p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Matriks Teknik Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN TERASERING DI DESA SENDANGMULYO, TIRTOMOYO, WONOGIRI Lugut Tri Hernowo; Noegroho Djarwanti; Niken Silmi Surjandari
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2016): Juni 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v4i2.37001

Abstract

Di Desa Sendangmulyo, Tirtomoyo, Wonogiri pernah terjadi longsor pada tanggal 25 dan 26 Desember 2007. Melihat masih banyaknya jumlah penduduk yang masih bermukim di bawah lereng tersebut, maka penelitian ini sangat penting untuk keperluan mitigasi bencana dan mengetahui besar perubahan nilai faktor aman stabilitas lereng setelah perbaikan dengan menggunakan konstruksi terasering. Penelitian ini diawali dengan mengumpulkan data sekunder dari penelitian Hawin Widyo (2015). Data tersebut kemudian dianalisis dengan Geo-Slope dan metode Bishop yang disederhanakan pada kondisi sebelum dan setelah hujan. Analisis dicoba dengan beberapa variasi terasering pada lereng untuk mendapatkan desain yang paling maksimum dimana lereng menjadi stabil. Hasil analisis dengan Geo-Slope (Morgenstern Price) dan perhitungan dengan Bishop yang disederhanakan, didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda. Dengan penerapan terasering pada lereng di Desa Sendangmulyo Wonogiri didapatkan peningkatan nilai SF yang signifikan hanya untuk kondisi sebelum hujan, sedangkan untuk kondisi setelah hujan tidak didapatkan nilai SF yang aman. SF rendah jika ketinggian trap terlalu besar. Untuk mendapatkan SF yang besar, maka ketinggian trap harus diturunkan dengan memberi jumlah trap yang lebih banyak. Nilai SF akan naik saat ketinggian trap diperkecil. Semakin banyak jumlah trap semakin tinggi nilai SF. .
PENGARUH VARIASI MUKA AIR TANAH PADA TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN GEOSINTETIK, SHEAR KEY, DAN TIANG PANCANG DI ATAS TANAH LUNAK Abdurrahman Zuhri; Bambang Setiawan; Noegroho Djarwanti
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2020): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v8i1.41532

Abstract

Tanah lunak memiliki karakteristik daya dukung yang sangat rendah, selain itu nilai kompresibilitasnya cukup tinggi dan waktu konsolidasi terjadi dalam waktu yang sangat lama. Penggunaan perkuatan geosintetik, shear key, dan tiang pancang berfungsi untuk meningkatkan stabilitas timbunan di atas tanah lunak. Air menjadi faktor utama yang sangat berpengaruh pada tanah lunak. Perbedaan kedalaman muka air tanah (MAT) memiliki pengaruh terhadap kestabilan timbunan yang telah diberi perkuatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan perkuatan geosintetik, shear key, dan tiang pancang akan meningkatkan stabilitas timbunan di atas tanah lunak, dengan urutan kenaikan nilai SF terhadap model tanpa perkuatan dari tertinggi ke yang terendah berturut-turut yaitu: tiang pancang, geosintetik, dan shear key. Semakin tinggi elevasi MAT, nilai SF yang dihasilkan akan semakin kecil. Rata-rata penurunan nilai SF terhadap kenaikan elevasi MAT dari yang terbesar ke yang terkecil berturut-turut yaitu: tiang pancang, geosintetik, dan shear key.
PENGARUH PENAMBAHAN KOLOM TANAH SEMEN TERHADAP PERPINDAHAN VERTIKAL TANAH DASAR EKSPANSIF SAAT KONDISI MENGEMBANG. Sigiet Arief Wijanarko; Bambang Setiawan; Noegroho Djarwanti
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.235 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i1.36593

