Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELESTARIAN KAMPUNG KAUMAN SURAKARTA Rahardian Maulana; Nurini Nurini
TATALOKA Vol 21, No 3 (2019): Volume 21 No. 3, August 2019
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.427 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.21.3.473-481

Abstract

Kampung Kauman is located in the center of the city that has a wealth of culture and has a historical potential both in terms of physical environment and in the form of ancient buildings that are still authentic and traditions of society with religious distinctiveness. There are various relics of ancient buildings that are still well maintained, but there are ancient buildings that are not well maintained and not defined as a cultural heritage building so it needs to be preserved so that its authenticity is maintained. Conservation with a bottom up approach is a preservation that involves community participation in every activity. Conservation by involving community participation are considered more effective because it is able to grow a strong sense of belonging. The purpose of this study is to analyze the level of community participation in the conservation of Kampung Kauman as a historic place in the city of Surakarta and know the factors that influence it. Analytical techniques used include descriptive quantitative analysis using cross tabulation method and chi square test. Based on analysis of cross tabulation and chi square test that has been done, internal factors that have relationship with form and level of society participation are gender, education level, and length of stay. While external factors that have a relationship with the shape and level of community participation is the role of the kelurahan, community figure, and paguyuban Batik Kauman.
Perilaku Masyarakat di Ruang Terbuka Publik Alun-Alun Kabupaten Blora Septyani Wahyu Pradani; Nurini Nurini
TATALOKA Vol 22, No 1 (2020): Volume 22 No. 1, February 2020
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.22.1.50-60

Abstract

The existence of public open spaces in the city center can be used to improve the quality of the environment and social relations of the community. Community social relations can be seen from the interaction between individuals in using space that shapes behavior patterns. Thus, the development of public space can be seen from the behavior of the people around. Blora District Square is one of the public open spaces in the center of Blora Regency, which has an important role as a provider of socio-cultural space to accommodate various kinds of community activities. To determine the effect of providing space on visitor behavior, it is necessary to conduct research on community behavior in Blora District Square. This study aims to identify community behavior in using Blora District Square as a public open space. The analysis in this study consisted of visitor characteristics, activity characteristics, movement patterns, and behavior analysis. The method used in this study is descriptive quantitative and qualitative methods with descriptive statistical and Behavior Setting analysis techniques. Behavior Setting analysis is used to determine the movement pattern with place-centered mapping and person-centered mapping techniques. The subject of this study is the user of Blora Regency square. The sampling technique used is Probability Sampling. The results of this study are expected to provide recommendations related to the improvement of the quality of space in Blora Regency square in order to form better behavior patterns.
HUBUNGAN TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT UNTUK BERKUNJUNG DENGAN KUALITAS TAMAN DI TAMAN MENTERI SUPENO Astrid Noviana Putri; Nurini .
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.918 KB)

Abstract

Taman kota merupakan salah satu jenis dari RTH di kawasan perkotaan, berdasarkan Permen PU No 5/PRT/M/2008. Taman kota memiliki fungsi yang sangat penting dan strategis bagi suatu kota dan kehidupan masyarakat perkotaan di dalamnya, sehingga taman kota memerlukan perencanaan yang matang dalam pembangunannya. Namun saat ini banyak taman kota yang sepi pengunjung,dan bahkan tidak dimanfaatkan dengan semestinya oleh pengunjung, contohnya pada Taman Menteri Supeno banyak disalahgunakan sebagai gudang sekaligus rumah para pemulung dan gelandangan, atau sebagai tempat “mojok” saat pacaran. Saat ini kondisi sarana bermain anak-anak di Taman Menteri Supeno telah berkarat, banyak cat yang mengelupas (Sindonews, 2013). Salah satu upaya untuk merencanakan taman kota sehingga menarik dan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat perkotaan adalah dengan mengetahui persepsi masyarakat perkotaan terhadap tingkat ketertarikan untuk berkunjung dan kualitas dari taman tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis seberapa besar minat untuk berkunjung ke Taman Menteri Supeno dan hubungannya dengan kualitas taman menurut persepsi pengunjung. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas taman menurut persepsi pengunjung dengan tingkat ketertarikan mereka untuk berkunjung ke Taman Menteri Supeno. Berdasarkan data yang diperoleh melalui teknik kuisioner, diketahui kualitas Taman Menteri Supeno berdasarkan persepsi pengunjung berada dalam kondisi sangat baik, baik ditinjau dari aspek kualitas sarana prasarana, kondisi visual maupun tingkat kenyamanan di Taman Menteri Supeno. Sedangkan, minat untuk berkunjung ke Taman Menteri Supeno berdasarkan hasil kuisioner terhadap pengunjung Taman Menteri Supeno diketahui dalam kondisi buruk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas Taman Menteri Supeno berada dalam kondisi sangat baik, namun hal tersebut tidak ada hubungannya dengan tingkat ketertarikan untuk berkunjung ke Taman Menteri Supeno yang masih buruk.
IDENTIFIKASI BENTUK MORFOLOGI PERKAMPUNGAN BERDASARKAN KEARIFAN LOKAL DI JORONG BALIMBIANG KENAGARIAN BALIMBIANG, MINANGKABAU. Rahmi Nelisa; Nurini .
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.206 KB)

