p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Matriks Teknik Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

DESAIN ASPAL PORUS DENGAN GRADASI SERAGAM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI JALAN YANG RAMAH LINGKUNGAN Baktiar Widhianto; Ary Setyawan; Djoko Sarwono
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2013): Juni 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.377 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v1i2.37562

Abstract

Pembangunan jalan raya yang semakin meningkat menyebabkan berkurangnya lahan hijau yang berdampak pada minimnya daerah resapan air. Penggunaan aspal porus diharapkan dapat meresapkan air ke dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai stabilitas, porositas, permeabilitas, UCS (Uncofined Compressive Strength) dan ITS (Indirect Tensile Strength) aspal porus, serta untuk mengetahui kelayakan aspal porus sebagai bahan konstruksi jalan yang ramah lingkungan. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen, yaitu dengan mencampur masing-masing agregat batu pecah ukuran nominal 6 mm dan 10 mm dengan aspal Retona Blend 55 dan dengan filler abu batu dengan kadar 4 %. Campuran aspal porus kemudian diuji dengan metode Marshall Test untuk menentukan kadar aspal optimum yang akan digunakan untuk pembuatan benda uji permeabilitas, UCS dan ITS. Dari hasil pengujian aspal porus menggunakan agregat ukuran nominal 6 mm didapat nilai sabilitas : 76,19 kg, porositas : 23,94 %, permeabilitas horisontal : 1,119 cm/dt, permeabilitas vertikal : 1,042 cm/dt, UCS : 1458.11 KPa dan ITS : 77.83 KPa serta hasil pengujian aspal porus menggunakan agregat ukuran nominal 10 mm didapat nilai sabilitas : 87,79 kg, porositas : 23,97 %, permeabilitas horisontal : 1,119 cm/dt, permeabilitas vertikal : 1,350 cm/dt, UCS : 1510.56 KPa dan ITS : 61.48 KPa. Campuran aspal porus dalam penelitian ini tidak memenuhi spesifikasi sebagai perkerasan untuk badan jalan.
KARAKTERISTIK HASIL DESTILASI TAR TEMPURUNG KELAPA DENGAN MODIFIKASI PENAMBAHAN CRUMB RUBBER DITINJAU DARI SPESIFIKASI ASPAL KERAS Ali Wahid Hasibuan; Djoko Sarwono; Agus Sumarsono
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 4 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i4.37248

Abstract

Hasil destilasi Tar tempurung kelapa merupakan zat cair yang didapat dari pembuatan arang tempurung kelapa, dengan asap yang timbul kemudian di tampung yang disebut Tar. Hasil destilasi Tar tempurung kelapa mengandung karbonil yang tinggi sehingga warna Tar coklat kehitaman. Hasil destilasi Tar juga merupakan bahan yang termoplastis. Bahan tambah Tar tempurung kelapa pada penelitian ini menggunakan Crumb Rubber. Sifat lentur Crumb Rubber diharapkan dapat menurunkan nilai penetrasi Tar tempurung kelapa yang tinggi dan meningkatkan nilai daktilitas. Crumb Rubber yang digunakan dalam penelitian ini adalah Crumb Rubber yan lolos saringan no. 100. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Persentase Crumb Rubber dalam pengujian ini adalah 0%, 3%, 5%, 7% dari berat Tar tempurung kelapa. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian penetrasi, daktilitas, titik lembek, titik nyala dan bakar, berat jenis, dan kelekatan bitumen terhadap agregat. Pengolahan data menggunakan software Microsoft Excel untuk melakukan perhitungan dan analilis regresi sederhana yang dibutuhkan. Hasil pengujian yang dilakukan terhadap bahan Tar tempurung kelapa dengan penambahan Crumb Rubber, mengalami penurunan nilai hasil pengujian kecuali pada uji penetrasi yang mengalami peningkatan nilai penetrasi. Bahan pengikat Tar tempurung kelapa dengan penambahan Crumb Rubber masih belum mampu memenuhi beberapa persyaratan SNI seperti uji daktilitas SNI 06-2432-1991 yang mensyaratkan nilai minimal 100cm, sehingga bahan ini belum siap untuk digunakan dalam campuran perkerasan jalan dan masih perlu pengembangan selanjutnya.
KEKUATAN DAN KETAHANAN LAPIS TIPIS CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN PENAMBAHAN KARET REMAH Mahardhika Yusuf; Ary Setyawan; Djoko Sarwono
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 4 (2014): Desember 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v2i4.37385