Abstract

Tanah ekspansif merupakan tanah yang akan mengalami kembang susut bila terjadi perubahan kadar air. Tanah akan mengembang pada musim penghujan dan menyusut saat kering pada musim kemarau. Volume tanah yang mengembang saat kondisi basah dan menyusut dalam kondisi kering akan mengakibatkan bangunan cepat rusak, baik oleh pergeseran, pendorongan maupun penaikan konstruksi bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan kolom tanah semen terhadap perpindahan vertikal tanah dasar ekspansif saat kondisi mengembang, sehingga dapat mengetahui besarnya reduksi yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan yaitu model fisik skala kecil di laboratorium. Sampel tanah dibedakan menjadi 2 macam variasi yaitu: tanah ekspansif tanpa perkuatan dan dengan perkuatan kolom tanah semen. Pengujian dilakukan dengan mengaliri sampel dengan air selama 28 hari pembasahan setiap pagi dan sore hari. Dial gauge sebanyak 5 buah diletakkan di atas pelat untuk membaca besarnya perpindahan vertikal yang terjadi saat uji pengembangan. Proving ring juga diletakkan diatas plat untuk mengetahui besarnya gaya pengembangan yang menyebabkan plat terdorong keatas. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan perkuatan kolom tanah semen, mampu mereduksi perpindahan vertikal yang terjadi sebesar 30,44 % hingga 75,47 % serta mampu mereduksi gaya pengembangan sebesar 20,00 % hingga 84,01 %.
PENGARUH KOLOM KARBIT SEBAGAI PERBAIKAN TANAH DASAR EKSPANSIF DENGAN PENGALIRAN DARI TANAH KE KOLOM Alpiyan Mayhutomo; Bambang Setiawan; Noegroho Djarwanti
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.871 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i1.36609

Abstract

Tahap pembangunan perlu memperhatikan banyak hal mengenai jenis tanah di lapangan. Tanah dasar yang bersifat ekspansif memiliki banyak permasalahan, antara lain:.memiliki daya dukung yang sangat rendah, kekakuannya menurun drastis pada kondisi basah, retak-retak pada kondisi kering dan akan mengembang pada kondisi basah. Gagasan menggunakan kolom karbit sebagai material dan metode alternatif perbaikan tanah ekspansif untuk mengatasi permasalahan pencampuran di lapangan. Penelitian ditujukan untuk mengetahui perilaku penambahan kolom karbit pada tanah ekspansif terhadap nilai swelling, kuat tekan bebas, konsistensi tanah, dan persebaran tanah melalui uji XRF. Penelitian dilakukan selama 20 hari. Kolom karbit yang digunakan berjumlah 7 kolom dengan diameter (D) 5 cm, tinggi tanah (H) 30 cm, kedalaman kolom 2/3 x H, dan jarak antar kolom 1,75 x D. Pemodelan tanpa kolom karbit juga digunakan sebagai acuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kolom karbit mampu mereduksi nilai swelling sebesar 2,49 % pada area terdekat dari pengaliran (area 1) dan 2,81 % pada area terjauh dari pengaliran (area 4). Nilai kuat tekan bebas mengalami peningkatan sebesar 33,07 % pada area terjauh dari pengaliran (area 3) dan 19,93 % pada area terdekat dari pengaliran (area 1). Nilai konsistensi tanah melalui uji Atterberg limit mengalami reduksi nilai batas cair dan indeks plastisitas masing-masing sebesar 5,79 % dan 11,08 %, namun mengalami peningkatan nilai batas cair sebesar 5,29 %. Nilai mineral montmorilonitte tanah mengalami penurunan sebesar 37,6 % dan nilai mineral karbit (CaO) mengalami peningkatan sebesar 44,24 %. Penambahan kolom karbit mampu memperbaiki sifat ekspasifitas tanah.
PERBANDINGAN ANALISIS KAPASITAS DUKUNG TIANG TUNGGAL PONDASI MINIPILE MENGGUNAKAN RUMUS DINAMIK, HASIL UJI SPT DENGAN HASIL UJI PDA Hendrik Prama; Yusep Muslih Purwana; Noegroho Djarwanti
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.178 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i2.37215

