Nendah Kurniasari
Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Buletin Ilmiah Marina : Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Membangun Sinergitas Antar Pelaku Dalam Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Melalui Klinik Iptek Mina Bisnis (Studi Kasus Pada Pelaksanaan Klinik Iptek Mina Bisnis Di Kabupaten Subang) Nendah Kurniasari
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 9, No. 2, Tahun 2014
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.031 KB) | DOI: 10.15578/marina.v9i2.427

Abstract

Sinergitas antara pelaku pemberdayaan merupakan hal mendasar dalam pelaksanaan sebuah program pemberdayaan agar dapat berjalan efektif dan berkesinambungan. Makalah ini bertujuan untuk menggambarkan prinsip-prinsip dan langkah strategis membangun sinergitas yang harus ditempuh oleh KIMBis dalam menjalankan fungsinya sebagai wadah pemberdayaan masyarakat perikanan. Penelitian dilaksanakan di Subang pada Tahun 2013. Penelitian merupakan action research dimana kegiatan yang dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat pesisir subang melalui kelembagaan KIMBis (Klinik Iptek Mina Bisnis). Data diambil melalui wawancara, dan observasi berkelanjutan terhadap jalannya KIMBis Subang. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Terdapat tiga prinsip dalam membangun sinergitas antar pelaku pelaksanaan KIMbis yaitu partisipatif yang mengarah pada emansipatif dan problem-posing education. Terkait dengan pelaksanaan prinsip tersebut, maka langkah strategis yang harus dilaksanakan adalah proses pembentukan harus melibatkan pemangku kepentingan lokal yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat, membuat program kerja yang mengarah pada kemandirian KIMBis yang dilakukan secara partisipatif, melakukan sinkronisasi program dengan instasi/lembaga terkait, membangun percaya diri para pengurus KIMBis dalam membangun jaringan kerja secara mandiri,membuat pelaporan terhadap instasi/lembaga mitra, dan menjaga hubungan non formaluntuk menumbuhkan ikatan emosional.
Tipologi Sosial Budaya Masyarakat Nelayan di Negeri Latuhalat, Ambon Nendah Kurniasari; Christina Yuliaty
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 9, No. 1, Tahun 2014
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.989 KB) | DOI: 10.15578/marina.v9i1.208

Abstract

Pengetahuan mengenai tipologi bsosial budaya suatu masyarakat merupakan faktor pendukung keberhasilan program pembangunan perikanan. Makalah ini bertujuan untuk menganaisis tipologi sosial budaya masyarakat nelayan di Negeri Latuhalat Kota Ambon. Penelitian dilaksanakan pada Tahun 2013 Di Nagari Latuhalat Kecamatan Nusasiwe Kota Ambon. Data yang diambil adalah data primer dan sekunder melalui wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat, aparat pemerintahan desa, perguruan tinggi dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masyarakat nelayan di negeri latuhalat masuk kedalam masyarakat transisi. Masyarakat tersebut memiliki ciri-ciri sebagai masyarakat tradisional pedesaan yang ditunjukkan dengan kolektifitas yang tinggi, struktur ekonomi lokal yang mendorongt pada kecenderungan ekonomi pertukaran, dan mampu memenuhi pra syarat dari masyarakat industri, seperti kemampuan berinvestasi, tidak mudah menyerah, kemampuan adaptasi dan inovasi. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan kebijakan yang mendukung pendidikan, akses permodalan, dan akses pasar barang produksi sebagai entry point upaya perbaikan dan rekayasa sosial pada masyarakat di Negeri Latuhalat.
Kearifan Lokal Masyarakat Lamalera: Sebuah Ekspresi Hubungan Manusia Dengan Laut Nendah Kurniasari; Elly Reswati
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 6, No. 2, Tahun 2011
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.823 KB) | DOI: 10.15578/marina.v6i2.5810

Abstract

Makalah ini bertujuan melihat kearifan lokal yang dibentuk oleh sebuah masyarakat nelayan dilihat dari perspektif psikologi lingkungan. Makalah ini merupakan studi literatur, dimana informasi diperoleh dengan cara mengkaji literatur yang terkait dengan teori-teori adaptasi lingkungan, kearifan lokal serta kehidupan masyarakat Lamalera. Kearifan lokal yang berkembang di masyarakat Lamalera mengenai norma berburu paus telah berusia ratusan tahun. Kearifan itu merupakan perbauran yang kental antara tradisi dan ajaran Katolik. Kearifan yang muncul tidak hanya menjaga kelestarian dan kesimbangan ekosistem laut namun juga menjaga keseimbangan dalam berhubungan dengan sesama warga masyarakat. Keseimbangan alam tersebut terancam ketika Pemerintah Daerah mengeluarkan ijin untuk penambangan emas. Kearifan lokal yang muncul sabagai reaksi dari adanya stimulus ini adalah penolakan terhadap penambangan emas di Lamalera dengan alasan akan merusak keseimbangan ekosistem yang mengakibatkan terputusnya ikatan mereka dengan para leluhur yang selama ini telah menjaganya.
Fungsi Laut dalam Menjaga Harmonisasi Hidup Masyarakat Adat Lambadalhok, Aceh Besar Nendah Kurniasari; Nurlaili Nurlaili
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 7, No. 2, Tahun 2012
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1913.519 KB) | DOI: 10.15578/marina.v7i2.5759

