Zahri Nasution
Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

TRANSFORMASI PENGELOLAAN PERAIRAN UMUM DARATAN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR Radityo Pramoda; Zahri Nasution
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 2 (2011): DESEMBER (2011)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.657 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v6i2.5769

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi dan antisipasi dampak ketentuan baru Peraturan Daerah (PERDA) Ogan Komering Ilir (OKI) No. 9/2008 tentang Pengelolaan Lebak, Lebung, dan Sungai di Kabupaten Ogan Komering Ilir, yang menjadi otonomi desa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif melalui pendekatan historis kasuistik yang didukung data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi pengelolaan perairan umum daratan dengan berlakunya Perda OKI No. 9/2008 memberikan akses yang lebih besar kepada masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya ikan. Kewenangan yang dimiliki desa menjadi lebih luas dalam mengatur lebak lebung dan sungai. Kurang optimalnya implementasi Perda OKI No. 9/2008 dikarenakan aparatur dan masyarakat Desa Berkat belum siap mengadopsi perubahan nilai serta norma baru. Implikasi kebijakan penelitian ini adalah perlunya meningkatkan kompetensi aparatur desa melalui pelatihan/pendidikan; memberikan sosialisasi secara komprehensif kepada masyarakat; melakukan kontrol dan pendampingan yang konsisten, serta menciptakan komunikasi hukum yang baik dalam menerapkan peraturan baru. Tittle: Transformation Management of Inland Waters in Ogan Komering Ilir DistrictThis research aimed to review the impact of implementation and anticipate potential impacts of the new provisions of Local Regulation No. 9/2008 on Management of Lebak, Lebung, and Rivers in Ogan Ilir Komering Ilir regency, which has become an autonom of the village. Research was conducted using descriptive-exploratory method, through historical case approach, supported by primary and secondary data. Results show that transformation of the management of inland waters by the enactment of Local Regulation No. 9/2008 provides a greater access to the community to utilize fish resources. Authority of the village was wider than previous system in terms of arranging the lebak lebung and river. Under optimal level of implementation of the Local Regulation No. 9/2008 was due to the apparatus and community unreadines to adopt the values changing in and new norms. Policy implications of this research were as follows improving the competence of village apparatus through training/education; providing comprehensive socialization to the community; doing control and consistent mentoring, and creating a good communication law in applying new regulation.
HUBUNGAN ANTARA MODAL SOSIAL DAN RESPONS MASYARAKAT DENGAN PERSEPSI EFEKTIFITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN PERIKANAN DI WADUK MALAHAYU, JAWA TENGAH Tajerin Tajerin; Tikkyrino Kurniawan; Zahri Nasution
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 7, No 1 (2012): Juni (2012)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.91 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v7i1.5739

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara modal sosial dan respons masyarakat  dengan persepsi efektifitas kelembagaan pengelolaan perikanan di Waduk Malahayu di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Metode penelitian menggunakan metode survei. Pengambilan responden dilakukan secara proportional random sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif serta diuji dengan pendekatan non parametrik Uji Perbedaan Mann-Whitnet-U dan Uji Korelasi Pearson’s Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata dalam perubahan efektifitas kelembagaan antara sebelum dan setelah program penguatan kapasitas masyarakat. Hal ini mengindikasikan penguatan kapasitas masyarakat memiliki peran yang positif dan nyata terhadap perubahan efektifitas kelembagaan pengelolaan perikanan Waduk Malahayu yang meningkat. Respons masyarakat mengenai penguatan kapasitas berhubungan positif dan nyata dengan perubahan efektifitas kelembagaan yang dimediasi modal sosial masyarakat, terutama yang didorong oleh perasaan saling mempercayai dan rasa aman, toleransi dan kebhinekaan, dan nilai hidup dan kehidupan. Kecenderungan ini menunjukkan pentingnya memupuk perasaan saling mempercayai dan rasa aman, toleransi dan kebhinekaan, dan nilai hidup dan kehidupan sebagai bagian dari upaya rekayasa sosial, khususnya dalam meningkatkan efektifitas kelembagaanpengelolaan perikanan waduk yang memberikan jaminan keberlanjutannya.Tittle: The Relationship Between Social Capital and Community Respons with Perception of Fishereis Management Institutions Efectiveness in Malahayu Reservoir, Central Java.Research looked at the relationship between social capital and community response to the perception of the effectiveness of institutional management of fisheries in the reservoir Malahayu, Brebes, Central Java. The method used by survey method. Respondents selected by proportional random sampling. The data were analyzed by descriptively and tested with a non paramterik difference Test Mann-Whitnet-U and Pearson’s Product Moment Correlation test. The results showed that there were significant differences in the effectiveness of institutional change between before and after a community capacity building program. This indicates a strengthening of the capacity of the community has a positive and a real role to change the institutional effectiveness of reservoir fisheries management Malahayu increased. The response of the public on capacity building and real positively associated with changes in institutional effectiveness dimedasi social capital, primarily driven by a sense of trust and security, tolerance and diversity, and the value of life and living. This trend shows the importance of a sense of trust and security, tolerance and diversity, and the value of life and living as part of the social engineering efforts, especially in increasing the effectiveness of reservoir fisheries management institutions to guarantee its sustainability.
PERIKANAN BUDIDAYA DI DANAU MANINJAU: Antisipasi Kebijakan Penanganan Dampak Kematian Masal Ikan Zahri Nasution; Yesi Dewita Sari; Hakim Miftakhul Huda
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 1, No 1 (2011): DESEMBER 2011
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v1i1.9252