Abstract

Pada perencanaan pondasi perlu memperhitungkan besarnya kapasitas dukung tanah setempat dan beban yang bekerja. Apabila pondasi yang direncanakan tidak mampu memikul beban pondasi, maka akan terjadi keruntuhan (failure) dan penurunan yang dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada bangunan. Beberapa contoh penyelidikan tanah di lapangan adalah sondir, pengeboran dan Standard Penetration Test (SPT) serta uji beban tiang Pile Driving Analyzer (PDA). Dalam perencanaan pondasi terkadang hasil perhitungan kapasitas dukung pondasi antara metode satu dan lainnya menunjukan hasil yang bebeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis tanah, metode perhitungan dan pengambilan sampel tanah yang berbeda. Oleh karena itu perlu dilakukan studi yang komperhensif guna mengevaluasi hasil perhitungan kapasitas dukung pondasi tiang. Pada studi ini akan membandingkan kapasitas dukung pondasi minipile menggunakan rumus dinamik dan hasil uji SPT terhadap hasil uji PDA. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder, berupa data SPT, data minipile dan data uji PDA pada proyek Pembangunan Pabrik PT. Andalan Busana di Banyudono Kabupaten Boyolali. Studi ini mengggunakan beberapa rumus dinamik, antara lain: Rumus Hiley (1930), Rumus Janbu (1953) yang disempurnakan oleh Mansur-Hunter (1970), Rumus Sandres (1851), Rumus Olsen-Flaate (1967) dan Pasific Coast Uniform Building Code (PCUBC). Data SPT dihitung ulang dengan menggunakan 2 (dua) metode, yaitu: Metode Meyerhof dan Metode Poulos Davis (1980). Hasil dari perbandingan kapasitas dukung pondasi minipile mengalami perbedaan antara satu dengan lainnya. Dilihat dari nilai rasio kapasitas dukung (BCR) menunjukkan Qu-dinamik Rumus Hilley (1930) dan Rumus Sandres (1851) adalah kurang dari 1. Sedangkan BCR Rumus Janbu (1953) yang disempurnakan Mansur-Hunter (1970) dan Rumus Olsen-Flaate (1967) menunjukan hasil lebih dari 1. Hal berbeda ditunjukkan oleh Rumus PCUBC, rumus tersebut menunjukan nilai BCR kurang dari 1 pada kedalaman 10 meter dan lebih dari 1 pada kedalaman 6 meter. Qu-SPT Metode Meyerhof dan Poulos Davismenunjukan BCR kurang dari 1. Dari nilai-nilai tersebut, diketahui bahwa SPT Metode Meyerhof paling mendekati 1. Yang artinya Metode Meyerhof merupakan metode yang paling bisa diandalkan di dalam studi ini.
PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR Raden Harya Dananjaya; Noegroho Djarwanti; Raden Ajeng Dinasti Purnomo Putri
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.242 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i1.36963

Abstract

Pembangunan mengalami pengubahan konsep dari bangunan horizontal ke bangunan vertikal yang menjulang tinggi keatas. Diperlukan fondasi dalam seperti fondasi tiang pancang yang dapat memikul dan meneruskan besar beban bangunan vertikal kelapisan tanah keras. Kemampuan fondasi dalam memikul berat disebut kapasitas dukung ultimit. Kapasitas dukung ultimit diperoleh dari hasil penyelidikan sondir. Data sondir yang dibutuhkan semakin banyak sesuai kebutuhan fondasi yang banyak. Data sondir yang ada dapat digunakan untuk memprediksi jenis tanah dan kapasitas dukung fondasi tiang pancang tunggal disekitar wilayah data yang ada. Prediksi tanah dari data sondir yang ada menggunakan metode clustering. Metode clustering mengelompokkan jenis tanah berdasarkan nilai tahanan ujung konus (qc) sondir. Nilai qc diplotkan kedalam QGIS untuk dilakukan clustering qc sehingga diperoleh cluster jenis tanah di Kecamatan Banjarsari dan Laweyan. Prediksi kapasitas dukung fondasi tiang tunggal (Qu) pada kedalaman tiang berdasarkan data sondir digunakan confidence interval. Confidence interval memprediksi nilai Qu dan kedalaman yang belum diketahui nilainya dengan tingkat kepercayaan 60%-95%. Nilai Qu setiap kedalaman (z) yang dihitung dengan tingkat kepercayaan kemudian dihubungkan menggunakan grafik berdasarkan cluster. Grafik hubungan Qu dengan kedalaman dapat digunakan untuk mengetahui nilai kapasitas dukung fondasi tiang tunggal dan kedalaman tiang pada setiap cluster jenis tanah. Hasil analisis QGIS Kecamatan Banjarsari dan Laweyan memiliki dua cluster jenis tanah yaitu tanah lempung kaku dan tanah lempung sangat kaku. Tingkat kepercayaan semakin besar, menghasilkan nilai kapasitas dukung fondasi tiang pancang tunggal (Qu) semakin kecil. Selisih nilai Qu kecil pada kedalaman kurang dari delapan meter antara tingkat kepercayaan 60%, 80% dan 95%. Selisih antar tingkat kepercayaan yang besar disebabkan rata-rata, jumlah data setiap kedalaman dan nilai standar deviasi yang besar. Hasil studi kasus membandingkan metode clustering dengan metode konvensional Meyerhof menunjukkan bahwa metode dapat digunakan sebagai rekomendasi dalam memprediksi kapasitas dukung fondasi tiang pancang tunggal (Qu).
STABILISASI TANAH EKSPANSIF DENGAN KOLOM KAPUR, DITINJAU TERHADAP POTENSI MENGEMBANG DAN NILAI INDEKS PLASTISITAS Muhammad Adianto Sulistyo Hidayat; Bambang Setiawan; Noegroho Djarwanti
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v6i1.36601

