghilangkan stigma masalah kesehatan mental, program berkelanjutan, membantu staf, siswa dan guru deteksi awal gangguan kesehatan mental, berkomunikasi dua arah dan menyediakan layanan kesehatan mental serta meningkatkan kesejahteraan. Ajaran Islam sangat memperhatikan dan menjaga kesehatan mental manusia dengan menyucikan jiwa secara ikhlas, bersikap jalan tengah, menjadi teladan, menjaga ketaatan, menghindari maksiat dan mendekatkan diri kepada Allah. Abstract Health problems are an obstacle to students' growth in the educational process, and developmental achievement needs support from family, educational institution, and community. The inconsistency of mental health service programs in Islamic educational institutions and the absence of systematic management of mental health education with Islamic principles causes early detection of health disorders to be not optimal. At the same time, Islam is concerned with human mentality. This paper aims to explain the principles of managing Islamic-based mental health education. The research method uses a qualitative approach with a literature study. Providing mental health services in educational institutions with promotive and preventive methods involves counseling teachers, parents, medical personnel, psychologists, and psychiatrists. The principle of managing mental education by eliminating the stigma of mental problems, sustainable programs, helping staff, students, and teachers, early detect health problems, two ways communication, and providing mental health services and improvements. Islamic teachings are very concerned about and maintaining human mental health by purifying the soul sincerely, moderating, modeling, maintaining obedience, avoiding immorality, and approaching Allah.
PERAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE TERHADAP MOTIVASI BELAJAR REMAJA: STUDI KASUS REMAJA KELAS AKHIR SMPIT DARUSSALAM CIBITUNG, BEKASI Finda Findiana; Ahmad Suryadi
Perspektif Vol 1 No 4 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v1i4.205

Abstract

Abstrak Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah peranan media sosial sebagai media pembelajaran dalam mendukung proses belajar online bagi remaja dan bagaimanakah pengaruhnya terhadap motivasi belajar mereka serta bagaimanakah kaitannya dengan pemilihan jenis media sosial. Pemilihan obyek penelitian berupa remaja karena mereka ada manusia yang masih belum matang secara penuh dalam berperilaku dan sering melakukan tindakan meniru atau mencoba-coba hal baru dan mereka secara emosi juga dalam posisi belum stabil. Penggunaan media sosial sebagai media pembelajaran online adalah sesuatu yang baru bagi pelajar, sehingga dengan para pemakai dari golongan remaja bisa jadi mereka sangat menyukai media sosial daripada bertatap muka dengan guru sehingga motivasi belajar mereka menjadi lebih baik atau bisa jadi kemungkinan yang terjadi adalah justru sebaliknya Abstract This study aims to determine how the role of social media as a learning medium in supporting the online learning process for adolescents and how it affects their learning motivation and how it relates to the selection of the type of social media. The selection of the object of research in the form of teenagers is because they are human beings who are still not fully mature in their behavior and often take actions to imitate or try new things and they are emotionally also in an unstable position. The use of social media as an online learning medium is something new for students, so with users from the youth group they may really like social media rather than face to face with teachers so that their learning motivation becomes better or maybe the opposite is true.
The Effectiveness of Learning Strategy based on "SETARA DARING" Application at Equivalency Education in Community Learning Center in Jakarta Ahmad Suryadi; Ansharullah Ansharullah; Lilik Subaryanto; Zainal Arif
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 15, No 4 (2023): AL-ISHLAH: JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v15i4.2762

Abstract

The equivalency education programme (EEP) gives people who failed basic and secondary school a second chance. “Paket A” represents primary education (SD), “Paket B” junior secondary (SMP), and “Paket C” senior secondary (SMA) in EEP. In 2017, the Ministry of Education and Culture created "SETARA DARING" to boost EPP learning. The purpose of this research is to examine the effectiveness of online-based learning strategies through the application of SETARA DARING on equality education organized by the Community Learning Center (PKBM) in DKI Jakarta. The research method uses the CIPP (Context, Input, Process, Product) technique developed by Stufflebeam. PKBM, which practices SETARA DARING in DKI Jakarta, hosted the research. This study found the following. The context evaluation found that SETARA DARING met ICT-based and online learning challenges. Many equity education students are older and working. The input evaluation of SETARA DARING's application included prepared components and distance learning. The Ministry of Education and Culture provides sufficient resources, facilities, and funds for SETARA DARING. In process evaluation, the SETARA DARING application is still not working successfully since the non-formal education programme has not gotten support, technical direction, capacity building, facilities and equipment assistance, or data access. Product evaluation shows that SETARA DARING application development and use have not met expectations. The Directorate General of Early Childhood Education and Community Education cannot support SETARA DARING. Developing and using SETARA DARING requires technical assistance and capacity building for infrastructure and human resources, as well as financial support for equality education providers in PKBM, SKB, and homeschooling. Thus, the Directorate of Education and Special Education must execute and build the SETARA DARING application, which has a noble objective to provide alternative education services through non-formal education in PKBM, especially in Jakarta.