Claim Missing Document
Check
Articles

REHABILITASI LONGSORAN (SLIDE) PADA BADAN JALAN DI ATAS TIMBUNAN TINGGI PADA RUAS JALAN SIMPANG KALIANDA – BAKAUHENI PROVINSI LAMPUNG Kurnia, Ade; Surjandari, Niken Silmi
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kondisi topografi provinsi Lampung yang berbukit danberlembah adalah salah satu masalah, karena banyak terbentuk jalan di atastimbunan tinggi, yang secara teknis mempunyai resiko terjadinya amblasandan longsoran. Terjadi amblas badan jalan dan longsor pada ruas jalannasional 020 (Simpang Kalianda – Bakauheni) tepatnya pada Km. 80+200yang berada dalam wilayah kabupaten Lampung Selatan. Perlu dipilih teknikrehabilitasi penanganan kerusakan badan jalan akibat tersebut yang cepatwaktu pelaksanaannya, kuat dalam kualitasnya dan ekonomis.Metode: Melakukan analisis perhitungan desain dalam teknik penangananrehabilitasi longsoran. Tahapan analisis meliputi desain plat beton sebagaialas dasar timbunan baru dengan perkuatan cerucuk kayu gelam dengantujuan menahan penurunan yang terjadi akibat adanya keruntuhan kembalipada tanah timbunan eksisting. Metode alternatif selanjutnya adalah denganmenggunakan geosintetic sebagai pemisah dan berfungsi untuk menambahkapasitas dukung tanah pada timbunan.Hasil: Menggunakan dimensi pondasi plat beton sebagai penahan sisakeruntuhan, yaitu panjang = 12 m, lebar = 7 m dan tebal = 30 cm. Kapasitasdukung tanah di bawah pondasi plat beton sebesar 58.062,25 kN masihmampu untuk memikul beban gross sebesar 11.355,52 kN di atasnya.Kapasitas ijin kelompok tiang cerucuk dengan jarak tiang 2d mempunyaikeruntuhan blok. Beban kerja maksimum kelompok tiang adalah pada tiangdiameter 15 cm dengan jarak antar tiang 3d, yaitu sebesar 13.288 kN. Desainkemiringan lereng mempengaruhi terhadap tinggi timbunan (H),penggelinciran, kapasitas dukung geosintetik dan tekanan tanah timbunan.Kedalaman tanah di bawah timbunan (h) mempengaruhi terhadapkeruntuhan geser timbunan dan perasan lateral. Rehabilitasi longsortimbunan dipilih yang menggunakan plat beton dan tiang kayu (cerucuk)lebih ekonomis biayanya daripada penggunaan geosintetik dan penggantiangorong-gorong.
REHABILITASI LONGSORAN (SLIDE) PADA BADAN JALAN DI ATAS TIMBUNAN TINGGI PADA RUAS JALAN SIMPANG KALIANDA – BAKAUHENI PROVINSI LAMPUNG Kurnia, Ade; Surjandari, Niken Silmi; As’ad, Sholihin
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Kondisi topografi provinsi Lampung yang berbukit dan berlembah adalah salah satu masalah, karena banyak terbentuk jalan  di atas timbunan tinggi, yang secara teknis mempunyai resiko terjadinya amblasan dan longsoran.  Terjadi amblas badan jalan dan longsor pada ruas jalan nasional 020 (Simpang Kalianda – Bakauheni) tepatnya pada Km. 80+200 yang berada dalam wilayah kabupaten Lampung Selatan.  Perlu dipilih teknik rehabilitasi penanganan kerusakan badan jalan akibat tersebut yang cepat waktu pelaksanaannya, kuat dalam kualitasnya dan ekonomis.Metode:  Melakukan analisis perhitungan desain dalam teknik penanganan rehabilitasi longsoran.  