Abstract

Pemeliharaan lapis permukaan jalan pada saat ini umumnya dikerjakan dengan ketebalan yang cukup tinggi, hal ini menimbulkan berbagai persoalan baru. Untuk itu dibutuhkan adanya inovasi yang salah satunya dengan lapis tipis campuran aspal panas. Dari sisi penggunaan material digunakan bahan tambah karet remah untuk meningkatkan performa lapis tipis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan karet remah terhadap karakteristik kuat tarik tidak langsung, kuat tekan bebas, dan permeabilitas pada lapis tipis campuran aspal panas. Data primer yang digunakan meliputi: pemeriksaan berat dan tebal benda uji, pemeriksaan kuat tarik tidak langsung, pemeriksaan kuat tekan bebas dan data permeabilitas serta data spesifikasi karet remah yang digunakan. Data sekunder meliputi: data kadar aspal optimum, data pemeriksaan agregat, data uji marshall, dan pemeriksaan aspal. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi dan korelasi. Pengaruh penambahan karet remah yang didapat adalah kuat tarik tidak langsung mengalami peningkatan kekuatan lapis tipis campuran aspal panas pada penambahan kadar karet remah 0,1% di setiap suhu. Pada kadar karet remah 0,3% dan 0,5% nilai ITS yang menunjukkan kekuatan benda uji meningkat pada suhu 30°C selanjutnya menurun pada suhu 40°C dan 60°C. Pada pengujian kuat tekan bebas didapatkan peningkatan kekuatan pada kadar karet remah 0,1% selanjutnya menurun pada kadar 0,3% dan 0,5% dibanding benda uji normal. Pengujian permeabilitas penambahan karet remah mengalami penurunan nilai permeabilitas pada kadar 0,1% dan 0,3% kemudian nilai permeabilitas meningkat pada kadar karet remah 0,5% dibanding benda uji normal. Hasil analisis diolah sehingga kesimpulan yang didapatkan antara lain: kekuatan tarik lapis tipis campuran aspal panas dengan penambahan karet remah mengalami peningkatan di semua variasi suhu dengan kadar CR 0.1%; kekuatan tekan mengalami peningkatan pada kadar CR 0.1%; ketahanan terhadap zat alir mengalami peningkatan pada kadar CR 0.1% dan 0.3%.
Karakteristik Tar Hasil Destilasi Tempurung KelapaDengan Modifikasi PenambahanAsbuton EmulsiDitinjauDari Spesifikasi Aspal Produk Pertamina Djoko Sarwono; Slamet Jauhari Legowo; Aan Raspati
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i3.37264

Abstract

Aspal olahan sudah banyak digunakan sebagai bahan pengikat perkerasan jalan, diantaranya adalah tar batubara Bahan pengikat (Binder) merupakan bahan yang dapat mengikat dua atau lebih bahan yang berbeda jenis. Bahan pengikat yang sering digunakan yaitu aspal (Bitumen). Bahan pengikat lain salah satunya taryang berasal dari kayu, misalnya tar hasil destilasi tempurung kelapa. Tardestilasi tempurung kelapa memiliki sifat fisik yang hampir sama dengan aspal dan mempunyai peluang yang cukup besar. Namun tar hasil destilasi tempurung kelapa memiliki karakteristik yang kurang baik apabila digunakan bahan pengikat, diantaranya memiliki penetrasi tinggi serta mudah terpengaruh perubahan suhu sekitarnya. Maka perlu ditambahkan bahan aditif untuk memperbaiki karakteristik tar hasil destilasi tempurung kelapa tersebut. Bahan aditif yang digunakan adalah asbuton emulsi. Karakteristik asbuton diantaranya titik lembek tinggi dan daktilitas yang memenuhi persyaratan aspal. Penambahan asbututon emulsi diharapkan mampu meningkatkan karakteristik pada tar tempurung kelapa. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik tar tempurung kelapa yang dimodifikasi dengan asbuton emulsi, mengetahui kadar penambahan asbuton emulsi dan apakah tar tempurung kelapa ini bisa sesuai dengan persyaratan pada aspal minyak dari pertamina. Percobaan yang dilakukan adalah Penetrasi, Daktilitas, Titik Lembek, Titik Nyala dan Titik Bakar, Berat jenis bahan, dan Kelekatan bahan terhadap agregat. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental (trial), dengan melakukan penambahan kadar prosentase pada asbuton emulsi sebesar 3%, 5%, 9%, 12%, 15%, 17%,19%, 23%. Analisa data yang akan digunakan yaitu menggunakan analisa regresi dan kolerasi dengan bantuan sofewareMicrosoft Excel. Hasil analisa data menunjukan tar tempurung kelapa yang dimodifikasi dengan asbuton emulsi hanya tiga karakteristik saja yang sesuai dengan persyaratan aspal minyak pertamina berdasarkan nilai penetrasinya. Kadar asbuton emulsi yang didapatkan yaitu 16%. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa benda uji belum dapat digunakan sebagai bahan pengikat (binder).
KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) MENGGUNAKAN SEMARBUT TIPE 4 SEBAGAI BINDER Djoko Sarwono; Djumari Djumari; Trisunan Giri Pamungkas
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.606 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i1.36614

