Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

EVALUASI PERTUMBUHAN DAN KESEHATAN TANAMAN INTOLERAN DI LAHAN REHABILITASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DESA TIWINGAN LAMA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN Seftry Laurenta Simanjuntak; Yusanto Nugroho; Susilawati Susilawati
Jurnal Sylva Scienteae Vol 4, No 6 (2021): Jurnal Sylva Scienteae Volume 4 No 6 Edisi Desember 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.534 KB) | DOI: 10.20527/jss.v4i6.4571

Abstract

Watershed rehab evaluation needs to be done to provide information on plant growth and health information. The purpose of this study is to evaluate growth and identify intolerant plant health indexes namely mahogany plants (Swietenia macrophylla), jengkol (Pithecellobium lobatum) and pecans (Aleurites moluccana). The location of the plot is measured using a purposive random sampling method of 5 plots measuring each type of plant. The plot is circular with an area of 7.94 meters. The growth measurement is obtained from the percentage of growing and the volume of plants. Plant health is obtained by the FHM (Forest Health Monitoring) method which consists of the location of the damage, the type of damage, the severity and the value of the health index. The percentage of growing plants is 91% for mahogany, 95% for jengkol and 86% for pecans. The best volume growth is found in jengkol and pecan plants with a volume of 0.04 m3. Plant health produces a healthy category because it produces an index value of less than 5Evaluasi rehab DAS perlu dilakukan untuk memberikan informasi mengenai informasi pertumbuhan dan Kesehatan tanaman. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pertumbuhan serta mengidentifikasi indeks kesehatan tanaman intoleran yaitu tanaman mahoni (Swietenia macrophylla), jengkol (Pithecellobium lobatum) dan kemiri (Aleurites moluccana). Lokasi pembuatan plot ukur dengan menggunakan metode purposive random sampling sebayak 5 plot ukur pada masing-masing jenis tanaman. Plot ukur berbentuk lingkaran dengan luas 7,94 meter. Pengukuran pertumbuhan diperoleh dari persentase tumbuh dan volume tanaman. Kesehatan tanaman diperoleh dengan metode FHM (Forest Health Monitoring) yang terdiri dari lokasi kerusakan, tipe kerusakan, tingkat keparahan dan nilai indeks kesehatan. Persentase tumbuh masing-masing tanaman sebesar 91% untuk mahoni, 95% untuk jengkol dan 86% untuk kemiri. Pertumbuhan volume terbaik terdapat pada tanaman jengkol dan kemiri dengan volume 0,04 m3. Kesehatan tanaman menghasilkan kategori sehat dikarenakan menghasilkan nilai indeks kurang dari 5
PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TINGGI POHON MENGGUNAKAN ALAT UKUR BERUPA HAGAMETER DAN CLINOMETER Yusoa Ventolo; Suyanto Suyanto; Yusanto Nugroho
Jurnal Sylva Scienteae Vol 4, No 6 (2021): Jurnal Sylva Scienteae Volume 4 No 6 Edisi Desember 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.664 KB) | DOI: 10.20527/jss.v4i6.4576