Tahapan analisis meliputi desain plat beton sebagai alas dasar timbunan baru dengan perkuatan cerucuk kayu gelam dengan tujuan menahan penurunan yang terjadi akibat adanya keruntuhan kembali pada tanah timbunan eksisting.  Metode alternatif selanjutnya adalah dengan menggunakan geosintetic sebagai pemisah dan berfungsi untuk menambah kapasitas dukung tanah pada timbunan.Hasil:  Menggunakan dimensi pondasi plat beton sebagai penahan sisa keruntuhan, yaitu panjang = 12 m, lebar = 7 m dan tebal = 30 cm.  Kapasitas dukung tanah di bawah pondasi plat beton sebesar 58.062,25 kN masih mampu untuk memikul beban gross sebesar 11.355,52 kN di atasnya.  Kapasitas ijin kelompok tiang cerucuk dengan jarak tiang 2d mempunyai keruntuhan blok. Beban kerja maksimum kelompok tiang adalah pada tiang diameter 15 cm dengan jarak antar tiang 3d, yaitu sebesar 13.288 kN.  Desain kemiringan lereng mempengaruhi terhadap tinggi timbunan (H), penggelinciran, kapasitas dukung geosintetik dan tekanan tanah timbunan.  Kedalaman tanah di bawah timbunan (h) mempengaruhi terhadap keruntuhan geser timbunan dan perasan lateral.  Rehabilitasi longsor timbunan dipilih yang menggunakan plat beton dan tiang kayu (cerucuk) lebih ekonomis biayanya daripada penggunaan geosintetik dan penggantian gorong-gorong. Kata kunci:      longsoran, kapasitas dukung, pondasi plat, tiang cerucuk, geotekstil.
TINJAUAN GEOTEKNIK KERUSAKAN JALAN SUB GRADE TANAH LUNAK TERHADAP PENURUNAN RUAS JALAN AIR BARA - TOBOALI KM 110+500-111+010 Iqbal, Muhammad; Purwana, Yusep Muslih; Surjandari, Niken Silmi
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Ruas jalan Air Bara - Toboali terletak di Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan mengalami kerusakan berat sepanjang ± 1,00 Km.  Ruas jalan ini  terletak  dilokasi rawa-rawa dengan  karakteristik  sub grade lunak. Ruas jalan ini sebelumnya telah dilakukan dua kali peningkatan struktur yaitu pada tahun 2009 dan 2011 berupa peninggian (rising) lapis pondasi aggregat. Akan tetapi  rising memperparah kerusakan berupa penurunan (settlement), hal ini menyebabkan kondisi badan  jalan mengalami penurunan tidak seragam (differential settlement). Penurunan tanah dasar (sub grade) berakibat buruk terhadap struktur perkerasan jalan, sehingga perlu dilakukan analisis terhadap besar, derajat konsolidasi dan waktu penurunan. Penelitian di analisis  pada Km 110+500 - 111+500  dengan tiga titik tinjau pada Km 110+780 ,  110 +600 dan Km 111 +010.  Penelitian ini menggunakan data sekunder dan primer.  Parameter penelitian yaitu penampang melintang, tebal rising struktur perkerasan jalan.  Variabel penelitian ini  penurunan  segera dan penurunan konsolidasi guna mendapatkan penurunan total.   Analisis penurunan dimulai tahun 2009  dan 2011 pasca penanganan.  Penurunan konsolidasi akibat adanya rising lapis pondasi aggregat dan perkerasan aspal diatas  konstruksi jalan existing  tanah dasar yang lunak. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini mendapatkan besar penurunan, derajat konsolidasi dan waktu konsolidasi tanpa Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan menggunakan  Prefabricated Vertical Drain (PVD).Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan konsolidasi akibat dari rising didapat besar penurunan total untuk tahun 2009  Km 110+780 ,  110 +600 dan Km 111 +010  secara berturut-turut adalah  sebesar 0,184 , 0,181 dan 0,172 m sedangkan  tahun 2011 adalah  0,185, 0,185 dan   0,171 m.  Sedangkan waktu konsolidasi  90 %  tanpa PVD  pada Km 110+780 ,  110 +600 dan Km 111 +010  secara berturut-turut  adalah  501,  549 dan 4600 hari. Untuk mempercepat proses penurunan konsolidasi  dihitung dengan menggunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD) dengan pola segitiga jarak spasi 1, 2 m, 1,4 m, 1,6 m dan panjang aliran 10 m. Waktu konsolidasi 90 %, dengan  menggunakan PVD jarak yang paling efektif jarak spasi 1,2 meter secara berturut-turut adalah 15, 15, 110 hari. Kata Kunci:  Konsolidasi, sub grade tanah lunak, Penurunan, Prefabaricated Vertical Drain (PVD)  
EVALUASI HIDROLIS KERUSAKAN DAN KONSEP PERBAIKAN BENDUNG CILEUMEUH DI KABUPATEN CILACAP Prasasti, Insan; Suprapto, Mamok; Surjandari, Niken Silmi
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBendung Cileumeuh terletak di desa Cilopadang, kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Bendung Cileumeuh memiliki dua saluran irigasi yakni saluran kanan untuk mengairi areal sawah seluas 94 ha, sedang saluran kiri untuk mengairi 1.270 ha. Kerusakan Bendung Cileumeuh terjadi pada bulan April 2010, terjadi aliran sungai yang sangat tinggi, padahal tanggul yang jebol pada tahun sebelumnya belum diperbaiki, sehingga kerusakan bertambah parah. Gerusan air pada bagian yang jebol terus terjadi hingga pondasi pada tubuh bendung terganggu stabilitasnya yang pada akhirnya tubuh bendung patah. Hal ini menarik untuk diteliti guna mendapat solusi terkait dengan penyebab kerusakan dan konsep perbaikannya, maka dalam penelitian ini akan dilakukan evaluasi stabilitas bendung berdasarkan debit banjir kala ulang 100 tahun.Dalam penelitian ini digunakan metode diskriptif quantitatif yaitu dilakukan dengan cara analisis debit banjir maksimum dengan metode log pearson type III didapatkan banjir kala ulang 100 tahun, selanjutnya analisis tinggi muka air bendung dilakukan dengan program HEC-RAS. Analisis stabilitas dilakukan dengan mengacu gambar as built drawing, data tanah, bahan dan elevasi muka air banjir kemudian dianalisis terhadap gaya geser, guling, scouring, dan daya dukung tanah.Hasil analisis menunjukkan bahwa stabilitas bendung tidak aman terhadap banjir kala ulang 100 tahun, kerusakan pada bendung Cileumeuh disebabkan karena adanya gerusan di bagian abutmen kanan tubuh bendung. Beberapa konsep perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara membuat tanggul dengan perkuatan beton bertulang, pembuatan bangunan pengarah arus, dan pembuatan groundsill di hulu bendung untuk mengurangi kecepatan aliran.Kata kunci : Bendung Cileumeuh, stabilitas dan rehabilitasi, HEC-RAS.
PENGGUNAAN BAMBU PETUNG SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL KONSTRUKSI DINDING PENAHAN GALIAN PADA KONDISI TANAH NON KOHESIF Wahyudianto, Kurniadi; Purwana, Yusep Muslih; Surjandari, Niken Silmi
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v1i1.428

