Juli Gladis Claudia
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penurunan Hot Flashes pada Menopause dengan Senam Lansia: Reducing Hot Flashes in Menopause with Elderly Gymnastics Juli Gladis Claudia; Nurnaningsih Ali Abdul; Nurhidayah Nurhidayah; Selvi Mohamad; Fatmawati Ibrahim; Eka Rati Astuti
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v4i1.769

Abstract

Introduction: One of the menopausal problems is hot flashes or chest burning with symptoms of night sweats, fatigue, insomnia, depression, anxiety, memory disorders, and urogenital symptoms, in some people experiencing different symptoms, and often causes impaired quality of life. If this condition cannot be overcome, it will develop into anxiety to stress which has a negative impact on women's social life which will stimulate the brain so that it can disrupt the hormonal balance and ultimately adversely affect the health of the body. Objective: The aim of the study was to analyze the effect of elderly exercise on reducing hot flashes in menopause. Methods: The type of research is Quasi Experiment with a one group pretest posttest design approach with the dependent variable is elderly exercise and the independent variable is hot flashes. Samples were all 66 menopausal people, analyzed using the Paired t test. Results: The results of the study after being tested, the mean pre-test value was 13.98 and the mean post-test was 21.00. The higher the mean value, there was a decrease in hot flashes before and after elderly exercise, meaning that there was a difference before and after treatment, the greater the mean value, the more means that the resulting test is evidenced by a p-value of 0.000 which is less than 0.05. Conclusion: it means that there is an effect of elderly exercise on reducing hot flashes in menopause. The conclusion is that there is a decrease in hot flushes in menopause before and after elderly exercise.   ABSTRAK Pendahuluan: Salah satunya masalah menopause adalah hot flashes atau rasa panas didada dengan gejala berkeringat malam, fatigue, insomnia, depresi, ansietas, gangguan daya ingat, dan gejala urogenital, pada beberapa orang mengalami gejala berbeda, dan sering menyebabkan gangguan kualitas hidup. Jika kondisi ini tidak bisa diatasi akan berkembang menjadi cemas sampai dengan stres yang berdampak buruk pada kehidupan sosial perempuan yang akan merangsang otak sehingga dapat mengganggu keseimbangan hormon dan akhirnya berakibat buruk pada kesehatan tubuh. Tujuan: Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh senam lansia terhadap penurunan hot flashes pada menopause. Metode: Jenis penelitian adalah Quasi Eksperiment dengan pendekatan one group pretest posttest design dengan variable terikat adalah senam lansia  dan variable bebas adalah hot flashes. Sampel adalah semua menopause berjumlah 66 orang, dianalisis menggunakan uji Paired t test. Hasil: Hasil penelitian setelah diuji didapatkan nilai mean pre test 13,98 dan nilai mean post test 21,00 makin tinggi nilai mean maka ada penurunan hot flashes sebelum dan sesudah senam lansia, artinya ada perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan makin besar nilai mean maka makin bermakna uji yang dihasilkan dibuktikan dengan nilai p-value 0,000 lebih kecil dari 0,05. Kesimpulan: artinya ada pengaruh senam lansia terhadap penurunan hot flashes pada menopause. Kesimpulan ada penurunan hot flushes pada menopause sebelum dan sesudah dilakukan senam lansia.
PERMBERDAYAAN KADER KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI Nancy Olii; Juli Gladis Claudia; Febri Dwi Yanti; Nurnaningsih Ali Abdul; Magdalena Martha Tompunuh; Ika Suherlin; Herman Priyono Luawo
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.092 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i1.6285

