p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Matriks Teknik Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

ANALISIS TENSILE STRENGTH, BENDING, CANTABRO, DAN PERMEABILITAS PADA SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA) DENGAN BAHAN TAMBAH HIGH DENSITY POLYETYLENE (HDPE) Djoko Sarwono; Florentina Pungky Pramesti; Hegar Lasardi Kurniawan
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 2 (2018): Juni 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.707 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i2.36568

Abstract

Split Mastic Asphalt (SMA) merupakan salah satu jenis campuran aspal yang memiliki gradasi senjang. Campuran SMA biasanya digunakan pada lalu lintas berat, oleh karena itu sering terjadi kerusakan pada perkerasan seperti retak dan deformasi. HDPE (High Density Poly Ethylene) memiliki sifat thermoplastik yaitu bersifat elastis pada saat panas dan bersifat kaku pada saat dingin. HDPE digunakan untuk mengganti sebagian agregat saringan no.4 pada campuran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik campuran SMA tanpa HDPE dan campuran SMA dengan tambahan HDPE. Penelitian ini dilakukan dengan menguji  ITS, Bending, Cantabro dan Permeabilitas, kemudian nilai setiap pengujian dari masing-masing campuran dibandingkan. Hasil analisis menunjukkan campuran SMA dengan tambahan HDPE mampu meningkatkan nilai tensile strength sebesar 538%, nilai kuat lentur meningkat sebesar 293,05%,  nilai cantabro berkurang sebesar 453,37%, dan nilai koefesien permeabilitas berkurang sebesar 224,5% jika dibandingkan campuran SMA tanpa HDPE.
PENGARUH WAKTU PEMERAMAN FASE PADAT PADA ASBUTON EMULSI TERHADAP KADAR ASPAL DENGAN EMULGATOR TEXAPON MENGGUNAKAN GRINDER TIPE MB 60 Djoko Sarwono; Djumari Djumari; Rifqi Surya Darendra
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36870

Abstract

Aspal Buton (Asbuton) belum dapat dimanfaatkan secara optimal di Indonesia. Tingkat pemanfaatan asbuton masih rendah karena produk hasil olahan asbuton masih berupa produk-produk yang tidak praktis dalam hal penggunaan serta membutuhkan biaya pengolahan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan produk aspal dari asbuton yang praktis untuk digunakan melalui proses ekstraksi dan tidak memerlukan biaya yang besar saat pengolahan. Penelitian ini menggunakan metode asbuton emulsi. Bahan penyusun asbuton emulsi adalah asbuton butir 5/20, premium, texapon, HCl dan aquades. Fase padat adalah campuran asbuton butir 5/20 dan premium dengan waktu mixing menggunakan grinder tipe MB 60 selama 3 menit. Pemeraman fase padat dilakukan setelah proses pencampuran fase padat agar reaksi dan ikatan campuran fase padat semakin optimal untuk menghasilkan kadar kelarutan aspal yang tinggi. Variabel waktu pemeraman adalah 30 menit, 60 menit, 90 menit, 120 menit dan 150 menit. Fase Cair terdiri dari texapon, HCl dan aquades. Fase padat dan fase cair dicampur untuk menghasilkan asbuton emulsi kemudian dilakukan proses ekstraksi asbuton emulsi dengan waktu 25 menit. Pengujian yang dilakukan adalah kadar kelarutan aspal, kadar air, dan karakteristik aspal pada hasil ekstraksi asbuton emulsi dengan kadar aspal teroptimum. Analisis data pada hasil ekstraksi asbuton emulsi menghasilkan kadar aspal tertinggi sebesar 94,77% pada variabel waktu pemeraman 120 menit. Kadar air ada hasil ekstraksi asbuton emulsi menunjukkan semakin lama pemeraman fase padat berlangsung maka kandungan air yang ada dalam benda uji akan mengalami penurunan. Pengujian karakteristik aspal pada hasil ekstraksi asbuton emulsi dengan kadar kelarutan aspal paling optimum menunjukkan bahwa peremaja premium menguap saat proses penghilangan kandungan air sebelum proses pengujian dilakukan.
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH BUBUTAN BAJA PADA LAPIS TIPIS CAMPURAN ASPAL PANAS TERHADAP KARAKTERISTIK KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG, KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS Adhe Pramudya I; Ary Setyawan Setyawan; Djoko Sarwono
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 4 (2013): Desember 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v1i4.37509