Abstract

Pembangunan konstruksi di lokasi yang sempit dan lahan kerja yang terbatas seringkali menyebabkan galian struktur harus dilaksanakan secara tegak lurus, sehingga dibutuhkan dinding penahan untuk mengamankan galian agar tidak terjadi longsor. Bambu dipilih sebagai salah satu material kombinasi dinding penahan galian sementara karena memiliki sifat-sifat mekanika yang baik dan relatif murah.  Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi keamanan dan kelayakan bambu petung sebagai material konstruksi dinding penahan galian pada kondisi tanah non kohesif, pada konstruksi dinding penahan galian tanah dengan menggunakan kombinasi baja IWF dan bambu petung, sebagai alternatif  desain dinding penahan tanah bagi pelaksana pekerjaan. Data yang diambil adalah data sekunder tanah non kohesif.  Analisis data yang dilakukan  meliputi analisis pembebanan, analisis tekanan tanah pada dinding penahan, dan analisis dimensi bambu (check kekuatan bahan). Hasil analisis menunjukkan  bahwa material bambu petung layak dan aman digunakan  sebagai alternatif material konstruksi dinding penahan galian pada kondisi tanah non kohesif. Diharapkan hasil penelitian ini dapat  menjadi referensi bagi proyek-proyek yang memerlukan pelindung galian tegak.Kata kunci: galian tegak,  konstruksi dinding penahan tanah, kombinasi baja IWF dengan bambu
ANALISIS LENDUTAN PERKERASAN KAKU PADA PEMBEBANAN TENGAH DAN TEPI DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Utomo, Vian Prasetya; Surjandari, Niken Silmi; Yulianto, Budi
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v1i1.425

Abstract

Perkerasan kaku banyak digunakan pada kondisi tanah dasar yang mempunyai daya dukung rendah. Perkerasan kaku merupakan solusi tepat dalam menangani tanah dasar yang bermasalah. Namun jika tebal dan mutu beton tidak diperhitungkan dengan tepat, akan menghasilkan lendutan yang sangat besar, sehingga menyebabkan cracking, serta pumping dan faulting pada perkerasan. Metode Elemen Hingga  adalah salah satu alternatif dalam menganalisis besarnya lendutan  akibat pembebanan  pusat, dan tepi pelat. Penelitian ini menggunakan pelat  berukuran 6x3 m dengan ketebalan 15,20, 25, 30 dan 35 cm dengan pembebanan 8 ton serta dengan mutu beton K250,K300 dan K350 pada pembebanan tengah dan tepi pelat.. Pada CBR 5% dengan tebal 15 cm Nilai lendutan maximum pada pelat tengah adalah  -0,7630 mm sedangkan pada beban tepi sebesar -1,5646 mm dengan prosentase penurunan 51,23%. Prosentase penurunan pada beban tepi dan tengah sebesar 38%-52%.Sebaran tahanan tanah dasar pada beban tepi lebih sedikit dari pada beban tengah sehingga lendutan menjadi lebih besar. Besarnya nilai lendutan berbanding terbalik dengan  mutu beton, CBR dan tebal pelat.
ANALISIS KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR (STUDI KASUS RUAS JALAN MANGU-NOGOSARI, KABUPATEN BOYOLALI) Pramitasari, Agnes; Yulianto, Budi; Surjandari, Niken Silmi
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v1i1.418

Abstract

Kinerja perkerasan merupakan kondisi perkerasan yang dapat memberikan pelayanan kepada pemakai jalan selama kurun waktu perencanaan tertentu. Ruas Jalan Mangu-Nogosari, Boyolali merupakan jalan penghubung antara Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten Sragen. Jalan ini mengalami kerusakan dari waktu ke waktu. Kerusakan yang terjadi pada ruas tersebut antara lain retak (longitudinal, edge, block cracking), pengangkatan (heave), amblas (depression), bergelombang dan berlubang (potholes). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan dan nilai kondisi perkerasan jalan. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur panjang, lebar serta luasan dari tiap kerusakan yang terjadi . Berdasarkan hasil penelitian, Ruas Jalan Mangu-Nogosari, Boyolali memiliki nilai PCI rata-rata pada Ruas Jalan Mangu-Nogosari, Boyolali sebesar 38,69. Ruas jalan yang termasuk dalam kategori sedang terdapat pada tiga segmen, yaitu segmen I (Sta.0+000 s.d 1+000) dengan nilai PCI 50, segmen II (Sta.1+000 s.d 2+000) dengan nilai PCI 44,67 dan segmen III (Sta.2+000 s.d 3+000) dengan nilai PCI 44,33. Segmen yang mengalami kondisi sangat buruk yaitu segmen IV (Sta.3+000 s.d 4+000) dengan nilai PCI 11 dan segmen VI (Sta. 5+000 s.d 6+000) dengan nilai PCI 17,33. Segmen yang mengalami kondisi baik yaitu segmen V (Sta. 4+000 s.d 5+000) dengan nilai PCI 64,83. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi Ruas Jalan Mangu-Nogosari, Boyolali dikategorikan dalam kondisi fair (buruk). 
ANALISIS LENDUTAN PERKERASAN KAKU PADA PEMBEBANAN SUDUT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Yasir, Farid; Surjandari, Niken Silmi; Purwana, Yusep Muslih
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v1i1.426

