Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EFEKTIVITAS SERBUK BIJI PEPAYA (CARICA PAPAYA L. ) SEBAGAI LARVASIDA AEDES AEGYPTI yulia yesti
HUMAN CARE JOURNAL Vol 6, No 3 (2021): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v6i3.1468

Abstract

Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor utama demam berdarah. Aedes aegypti ditemukan di daerah tropis termasuk Indonesia. Pemberian insektisida kimia berulang kali pada serangga dapat menyebabkan resistensi dan penggunaannya dapat menimbulkan bahaya bagi manusia dan lingkungan. Solusinya dapat dicapai dengan menggunakan bahan alam berbasis bioinsektisida dengan menggunakan serbuk biji pepaya (Carica papaya). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas dengan variasi konsentrasi dan waktu menggunakan serbuk biji pepaya sebagai larvasida. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan post test only group design. Penelitian ini dilakukan dengan perbedaan konsentrasi dan waktu pengamatan serbuk biji pepaya dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium STIKes Fort De Kock Bukittinggi pada Juni 2019. Dari hasil pengujian diketahui angka mortalitas larva Aedes aegypti sebanyak 25 larva yang mati dengan pemberian serbuk biji pepaya konsentrasi 1 gram selama 18 jam. Dengan angka probit Lc50 yaitu 1,393 gram dan LC99 1,589 serbuk biji pepaya. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi maka lama waktu pengamatan maka semakin tinggi angka kematian larva Aedes aegypti. Diharapkan penggunaan serbuk biji pepaya sebagai larvasida alami dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN TEH HERBAL DARI KULIT BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) DAN KULIT KAYU MANIS (CINNAMOMUM BURMANII) Yulia Yesti; Miming Andika; Harry Ade Saputra; Oryza Sativa Fitriani; Shantrya Dhelly Susanti; Fahira Azlaini Burma
Ensiklopedia of Journal Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 No. 2 Edisi 1 Januari 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.824 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v5i2.1399

Abstract

Indonesia is a plant-producing country, especially in the tropics of Indonesia there are 30,000 plant species. Of these, there are 9,600 plant species that are useful as medicine, but 200 species have been used as raw materials for the herbal industry for health, one of which is from red dragon fruit skin (Hylocereus polyrhizus). This type of research is experimental research. This research was conducted qualitatively and quantitatively which was carried out from July-August 2022. The data obtained in this study were used to determine the antioxidant content of herbal tea preparations in red dragon fruit skin (Hylocereus polyrhizus) and cinnamon bark (Cinnamomum burmani) and for data analysis, the data obtained was tested linear regression using the SPSS v16 program. to obtain a linear equation, so that the value of antioxidant activity (IC50) is obtained. Data analysis was continued with the one way ANOVA method (ANOVA). So it can be concluded that the herbal tea preparations of red dragon fruit skin (Hylocereus polyrhizus) and cinnamon bark (Cinnamomum burmanii) in the antioxidant test had a good temperature at 80OC (45.123 ppm) because based on IC50 because the lower the IC50 value, the stronger the IC50 value. The IC50 value is the effective concentration of an antioxidant substance capable of inhibiting the activity of a free radical by 50%. For the IC50 value for the combination tea of red dragon fruit skin and cinnamon bark at 60OC (47.605 ppm) and 100OC (48.585 ppm). Where free radicals are very good at heating temperatures of 80OC. The results showed that the heating temperature of herbal tea simplicia had an effect on the antioxidants produced in each sample. It can be concluded that from the 3 differences in heating temperature variations, the antioxidant yield was very good at 80OC with an IC50 result of 45.123 ppm. Further research needs to be done with the manufacture of dragon fruit peel and cinnamon bark herbal tea in the form of dyes so that the presentation is faster, easier and more practical. Further research is needed to determine the shelf life of dragon fruit peel and cinnamon herbal tea products.Keywords: Red Dragon Fruit Peel, Cinnamon Bark Herbal Tea Preparation.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BAWANG MERAH (Allium cepa L) TERHADAP PENURUNAN JUMLAH MIKROORGANISME UDARA Hary Ade Saputra; Fidri Fahmi Febriani; Oryza Sativa Fitriani; Shantrya Dhelly Susanty; Yulia Yesti; Rido Farnandi
HUMAN CARE JOURNAL Vol 8, No 1 (2023): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v8i1.2353