Abstract

Pemanfaatan asbuton yang sedang berkembang saat ini adalah dengan cara ekstraksi. Hasil dari ekstraksi asbuton kemudian dimodifikasi dengan aspal minyak penetrasi 60/70 (SEMARBUT TIPE 4) dan digunakan untuk campuran AC-WC. Campuran AC-WC merupakan lapisan aus yang sering mengalami kerusakan akibat beban kendaraan dan cuaca, sehingga sering dilakukan perbaikan pada lapisan tersebut. Seringngya perbaikan pada lapisan tersebut mengakibatkan meningkatnya penggunaan aspal minyak. Campuran AC-WC dengan pengikat Semarbut Tipe 4 digunakan dengan harapan dapat mengurangi penggunaan aspal minyak untuk perbaikan lapis perkerasan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai karakteristik Marshall Test dan uji kuat tarik dari campuran aspal panas Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) mengggunakan pengikat Semarbut Tipe 4. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental di laboratorium. Pada penelitian ini pengujian terdiri dari dua tahap. Tahap pertama yaitu pengujian Marshall Test dan didapatkan nilai karakteristik Marshall DAN Kadar Aspal Optimum (KAO). Tahap kedua yaitu pengujian kuat tarik dan didapatkan nilai tegangan, regangan dan modulus elastisitas. Hasil analisis didapatkan antara benda uji dengan alat pemadatan compactor dan pemadatan vibrator memiliki nilai karakteristik Marshall yang berbeda. Benda uji dengan alat pemadatan compactor didapatkan nilai stabilitas, flow, kepadatan, dan Marshall Quotient memenuhi spesifikasi, hanya nilai VIM yang belum memenuhi spesifikasi. Sedangkan benda uji dengan alat pemadatan vibrator didapatkan nilai flow dan kepadatan memenuhi spesifikasi, tetapi nilai stabilitas, VIM, dan Marshall Quotient belum memenuhi spesifikasi. Pengujian kuat tarik didapatkan nilai modulus elastisitas dari benda uji dengan alat pemadatan compactor dan vibrator yang belum memenuhi spesifikasi. Campuran belum bisa digunakan untuk lapis permukaan perkerasan jalan.
STUDI KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE DENGAN ASBUTON EMULSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Djoko Sarwono; Florentina Pungky Pramesti; Fikri Muhammad Nugroho
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 4 (2017): Desember 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i4.36916

Abstract

Pada era globalisasi ini perkembangan inovasi material perkerasan jalan semakin maju, salah satunya adalah perkembangan Asbuton emulsi. Asbuton emulsi diperoleh dari hasil pencampuran 2 fase yakni fase padat dan fase cair. Dimana fase padat adalah pencampuran antara Asbuton Butir dengan bahan peremaja, sementara fase cair didapat dari pencampuran air, texapon, dan emulgator. Untuk mendapatkan campuran dengan karakteristik (Marshall Test) yang lebih baik diperlukan modifikasi komposisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Marshall dari campuran aspal beton menggunakan bahan pengikat Asbuton emulsi Penelitian terdiri atas pengujian aspal dan pengujian terhadap campuran (Marshall Test). Setelah didapatkan kadar dari masing-masing Asbuton emulsi, kemudian Asbuton emulsi dicampur dengan agregat untuk dijadikan campuran hangat Asphalt Concrete Wearing Course. Setelah dilakukan uji volumetrik dari benda uji, dilakukan pengujian Marshall. Hasil dari analisis Marshall didapatkan kadar aspal optimum. Pada proses pencampuran benda uji di lab diketahui bahwa pencampuran awal menggunakan metode campuran dingin. Setelah dilakukan percobaan hasil campuran yang didapatkan memiliki waktu setting yang lama. Oleh karena itu metode pencampuran diubah menjadi metode campuran hangat. Pada metode campuran hangat didapatkan campuran dengan waktu setting lebih singkat. Dari pengujian didapatkan nilai karakteristik Marshall campuran hangat Asphalt Concrete Wearing Course dengan pengikat Asbuton emulsi,berada pada kadar optimum 3,5% dengan nilai yang didapat sebagai berikut: nilai stabilitas campuran sebesar 357,021 kg, nilai kepadatan sebesar 2,39 gram/cc, nilai VIM sebesar 4,716 %, nilai flow sebesar 3,23 mm, dan nilai Marshall Quotient sebesar 110,84 kg/mm.
PENGARUH PENGISIAN RONGGA PADA CAMPURAN ASPAL PORUS MENGGUNAKAN ASPAL POLIMER STARBIT E-55 TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK Tito Rizkianto; Ary Setyawan; Djoko Sarwono
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i2.37203