Abstract

Pertumbuhan ekonomi menyebabkan permintaan terhadap infrastruktur jalan yang layak meningkat. Sementara kondisi perkerasan jalan terus menurun dari waktu ke waktu, sehingga perlu adanya pemeliharaan secara berkala untuk mempertahankan kondisi perkerasan yang layak. Pemeliharaan lapis permukaan jalan pada saat ini umumnya dikerjakan dengan ketebalan yang cukup tinggi, hal ini menimbulkan berbagai persoalan baru. Untuk itu dibutuhkan adanya inovasi yang salah satunya dengan lapis tipis campuran aspal panas. Dari sisi penggunaan material digunakan bahan tambah limbah bubutan baja untuk meningkatkan performa lapis tipis. Penelitian ini bersifat eksperimental di laboratorium dengan metode yang mengacu pada National Asphalt Pavement Association (NAPA), serta pembuatan campuran menggunakan gradasi North Carolina. Pengujian campuran meliputi pengujian kuat tarik tidak langsung, kuat tekan bebas dan permeabilitas pada kondisi kadar aspal optimum. Penambahan limbah bubutan baja antara 1% sampai 5 % dari berat total campuran. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan metode analisis regresi didapatkan pengaruh penambahan limbah bubutan baja optimum pada pengujian kuat tarik tidak langsung sebesar 3,79%, menghasilkan nilai ITS 670,111 KPa atau mengalami penurunan sebesar 25,13% dari benda uji normal dengan nilai R2= 0,728. Pada pengujian kuat tekan bebas didapatkan penambahan limbah bubutan baja optimum sebesar 3,17%, menghasilkan nilai UCS sebesar 783,389 KPa atau mengalami peningkatan sebesar 20,25% dari benda uji normal dengan nilai R2= 0,620. Pengujian permeabilitas penambahan limbah bubutan baja sebesar 5% menghasilkan koefisien permeabilitas sebesar 6,040 x10-5 cm/detik atau mengalami peningkatan kekedapan sebesar 26,70% dari benda uji normal dengan nilai R2= 0,892.
EKSTRAKSI ASBUTON BUTIR DENGAN METODE ASBUTON EMULSI DITINJAU DARI WAKTU MIXING FASE PADAT MENGGUNAKAN EMULGATOR TEXAPON DAN GRINDER TIPE MB 60 Djoko Sarwono; Agus Sumarsono; Ponco Setiawan Raharjo
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36886

Abstract

Pemanfaatan asbuton masih terbatas pada bentuk butiran. Kandungan dalam asbuton butir masih berupa aspal dan campuran mineral lain. Cara untuk mengetahui kandungan aspal dalam asbuton butir adalah ekstraksi dengan metode emulsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan waktu mixing fase padat terhadap kadar aspal emulsi, hubungan waktu mixing fase padat terhadap kadar air dan mengetahui karakteristik asbuton emulsi. Penelitian ini dilakukan dengan membuat asbuton emulsi lalu diekstraksi hingga asbuton emulsi halus terpisah dengan yang kasar. Fase padat terdiri dari asbuton butir, bensin lalu dicampur menggunakan mixer modifikasi dengan variasi waktu 1, 2, 3, 4, 5 menit. Fase cair terdiri dari texapon, air aquades dan asam klorida. Kemudian dilakukan pengujian kelarutan, kadar air, dan karakteristik asbuton emulsi. Hasil analisis dari uji kelarutan, dengan waktu mixing fase padat 3 menit, didapat kadar asbuton emulsi sebesar 96,67 %. Dari analisis hasil uji kadar air didapat hubungan antara waktu mixing fase padat dengan kadar air yaitu semakin lama waktu mixing fase padat maka kadar air akan semakin meningkat. Dari hasil uji karakteristik asbuton emulsi didapat nilai penetrasi berkisar 3,2 dmm, titik lembek 90,5oC,berat jenis 1,403 gr/cc, titik nyala, dan bakar 335oC dan 348oC, uji kelekatan 99,5% dan kelarutan 70,5%.
KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) MENGGUNAKAN SEMARBUT ASPAL TIPE III SEBAGAI BINDER (MODIFIKASI ASPAL PENETRASI 60/70 DENGAN EKSTRAKSI ASBUTON EMULSI BAHAN PEREMAJA OLI BEKAS) Djoko Sarwono; Djumari Djumari; Muhammad Rifai
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v6i1.36617