Abstract

Makalah ini bertujuan menganalisis fungsi laut dalam menjaga harmonisasi kehidupan masyarakat Desa Lambadalhok, Aceh Besar. Penelitian dilakukan pada Tahun 2011 dengan menggunakan metode kualitatif dan dianalisis secara deskriptif. Laut bagi masyarakat Lambadhalhok mempunyai peran yang strategic dalam menciptakan harmonisasi hidup antara manusia, Tuhan dan alam. Keberadaan laut dinilai tidak hanya mempunyai fungsi ekonomi, namun juga mempunyai fungsi sosial dan fungsi spiritual. Semua fungsi tersebut harus berjalan seimbang dalam norma-norma religi yang mereka anut. Masyarakat membuat kesepakatan dalam mengelola dan memanfaatkan laut yang terlembaga dalam kelembagaan Panglima Laot. Adat kenduri laut, adat hari pantang melaot, adat sosial dan adat pemeliharaan lingkungan merupakan aturan untuk menjaga berjalanannya fungsi-fungi tersebut secara seimbang sehingga harmonisasi hubungan antara manusia, Tuhan dan alam dapat terwujud.
Memaknai Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Nendah Kurniasari; Elly Reswati
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 6, No. 1, Tahun 2011
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1200.59 KB) | DOI: 10.15578/marina.v6i1.5805

Abstract

Pelaksanaan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) dinilai mempunyai efektifitas yang rendah. Selama delapan tahun PEMP berlangsung, wilayah pesisir masih menjadi kantung kemiskinan di negara ini. Tulisan ini merupakan analisis singkat terhadap pelaksanaan PEMP dalam tataran konseptual dan tataran praktis. Hasil analisis diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi program pemberdayaan berikutnya. Dalam tataran konsep, PEMP telah memenuhi stategi mata pencaharian dan strategi permodalan untuk memutus rantai kemiskinan. Namun PEMP kurang mendapat perhatian dalam strategi makro, karena sektor kelautan dan perikanan belum menjadi pertimbangan penting dalam kebijakan nasional. Dalam tataran praktis, beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu merubah persepsi nelayan tentang makna bantuan, meningkatkan kapasitas sasaran dalam managemen dan administrasi keuangan, sinkronisasi antara berbagai program pemberdayaan, serta penyesuaian program dengan kultur sempat yang sangat bersifat lokalitas.
Persepsi Pelaku Usaha Tambak Terhadap Penanggulangan Bencana Banjir di Pantai Utara Jawa Barat Lindawati Lindawati; Nendah Kurniasari
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 9, No. 2, Tahun 2014
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.69 KB) | DOI: 10.15578/marina.v9i2.432

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi pembudidaya tambak terhadap penanggulangan bencana banjir. Penelitian ini dilakukan di pantai Utara Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Subang dan Karawang. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pendekatan survey dengan melakukan wawancara kepada pembudidaya tambak, sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang dan Karawang. Pengambilan responden dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 17 orang pembudidaya tambak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pembudidaya tambak terhadap ketepatan, kecepatan dan efektifitas penanggulangan bencana banjir masih rendah, baik pada saat situasi tanggap darurat maupun saat rehabilitasi usaha. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi terjadinya banjir serta kerusakan dan kerugian yang lebih besar, pembudidaya tambak melakukan beberapa langkah yaitu membuat jaring atau waring yang dipasang di sepanjang kolam dan pintu air tambak untuk menghalangi ikan berpindah dari kolam ketika air tambak menjadi luber akibat banjir, membuat alat dari pipa paralon yang digunakan untuk membuka saluran air yang menghubungkan sungai dengan tambak ketika surut dan menutupnya ketika pasang sehingga air tambak tidak meluap, memperbaiki tambak menjadi lebih tinggi dan mengeruk lahan tambak lebih dalam dari sebelumnya, penanaman pohon mangrove yang berfungsi sebagai “rumah ikan” (fish apartement) pada saat terjadi banjir serta melakukan panen lebih awal untuk menghindari kerugian yang lebih besar.