Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Tata Kelola Pramuwisata Khusus Sebagai Bentuk Pelibatan Masyarakat Lokal Ely Triasih Rahayu; Bagus Reza Hariyadi; Hartati Hartati; Anggita Stovia; Anak Agung Ayu Dian Andriyani
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 2, No 3: Agustus (2021)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v2i3.228

Abstract

Abstrak: Adanya regulasi Dinas Pariwisata Propinsi Bali mengenai kebijakan pengkategorian pramuwisata umum dan khusus menimbulkan permasalahan baru. Permasalahan yang muncul adalah makin berkembangnya pramuwisata ilegal (non formal) yang tidak memiliki Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata (KTPP). Pramuwisata illegal tidak hanya dilakukan oleh orang Indonesia yang memiliki kemampuan berbahasa asing, tetapi juga dilakukan oleh wisatawan asing yang sudah mengenal pariwisata Bali karena sering melakukan kunjungan ke Bali. Permasalahan yang lain adalah tidak adanya pelimpahan tugas dari pramuwisata umum ke khusus. Pramuwisata umum di Bali adalah pramuwisata yang bekerja di tingkat provinsi, sedangkan pramuwisata khusus adalah pramuwisata yang bekerja di daerah tujuan wisata di tingkat kabupaten. Penyebab permasalahan ini karena tidak adanya regulasi yang berupa peraturan Bupati untuk mengatur pramuwisata khusus. Di Bali terdapat Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2016 yang mengatur pramuwisata secara umum, tetapi di tingkat kabupaten belum dilakukan kajian pramuwisata khusus sehingga pembagian kerja antara pramuwisata umum dan khusus tidak jelas. Ketidakjelasan inilah yang menyebabkan banyak permasalahan yang muncul terutama di daerah tujuan wisata tingkat kabupaten. Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) melakukan pengabdian di kabupaten Bangli dengan pertimbangan bahwa kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten yang memiliki kontribusi besar bagi income daerah pada sektor pariwisata. Kabupaten Bangli merupakan salah satu kabupaten yang siap menelaah Peraturan Daerah nomor 5 tahun 2016 tersebut untuk dapat diturunkan menjadi peraturan Bupati Bangli mengenai tata kelola pramuwisata khsusus. Tujuan PKM ini adalah untuk mengiventarisir ecxiting codition dikaitkan dengan permasalahan yang ada. Hasil dari iventarisir ini dijadikan dasar pembuatan model tata kelola pramuwisata khusus. Model tata kelola pramuwisata diusulkan kepada Bupati Bangli sebagai dasar pembuatan peraturan Bupati tentang pramuwisata khusus.Abstract: The regulation issued by the Bali Province Tourism Office on policy related to the categorization of both general and special tour guides resulted in new problems. The arising problems included the recently growing illegal (non-formal) tour guides without Tour Guide Identity Card. Illegal Tour guides were not only performed by the Indonesia people with foreign language competencies but also foreigners familiar with Bali tourism and frequently visited Bali. The other problem was related to the entrustments from the general to the special tour guides. The general tour guides in Bali are those working at the provincial level, while special tour guides are those working in the tourism destinations at regency level. These arising problems were due to the inexistence of regulation in the form of Regent Regulation to regulate the special tour guides. The Regional Regulation No. 5 Year 2016 only regulates the general tour guides, yet the special tour guides have not been discussed, thus, there is no clear division of duties for the general and special tour guides in Bali and results in various problems in the tourism destinations at regency level. The Community Service Team has made various community services in Bangli Regency by considering that this regency has a great contribution to its regional income, especially in tourism sector. Bangli is a regency which is ready to review and downgrade the Regional Regulation No. 5 Year 2016 into Bangli Regent Regulation on Special Tour Guide Management. The purpose of this community service is to inventory the existing problems, formulate a special tour guide management model, and propose the model to the Bangli Regency as a basic reference in formulating the Regent Regulation on Special Tour Guides.
Pengembangan Kemampuan Literasi Digital Melalui Pemanfaatan Media Daring Dalam Pembelajaran: Sebuah Tinjauan Pedagogik Dian Bayu Firmansyah; Haryono Haryono; Bagus Reza Hariyadi
PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran Volume 6 Nomor 1 April 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pembelajar.v6i1.26475