Abstract

Measurement of tree height uses measuring instruments in the form of a meter and a clinometer, both of which are commonly used in forest inventory activities to measure tree height. Both measuring instruments use the same basic principle, which requires a variable distance between the tree and the base and a variable tilt angle. As far as the author's knowledge, there has never been a study to compare the measurement results of the two tools using the standard deviation value approach, the information is certain that the price of the clinometer is much cheaper than the meter tool. The objectives of this study were to analyze differences in the results of tree height measurements using a meter and a clinometer to their actual height. The results of field measurements, calculations and data analysis carried out can be drawn from the following conclusions: (1) The error rate of the meter and the clinometer is almost the same, with an average error rate of 2.87%. (2) The amount of calibration of the meter and clinometer can be positive or negative 2.87% of the actual value. (3) Based on the price aspect, the clinometer is an alternative if a meter device is not available.Pengukuran tinggi pohon menggunakan alat ukur berupa hagameter dan clinometer, keduanya  sudah biasa digunakan dalam kegiatan inventarisasi hutan untuk mengukur tinggi pohon. Kedua alat ukur tersebut menggunakan prinsip dasar yang sama, yaitu membutuhkan variabel jarak antara pohon dengan pangkal dan variabel sudut kemiringan. Sejauh pengetahuan penulis belum pernah ada penelitian untuk membandingkan hasil pengukuran kedua alat tersebut  melalui pendekatan nilai simpangan baku,  informasi yang pasti bahwa harga alat clinometer jauh lebih murah dari pada alat hagameter. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan hasil pengukuran tinggi pohon menggunakan alat hagameter dan clinometer terhadap tinggi sebenarnya. Hasil pengukuran dilapangan, perhitungan dan analisis data yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Tingkat kesalahan alat ukur hagameter dan clinometer adalah hampir sama, rata-rata tingkat kesalahanny sebesar 2,87 %. (2) Besarnya kalibrasi alat hagameter dan clinometer bisa positif atau negatif 2,87 % dari nilai yang sebenarnya. (3) Berdasarkan aspek harga, maka clinometer adalah altenatif jika tidak tersedia alat hagameter
EVALUASI PERTUMBUHAN TANAMAN SENGON LAUT (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) PADA TANAH RAWA Nor Aulia; Yusanto Nugroho; Damaris Payung
Jurnal Sylva Scienteae Vol 3, No 6 (2020): Jurnal Sylva Scienteae Volume 3 No 6 Edisi Desember 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.26 KB) | DOI: 10.20527/jss.v3i6.4724

Abstract

Sengon laut (paraserianthes falcataria) is a type of dry land plant and began to be introduced in wetland area, therefore it is necessary to examine the development of its growth. The aim of this study was to evaluation of growth sengon laut at planted in swamp soil. the study method used a completely randomized design  with 3 treatments based on water level (TMA) of the mounds namely (TMA = 30 cm; TMA 50 cm and TMA = 65 cm) and replication of 80, so that the total plant is 240 plants. Measurement of growth on plant height and diameter, analysis of data using variance analysis with Sigmaplot version 12. Observations show that treatment with differences in water level to high growth and the diameter difference was very significant (P <0.001). The results of the real difference test showed that the treatment with a water level 30 cm deep gave the best growth in height and diameter. The higher the ridges, the better the growth of sengon laut plantsSengon laut (paraserianthes falcataria) merupakan jenis tanaman lahan kering dan mulai di introduce kan pada areal lahan basah, oleh karena itu perlu untuk diteliti mengenai perkembangan pertumbuhannya. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis pertumbuhan tanaman sengon laut yang ditanam pada tanah rawa, penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan sebanyak 3 perlakuan berdasarkan tinggi muka air (TMA) terhadap guludan yaitu (TMA=30 cm; TMA 50 cm dan TMA=65 cm) dan ulangan sebanyak 80 sehingga total tanaman sebnayak 240 tanaman, pengukuran pertumbuhan terhadap tinggi dan diameter tanaman, analisis data menggunakan analisis varian dengan bantuan program Sigmaplot versi 12. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan dengan perbedaan tinggi muka air terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter perbedaan yang sangat signifikan ( P < 0,001). Hasil uji beda nyata menunjukkan bahwa perlakuan dengan tinggi muka air sedalam 30 cm memberikan pertumbuhan tinggi dan diameter terbaik. Semakin tinggi guludan menunjukkan semakin baik pertumbuhan tanaman sengon laut
TINGKAT KERUSAKAN BIBIT TREMBESI, MAHONI DAN JABON PUTIH AKIBAT SERANGAN HAMA PADA TEMPAT TERBUKA DI PERSEMAIAN Anggita Setyowati; Emmy Winarni; Yusanto Nugroho
Jurnal Sylva Scienteae Vol 3, No 6 (2020): Jurnal Sylva Scienteae Volume 3 No 6 Edisi Desember 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.997 KB) | DOI: 10.20527/jss.v3i6.4714