Abstract

Semarbut Aspal Tipe III merupakan aspal yang diperoleh dari campuran aspal penetrasi 60/70 dengan ekstrak asbuton emulsi bahan peremaja oli bekas. Aspal ini merupakan aspal modifikasi yang dikembangkan untuk memperbaiki karakteristik asbuton hasil ekstraksi. Modifikasi aspal dilakukan karena asbuton hasil ekstraksi apabila berdiri sendiri sebagai bahan pengikat pada perkerasan jalan raya belum bisa memberikan hasil yang maksimal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik Marshall dan Kuat Tarik pada campuran panas AC-WC menggunakan Semarbut Aspal Tipe III. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental di Laboratorium. Ada dua pengujian yang dilakukan, yaitu pengujian Marshall dan Kuat Tarik. Dari hasil pengujian Marshall diperoleh nilai kadar aspal optimum. Nilai kadar aspal optimum kemudian digunakan untuk pembuatan benda uji pada pengujian Kuat Tarik dengan menggunakan metode Kuat Tarik Tidak Langsung. Hasil dari pengujian tersebut didapatkan nilai ITS terkoreksi, nilai regangan, dan nilai modulus elastisitas. Hasil analisis data diperoleh nilai karakterisktik Marshall dan Kuat Tarik pada campuran panas AC-WC dengan kadar aspal optimum 5,93%. Nilai karakteristik Marshall dengan alat compactor seperti stabilitas, flow, dan kepadatan telah memenuhi spesifikasi, sedangkan untuk nilai Marshall Quotient (459,3 kg/mm) dan VIM (5,96%) belum memenuhi spesifikasi. Hasil pengujian Kuat Tarik diperoleh nilai modulus elastisitas sebesar 18,59 Ksi, hasil tersebut menunjukkan, bahwa nilai modulus elastisitas masih rendah dan belum memenuhi persyaratan sebesar 500-2000 ksi. Nilai karakteristik Marshall dengan alat vibrator seperti flow, dan kepadatan telah memenuhi spesifikasi, sedangkan untuk nilai stabilitas (374,71 KPa), Marshall Quotient (459,3 kg/mm) dan VIM (5,96%) belum memenuhi spesifikasi. Pengujian Kuat Tarik diperoleh nilai modulus elastisitas sebesar 4,49 Ksi, hasil tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan benda uji alat compactor.
Karakteristik Tar Hasil Destilasi Tempurung Kelapa Dan Ditambah Lem Fox Ditinjau Dari Spesifikasi Aspal Minyak Produk Pertamina Djoko Sarwono; Agus Sumarsono; Adi Prastya
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.613 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i3.37281

Abstract

Tar adalah bahan yang berasal dari pembuatan kokas atau asap bahan bakar padat yang sering dianggap limbah, diantaranya tar batubara dan tar cangkang kelapa sawit. Proses menghasilkan tar bervariasi yaitu tar yang masih mengandung asap cair dan tar yang berbentuk cairan mengental dan lengket. Tar memiliki nilai penetrasi tinggi, nilai titik lembek rendah, mudah terpengaruh pada suhu sekitar, dan nilai daktilitas pendek. Sehingga perlu bahan campuran agar tar memperoleh hasil yang baik sebagai bahan pengikat material jalan. Bahan campuran tar adalah lem fox untuk memperbaiki workability setiap kekurangan dari pengujian. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah tar hasil destilasi tempurung kelapa bisa sebagai bahan tambahan aspal atau bahan alternatif pengganti aspal, berapa kadar lem fox optimum, bagaimana jika ditinjau dari standar spesifikasi aspal minyak produk pertamina. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen dengan merujuk pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Penelitian dilakukan pra penelitian tar sebagai bahan hydrocarbon kemudian 7 metode pengujian yaitu: uji penetrasi, uji daktilitas, uji titik lembek, uji titik nyala dan titik bakar, uji berat jenis, dan uji kelekatan tar terhadap agregat, kehilangan berat. Pengujian tar hasil destilasi tempurung kelapan dilakukan 2 macam pengujian yaitu tar dengan variasi lama pemanasan (menit) 25, 30, 35, 40, dan 45. dan campuran antara tar hasil destilasi tempurung kelapa dengan lem fox 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, dan 7%. Hasil penelitian tar tempurung kelapa belum bisa digunakan sebagai bahan tambahan atau alternatif pengganti aspal, kadar lem fox optimum untuk campuran tar 6,5%. Ditinjau dari spesifikasi aspal minyak produk pertamina tar dengan lama pemanasan 45 menit dengan suhu 90oC yang memenuhi: penetrasi 68,2mm, kelekatan 100%, kehilangan berat 0,4% dan berat jenis 1,1 gr/cm3. Tar dengan campuran lem fox kadar 6,5% dengan lama pemanasan 25 menit pada suhu 90oC yang memenuhi: penetrasi 63,5mm, berat jenis 1,1gr/cm3 , daktilitas 118,5cm, titik lembek 50,5oC, kelekatan 100%, kehilangan berat 0,2%.
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA MARSHALL PADA CAMPURAN AC-WC DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH NATURAL SAND PASIR PANTAI DAN PASIR GUNUNG Arif Budiarto; Djoko Sarwono; Ashief Krisna Hartono
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2020): Juni
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1005.835 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v8i2.45188