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jepang pembelajar dalam mencapai standar minimum kemampuan bahasa Jepang setingkat JLPT N3 melalui pembelajaran mandiri menggunakan media daring. Selain itu, dalam penelitian ini model pembelajaran daring dilakukan untuk mengetahui tingkat literasi digital pembelajar bahasa Jepang. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument penelitian berupa angket kuesioner dan wawancara. Subyek penelitian yaitu mahasiswa/i Prodi Sastra Jepang, Universitas Jenderal Soedirman. Dari hasil angket kuesioner dan wawancara diketahui bahwa model pembelajaran dengan menggunakan media daring memberikan tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan metode konvensional menggunakan buku. Penggunaan media daring terbukti mampu melengkapi materi-materi JLPT yang tidak dapat tersampaikan secara menyeluruh di dalam kelas, serta dapat memberikan pengalaman baru ketika digunakan sebagai media pembelajaran mandiri di luar kelas. Selain hasil positif, ditemukan juga beberapa kekurangan serta hambatan dalam pembelajaran JLPT menggunakan media daring.  This research aims to improve the skills of Japanese learners in achieving the minimum standard of Japanese language ability at JLPT N3 level through self-learning using online media. Also, in this study, online learning models were conducted to determine the level of digital literacy of Japanese language learners. The research method used in this research is a qualitative descriptive research method; data collection is done using research instruments in the form of questionnaire questionnaires and interviews. The research subjects were students of The Study Program of Japanese Literature, Universitas Jenderal Soedirman. From questionnaires and interviews, it is indicated that learning models using online media provide a higher level of flexibility than conventional methods using books. Although not statistically measurable, the use of online media has proven to complement JLPT materials that are not delivered in the classroom, as well as provide new experiences when self-learning beyond the classroom. In addition to positive results, there are also some shortcomings and obstacles in learning JLPT using online media.
Pelatihan Bahasa Mandarin untuk Pariwisata (Mandarin for Tourism) pada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Saka Tunggal di Desa Wisata Cikakak, Banyumas Bagus Reza Hariyadi; Dian Bayu Firmansyah; Henggar Prasetyowati; Destyanisa Tazkiyah; Ernasiwi Astri Oktavilia
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Bina Darma Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Bina Darma
Publisher : DRPM-UBD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33557/pengabdian.v3i1.2076

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian ini yaitu untuk meningkatkan kualitas SDM para anggota Pokdarwis Saka Tunggal, di Desa Cikakak, terutama kaitannya dengan masih rendahnya jumlah pelaku wisata yang menguasai bahasa Asing, salah satunya bahasa Mandarin. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan pengabdian ini berupa kegiatan Pelatihan Bahasa Mandarin untuk Pariwisata (Mandarin For Tourism), yang merupakan suatu kegiatan kombinasi antara pelatihan bahasa asing (Mandarin) dan juga kepariwisataan. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian berupa pelatihan bahasa Mandarin, dilaksanakan dalam beberapa tahapan, agar seluruh materi dapat dikuasai dan digunakan dengan baik. Alasan dilaksanakanya kegiatan pengabdian ini yaitu karena lokasi desa Cikakak tidak begitu jauh dari lokasi Pabrik Semen Bima yang mendatangkan tenaga kerja dari Tiongkok, dan berpotensi untuk menarik wisatawan mancanegara terutama wisatawan dari Tiongkok. Dari hasil pelaksanaan kegiatan diketahui bahwa terdapat peningkatan kemampuan dan penguasan bahasa Mandarin yang terkait dengan pemanduan wisata. Hasil angket kuesioner dan hasil evaluasi kegiatan juga menunjukkan bahwa program kegiatan pengabdian yang dilaksanakan telah memenuhi kebutuhan dari mitra dan juga dirasakan manfaatnya oleh para pelaku wisata di Desa Cikakak. Secara umum, kebutuhan akan penguasaan bahasa asing oleh pemandu wisata di Desa Cikakak, Kabupaten Banyumas telah terpenuhi melalui kegiatan pengabdian ini.
Strategy for the development of Dermaji Village Tourism: Building Competitiveness in Rural Tourism in the Post-Pandemic Era Hariyadi, Bagus Reza; Afif, Fuadi; Herliana, Monika; Firmansyah, Dian Bayu
Media Wisata Vol. 22 No. 2 (2024): Media Wisata
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v22i2.735

Abstract

This research aims to identify the tourism potential and formulate competitive rural tourism development strategies in Dermaji Village, Lumbir District, Banyumas Regency, Central Java. The study employs a qualitative descriptive approach using an exploratory case study. Primary data were obtained through in-depth field observations and interviews with key informants, while secondary data were sourced from literature reviews and documentation. The research utilized the analysis of 11 tourism components, modified from various experts, CHSE analysis, government work programs, market preferences, and SWOT analysis, including SWOT Matrix. The findings reveal significant potential and 15 main strategies for developing Dermaji Village into a competitive rural tourism destination. The village has already undertaken initiatives such as collaborating with Perum Perhutani and local community efforts to create unique rural tourism destinations. Active and adaptive strategies are required to develop Dermaji Village into a competitive rural tourism destination with unique offerings in Banyumas Regency, considering both micro and macro perspectives.