Abstract

The purpose of this research was to analyze the level of damage to trembesi, mahagany and white jabon seedlings caused by pest attack in the open area of seedlings nursery. The Data was collected at the beginning and end of the research and  analized by using the scoring method. This reseach was carried out in the open area of seedlings nursery for 3 months.The results of this research showed that the highest level of damage occurred in trembesi seedling.The pest found in attacking the seedling were Metisa plana and Valanga nigricornisTujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat kerusakan bibit trembesi, mahoni dan jabon putih akibat serangan hama pada areal persemaian. Pengambilan data dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Analisis data menggunakan metode skoring. Penelitian ini dilakukan pada tempat terbuka di persemaian selama 3 bulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat kerusakan tertinggi berada pada bibit trembesi. Hama yang di temukan menyerang bibi tadalah Metisa plana dan Valanga nigricornis
ANALISIS KERUSAKAN SEMAI NYAMPLUNG (Callophyllum inophyllum) PADA PERSEMAIAN BALAI PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN (BPSKL) BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Nasrullah Zainuddin; Dina Naemah; Yusanto Nugroho
Jurnal Sylva Scienteae Vol 3, No 6 (2020): Jurnal Sylva Scienteae Volume 3 No 6 Edisi Desember 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.179 KB) | DOI: 10.20527/jss.v3i6.4721

Abstract

This study aims to analyze the intensity of damge seedling calophyllum inophyllum based on the criteria of making the score, methods used in this study is the method for making the score. The analysis damage seedling calophylum inophyllum seedbed forestry on the social and environmental partnership (BPSKL) Banjarbaru south Kalimantan the intensity damage seedling calophylum inophyllum on BPSKL of 98,79 %, The greatest damage is curly leaves or clot about 438 seedlings, Curly leaves caused by the pests like a caterpillar which connects the two sides of the leaves so roll up like a long tube.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis intensitas kerusakan semai nyamplung berdasarkan kriteria pembuatan skor, penelitian ini adalah metode pembuatan skor yang telah ditentukan. Hasil analisis kerusakan semai nyamplung pada persemaian Balai perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Banjarbaru Kalimantan selatan yaitu intensitas kerusakan semai nyamplung pada persemaian BPSKL sebesar 98,79%, kerusakan terbesar adalah daun keriting/menggumpal sebanyak 438 semai nyamplung, daun keriting/menggumpal disebabkan oleh ada nya hama ulat, hama ulat ini menghubungkan dua sisi daun sehingga menggulung seperti tabung yang panjang
EVALUASI PERTUMBUHAN DAN KESEHATAN TANAMAN TOLERAN PADA LAHAN REHABILITASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DESA TIWINGAN LAMA KABUPATEN BANJAR Anjelika Ginting; Yusanto Nugroho; Susilawati Susilawati
Jurnal Sylva Scienteae Vol 4, No 3 (2021): Jurnal Sylva Scienteae Volume 4 No 3 Edisi Juni 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.933 KB) | DOI: 10.20527/jss.v4i3.3738