Abstract

Nagari Balimbiang adalah salah satu nagari (desa) tertua di Sumatera Barat, yang terletak di Kec. Rambatan Kab. Tanah Datar. Nagari ini memiliki keunikan yang sulit ditemui di nagari-nagari lain, yaitu adatnya yang masih asli dan merupakan permukiman tradisional Minangkabau. Nagari Balimbing ini merupakan perkampungan unik yang memiliki nilai budaya yang tinggi dan patut untuk dilestarikan. Sifat kegotongroyongan diantara masyarakatnya masih sangat kuat, kebiasaan-kebiasaan/ adat istiadat yang sudah ada sejak dahulu tetap dilestarikan sampai saat sekarang ini. Nagari Balimbiang terdiri dari 5 jorong yaitu jorong Kinawai, jorong Padang Pulai, jorong Sawah Kareh, jorong Bukit Tamasu dan jorong Balimbiang. Dari kelima jorong ini jorong yang paling pertama didirikan yaitu jorong Balimbiang, letak rumah gadang pertama dan balai adat juga terletak di jorong ini, dan bentuk fisik tempat tinggal dengan ciri khas rumah gadang juga lebih banyak berada pada jorong Balimbiang. Oleh karena itu peneliti lebih mengerucutkan wilayah studi dari cakupan Nagari Balimbiang kecakupan yang lebih spesifik yaitu Jorong Balimbiang. Terjadinya perkembangan zaman  dan perubahan waktu sama sekali tidak menjadikan masyarakat di Jorong Balimbiang melupakan kebudayaan dan adat istiadat yang sudah ada sejak dahulu. Morfologi kawasan di Jorong Balimbiang masih bertahan sampai saat sekarang. Hal inilah yang menjadi daya tarik peneliti untuk melakukan penelitian terkait dengan identifikasi bentuk morfologi perkampungan berdasarkan kearifan lokal di Jorong Balimbiang. Berdasarkan isu dan permasalahan tersebut maka dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu : Bagaimana morfologi perkampungan berdasarkan kearifan lokal di Jorong Balimbiang Kenagarian Balimbiang?”. Bertolak dari rumusan penelitian di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bentuk morfologi perkampungan berdasarkan kearifan lokal di Jorong Balimbiang Kenagarian Balimbiang. Dari penelitian ini didapatkan temuan bahwa bentuk morfologi perkampungan di Jorong Balimbiang di bagi atas 3 kawasan yaitu taratak, dusun, dan koto. Ketiga kawasan ini lah yang mewadahi dari berbagai macam aktivitas masyarakat yang menyangkut dengan adat istiadat dan kehidupan sosial, serta memberikan rekomendasi ataupun arahan bagi masyarakat dan pemerintah dalam mempertahankan morfologi perkampungan dan kearifan lokal di Jorong Balimbing.
EFEKTIVITAS TAMAN SRIWEDARI SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA SURAKARTA Shalli Aggi Iswari; Nurini .
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.766 KB)