Abstract

Natural sand (pasir alam) adalah  pasir yang diperoleh langsung dari alam dan dapat langsung digunakan  sebagai bahan konstruksi tanpa perlu pengolahan terlebih dahulu. Pasir alam dapat berupa  pasir gunung, pasir sungai, dan pasir pantai. Di beberapa daerah khususnya di daerah pesisir untuk memperoleh pasir alam lebih mudah daripada pada pasir atau agregat halus dari pengayakan batu pecah, karena untuk memperolehnya tidak perlu ada proses pemecahan batu terlebih dahulu. Cukup diayak  untuk mendapatkan ukuran yang di inginkan. Jika ditinjau dari segi biaya penggunaan pasir alam tentu lebih murah daripada agregat halus hasil pemecahan batu, karena tidak diperlukan biaya tambahan untuk pemecahan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan antara penggunaan pasir alam berupa pasir pantai dan pasir gunung dalam campuran Ashpalt Concrete-Wearing course, ditinjau dari karakteristik Marshall,.Perbandingan  penggunaan pasir gunung dan pasir pantai pada campuran Asphalt Concrete-Wearing Course menyebabkan penurunan nilai VIM sebesar 0,591%, nilai VMA sebesar 0,104%, akan tetapi mengakibatkan kenaikan nilai VFB sebesar 3,104% dan nilai Flow sebesar 0,28%.
SIFAT-SIFAT MARSHALL PADA LAPIS TIPIS CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN PENAMBAHAN CRUMB RUBBER Nugroho Febrianto; Ary Setyawan; Djoko Sarwono
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 4 (2014): Desember 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v2i4.37374

Abstract

Penggunaan lapis tipis campuran aspal panas merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengantisipasi masalah ketebalan pada overlay biasa. Crumb rubber merupakan bahan yang mempunyai sifat lentur. Dari penambahan crumb rubber dalam bahan overlay (lapis ulang) perkerasan jalan pada lapis tipis campuran aspal panas diharapkan dapat meningkatkan mutu perkerasan jalan yang ditinjau dari nilai karakteristik Marshall. Selain itu diharapkan juga dapat mengurangi penggunaan aspal dalam campuran perkerasan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kadar aspal optimum dan crumb rubber optimum pada campuran lapis tipis aspal panas dengan bahan tambah crumb rubber. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh penambahan tersebut ditinjau dari nilai karakteristik Marshall. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi linier. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dari hasil analisis didapatkan kesimpulan yaitu penambahan crumb rubber pada aspal minyak dalam lapis tipis campuran aspal panas menunjukkan nilai stabilitas marshall yang semakin baik, nilai flow yang semakin tinggi, marshall quotient semakin rendah, angka pori yang semakin rendah, nilai densitas yang semakin rendah. Selain itu dari hasil analisa grafik hubungan beberapa parameter diperoleh kadar aspal optimum yaitu untuk masing-masing kadar crumb rubber 0%, 0,1%, 0,3% dan 0,5% yaitu 5,82%, 4,61%, 4,42% dan 4,49%. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan penambahan kadar crumb rubber menyebabkan penggunaan aspal minyak semakin berkurang.
KarakteristikTar HasilDestilasiTempurungKelapaDenganModifikasiPenamba-hanFly AshDan Lem DibandingkanDenganAspal MinyakProdukPertamina Djoko Sarwono; Djumari Djumari; Driameda Ijhe Ledo
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i3.37280