Abstract

Watershed rehabilitation lands are generally critical land. Planting is done there need to be evaluation of growth and health of plants. The purpose of this research is to analyze and evaluate the growth of tolerant crops that are Cempedak (Artocarpus integer) and Durian (Durio Zibethinus) as well as analyzing the amount of health of plants and the percentage of tolerant crops in the rehabilitation Tiwingan Lama Banjar District. The research method is performed purposive random sampling with 9 plot samples of each type of plant. The plot of research used is a circular plot measuring 7.94 meters. The percentage of life of the plant is calculated from the number of plants that live at the time of research divided the total number of plants in the early planted. Collection of identification data of plant health status is done by FHM (Forest Health Monitoring) method. The percentage of life of the plant is tolerant of the Watershed rehabilitation land for the Cempedak of 68.17% and for the type of durian 62.62% which is entered into medium category. Growth of the best Cempedak plant at the age of ± 4 years in the slope 26-45% have a volume increments of 0, 0116M3/year and the growth of the best durian plants in the slope of 16-25% with a volume increments 0.0587 m3/year. The health value of the tolerant plant to 3 (three) classes of slope indicating health with a healthy classification with mild damage.Lahan rehabilitasi DAS umumnya lahan kritis. Penanaman yang dilakukan disana perlu dilakukan evaluasi pertumbuhan dan kesehatan tanamannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan mengevaluasi pertumbuhan tanaman toleran yaitu tanaman cempedak (Artocarpus integer) dan durian (Durio zibethinus) serta menganalisis jumlah kesehatan tanaman dan persentase tanaman toleran dilahan rehab DAS Tiwingan Lama Kabupaten Banjar. Metode penelitian dilakukan secara purposive random sampling dengan 9 plot sampel masing-masing jenis tanaman. Plot penelitian yang digunakan adalah plot lingkaran berukuran 7,94 meter. Persentase hidup tanaman dihitung dari jumlah tanaman yang hidup pada saat penelitian dilapangan dibagi jumlah seluruh tanaman pada awal ditanam. Pengambilan data identifikasi status kesehatan tanaman dilakukan dengan metode FHM (Forest Health Monitoring). Persentase hidup tanaman toleran pada lahan rehabilitasi DAS untuk jenis cempedak sebesar 68,17% dan untuk jenis durian 62,62% yang masuk kedalam kategori sedang. Pertumbuhan tanaman cempedak terbaik pada umur ± 4 tahun yaitu pada kelerengan 26-45% memiliki riap volume sebesar 0,0116m3/tahun dan pertumbuhan tanaman durian terbaik pada kelerengan 16-25% dengan riap volume 0,0587 m3/tahun. Nilai kesehatan tanaman toleran pada ke 3 (tiga) kelas lereng menunjukkan kesehatan dengan klasifikasi sehat dengan kerusakan ringan.
CADANGAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN TANAH PADA BERBAGAI SISTEM PENUTUPAN LAHAN DI SUB-SUB DAS AMANDIT Syam’ani Syam’ani; Arfa Agustina Rezekiah; Susilawati Susilawati; Yusanto Nugroho
Jurnal Hutan Tropis Vol 13, No 2 (2012): Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 13 No 2 Edisi September 2012
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v13i2.1531

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cadangan karbon pada berbagai sistem penutupan lahan terutama pada sistem penggunaan lahan yang ada di lokasi. Pengukuran cadangan karbon dilakukan pada setiap karakter penggunaan lahan. Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh 15 kelas penggunaan lahan. Selanjutnya, cadangan karbon diukur pada masing-masing 15 titik penggunaan lahan tersebut, yang meliputi hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, lahan terbuka, pemukiman, pertambangan, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak, semak belukar, semak belukar rawa.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa cadangan karbon pada Hutan Primer sebesar 214.234558 Mg/ha,  Hutan Rawa sebesar 109.5401358 Mg/ha, Hutan Sekunder sebesar 76.398847 Mg/ha, Hutan Tanaman sebesar 52.24720899 Mg/ha, Kebun Campuran sebesar 75.91800164 Mg/ha, Kebun Sawit sebesar 37.09233138 Mg/ha, Permukiman sebesar 39.759732 Mg/ha, Rawa sebesar 2.75091684 Mg/ha, Sawah sebesar 1.539459 Mg/ha, Semak Belukar sebesar 4.352907065 Mg/ha, Semak Belukar Rawa sebesar 9.147026299 Mg/ha, dan Tegalan sebesar 1.15919241 Mg/ha. Dengan demikian, total penyimpanan karbon terbesar terdapat pada penggunaan lahan Hutan Primer, dilanjutkan penggunaan lahan Hutan Rawa dan Hutan Sekunder. Sementara total penyimpanan C terkecil terdapat pada penggunaan lahan Tegalan.Kata Kunci: Cadangan karbon, emisi karbon, biomassa, penggunaan lahan, amandit
PENGARUH VARIASI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendron) Raudatul Jannah; Yusanto Nugroho; Susilawati Susilawati
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 1 Edisi Februari 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i1.8208