Abstract

Perkerasan kaku adalah salah satu jenis perkerasan untuk menangani permasalahan akibat daya dukung tanah yang rendah. Tebal perkerasan merupakan salah satu yang diperhitungkan agar tidak terjadi lendutan yang melebihi lendutan yang diijinkan pada tanah dasarnya. Penggunaan koperan pada ujung pelat perkerasan kaku adalah alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan lendutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lendutan pada perkerasan kaku akibat beban pada posisi sudut dengan variasi ketebalan dan penambahan koperan. Besarnya lendutan akibat pembebanan sudut dianalisis dengan Metode Elemen Hingga. Model pelat berukuran 6x3 m dengan variasi tebal 15 cm, 20 cm, 25 cm, 30 cm dan 35 cm, nilai CBR 10%, mutu beton yang digunakan adalah K350, posisi pembebanan sudut dengan beban 8 ton dan koperan lebar 25 cm tinggi 50 cm. Penggunaan koperan dapat mereduksi lendutan hingga 42,36%  pada tebal 15 cm dan semakin turun dengan bertambahnya tebal pelat hingga sebesar 13,13% pada tebal 35 cm, sehingga dapat diperoleh tebal perkerasan yang lebih kecil, sebagaimana dalam hasil analisis pelat tebal 35 cm tanpa koperan diperoleh lendutan maksimum sebesar 10,659 mm atau lebih besar lendutannya dari pelat tebal 25 cm menggunakan koperan dengan lendutan maksimum sebesar 10,413 mm.Kata kunci: perkerasan kaku, koperan, lendutan, metode elemen hingga.
Tahanan Lateral Pondasi Tiang Berdasar Cone Penetration Test Gunawan, Sumiyati; Surjandari, Niken Silmi; Setiawan, Bambang
Jurnal Teknik Sipil Vol 15, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.569 KB) | DOI: 10.24002/jts.v15i4.3798