Abstract

Aspal porus adalah campuran aspal yang didesain memiliki ruang poritinggi yang diharapkan dapat meloloskan air dengan baik. Namun porositas tinggi menyebabkan stabilitas rendah sehingga diperlukan modifikasi aspal, salah satu alternatif aspal modifikasi adalah aspal dengan bahan tambah polimer.Selain stabilitas rendah, kelemahan aspal porus sebagai perkerasan jalan adalah adanya penyumbatan berupa pasir ataupun tanah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengisian rongga dengan pasir dan tanah terhadap kuat tekan dan kuat tarik menggunakan aspal polimer starbit E-55. Serta untuk mengetahui analisa harga satuan pekerjaan aspal porus polimer starbit E-55. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Setelah didapatkan kadar aspal optimum, dilakukan pembuatan benda uji dengan variasi pengisi rongga berupa pasir dan tanah dengan menggunakan air hingga permukaan terisi penuh. Kemudian didapatkan data hasil kuat tekan dan kuat tarik. Hasil penelitian aspal porus dengan variasi pengisi rongga yaitu pasir merapi dan tanah menunjukan terjadi pertambahan nilai kuat tekan dan kuat tarik, namun tidak signifikan. Harga satuan pekerjaan Aspal Porus starbit E-55 sebesar Rp.369.510,07 / m3.
STUDI OBSERVASI VARIASI AGREGAT SLURRY SEAL (TINJAUAN UJI KEDALAMAN TEKSTUR DAN ANALISA BIAYA) Amirudin Akhmad; Ary Setyawan; Djoko Sarwono
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i1.37334

Abstract

Slurry seal adalah campuran aspal emulsi, agregat halus, mineral filler, air, dan bahan tambah lainnya dicampur secara merata tanpa pemanasan dan dihampar di atas permukaan perkerasan jalan dengan ketebalan maksimum 10 mm. Penggantian komposisi agregat dan filler slurry seal berpengaruh terhadap harga satuan pekerjaan. Jumlah penggunaan semen (Portland Cement) sebagai filler dikurangi dengan penambahan fly ash agar harga satuan pekerjaan lebih murah. Penggunaan batu basalt dan batu kapur untuk mendapatkan alternatif agregat yang dapat digunakan pada slurry seal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kedalaman tekstur dan nilai kekesatan yang dihasilkan dari modifikasi agregat dan filler slurry seal berdasarkan uji kedalaman tekstur metode sand patch. Penelitian ini juga menghitung harga satuan pekerjaan (HSP) dari modifikasi agregat dan filler slurry seal. Slurry seal yang dibuat menggunakan agregat batu basalt filler semen OPC, agregat batu kapur filler semen OPC, dan agregat batuan standar dengan filler komposisi semen OPC : HCFA (High Calcium Fly Ash) 50%:50%. Slurry seal meningkatkan nilai kedalaman tekstur dan kerataan permukaan jalan. Peningkatan kedalaman tekstur akan menambah kekasaran permukaan jalan. Kekasaran permukaan jalan berhubungan dengan skid resistance sehingga kekasaran akibat peningkatan kedalaman tekstur akan meningkatkan kekesatan permukaan jalan. Slurry seal agregat batu basalt memiliki kedalaman tekstur terbesar yaitu 1,837 mm sehingga memberikan peningkatan skid resistance paling besar. Kedalaman tekstur slurry seal agregat batu kapur sebesar 1,767 mm yang berarti skid resistance meningkat. Slurry seal agregat batuan standar memiliki kedalaman tekstur 1,673 mm yang menggambarkan peningkatan skid resistance paling kecil diantara slurry seal agregat batu basalt maupun batu kapur. Slurry seal dengan Harga Satuan Pekerjaan (HSP) paling murah adalah slurry seal agregat batu kapur Rp. 44.817,00/m2 dibandingkan agregat batu basalt Rp. 45.085,00/m2 dan batu standar campuran filler semen & fly ash Rp. 44.914,00/m2.
KEKUATAN DAN KETAHANAN LAPIS TIPIS CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN PENAMBAHAN KARET REMAH Mahardhika Yusuf; Ary Setyawan; Djoko Sarwono
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.162 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i1.37311