Abstract

Tanah Ekspansif disebut tanah labil disebabkan perilakunya terhadap perubahan kadar air. Kadar air dalam kandungan tanah tersebut banyak, maka tanah akan mengalami pengembangan (swelling),sebaliknya jika kadar air dalam tanah tersebut sedikit, maka tanah tersebut akan mengalami susut. Kolom kapur berjumlah 7 buah ditanam pada drum uji yang berisi tanah ekspansif dan dibandingkan dengan drum yang hanya berisi tanah ekspansif. Pemberian air dilakukan selama 20 hari melalui pusat kolom sebanyak 1 liter tiap kolom perhari. Pengamatan dilakukan selama 20 hari hingga tanah jenuh. Pengamatan untuk penelitian ini dibagi menjadi 3 area, yaitu area 1, area 2, dan area 3. Pengujian Atterberg limit, Unconfined Compression Test (UCS), dan X-Ray Fluorescence (XRF) dilakukan setelah pengamatan selesai. Hasil penelitian ini adalah penambahan kolom kapur pada tanah ekspansif mampu mengurangi nilai perpindahan vertikal (swelling). Reduksi yang paling besar terjadi pada area 1 sebesar 7,13% dan reduksi yang paling kecil terjadi pada area 3 sebesar 1,83%. Nilai Indeks Plastisitas (PI) menurun dari 71,82% menjadi 20,44%. Nilai kohesi undrained (Cu) mengalami kenaikan dari 3,47 kN/m2 menjadi 9,62 kN/m2.Kandungan CaO pada tanah ekspansif setelah penambahan kolom mengalami kenaikan dari 10,57% menjadi 23,25%.
ANALISIS RISIKO GEMPA DI KOTA SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN METODE GUMBEL Unwanus Sa'adah; Yusep Muslih Purwana; Noegroho Djarwanti
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.378 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i1.37304

Abstract

Indonesia merupakan wilayah yang rawan gempa karena terletak di antara tiga lempeng tektonik dunia. Beberapa gempa besar kerap terjadi di Indonesia yang menimbulkan banyak kerusakan, baik berupa kerusakan tanah maupun kerusakan struktur yang mengakibatkan kerugian besar. Untuk meminimkan kerusakan struktur, dapat diupayakan dengan perencanaan bangunan yang memperhitungkan gempa rencana. Dalam perhitungan gempa rencana, salah satu parameter yang biasanya dipakai adalah percepatan tanah puncak. Percepatan tanah puncak dapat dicari dengan menggunakan analisis Fungsi Atenuasi pada daerah yang akan ditinjau. Dalam penelitian ini digunakan Fungsi Atenuasi Boore et al. (1997) dan Youngs et al. (1997) dengan mempertimbangkan nilai cepat rambat gelombang geser pada lokasi yang ditinjau. Analisis Fungsi Atenuasi juga dapat disertai dengan analisis probabilitas untuk mendapatkan percepatan tanah puncak dengan kala ulang tertentu. Analisis probabilitas dalam penelitian ini menggunakan Metode Gumbel. Hasil penelitian menunjukkan percepatan tanah puncak di Kota Surakarta sebesar 0,0985 gal untuk kala ulang 500 tahun dan 0,1217 gal untuk kala ulang 2500 tahun.
KORELASI INDEKS KOMPRESI (Cc) DENGAN PARAMETER SPECIFIC GRAVITY (Gs) DAN INDEKS PLASTISITAS (IP) Chris Andre Immanuel Berutu; Niken Silmi Surjandari; Noegroho Djarwanti
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 3 (2019): SEPTEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v7i3.36491