Abstract

Kapasitas beban lateral pondasi tiang (Pu) merupakan hal utama untuk perencanaan konstuksi dengan beban lateral yang cukup dominan. Kapasitas Pu didasarkan pada kondisi keseimbangan resultan gaya pada tiang dan ketahanan tanah lateral serta distribusi tekanan tanah PL sepanjang kedalaman tiang berdasarkan metode konvensional, tetapi sulit diterapkan pada tanah nonhomogen, karena kondisi tanah nonlinier terhadap kedalaman. Insitu test yang paling sering digunakan karena mudah, cepat dan hemat biaya adalah cone penetration test (CPT), yang memberikan profil tanah secara kontinu, dan lebih mendefinisikan jenis lapisan, ketebalan, dan kepadatan dari masing masing lapisan. Meskipun jarang disebut dalam literatur tentang penggunaan data CPT untuk menganalisa perilaku defleksi pondasi tiang, beberapa peneliti menyatakan hubungan antara resistensi kerucut qc dan tahanan lateral tanah Pu di sepanjang kedalaman tiang. Salah satu metode yang menyajikan pengembangan metode kurva p-y untuk pondasi tiang dengan dasar resistensi penetrasi kerucut qc adalah Bouafia, A. (2014). Berdasarkan pengembangan oleh Bouafia, penulis menganalisa hubungan antara resistensi kerucut qc dan ketahanan lateral tiang Pu untuk menentukan beban lateral pondasi tiang pada tanah lunak di Wates, Kulon Progo DIY dan dibandingkan dengan teori Broms 1964; metode Kurva p-y, dan pengembangan rumus Bouafia, dengan kekakuan tiang, jenis tanah dan defleksi maksimum yang sama maka diperoleh sebagai berikut, teori Broms, LBroms=14,16m ; PuBroms=32,4ton ; MBroms=19,88tonm. Metode Kurva p-y, Lp-ycurve =14,4m ; Pup-ycurve s=28,0ton ; Mp-ycurve =7,50tonm dan Metode Bouafia, LBouafia =17,9m ; PuS2bouafia=34ton; PuS4bouafia=14,8ton; MS2bouafia =11,3tonm ; MS4bouafia =4,9tonm.
STABILISASI TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN CAMPURAN GYPSUM SINTETIS (CaSO4 2H2O) dan GARAM DAPUR (NaCl) DITINJAU DARI PENGUJIAN CBR Rizki, Dwi; Surjandari, Niken Silmi; Djarwanti, Noegroho
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.738 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i3.37095