Abstract

Kematian ikan secara massal sebanyak 950 ton di Danau Maninjau, Sumatera Barat yang pertamakali terjadi pada tahun 1997, mengakibatkan kerugian sebesar Rp. 2,7 milyar. Kematian massal selanjutnya terjadi pada awal Januari 2009 dan terulang kembali pada akhir Februari serta awal Maret 2010 dengan tingkat kematian ikan mencapai 1.150 ton. Kajian ini bertujuan untuk menganalisa opsi kebijakan antisipasi dalam penanganan dampak kematian massal ikan di Danau Maninjau. Kajian ini dilakukan menggunakan pendekatan analisis kebijakan dengan hasil bahwa dampak ekonomi kematian massal ikan budidaya yang terjadi pada dua (2) nagari di Danau Maninjau pada periode 23 Februari – 13 Maret 2010 mengakibatkan kerugian finansial sebesar Rp 13,93 milyar bagi para pembudidaya ikan. Kerugian tersebut terdiri atas dampak kerugian ekonomi kematian ikan, potensi keuntungan yang hilang bagi pembudidaya ikan, pedagang pakan ikan dan pedagang ikan. Dampak sosial yang diperhitungkan secara ekonomi adalah hilangnya sumber mata pencaharian, sejumlah tenaga kerja dalam tata niaga budidaya ikan sistem karamba jaring apung (KJA) bersumber dari adanya peningkatan hutang untuk melanjutkan usaha. Kajian ini menghasilkan lima opsi antisipasi kebijakan dalam penanganan dampak kematian massal ikan di Danau Maninjau. Title: Aquaculture in Lake Maninjau: Policy Anticipation to Handle Impacts of Fish Kills Massive fish kills with about 950 tons in Lake Maninjau of West Sumatra was firstly occurred in 1997 impacted a financial loss of IDR 2.7 billion. Further fish kills were occurred in early January 2009 and were followed in late February and early March 2010 with number of 1,150 tons fish kills. This research aims to analyze options for policy anticipation to handle impacts of fish kills in Lake Maninjau. This research used a policy analysis approach and the results showed that the economic impacts of fish kills in two villages during 23 February to 13 March 2010 accounted for IDR 13.93 billion. Economic loss consists of the fish kills impacts including potential profit loss from fish farmers, traders, fish feed and fish traders. Calculated social impacts in economic terms were a loss number of livelihood and source of incomes from floating net cage aquaculture by which lead to debt increasing. This research produced five options for policy anticipation to handle impacts of fish kills. 
EVALUASI KEBIJAKAN PENGATURAN SISTIM BAGI HASIL (Kasus Implementasi Undang-undang Bagi Hasil (UUBH) No. 16/1964 pada Perikanan Rumpon di Kabupaten Badung, Bali) Rizky Muhartono; Ahmad Zamroni; Zahri Nasution
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 2 (2012): DESEMBER 2012
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v2i2.9278