Abstract

Eucalyptus in Kalimantan is mostly used as a plant for revegetation and post-mining land reclamation because eucalyptus has a high adaptability to various environmental conditions. This study aimed to analyze the growth of eucalyptus seedlings on various seedling media (peat soil, red yellow podzolic (PMK) and PMK mixed with rice husks in a ratio of 5:1) and to analyze the growth response of eucalyptus seedlings to the application of NPK fertilizer. The method used in this study was a randomized block design with children as samples, with 3 treatments and 3 groups with 6 samples for each treatment and a completely randomized design. The results showed that the highest percentage of eucalyptus plant life in PMK growing media was 99.9%. The highest height growth in PMK+husk growing media was 23.68 cm and the highest number of leaves added to PMK growing media was 35 strands. The percentage of live eucalyptus seedlings treated with growth enhancement treatment with NPK fertilizer for peat growing media was 42.67% and PMK + husk was 98%. The results of the analysis using the ANOVA test showed that NPK fertilization had no effect on the addition of height on both planting media and the number of leaves on peat media, but had a significant effect on PMK+husk growing media.Kayu putih di Kalimantan lebih banyak digunakan sebagai tanaman revegetasi dan reklamasi lahan pascatambang  karena kayu putih dapat beradaptasi dengan baik pada kondisi lingkungan yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan semai kayu putih pada berbagai media semai (tanah gambut, podsolik merah kuning (PMK)  dan PMK yang dicampur sekam padi dengan perbandingan 5:1) dan menganalisis respon pertumbuhan semai kayu putih terhadap pemberian pupuk NPK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok dengan anak contoh, dengan 3 perlakuan dan 3 kelompok dengan 6 anak contoh untuk setiap perlakuan dan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu putih pada media tanam PMK memiliki persentase hidup tertinggi yaitu 99,9%. Pertumbuhan tinggi tertinggi pada media tanam PMK+sekam yaitu 23,68 cm dan penambahan jumlah daun tertinggi pada media tanam PMK yaitu 35 helai. Persentase hidup semai kayu putih yang diberikan perlakuan peningkatan pertumbuhan dengan pemberian pupuk NPK untuk media tanam gambut sebesar 42,67% dan PMK+sekam sebesar 98%. Hasil analisis menggunakan uji anova menunjukan bahwa pemupukan NPK tidak berpengaruh terhadap penambahan tinggi pada kedua media tanam dan jumlah daun pada media gambut, namun berpengaruh nyata pada media tanam PMK+sekam.
ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN JABON (Anthocepalus cadamba Miq) PADA LAHAN REKLAMASI DI PT BORNEO INDOBARA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Ai Meilani Nurafifah; Yusanto Nugroho; Eny Dwi Pujawati
Jurnal Sylva Scienteae Vol 7, No 2 (2024): Jurnal Sylva Scientea Vol 7 No 2 Edisi April 2024
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v7i2.9061