Abstract

Pada umumnya permasalahan ruang publik di kota – kota Indonesia timbul seiring dengan perkembangan suatu kota yang terus menerus melakukan pembangunan. Permasalahan ruang publik akan semakin rumit jika ruang publik tersebut berwujud warisan kota dan situs cagar budaya. Permasalahan ruang publik yang berwujud warisan kota banyak terjadi di kota – kota yang tergolong ke dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), seperti Kota Surakarta. Salah satu ruang publik di Kota Surakarta yang merupakan warisan kota adalah Taman Sriwedari. Taman Sriewedari adalah ruang publik yang memiliki nilai historis dan sudah berdiri sejak Tahun 1901 hingga saat ini. Kondisi Taman Sriwedari saat ini tidak mengalami kemajuan dan mulai kehilangan rohnya sebagai ruang publik yang memiliki nilai historis. Hal ini terlihat dari kondisi fisik Taman Sriwedari yang tidak terawat dengan baik serta aktivitas kebudayaan yang kalah dengan aktivitas modern. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi menyebabkan masyarakat modern saat ini cenderung kurang tertarik dengan aktivitas kebudayaan karena dianggap tidak menarik dan membosankan. Sehingga permasalahan ini menarik untuk menjadi objek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas Taman Sriwedari sebagai salah satu ruang publik yang memiliki nilai historis di Kota Surakarta saat ini. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka diketahui bahwa Taman Sriwedari tergolong tidak efektif sebagai ruang publik yang memiliki nilai historis di Kota Surakarta saat ini. Hal ini dikarenakan Taman Sriwedari masih memiliki kekurangan dan permasalahan yang harus diselesaikan. Maka, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah selaku pengelola dan masyarakat selaku pengguna untuk memenuhi kekurangan dan menyelesaikan permasalahan yang ada di Taman Sriwedari
ARAHAN PERANCANGAN RUANG PUBLIK DENGAN PENDEKATAN KONSEP RIVERFRONT DI SUNGAI TUNTANG KABUPATEN DEMAK Ilman Naafi’aa; Nurini Nurini
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 3 (2015): Agustus 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1063.818 KB)

