Rizky Muhartono
Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DAMPAK KEBIJAKAN MORATORIUM TERHADAP SEKTOR USAHA PERIKANAN TANGKAP DI KOTA BITUNG Nurlaili Nurlaili; Rizky Muhartono; Yayan Hikmayani
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.058 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v6i2.3327

Abstract

Kebjakan penghentian perizinan sementara (moratorium) kapal kapal yang pembuatannya di luar negeri (kapal eks asing) berdampak langsung pada nelayan yang bekerja pada kapal-kapal eks asing berupa penurunan pendapatan hingga hilangnya mata pencaharian. Di sisi lain, kebijakan moratorium tersebut dirasakan memberikan dampak positif bagi usaha perikanan tangkap skala kecil khususnya di Kota Bitung. Tulisan ini bertujuan menggambarkan dampak kebijakan moratorium pada pelaku usaha perikanan tangkap skala kecil di Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Tulisan ini merupakan bagian dari Kegiatan Kajian Khusus yang dilakukan secara cepat pada bulan Maret 2015. Penelitian tentang hal ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dan observasi terhadap para pelaku usaha perikanan, baik perikanan tangkap, pengolahan dan pemasaran ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan moratorium telah memberikan dampak negatif terhadap usaha perikanan tangkap berupa penurunan pendapatan sampai hilangnya mata pencaharian, dalam usaha pengolahan berdampak pada berkurangnya bahan baku sampai berhentinya produksi ikan olahan, dalam usaha pemasaran berdampak pada berkurangnya ikan untuk dipasarkan. Meskipun demikian, kebijakan ini berdampak positif pada usaha perikanan tangkap skala kecil yaitu peningkatan produksi, makin seringnya melaut, makin dekatnya fishing ground, peningkatan harga ikan, mudahnya akses memperoleh BBM dan peningkatan pendapatan.Title: Policy Impact moratorium on Business fisheries sector in BitungTermination of the licensing policy (moratorium) ships whose creation abroad (foreign ex ship) have a direct impact on the fishermen who work on the ships of foreign ex a decrease in revenue to the loss of livelihood. On the other hand, policy moratorium perceived a positive impact on small scale fishery business, especially in the city of Bitung. This paper aims to describe the impact of the moratorium on the perpetrators of small-scale fishery business in the city of Bitung in North Sulawesi province. This paper is part of a Special Assessment activities undertaken quickly on 18-20 March 2015. Findings of study used a qualitative approach, with data collection techniques are in-depth interviews and observations of the perpetrators of fisheries, both capture fisheries, processing and marketing fish. The results showed that the moratorium had a negative impact on fishery business as a decrease in revenue to loss of livelihood, the business processing time reduces the raw materials to the cessation of production of processed fish, the marketing efforts led to a reduction of fish to be marketed. However, these policies have a positive impact on the fishery business, the small scale of production increases, more and more often at sea, the nearby fishing ground, the increase in the price of fish, easy access to obtain fuel and increased revenue. 
Pengembangan Energi Terbarukan pada Pulau-Pulau Kecil Mira Mira; Rizky Muhartono; Siti Hajar Suryawati
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 2, No. 1, Tahun 2016
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.551 KB) | DOI: 10.15578/marina.v2i1.3277

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat optimasi potensi pengembangan energi terbarukan dengan melihat aspek  dari  sisi suplai (potensi energi) dan dari sisi demand (potensi konsumen). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis multikriteria dengan membuat prioritasi melalui bobot dan scoring. Hasil analisis skala prioritas wilayah pengembangan energi terbarukan mengindikasikan dari 5 wilayah yang disurvei, wilayah yang menjadi prioritas pengembangan energi gelombang dan arus laut dari prioritas tertinggi sampai terendah dengan skala prioritas masing-masing (0.76, 0.67, 0.65, 0.61, 0.51) adalah Raja Ampat , Larantuka, Bawean, Nusa Penida, dan Kabupaten Bangka. Sedangkan wilayah yang menjadi kurang prioritas dalam pengembangan energi terbarukan adalah Kabupaten Bangka, di Kecamatan Belinyu. Hal ini disebabkan dari sisi potensi arus tidak masuk dalam Arus Laut Indonesia (Arlindo) yang berpotensi untuk pengembangan energi arus.  Guna mengoptimalkan potensi energi terbarukan seperti gelombang dan arus laut maka  pengembangan energi terbarukan (arus dan gelombang laut) diharapkan secara teknis mudah dilaksanakan oleh masyarakat (kalau bisa teknologi yang digunakan harus disederhanakan), hal ini berkaitan dengan perawatan pasca pengembangan energi terbarukan terutama di pulau-pulau kecil.Title: Development Renewable Energi for Small Islands : Supply and Demand SideThe purpose of this study is to analyze the optimization potential renewable energi with a view aspects of the supply side (potential energi) and the demand side (potential consumers). Data analysis method used was multi-criteria analysis to make prioritization through weighting and scoring. The results of the analysis of priorities indicated from five regions surveyed, priority areas the development of energi waves and ocean currents from highest priority to lowest priority scale respectively (0.76, 0.67, 0.65, 0.61, 0.51) is Raja Ampat, Larantuka, Bawean Nusa Penida, and Bangka. Instead region becomes less priority in the development of renewable energi is Bangka, in the District Belinyu, because Bangka not included in the Indonesian Seas Flow (Arlindo). Development of renewable energi is expected to be technically easy to implement by the community (if it can be simplified technology used), it relates to the post-treatment of renewable energi development, especially in small islands.  
Prospek Pengembangan KIMBis (Klinik Iptek Mina Bisnis) Pamisaya Mina Kabupaten Wonogiri Rizky Muhartono; Sonny Koeshendrajana; Sastrawidjaja Sastrawidjaja
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 8, No. 1, Tahun 2013
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.865 KB) | DOI: 10.15578/marina.v8i1.2612