Abstract

Tanah gambut dikategorikan tanah lunak yang berarti tanah dalam keadaan kurang baik dan bermasalah apabila akan dibangun suatu konstruksi perkerasan jalan raya diatasnya. Perlu adanya upaya peningkatan daya dukung tanah gambut salah satunya yaitu stabilisasi tanah secara kimiawi, dengan cara menambahkan zat aditif (bahan tambah) yang dapat bereaksi dengan tanah. Pada penelitian ini bahan tambah yang digunakan adalah gypsum sintetis (CaSO4. 2H2O) dan garam dapur (NaCl). Reaksi yang terjadi disini diamati dan dianalisis pada perubahan nilai parameter CBR laboratorium keadaan terendam (soaked) dan tak terendam (unsoaked). Pengujian ini dilaksanakan di laboratorium mekanika tanah Universitas Sebelas Maret Surakarta. Besar persentase gypsum sintetis yaitu 10%, 15%, 20% dan garam dapur sebesar 2%, 4%, 6%. Variasi campuran dibuat empat varian yaitu tanah gambut asli, tanah gambut ditambah gypsum sintetis, tanah gambut ditambah garam dapur dan tanah gambut ditambah gypsum sintetis dan garam dapur. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai CBR yang terbesar berada pada campuran, tanah gambut + 20% gypsum + 6% NaCl sebesar 5.08 dalam keadaan terendam dan 5.21 pada keadaan tak terndam.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdul Majid Ade Kurnia Adib Syarifudin Adriyati, Meilani Afandi, Heri Agus P. Saido Agus P. Saido Alif Muzakki Amirotul Musthofiah Mahmudah Amirotul Musthofiah Mufidah Andi Tri Utomo Ardli Surakhmad Ari Purnomo Arrozi, Muh. Fachrudin Ary Setyawan As'ad, Sholihin Asri Pangesthi Nugrahanti Putri Atmaja, Yusup Resha Bahtiar, Muhammad Agus Bambang Setiawan Bella, Tita Maya Budhi Sulistyanto Budi Yulianto Chris Andre Immanuel Berutu Chrismaningwang, Galuh Deki Tecnikal Diliaristianto, Kurniawan Diyah Naili Fauziyah Djarwanti, Noegroho Djarwanti, Noegroho Djarwati, Noegroho Djarwati, Noegroho Duta Cahaya Marga Utama Elok Fajar Sagita Emha, Fieza Abraham Etika Cahyaning Utami Faisal, Riksa Fauziyah, Diyah Naili Febrian Rizal Trisatya Fieza Abraham Emha Firman Nugraha Freddy, Zefania Iqnes Galuh Chrismaningwang Habib Abduljabar Waskito Hakim, Naufal Herfin Ardita Prastiwi Heri Afandi Hermawan, Reza Bagus Hernowo, Lugut Tri Heru Pujianto Hesti Indrabaskara, Raden Harya Dananjaya Hilyanto, Rizal Raissa Hosiana, Nikita Immanuel Berutu, Chris Andre Insan Prasasti, Insan Kalimanto, Demarda Kalimanto, Demarda Kristianto, Angga Kristianto, Angga Kurniawan Diliaristianto Kusriyanto, Nur Sahid Lailaningrum, Shita Rosita Lugut Tri Hernowo M Zikry Tawakkal Mahfuzh, Andika Syahal Mahmudah Mahmudah Mahmudah, Amirotul Musthofiah Majid, Rensia Erlyana Mamok Suprapto Manurung, Ridho Manurung, Ridho Marga Utama, Duta Cahaya Masanggun Velentina Meilani Adriyati Mochamad Syarifudin Mohammad Shofiyyulloh Mufidah, Amirotul Musthofiah Muh. Fachrudin Arrozi Muhammad Agus Bahtiar Muhammad Bithriq Yusyfa Mustofa Agung Santoso Muzakki, Alif Nafisah Umri Ukroi Nasrulloh Nasrulloh Nasrulloh Nasrulloh Naufal Hakim Neura Citra Utami Noegroho Djarwanti Noegroho Djarwati nugraha, firman Nugrahanti Putri, Asri Pangesthi Nugrahanto, Terta Nur Sahid Kusriyanto Nurfauziyah, Imtinan Nurrohman, Irvan Nurrosied, Imam Nyco Maulana Wicaksono Prabawa, Desta Prabawa, Desta Pramitasari, Agnes Prastiwi, Herfin Ardita Priambodo, Danang Pujianto, Heru Purnomo, Ari Purnomo, M Toni Agus Putra, Try Darma Putri, Nada Hanifah R. Harya Dananjaya Hesti I Raden Harya Dananjaya Raden Harya Dananjaya, Raden Harya Rahayu Kusumawati, Rahayu Rahma, Rafinda Ramdhani, Martha Rensia Erlyana Majid Rifai, Rahman Riksa Faisal Rizal Raissa Hilyanto Rizki, Dwi Rostikasari, Astri Rostikasari, Astri Sagita, Elok Fajar Salwa, Atilla Santoso, Mustofa Agung Sawato Gea, Jermy Iwada Setiono Setiono Setiono Setiono Shita Rosita Lailaningrum Sholihin As'ad Sholihin As’ad Sugesti, Titin Ferryana Suhaemi, Muhammad Sulistyanto, Budhi Sumiyati Gunawan, Sumiyati Surakhmad, Ardli Suryo Pangeran Wenang Syarifudin, Adib Syarifudin, Mochamad Tawakkal, M Zikry Tecnikal, Deki Terta Nugrahanto Tita Maya Bella Titin Ferryana Sugesti Trisatya, Febrian Rizal Try Darma Putra Ukroi, Nafisah Umri Utami, Etika Cahyaning Utami, Neura Citra Utomo, Andi Tri Utomo, Vian Prasetya Velentina, Masanggun Wafda Salsabila Wahyudianto, Kurniadi Waskito, Habib Abduljabar Weninggar Galih Prastiti Wennya Ajeng Mardi Gracia Rah Sheen Wicaksono, Nyco Maulana Widia Nur Arini Widya Okta Hidayani Windy Dwi Noviyanti Winner Wibisono Witya Marta Qomariyah Yasir, Farid Yusep Purwana Muslih Yusup Resha Atmaja Yusyfa, Muhammad Bithriq Zefania Iqnes Freddy