Abstract

Ruang publik pada dasarnya merupakan sarana bagi masyarakat untuk berinteraksi, kesempatan untuk meningkatkan ekonomi, serta menambah unsur estetika lingkungan. Kabupaten Demak sangat lekat sejarah karena terdapat Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, sehingga Pemerintah Daerah Demak membuat branding Demak Kota Wali agar dapat mengenang sejarah Kerajaan. Sungai Tuntang merubakan saksi bisu sejarah yang pernah terjadi di Demak, Sungai yang pernah menjadi jalur pelayaran dan sumber kehidupan tersebut kini menyempit hingga 7 meter dan sedang dibangun taman oleh pemerintah daerah di sempadan sungai tersebut. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan pada konsep taman yaitu legenda Baru Klinting, Jaka Tingkir, sebagai jalur perdagangan dan lainnya. Tujuan penelitian dan perencanaan ini adalah untuk menciptakan rencana desain ruang publik di Sungai Tuntang dengan konsep The LegendsRiverfront Public Space yang sesuai dengan peran ruang publik yaitu dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam menunjang peningkatan interaksi sosial, meningkatkan ekologi kawasan perencanaan, serta dapat menambah sebuah ikon sejarah Kerajaan Demak.dan menguatkan branding Demak Kota Wali. Metode penelitian menggunakan metode campuran, teknik sampling dalam pengumpulan data  yaitu dengan purposif untuk  mewawancarai stakeholder terkait secara mendalam, dan wawancara kepada pengunjung menggunakan sampling insidental, selain itu pengumpulan data lainnya dilakukan dengan telaah dokumen dan observasi lapangan. Dalam mencapai perancangan sesuai yang diharapkan maka dibutuhkan metode campuran dan pengolahan data secara deskriptif kualitatif pada penelitian aspek fisik dan non fisik, pada perancangan juga menggunakan deskriptif kualitatif pada analisis aktivitas dan kebutuhan ruang, tapak, perancangan kota, kriteria terukur, dan  kriteria tak terukur yang menghasilkan tiga desain selanjutnya diproses dengan menggunakan metode kuantitatif AHP oleh para ahli. Produk yang dihasilkan adalah desain siteplan Taman Kali tuntang Lama yang telah mengakumulasi kebutuhan seluruh stakeholder dan paling aplikatif untuk di implementasikan serta dapat memperkuat branding Demak Kota Wali dengan konsep legenda yang berkaitan dengan sejarah Kerajaan Demak.
Kualitas Fasilitas Difabel Kursi Roda Berdasarkan Pengguna Di Taman Kambang Iwak Besak, Palembang Kurniatillah Rafida; Nurini Nurini
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 10, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A good urban park should be easily accessible and friendly for people with disabilities because they have the same right in accessing the park. Kambang Iwak Besak Park is the most visited active urban park in Palembang. Besides, Kambang Iwak Besak Park is often visited by wheelchair disabilities people because there are some facilities that are available for them. However, there are some disabilities facilities problems, such as very steep ramps and the size of facilities for the wheelchair disabilities which do not met the standarFds yet. According to this quality problem of the wheelchair disabled facilities, this study aimed to find out the quality of the wheelchair facilities based on the users in Kambang Iwak Besak Park. This research used quantitative approach with descriptive analysis methods. Descriptive analysis was used to see the availability of the facilities wheelchair. The results of this study showed that the quality of wheelchair disabled facilities are still poor. From 6 variables, only 1 variable has good quality, which is the pedestrian path. The 5 variables that are still not good enough are the entrance lane, the parking area, the drinking place, and toilets. It is related to the accessibility of facilities, ease of access, comforts, and safety.
DISTRIBUSI POTENSI SUMBERDAYA PENDUKUNG DALAM PROSES PRODUKSI BATIK DI KAMPUNG-KAMPUNGSENTRA BATIK KOTA PEKALONGAN M. Arista Wibowo; Nurini Nurini
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 2 (2015): Mei 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.884 KB)

Abstract

Perkembangan suatu kota terjadi dengan adanya kegiatan atau aktivitas masyarakat yang secara tidak langsung dapat membantu perkembangan dan perekonomian kota tersebut. Perkembangan dan pertumbuhan kota dapat terjadi karena adanya saling keterkaitan dengan daerah-daerah sekitar atau hinterland atau antar daerah didalam kota itu sendiri. Keterkaitan yang terjadi  dapat berupa adanya pergerakan barang atau jasa, manusia, uang, kredit dan investasi. Semakin besar keterkaitan yang terjadi, maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap perkembangan kota tersebut. Kota Pekalongan sebagai salah satu kota yang berkembang di Jawa Tengah dan terkenal akan kerajinan tangan berupa kain batik. Kegiatan proses produksi batik ini melibatkan keterkaitan antar daerah di Kota Pekalongan maupun sekitarnya dalam hal distribusi tenaga kerja, distribusi sumber daya bahan baku dan distribusi keuangan atau financial.Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan potensidistribusi sumberdaya pada produksi batik di kampung-kampungsentra batik Kota Pekalongan. Sehingga dalam penelitian ini dapat ditarik pertanyaan penelitian bahwa, “Bagaimana distribusi potensi sumberdaya pendukung dalam proses produksi batik di Kota Pekalongan dapat berpengaruh terhadap perkembangan kampungsentra batik dan Kota Pekalongan?”. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik probability sampling dengan simple random sampling.Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis statistik dengan menggunakan teknik distribusi frekuensi dan korelasi.Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa untuk potensi distribusi sumberdaya manusia melalui tenaga kerja secara kuantitas mayoritas berasal dari daerah kampung sentra batik itu sendiri dan secara kualitas dapat dikatakan cukup baik. Latar belakang pendidikan SMP dan mendapatkan upah yang rata-rata masih dibawah UMR Kota Pekalongan. Potensi distribusi sumberdaya bahan baku melalui perbedaan rasio harga komoditas diketahui bahwa perbandingannya adalah 1:2. Hal ini menjadikan para pengusaha batik memilih untuk pemenuhan bahan baku diperoleh dari Kota Pekalongan sendiri. Analisis sumberdaya finansial dapat dijelaskan bahwa sumber dana usaha para pengusaha mayoritas berasal dari pinjaman orang tua. Besaran pendapatan yang didapatkan dipengaruhi langsung oleh besaran pengeluaran karena berkaitan dengan jumlah produksi yang dihasilkan Berdasarkan temuan analisis tersebut, kampung-kampung sentra batik dapat menjadi sebagai potensi kutub pertumbuhan yang mampu ikut berperan dalam perkembangan Kota Pekalongan.
Sense of Place Masyarakat Kampung Kulitan dan Kampung Gandekan Kota Semarang Annisa Amellia Purwanto; Nurini Nurini
Ruang Vol 2, No 4 (2016): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.568 KB) | DOI: 10.14710/ruang.2.4.%p