Abstract

Udara yang kotor banyak mengandung mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus dan lainnya yang dapat menimbulkan penyakit menular salah satunya infeksi nosokomial. bahan alam yang memiliki senyawa yang bersifat sebagai desinfektan adalah bawang merah. Tujuan penelitian ini adalah untuk  mengetahui efektivitas pemberian ekstrak etanol bawang merah (Allium cepa L) terhadap penurunan jumlah mikroorganisme udara. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan post test only design. Pengujian  dilakukan dengan mendispersikan ekstrak menggunakan diffuser selama 15 menit dalam ruang terbatas dengan konsentrasi  0,4%, 0,8% dan 1,2%. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode settle plate. Rata–rata jumlah koloni bakteri setelah didispersikan ekstrak bawang merah konsentrasi 0,4%, 0,8% dan 1,2% berturut-turut yaitu 49,3CFU/15 menit, 35,6CFU/15 menit dan 24,6CFU/15 menit. Rata–rata jumlah koloni jamur setelah didispersikan ekstrak bawang merah dengan konsentrasi 0,4%, 0,8% dan 1,2% berturut-turut yaitu 28CFU/15 menit, 21CFU/15 menit dan 5,3CFU/15 menit. Hasil uji statistic menggunakan uji one way ANOVA, didapatkan  adanya perbedaan jumlah mikroorganisme udara setelah diberikan perlakuan, dimana nilai p-value ˂ 0,05. Dimana  p-value koloni bakteri 0,006 dan p-value koloni jamur 0,002. Kesimpulan adanya perbedaan jumlah mikroorganisme udara setelah didispersikan ekstrak bawang merah dengan konsentrasi 0,4%, 0,8% dan 1,2%. Perlunya pengujian lebih lanjut menggunakan ruang dan konsentrasi yang lebih besar.
The Development of Nanoparticle Formulation Fromhylocereus Polyrhizus (Hylocereuspolyrhizus) Skin Extract as a Moisturizer in Lip Balm Yulia Yesti; Mega Elfia; Budi Setiawan; Harni Sepriyani; Aulia Febriani
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Suppl. 5, No. 1 (2023)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v0i0.45975

Abstract

Kulit buah naga ( Hylocereus Polyrhizus ) merupakan limbah yang masih jarang dimanfaatkan dan sering di buang padahal banyak manfaat terkandung di kulit buah naga tersebut. Kulit buah naga memiliki kandungan antioksidan yaitu falvanoid, sebagai pelembab pada sediaan  lip balm.  Tujuan penelitian sebagai studi pengembangan formulasi sediaan nanopartikel . Lip balm mengandung zat pelembab bibir dan vitamin pada bibir oleh karena itu dibuat sediaan lip balm dalam bentuk nanopartikel bertujuan untuk pengembangan formulasi tersebut agar dapat diperoleh sediaan lip balm yang lebih optimal untuk kesehatan bibir Jenis penelitian ini eksperimantal, Penelitian ini ditujukan studi pengembangan formulasi sediaan Nanopartikel dari ekstrak kulit buah naga (hylocereus polyrhizus) sebagai Pelembab Pada Sediaan lip balm untuk mengetahui uji PSA, uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji titik lebur, uji iritasi dan uji kelembapan. Waktu Penelitian april sampai juni, penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Universitas Ford De kock dan Laboratorium Universitas Andalas Padang. Analisis data yang digunakan dengan pengujian statiska menggunakan uji Wilcoxon. Pengujian terhadap nanopartikel ekstrak kulit buah naga  menggunakan PSA, Hasil penelitian diperoleh ukuran nanopartikel ekstrak kulit buah naga yaitu 30-98nm. Pengujian terhadap sediaan lip balm nanopartikel ekstrak kulit buah naga semua sediaan lip balm homogen, Memiliki ph 5, titik lebur 51°C, uji iritasi dilakukan selama tiga hari dengan mcenggunakan tikus sebagai sebagai hewan coba tidak ada terjadi iritasi pada tikus, dan uji kelembaban juga menggunakan tikus memberikan efek melembabkan setelah diolesi sedian lip balm dengan F0 tanpa ekstrak kulit buah naga diperoleh kelembaban dengan kadar air 32,73%, kadar minyak 27,63%. sediaan F1pakai ekstrak nanopartikel kulit buah naga diperoleh kelembaban dengan kadar air 43,96%, kadar minyak 26,1% sediaan lip balm. Nanopartikel Ekstrak kulit buah naga berpotensi sebagai pelembab pada pembuatan sediaan lip balm Disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk mengganti pengikat pada pembuatan nanopartikel dengan maltodekstrin, agar didapatkan hasil dri spray dryer yang diinginkan. Perlu dilakukan penelitian sediaan lip balm nanopartikel ekstrak kulit buah naga dengan memvariasikan formulanya.
ANALISIS PROGRAM STIMULASI DETEKSI INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS PADANG SIBUSUK : deteksi dini Wahyuni; yulia yesti; Husri Yanti
Jurnal Endurance Vol. 7 No. 3 (2022): Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jen.v7i3.1940

Abstract

ABSTRACT Comprehensive and quality programs for fostering children's growth and development in toddlerhood are one of the Stimulation, Detection and Early Intervention Programs for Growth and Development (SDIDTK). In 2021 at the Padang Sibusuk health center the achievements of the SDIDTK toddler program are still below the target (55.89%). The purpose of this study was to analyze the SDIDTK toddler program at the Padang Sibusuk Health Center in 2021. Qualitative research methods using in-depth interview techniques, document review and observation. Selection of research informants with purposive sampling. The components studied are the input, process and output of the SDIDTK program. The results of the study found that for the input component there was no specific policy issued by the local government regarding the SDIDTK program. The regulations have not been disseminated to all related networks, the human resources managing and implementing the SDIDTK program are sufficient in quantity but inadequate in quality. Funds, facilities and infrastructure are not sufficient. The components of the planning and organizing process already exist, but the support across programs and sectors has not been maximized. SDIDTK Monitoring and evaluation implementation has not been maximized. The SDIDTK program achievement output component has not been successful.