Abstract

Abstrak: Masalah kesehatan ibu, kesehatan balita dan pencegahan penularan penyakit menular masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional bidang kesehatan. Salah satu cara untuk melaksanakan strategi tersebut adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Peran kader kesehatan di posyandu memiliki esensi yang tidak dapat dilepaskan dengan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak. Peran kader disandingkan dengan peran bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam membantu bidan untuk melaksanakan P4K sesuai dengan tujuan dan target yang diharapkan melalui buku P4K. Tahapan kegiatan terdiri dari edukasi tentang P4K, simulasi dan praktik cara pemberian edukasi dan mengisi stiker P4K. Hasil yang dicapai yaitu adanya peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan edukasi dengan peningkatan mean 90%, dan nilai signifikan 0,004<0,05 dengan nilai t-3.873. Diperoleh kesimpulan bahwa peserta mampu memberikan edukasi tentang P4K pada ibu hamil dan pengisian stiker P4K. Abstract: Maternal health, under-five health and prevention of transmission of infectious diseases are still the main priorities in the National development of the health sector. One way to implement this strategy is the Childbirth Planning and Complications Prevention (P4K) Program. The role of health cadres in posyandu has an essence that cannot be separated from health services, especially maternal and child health services. The role of cadres is juxtaposed with the role of midwives and other health workers. The purpose of this community service activity is to improve the knowledge and skills of cadres in helping midwives to carry out P4K in accordance with the goals and targets expected through the P4K book. The activity stages consist of education about P4K, conducting simulations and practices on how to provide education and filling out P4K stickers. The results achieved are an increase in knowledge before and after given education with an increase in the mean 90%, and a significant value of 0.004 <0.05 with a t-value of -3.873. Participants are able to provide education about P4K to pregnant women and filling out P4K stickers. 
Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Perilaku Seks Remaja Puspita Sukmawaty Rasyid; Juli Gladis Claudia; Yusni Podungge
JIDAN (Jurnal Ilmiah Bidan) Vol 7 No 2 (2020): Edisi Januari-Juni 2020
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jib.v7i2.1147

Abstract

Latar belakang : Gadget merupakan salah satu teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini berkembang begitu pesat. Hampir semua remaja menggunakan gadget untuk mengakses berbagai media sosial. Akibat dari perkembangan gadget banyak remaja dengan mudahnya mengakses media seks/porno yang menyebabkan meningkatnya pernikahan dini yang diakibatkan oleh perilaku seks yang menyimpang. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penggunaan gadget terhadap perilaku seks remaja di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo. Metode : Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional study dengan jumlah sampel 60 siswa dan teknik pengambilan sampel purposive sampling, analisis data menggunakan chi square dengan α = 0,05. Hasil : Pengaruh penggunaan gadget terhadap perilaku seks remaja diperoleh ρ value = 0,001 (α<0,05) Kesimpulan : Ada pengaruh penggunaan gadget terhadap perilaku seks remaja. Kata Kunci : Gadget, Perilaku Seks, Remaja.
EDUKASI DAN DEMONSTRASI PENGOLAHAN BUBUR MANADO PADA IBU UNTUK PENCEGAHAN STUNTING Nancy Olii; Magdalena Martha Tompunuh; Sri Nurlaily Z; Febri Dwi Yanti; Salman Salman; Sri Sujawaty; Juli Gladis Claudia
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 5 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i5.10811