Abstract

Pembangunan modern di Kota Semarang menjadi salah satu ancaman terhadap eksistensi kampung-kampung bersejarah kota, seperti hilangnya Kampung Sekayu karena pembangunan Paragon Mall dan hilangnya Kampung Basahan karena pembangunan Hotel Gumaya Tower. Sama halnya dengan kampung bersejarah lainnya, Kampung Kulitan dan Kampung Gandekan juga terancam eksistensinya sebagai aset sejarah perkotaan karena mengalami perubahan fisik dan non fisik. Tahap pertama dalam upaya pelestarian adalah dengan mengkaji Kampung Kulitan dan Kampung Gandekan menggunakan teori Sense of Place untuk mengetahui keterikatan masyarakat terhadap Kampung Kulitan dan Kampung Gandekan yang nantinya melalui Sense of Place masyarakat tersebut dapat diketahui apakah kedua kampung bersejarah di Kota Semarang ini masih layak untuk dikonservasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan pengumpulan data melalui kuesioner. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar masyarakat Kampung Kulitan memiliki kedalaman Sense of Place terikat sedangkan di Kampung Gandekan mayoritas memiliki kedalaman Sense of Place cukup terikat. Tingkat Sense of Place sebagian besar masyarakat di kedua Kampung berada pada level 3. 
Penataan Taman Tirto Agung sebagai Ruang Publik di Kecamatan Banyumanik Semarang Aulia Finti Alda; Nurini Nurini
Ruang Vol 1, No 4 (2015): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.1.4.171-180

Abstract

Taman sebagai ruang publik harus memenuhi standar yang baik terutama dalam hal perancangan kota dan ketersedian fasilitas. Penyediaan fasilitas tersebut juga perlu disesuaikan terhadap jenis taman dan peninjauan terhadap kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, analisis yang dilakukan bertujuan untuk melakukan penataan taman yaitu dengan menggunakan metode kuantitaf dengan teknik analisa deskriptif. Teknik tersebut berdasarkan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial. Metode analisis yang digunakan untuk mengolah data yaitu analisis karakteristik pengunjung, aspek pendukung taman, serta analisis perancangaan. Selain itu, data yang perlu diperhatikan yaitu tentang jenis fasilitas publik yang relevan, serta data mengenai persepsi masyarakat akan kebutuhan ruang publik. Rencana konsep penataan yang akan diterapkan pada taman Tirto Agung ini yaitu “Banyumanik Green Park”. Konsep tersebut menjelaskan tentang suatu taman di Banyumanik yang mempertimbangkan aspek hijau/ lingkungan. Dalam kegiatan penataan pada taman Tirto Agung  ini, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat terkait fungsi ekologi, fungsi estetika, fungsi kesehatan, fungsi rekreasi dan fungsi ekonomi dari ruang terbuka hijau, sehingga taman ini dapat digunakan sebagai wadah bagi aktivitas masyarakat kota yang dapat dinikmati oleh semua kelompok umur dengan penataan lansekap yang dapat meningkatkan nilai estetika dari suatu kawasan taman.