Abstract

ABSTRAK. Reklamasi lahan merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan perusahaan tambang terhadap area yang terganggu akibat pertambangan guna menjaga kelestarian sumber daya alam. Lahan reklamasi merupakan lahan marginal sehingga pemilihan jenis tanaman yang cocok sangat diperlukan guna meningkatkan keberhasilan reklamasi lahan. PT. Borneo Indobara mengggunakan spesies jabon (Anthocepalus cadamba) menjadi  tanaman reklamasi karena memiliki sifat mudah beradaptasi dan fast growing. Penanaman jenis pionir diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan ekosistem pasca tambang. Lahan reklamasi yang mempunyai sifat kimia dan fisika tanah yang belum terurai akan merugikan perkembangan tanaman maka evaluasi pertumbuhan tanaman jabon pada lahan  reklamasi tambang sangat diperlukan. Evaluasi pertumbuhan jabon perlu dilakukan sebagai bahan evaluasi dan dijadikan pertimbangan penanaman di masa yang mendatang. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pertumbuhan tanaman jabon pada lahan setelah 7 tahun reklamasi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tinggi dan diameter pohon pada 6 plot menggunakan ukuran plot 20 x 20 m. Penyajian analisis tinggi dan diameter tanaman menggunakan tabulasi untuk mencari rata-rata pertumbuhan tinggi dan perkembangan diameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan diameter dan tinggi tanaman jabon pada lahan reklamasi umur 7 tahun sebesar 24,00 cm dan 13,00 m. pertumbuhan jabon ini kurang optimal dibandingkan dengan tanaman jabon di Jawa Barat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tanah pada lahan reklamasi tergolong minim unsur hara. ABSTRACT. Land reclamation is an activity that mining companies must carry out on areas disturbed by mining in order to preserve natural resources. Reclaimed land is marginal land so the selection of suitable plant species is needed to increase the success of land reclamation. PT Borneo Indobara uses jabon species (Anthocepalus cadamba) as a reclamation plant because it is adaptable and fast growing. Planting pioneer species is expected to accelerate the process of post-mining ecosystem recovery. Reclamation land that has undecomposed soil chemical and physical properties will be detrimental to plant development, so evaluation of jabon plant growth on mine reclamation land is needed. Evaluation of jabon growth needs to be done as an evaluation material and as a consideration for future planting. The purpose of this study was to analyze the growth of jabon plants on land after 7 years of reclamation. The data collection method was carried out by measuring the height and diameter of trees in 6 plots using a 20 x 20 m plot size. Presentation of plant height and diameter analysis using tabulation to find the average height growth and diameter development. The results showed that the average growth of diameter and height of jabon plants on reclaimed land at the age of 7 years amounted to 24.00 cm and 13.00 m. This jabon growth is less than optimal compared to jabon plants in West Java due to several factors such as soil on reclaimed land is classified as lacking nutrients. 
PENGELOLAAN KUALITAS AIR ASAM TAMBANG SETTLING POND PADA KEGIATAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI KABUPATEN TANAH LAUT Anggaita, Dona Rosti; Suyanto, Suyanto; Nugroho, Yusanto; Razie, Fakhrur
EnviroScienteae Vol 20, No 1 (2024): ENVIROSCIENTEAE VOLUME 20 NOMOR 1, FEBRUARI 2024
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v20i1.18887

Abstract

Management of acid mine drainage is necessary to ensure that the seetlingpond outlet meets the required environmental quality standards. This research was conducted at the seetlingpond location of PT. Jorong Barutama Greston. The aim of this research is to analyze the relationship between the seetlingpond inlet discharge and the use of lime using manual and automatic methods with the outlet parameter sizes being pH Fe, Mn and Cd. Data collection was carried out for approximately 1 year. Observations were taken on a monthly average, both discharge, amount of lime and results of chemical analysis of water quality. The results showed that the method of using lime automatically produces a significant linear relationship between the amount of discharge and the use of lime, while the use of lime manually does not occur consistently between the amount of discharge and the amount of lime so that the use, for the results of water quality analysis either manually or using a lime mixing machine, both produce water quality output that meets environmental quality standards based on the standards of South Kalimantan Governor Regulation No. 36 of 2008.