Abstract

Abstrak: Masalah gizi terjadi akibat kekurangan asupan zat gizi pada anak dan kurangnya pengetahuan orang tua, sehingga perlu diberikan makanan tambahan bagi anak dan edukasi gizi bagi orang tua. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara pemberian edukasi dan demonstrasi pada ibu tentang stunting dan cara pengolahan bubur manado sebagai menu sehat untuk mencegah stunting melalui Poster dan Leaflet, memberikan informasi terkait cara mengolah dan pemberian bubur manado secara sehat dan tepat pada ibu bayi dan balita dan mengevaluasi tingkat pemahaman dan pengetahuan peserta. Metode yang digunakan adalah Pre-Test, Edukasi, Demonstrasi pembuatan Bubur Manado, tanya jawab, dan Post-Test. Kegiatan ini bekerja sama dengan Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango, dengan jumlah peserta 31 ibu yang memiliki anak balita. Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan tentang stunting dan cara pengolahan Bubur Manado untuk balita yakni, 18 Responden (58%) berpengetahuan baik; 9 Responden (29%) berpengetahuan cukup; dan 4 Responden (13%) berpengetahuan kurang.Abstract: Nutritional problems occur due to lack of nutritional intake in children and lack of parental knowledge, so it is necessary to provide additional food for children and nutrition education for parents. The purpose of this service is to provide education to mothers of children under five about stunting through posters and leaflets, provide information related to how to give healthy and correct complementary feeding to mothers of toddlers to prevent stunting, and evaluate the level of understanding and knowledge of mothers under five about giving Healthy and correct. The methods used were Pre-Test, stunting education, demonstration of making Manado porridge , question and answer, and Post-Test. The partners involved were the Head of the Kabila Health Center, the Midwives, and the Health Cadre. The results of the activity showed that 18 respondents (58%) had good knowledge; 9 respondents (29%) knowledgeable enough; and 4 respondents (13%) had less knowledge about stunting prevention materials and how to give healthy and correct food.
DEMONSTRASI PENGELOLAAN MAKANAN PANGAN LOKAL PADA IBU HAMIL DAN IBU BALITA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING Juli Gladis Claudia; Selvi Mohamad; Pepi Sugianto Umar; Nurnaningsih Ali Abdul; Puspita Sukmawaty Rasyid
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 6 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Stunting berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan balita yang tidak sesuai usia. Stunting tertinggi di kecamatan tilongakabila terdapat di desa Bongoime dengan kasus sangat pendek 43 balita dan kasus pendek 114 balita. ibu hamil dan ibu balita tidak paham tentang stunting, tidak paham bahwa pangan lokal seperti tanaman kelor yang dijadikan makanan ternak banyak manfaatnya. Daun kelor sumber pangan nabati yang kaya kandungan gizi. Salah satu antioksidan adalah jus buah tomat (Solanum lycopersicum). Asam folat untuk ibu hamil mencegah kecacatan janin ketika dilahirkan. Pangan lokal salah satunya Jagung merupakan sumber protein tinggi. Pengabdian masyarakat bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil dan ibu balita dalam pengelolaan bahan pangan lokal. Metode yang digunakan ceramah, demonstrasi membuat pudding daun kelor dan jus tomat serta kuesioner. Kegiatan dilakukan pada 10 orang kader dan 30 orang ibu hamil dan ibu balita.monitoring berupa pretest kategori baik 37,5% dan posttest kategori baik meningkat 62,5% hasil yang dicapai adalah kader, semua ibu hamil dan ibu balita mengalami peningkatan pengetahuan dengan nilai value 0,000<0,05 nilai t hitung = 3.76 > t table = 1,99.Abstract: Stunting has an impact on the growth and development of toddlers that are not age appropriate. The highest stunting in tilongakabila district was in Bongoime village with 43 very short cases and 114 short cases. Pregnant women and mothers of toddlers do not understand stunting, do not understand that lokal food such as moringa which is used as animal feed has many benefits. Moringa leaves are a source of vegetable food that is rich in nutrients. One of the antioxidants is tomato juice (Solanum lycopersicum). Folic acid for pregnant women prevents fetal defects when born. Lokal food, one of which is corn, is a source of high protein. Community service aims to improve the knowledge and skills of pregnant women and mothers under five in the management of lokal foodstuffs. The method used is lectures, demonstrations of making Moringa leaf pudding and tomato juice and questionnaires. The activity was carried out on health cadre 10 and 30 pregnant women and mothers of toddlers. Monitoring in the form of pre-test and post-test the results achieved were that all pregnant women and mothers of toddlers experienced an increase in knowledge 37,5% than 62,5% good category and increased skills with a value of 0.000 <0.05 t value = 3.76 > t table = 1,99.
Health Belief Model of Buton's Ethnic Migration Population the Birthplace Selection in South Buru Island's Nancy Olii; Salman Salman; Nurnaningsih Ali Abdul; Siti Choirul Dwi Astuti; Hasnawatty Surya Porouw; Selvi Mohamad; Juli Gladis Claudia; Eka Rati Astuti
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 4: December 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.739 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i4.810