Abstract

Tulisan ini didasarkan pada hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Kedonganan, Kabupaten Badung, Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap implementasi UU Bagi Hasil No. 16/1964. Pendekatan studi kasus diterapkan dalam penelitian ini. Data diperoleh melalui wawancara dengan responden yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Responden yang terpilih merupakan nelayan rumpon yang telah bekerja minimal satu tahun. Mengacu pada pendekatan evaluasi kebijakan, analisis mencakup aspek materi, aspek implementasi dan aspek faktor penentu. Dari pendekatan analisis tersebut, diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: Pertama, teridentifikasi adanyaketidaksesuaian penerapan UU di lapangan, antara lain dalam hal besaran proporsi, beban tanggungan, dan jangka waktu perjanjian; Kedua, kelemahan yang menyebabkan penyimpangan tersebut, terjadi baik padaaspek materi maupun implementasi. Pada aspek materi, ditemukan bahwa produk hukum tersebut tidak selaras dengan kondisi lokal, termasuk adat setempat. Sementara itu, pada aspek implementasi, produk hukum tersebut tidak berjalan baik karena keterbatasan informasi, ketiadaan ruang untuk modifikasi, dan ketiadaan lembaga kontrol yang secara efektif mengawal pelaksanaannya. Rekomendasi yang dirumuskan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: (1) Beberapa pasal UU 16/1964 sebaiknya disempurnakan, yaitu yang menyangkut bagian pemilik modal, biaya penyusutan aset, dan umur ekonomis aset produksi dalam perhitungan bagi hasil; (2) Perlu diberikan mandat khusus kepada sebuah lembaga yang untuk melakukan pengawalan implementasi UU sehingga efektivitas UU dapat ditingkatkan; (3) Perlu disusun sebuah naskah akademis yang dikembangkan berdasarkan perluasan cakupan kajian ini, yang digunakan untuk mendorong penyempurnaan UU, sehingga selaras dengan kondisi saat ini, demi perkembangan perikanan yang lebih baik. Title: Evaluation of Policy on Benefit Shareing Systim (A case study on Implementation of Law 16/1964 in Rumpon Fishery of Badung Regency, Bali) This paper was based on the results of research conducted at Kedonganan, Badung Regency, Bali. Purpose of the research is to  valuate the implementation of Benefit Sharing System Regulation No. 16/1964. Case study approach was adopted in this research. Data were obtained through interviews with selected respondents based on purposive sampling method. In this case, the rumpon fishers selected as respondent who has worked at least one year. Referring to the policy evaluation approach, the analyses covered three components: material, implementation, and factor aspects. Results showed the following: firstly, it was identified that that several applications deviated from those directed by the law. These included the proportion scheme, burden sharing and contract tenure. Secondly, it was observed that imperfection causing these deviations occurred in both the material and implementation aspects. Regarding material aspects, it was found that this legal product was incompatible with local conditions, including local traditions/customs. Meanwhile, concerning the implementation aspect, the law was found ineffective due to lacks of information, room for modification and effective control institution. In line with these findings, it is recommended that: (1) Several articles of the law, namely those related to the the share of capital owners, depreciation, and productive assets economic age should be refined; (2) A certain mandate should be granted to an institution so as that implementation can be carried out effectively, and (3) A study extending from these findings should be carried out to result in a white book aimed at revisiting the law, for the sake of better fishery development.
STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERIKANAN PERAIRAN UMUM DARATAN SEBAGAI KAWASAN MINAPOLITAN Muhadjir Muhadjir; Zahri Nasution
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 1 (2012): JUNI 2012
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v2i1.9260