Abstract

Perawatan lapis permukaan jalan pada saat ini umumnya dikerjakan dengan ketebalan yang cukup tinggi, hal ini menimbulkan berbagai persoalan baru. Untuk itu dibutuhkan adanya solusi yang salah satunya dengan lapis tipis campuran aspal panas. Dari sisi penggunaan material digunakan bahan tambah karet remah untuk meningkatkan performa lapis tipis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan karet remah terhadap karakteristik kuat tarik tidak langsung, kuat tekan bebas, dan permeabilitas pada lapis tipis campuran aspal panas. Data primer yang digunakan meliputi: pemeriksaan berat dan tebal benda uji, pemeriksaan kuat tarik tidak langsung, pemeriksaan kuat tekan bebas dan data permeabilitas serta data spesifikasi karet remah yang digunakan. Data sekunder meliputi: data kadar aspal optimum, data pemeriksaan agregat, data uji marshall, dan pemeriksaan aspal. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi dan korelasi. Pengaruh penambahan karet remah yang didapat adalah kuat tarik tidak langsung (ITS) mengalami peningkatan kekuatan lapis tipis campuran aspal panas pada penambahan kadar karet remah 0,1% di setiap suhu. Pada kadar karet remah 0,3% dan 0,5% nilai ITS yang menunjukkan kekuatan benda uji meningkat pada suhu 30°C selanjutnya menurun pada suhu 40°C dan 60°C. Pada pengujian kuat tekan bebas (UCS) didapatkan peningkatan kekuatan pada kadar karet remah 0,1% selanjutnya menurun pada kadar 0,3% dan 0,5% dibanding benda uji normal. Pengujian permeabilitas penambahan karet remah mengalami penurunan nilai permeabilitas pada kadar 0,1% dan 0,3% kemudian nilai permeabilitas meningkat pada kadar karet remah 0,5% dibanding benda uji normal. Hasil analisis diproses sehingga hasil yang didapatkan antara lain: kekuatan tarik lapis tipis campuran aspal panas dengan penambahan karet remah mengalami peningkatan di semua variasi suhu dengan kadar CR 0.1%; kekuatan tekan mengalami peningkatan pada kadar CR 0.1%; ketahanan terhadap zat alir mengalami peningkatan pada kadar CR 0.1% dan 0.3%. Kata Kunci : Lapis Tipis, Karet Remah, Kuat Tarik Tidak Langsung, Kuat Tekan Bebas, Permeabilitas
KARAKTERISTIK ULTRA THIN SURFACING HOT MIX ASPHALT DITINJAU DARI NILAI MARSHALL, KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG, KUAT TEKAN BEBAS, DAN PERMEABILITAS Hafid Riyan Purnomo; Ary Setyawan; Djoko Sarwono
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 4 (2013): Desember 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.643 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v1i4.37511

Abstract

Jalan di Indonesia umumnya memiliki struktur yang kuat, kerusakan yang biasanya terjadi adalah cacat permukaan.Overlayyang dilakukan untuk mengatasinya masih terlalu tebal.UltraThin Surfacing Hot Mix Asphalt(UTSHMA)memiliki ketebalan 12-15mm. Gradasi UTSHMAditentukan berdasarkan nilai Marshall Qoutient tertinggi dari pengujian Marshall kepada 5 jenis varian gradasi dari Standard Spesification Construction of Transport Systems (Georgia Department of Transportation, 2001) dengan penyesuaian proporsi fraksi CA (Coarse Agregate) maupun FA (Fine Agregate). Kadar Aspal Optimum (KAO) didapat dari pengujian Marshall kepada 5 varian kadar aspal, yakni (Pb-1)%, (Pb-0,5)%, (Pb)%, (Pb+0,5)%, (Pb+1)%. Aspal yang digunakan adalah penetrasi 60/70. Pengujian kuat tarik tidak langsung/ ITS (indirect tensile strength), kuat tekan bebas/ UCS (unconfined compressive strength), dan permeabilitas (water permeability) dilakukan kepada UTSHMA dengan gradasi terbaik dan KAO. Gradasi dengan proporsi fraksi CA terkecil memilikiMarshall Qoutient terbesar. KAO yang didapat adalah 6,35%. UTSHMA dapat digunakan sebagai perkerasan di Indonesia karena memenuhi standar Laston AC-WC Bina Marga. UTSHMA memiliki nilaiITS, regangan, modulus elastisitas, dan koefisien permeabilitas yang lebih besar dibandingkan campuran panas AC.UTSHMA memiliki nilai stabilitas dan UCS yang lebih kecil dibandingkan campuran panas AC.