Abstract

Aspal olahan sudah banyak digunakan sebagai bahan pengikat perkerasan jalan, diantaranya adalah tar batubara dan tar cangkang kelapa sawit. Tar batubara cukup melimpah namum sering dianggap limbah karena baunya yang tidak enak, sedangkan tar tempurung kelapa sawit dihasilkan dari fraksi berat pembuatan asap cair yang dilewatkan pada pendingin. Tar memiliki nilai penetrasi yang tinggi, nilai titik lembek yang rendah, mudah terpengaruh pada perubahan suhu disekitarnya, dan nilai daktilitasnya yang sangat pendek. Sehingga diperlukan modifikasi terhadap tar agar memperoleh hasil yang baik sehingga tar dapat digunakan sebagai bahan pengikat material jalan. Pada modifikasinya menggunakan bahan fly ash karena kemampuannya untuk meningkatkan nilai penetrasi dan tahan terhadap perubahan suhu. Serta penggunaan bahan lem yang digunakan untuk meningkatkan nilai daktilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari bahan alternatif baru sebagai pengganti atau mengkobinasikannya dengan aspal.Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu denganmembuatkomposisimodifikasitar denganpenggunaan persentase kadar fly ashdan lem optimum 6,5%. Pada pengujiannya dilakukandengan6metodepengujian(SNI No.1737-1989-F)yaitu: uji penetrasi, uji daktilitas, uji titik lembek, uji titik nyala dan titik bakar, uji berat jenis, dan uji kelekatan tar terhadap agregat. Pengujianmodifikasi tar dilakukan 2 macam campuran yaitu modifikasi antara tar dengan fly ash 0%, 3%, 5%, 6% dan 7% dan modifikasi antara tar dengan lem optimum 6,5% ditambahkan fly ash0%, 3%, 5%, 6% dan 7%. Hasil penelitian menunjukkan tar modifikasi fly ash 7% pada pengujian penetrasi memperoleh hasil 71,3mm, titik lembek dengan hasil 53,3oC, berat jenis dan kelekatan tar terhadap agregat memenuhi persyaratan aspal keras penetrasi 60. Tar modifikasi lem+fly ash 3% pada uji titik lembek dengan hasil 52,5oC, uji daktilitas dengan hasil 106,5cm, berat jenis dan kelekatan tar terhadap agregat memenuhi persyaratan aspal keras penetrasi 40.
Karakteristik Ekstrak Asbuton dengan Metode Asbuton Emulsi Menggunakan Peremaja Oli Bekas dan Karakteristik Penambahan Ekstrak Asbuton Emulsi pada Aspal Penetrasi 60/70 Sebagai Modifikasi Bitumen (Semarbut Aspal Tipe III) Djoko Sarwono; Florentina Pungky Pramesti; Devi Prapita Nuari
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 2 (2018): Juni 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.219 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i2.36567

Abstract

Asbuton belum dapat dimanfaatkan secara optimal di Indonesia karena pemanfaatannya terbatas dalam bentuk butiran. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan waktu mixing campuran bahan padat terhadap kadar aspal asbuton emulsi, karakteristik ekstrak asbuton emulsi, karakteristik Semarbut Aspal Tipe III dan penambahan ekstrak asbuton emulsi optimum yang memenuhi persyaratan aspal yang dimodifikasi dengan asbuton.Asbuton emulsi terdiri dari bahan padat (asbuton butir 5/20 dan oli bekas yang dimixing dengan variasi waktu 3,5,7,9 dan 11 menit dengan waktu pemeraman 24 jam) dan bahan cair (texapon, HCl dan aquades). Ekstrak asbuton emulsi diuji nilai kadar aspal hingga diperoleh kadar aspal optimum kemudian mencampurkannya ke aspal penetrasi 60/70 dengan variasi kadar 30%,35%,40%,45% dan 50% (Semarbut Aspal Tipe III).Kadar aspal optimum diperoleh pada waktu mixing 8 menit 54 detik. Hasil pengujian karakteristik ekstrak asbuton emulsi adalah nilai penetrasi 5 dmm; titik lembek 92⁰C; titik nyala 252⁰C; titik bakar 259⁰C; Daktilitas 0cm; berat jenis 1,44 gr/cc; kelekatan terhadap agregat 100%. Dengan hasil karakteristik ekstrak asbuton tersebut belum dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada lapis permukaan, namun masih bisa dikembangkan menjadi bahan tambah pada aspal penetrasi 60/70 sebagai modifikasi aspal Semarbut Aspal Tipe III. Semarbut Aspal Tipe III kadar ekstrak asbuton emulsi 30% memenuhi persyaratan aspal yang dimodifikasi dengan asbuton. Karakteristik aspal Semarbut Aspal Tipe III adalah nilai penetrasi 56,9 dmm; titik lembek 57⁰C; titik nyala 290⁰C; titik bakar 310⁰C; Daktilitas 55,5 cm; berat jenis 1,15 gr/cc; kelekatan terhadap agregat 100%.