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan per aspek maupun secara keseluruhan aspek serta strategi yang dapat dikembangkan dalam mendukung sentra perikanan perairan umum daratan (PUD) sebagai kawasan minapolitan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada 9 (Sembilan) kabupaten yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan minapolitan. Teknik pengumpulan data yaitu melalui studi pustaka, wawancara, Rapid Rural Appraisal (RRA) dan mail survey. Kajian ini menggunakan metode analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) untuk merumuskan strategi pengembangan kawasan minapolitan. Hasil penelitian ini adalah berupa rumusan strategi pengembangan kawasan minapolitan pada 4 (empat) ekosistem PUD yaitu waduk, sungai/rawa, sungai dan danau. Strategi pengembangan kawasan minapolitan untuk pada ekosistem waduk (Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat) terkait dengan pengelolaan keberlanjutan sumber daya waduk (pengawasan danpembatasan KJA). Pada ekosistem sungai/rawa (Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Sumatera Selatan) strategi pengembangannya terkait dengan pemanfaatan sumber daya air sebagai saran transportasi maupun kegiatan perikanan. Pada ekosistem sungai (Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah) strategi pengembangan minapolitan yang perlu dilakukan terkait dengan pembangunan infrastruktur pendukung baik dari sisi transportasi dan pemasaran hasil produksi perikanan. Pada ekosistem danau (Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara) strategi yang perlu dilakukan terkait dengan perumusan kebijakan-kebijakan mengenai pengelolaan danau seperti pengawasan dan pengendalian penggunaan alat tangkap.Title: Economic and Social Characteristics and Development Strategy Inland Fisheries as Minapolitan Development Area This study aims to determine the readiness per aspect and overall aspects and strategies that can be developed in support the inland waters fisheries centers (PUD) as minapolitan area. The research approach was using a case study on a 9 (nine) districts that have the potential to be developed as the minapolitan. The data collection techniques were through literature study, interviews, Rapid Rural Appraisal (RRA) and mail surveys.The research was using the method of SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) to formulate development strategies of minapolitan area. The results of this study were the development strategy formulation of minapolitan area in 4 (four) PUD ecosystems, namely reservoirs, rivers / swamps, rivers and lakes. Development strategy of Minapolitan area for the reservoir ecosystem (Jatiluhur, Purwakarta Regency, West Java) related to sustainable management of reservoir resources (supervision and restriction KJA). On the river ecosystem / swamp (Ogan Ilir, South Sumatra Regency) the development strategy related to the use of water resources for transportation and fisheries activities. On the river ecosystem (South Barito Regency, Central Kalimantan) Minapolitan development strategy needs to be done related to the development of supporting infrastructure in terms of transportation and marketing of fishery products. In the ecosystem of the lake (Toba, Simalungun District, North Sumatra) strategies need to be linked to the formulation of policies concerning the management of the lake such as monitoring and controlling of fishing gears.
PENEBARAN IKAN BANDENG DI WADUK JATILUHUR: Analisis Dampak dan Kebijakan Pengembangan Sonny Koeshendrajana; Tenny Apriliani; Maulana Firdaus; Zahri Nasution; Amula Nurfiarin
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 1, No 1 (2011): DESEMBER 2011
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v1i1.9251

Abstract

Penebaran ikan bandeng merupakan salah satu opsi pengelolaan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas perairan yang semakin menurun di Waduk Jatiluhur. Penebaran ikan bandeng ke perairan waduk Jatiluhur secara sistematis telah dilakukan sejak tahun 2008, namun demikian, manfaat yang dapat dirasakan belum banyak mendapat perhatian. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi secara sosial ekonomi dampak penebaran ikan bandeng di perairan Waduk Jatiluhur sebagai basis pengembangan di masa mendatang telah dilakukan. Penelitian di lapang menunjukkan bahwa penebaran bandeng memberikan dampak bagi kualitas sumberdaya perairan serta kondisi sosial ekonomi masyarakat. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka beberapa rumusan kebijakan yang perlu ditindak lanjuti adalah: (i) mengkaji dampak penebaran ikan bandeng terhadap pertumbuhan ikan budidaya dalam karamba; (ii) melakukan ujicoba penebaran dengan jenis ikan lainnya yang mampu bereproduksi secara alamiah di perairan waduk dan tidak menganggu kestabilan dinamika populasi ikan; (iii) penguatan kelembagaan penebaran ikan, serta; (iv) melakukan sosialisasi lebih intensif mengenai perlunya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian sumber daya perairan.Title: Introducing Milkfish in the Jatiluhur Reservoir: Analysis of Impacts and Policies Development.Introducing milkfish is considered one of management options to improve water quality in the Jatiluhur reservoir. This activity has been systematically carried out since 2008; however, tangible benefits from this activity are less coverage. This research aimed to evaluate socio-economic impacts of milkfish stocking in the Jatiluhur reservoir that can be used as a basis for future fisheries development in this reservoir. Results of this research show that milkfish-stocking in the Jatiluhur reservoir contributed to the improvement of its aquatic resources environment and socio-economic conditions of the society. Based on these findings, several policies recommendation should be followed up and implemented, namely (i) immediately assess the impact of milkfish stocking to the growth of fish cultured in the cage; (ii) stocking different fish species that enable to reproduce naturally in the reservoir waters without disturbing population dynamic of fish stock; (iii) strengthening institution of the fish stocking program, and (iv) intensify dissemination and people awareness to conserve aquatic resources.