Abstract

Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) adalah kelembagaan yang berfungsi bukan sebagai pesaing/menggantikan kelembagaan yang sudah ada, tetapi merupakan kelembagaan yang mempererat komunikasi dan membangun kebersamaan dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Prinsip kegiatan yang dilakukan adalah dari-oleh-untuk masyarakat. Tulisan ini bertujuan menggambarkan prospek pengembangan KIMBis di Kabupaten Wonogiri. Pengumpulan data di lapangan dilakukan pada 2012 dengan cara observasi lapang, wawancara dan studi dokumen. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KIMBis di Kabupaten Wonogiri memiliki prospek pengembangan yang baik. Hal ini ditandai dari respon positif PEMDA berupa kesepakatan MoU/KB, PKS serta dana pendampingan kegiatan KIMBis pada tahun berjalan (2012). Saran dalam pengembangan KIMBis Wonogiri adalah tetap melakukan sinergi kegiatan, menjaga komunikasi dan koordinasi antar satker yang melakukan kegiatan di Waduk Gajah Mungkur. Hal ini penting dilakukan agar kegiatan pemberdayaan masyarakat akan optimal dilakukan, sehingga tidak terjadi pengakuan sepihak jika terjadi keberhasilan kegiatan ataupun saling menyalahkan jika terjadi kegagalan kegiatan.
EKSISTENSI KLINIK IPTEK MINA BISNIS (KIMBis) “PAMISAYA MINA” MENGEMBANGKAN POTENSI PERIKANAN LOKAL KABUPATEN WONOGIRI Radityo Pramoda; Rizky Muhartono; Sonny Koeshendrajana
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2017): JUNI 2017
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.842 KB) | DOI: 10.15578/marina.v3i1.5767

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui eksistensi KIMBis Pamisaya Mina dalam memberdayakan masyarakat perikanan di Kabupaten Wonogiri. Analisis kajian dilakukan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus, yang dipaparkan secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan: (1) KIMBis Pamisaya Mina di Kabupaten Wonogiri telah membentuk inkubator bisnis; (2) kinerja dan eksistensi keberadaan KIMBis Pamisaya Mina sudah dirasakan manfaatnya dan sangat dibutuhkan; (3) sosialisasi yang kurang akibat faktor  jangkauan lokasi. Saran yang dapat diberikan adalah mendorong kelembagaan KIMBis Pamisaya Mina menjadi sebuah asosiasi, bekerja sama dengan otoritas daerah melaksanakan sosialisasi ke seluruh wilayah selingkar Waduk Gajah Mungkur yang belum pernah dijangkau oleh pengurus KIMBis Pamisaya Mina.
Why Indonesia Should Develop Tuna Sea Farming to Overcome Overfishing? A Review of Two Sides Argument Maharani Yulisti; Rizky Muhartono; Armen Zulham
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 9, No. 2, Tahun 2014
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.948 KB) | DOI: 10.15578/marina.v9i2.431

Abstract

Tuna is the mainstay of fisheries export commodities in Indonesia with a total export amounted to 201.159 tons and export value of 750 million dollars in 2012. The high demand tuna improve the practice of tuna captured in the sea, causing a decline in tuna stocks both in the number and size of tuna caught. This condition triggers the experts to culture tuna in laboratory scale to reduce the impact of overexploitation (overfishing). However, the tuna sea farming is under the spotlight because in practice, some countries do tuna farming without hatching of the parent tuna but merely enlarge a baby tuna are caught from the wild to market size. This gives rise to a difference of opinion of many experts on tuna farming practices. Therefore, this article highlights the pros and cons of experts on tuna farming from environmental, economic and technical, to determine whether Indonesia needs to develop tuna farming to cope with overfishing. The method used in this research is the study of literature writings on tuna farming and analyzed descriptively. Results of the analysis showed that despite the many negative opinions about the tuna sea farming, the Indonesian government should support the of tuna sea farming with tuna breeding research, as has been done by the Research Institute for Marine Fisheries Gondol. If the tuna breeding is successful, will have a great impact on the problems of the world tuna demand which increasing every year.