Abstract

Birthplace can be influenced the social and cultural background of the Butonese women. Traditions, customs, and socio-cultural hereditary are maintained when facing childbirth at home. This study aims to explore the socio-cultural aspects of the Butonese ethnicity in the choice of place of delivery in Waesama District, Kepala Madan District, and Leksula District in South Buru Regency. This method uses a type of qualitative research with an ethnographic design, conducted in-depth interviews with 17 informants obtained by purposive sampling. From the results of the study, it was shown that from a social aspect, Butonese women gave birth in a health facility, the disgrace of their family and private parts would be seen and known by others, so they should give birth at home because we have separate treatments that cannot be done by health workers. The cultural aspects of the tradition that are maintained are in the form of ritual confessions and predictions for the birth of a baby. The rituals are in the form of Piago between husband and wife, Piago using Kabenci, Prayer, Kotika, waiting for the tides and low tides, and Pikilala.  Tempat bersalin dapat dipengaruhi oleh latar belakang sosial dan budaya perempuan etnis Buton. Tradisi, adat istiadat, dan sosial budaya secara turun temurun tetap terjaga saat menghadapi persalinan dirumah.Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi aspek sosial budaya etnis Buton dalam pemilihan tempat bersalin di Kecamatan Waesama, Kecamatan Kepala Madan, dan Kecamatan Leksuladi Kabupaten Buru Selatan.Metode ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan rancangan Etnografi,dilakukan wawancara mendalam terhadap17 informan yang didapatkan dengan purposive sampling.Dari hasil penelitian menunjukkan perempuan Butondari aspek sosial, persalinan di fasilitas kesehatan maka aib keluarga dan aurat mereka akan terlihat dan diketahui oleh orang lain, hendaklah bersalin di rumah karena kita mempunyai penanganan tersendiri yang tidak bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan. Aspek budaya dari tradisi yang dijaga yaitu berupa ritual pengakuan dosa dan ramalan terhadap kelahiran seorang bayi. Ritual tersebut berupa Piago antar suami istri, Piago menggunakan Kabenci, baca doa, Kotika, menunggu air pasang dan surut, dan Pikilala
Literature Riview: Determinants of Postpartum Blues Nancy Olii; Salman Salman; Nurnaningsih Ali Abdul; Siti Choirul Dwi Astuti; Hasnawatty Surya Porouw; Selvi Mohamad; Juli Gladis Claudia; Eka Rati Astuti
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No S1: Supplement
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.046 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8iS1.1688

Abstract

Postpartum blues is a kind of psychological problem in the period after childbirth, where a woman feels sad and depressed immediately. Post partum blues symptoms begin to appear two or three days after childbirth and usually go away within a week or two. Objective: to analyze the literature related to the determinants of post partum blues. Methods: articles related to literature review topic were searched in the ScienceDirect, Pudmed. Google Scholar Google Scholar databases and were analyzed using PRISMA through the processes including identification, selection, and finally the assessment of articles according to the inclusion and exclusion criteria. Results: Article searching in chosen databases using keywords in accordance with the study objective resulted in 20 articles which were further selected according to the topics to be reviewed and finally 5 journal articles were discussed in the literature review. The topic to be discussed here was the determinants of postpartum blues. Conclusion: Age, parity, education level, family support, sleep disorders, type of delivery, and readiness to become a mother were involved in the causative factors of Postpartum blues and those factors could be overcome by involving husband, family and the surrounding environment through support for postpartum womenAbstrak: Postpartum blues adalah masalah psikologis pada masa setelah persalinan, dimana seorang perempuan merasakan sedih dan depresi segera. Gejala post partum blues mulai muncul dua atau tiga hari setelah persalinan dan biasanya hilang dalam satu atau dua minggu. Tujuan : untuk menganalisis literatur yang berkaitan determinan  post partum blues. Metode: yang digunakan dalam mencari artikel adalah literature review dengan menggunakan database ScienceDirect, Pudmed. google scholar google scholar dan menggunakan PRISMA yakni dengan melalui proses identifikasi, seleksi dan terakhir penilaian artikel sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil: Dari hasil Pencarian Artikel di databased menggunakan keyword atau kata kunci sesuai dengan tujuan penelitian sebanyak 20 artikel, kemudian artikel tersebut di saring sesuai dengan topik yang akan di review sebanyak 5 jurnal dengan judul topik yang dibahas pada literature review yaitu faktor penyebab post partum blues. Kesimpulan: Usia, paritas, tingkat pendidikan, dukungan keluarga, ganguan tidur, jenis persalinan, dan kesiapan menjadi ibu merupakan faktor penyebab terjadinya Postpartum blues dan dapat diatasi dengan melibatkan suami, keluarga dan lingkungan sekitar melalui dukungan pada ibu postpartum