Abstract

Korelasi Indeks Kompresi (Cc) Dengan Parameter Specific Gravity (Gs) Dan Indeks Plastisitas (Ip). Skripsi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Indeks kompresi (Cc) adalah salah satu parameter yang berpengaruh pada proses konsolidasi, terutama pada lapisan tanah lunak. Untuk mendapatkan parameter indeks kompresi (Cc) dilakukan pengujian laboratorium dengan alat uji oedometer. Pengujian ini memerlukan pengawasan dan ketelitian yang ekstra, maka sering menggunakan parameter tanah lainnya yang lebih mudah ditentukan untuk mencari indeks kompresi. Salah satunya menggunakan rumus empiris yang yang telah dibuat oleh para peneliti terdahulu seperti Naccl et al. (1975) untuk lempung yang dibentuk kembali (remolded clays) dan Rendo-Herrero (1883) untuk tanah lempung alami (natural clays). Penelitian ini bertujuan untuk mencari persamaan indeks kompresi (Cc) dengan parameter spesific gravity (Gs) dan indeks plastisitas (IP) dengan menggunakan tanah yang ada di beberapa wilayah di Pulau Jawa. Hasil dari data yang dianalisis dengan metode statistika menghasilkan persamaan indeks kompresi di Jawa Timur sebesar Cc = 0,0076(IP)+ 0,0435 dan Cc = 6,12E-05 (Gs)8,3561. Korelasi terbaik didapatkan dari dari persamaan Cc = 0,0047(IP)+ 0,122 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,6521 or 65,21%. Hasil komparasi menunjukkan bahwa persamaan indeks kompresi, Cc = 0,0076(IP)+ 0,0435 dan Cc = 6,12E-05 (Gs)8,3561 menghasilkan nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan indeks kompresi (Cc) hasil penelitian sebelumnya.
SIFAT-SIFAT MARSHALL PADA LAPIS TIPIS CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN PENGGUNAAN RETONA BLEND 55 Imadudin Edwin; Ary Setiawan; Noegroho Djarwanti
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 4 (2017): Desember 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i4.36928

Abstract

Lapis tipis campuran aspal panas (Thin Surfacing Hot Mix Asphalt) merupakan salah satu alternatif yang dapat mengantisipasi masalah ketebalan perkerasan jalan, salah satu teknologi yang sedang dikembangkan sebagai usaha ramah lingkungan untuk perkerasan jalan, namun penggunaan lapis tipis aspal dianggap masih belum maksimal dengan beberapa kelemahan yang masih terdapat pada lapisan ini. Penggunaan lapis tipis aspal, daya lekat aspal yang semakin sedikit juga harus dipertimbangkan. Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas aspal adalah dengan menggunakan bahan modifikasi yang telah tersedia di pasaran. Suatu bahan baru yang tersedia di pasaran adalah Retona. Retona (Refined Buton Asphalt) merupakan hasil produksi ekstraksi aspal alam dari Pulau Buton (Indonesia) yang kemudian dikembangkan melalui proses penyulingan dan ekstraksi. Aspal retona blend 55 merupakan inovasi terbaru yang telah dikembangkan oleh PT. Olah Bumi Mandiri. Jadi perlu adakan penelitian tentang berapa kadar aspal optimum lapis tipis aspal panas dan sifat karakteristik aspal dengan menggunakan retona blend 55 dan aspal penetrasi 60/70 optimum pada campuran aspal dengan metode Marshall. Dengan metode eksperimental menggunakan metode Marshall dapat ditentukan nilai stabilitas, kelelahan plastis (flow), berat volume (density), persen rongga, Marshall Quotient (MQ) pada campuran lapis tipis dengan retona blend 55 dan aspal penetrasi 60/70, selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan kadar aspal optimum, serta mengetahui sifat karakteristik marshall. Hasil test Marshall dari lapis tipis campuran aspal panas didapatkan kadar retona optimum sebesar 5,87%, dengan menggunakan gradasi yang sama didapatkan kadar aspal optimum aspal penetrasi 60/70 sebesar 5,80%. Pada uji ITSM campuran aspal retona blend 55 mendapatkan nilai resilient modulus sebesar 6330,3333 Mpa pada suhu 200C dan 1106,000 Mpa pada suhu 400C, sedangkan campuran aspal Penetrasi 60/70 mendapatkan nilai resilient modulus sebesar 5431,3333 Mpa pada suhu 200C dan 504,6667 Mpa pada suhu 400C.