Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bidang Kesehatan Lingkungan Penyintas Bencana di Desa Rogo Kabupaten Sigi : Fulfillment of Basic Environmental Health Needs for Disaster Survivor in Rogo Village, Sigi Regency Pitriani Pitriani; Gracela Olivia Ramli; Kiki Sanjaya; Arwan Arwan
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 13 No. 2 (2022): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.739 KB) | DOI: 10.51888/phj.v13i2.133

Abstract

Bencana banjir memerlukan penanggulangan yang baik, agar masyarakat yang tertimpa bencana mampu bangkit kembali. Bencana Banjir seringkali diikuti dengan mobilisasi masyarakat ke titik-titik aman atau pengungsian. Lokasi pengungsian tidak didukung fasilitas memadai untuk pemenuhan kebutuhan sanitasi dasar masyarakat, sehingga berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi pemenuhan kebutuhan dasar pelayanan kesehatan lingkungan pada penyintas bencana di Desa Rogo. Jenis penelitian Penelitian ini menggabungkan dua desain penelitian (mixed method), penelitian kuantitatif dilakukan dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, untuk memaknai hasil pengolahan data dari kuesioner dilakukan pengumpulan data dengan wawancara kepada stakeholder terkait dan diperkuat dengan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 78 kepala keluarga, terdapat 8 kepala keluarga (20%) yang memiliki kebutuhan air bersih minimal pasca bencana tidak memenuhi syarat dan menderita/didiagnosa diare serta terdapat 32 kepala keluarga (80%) yang memiliki kebutuhan air bersih minimal pasca bencana tidak memenuhi syarat tetapi tidak menderita/didiagnosa diare. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi-square di dapatkan hasil p=0,51 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan antara kebutuhan air bersih minimal pasca bencana dengan kejadian diare di Desa Rogo Kabupaten Sigi. Flash floods are often followed by community mobilization to the evacuation site. Refugees are not supported by adequate facilities to fulfill the basic sanitation needs of the community, so that it has the potential to cause health problems. The purpose of the study was to determine the condition of meeting the basic needs of environmental health services for disaster survivors in Rogo Village associated with diarrhea. This type of research is a quantitative study with a cross sectional approach. collecting data using a questionnaire to 78 families drawn proportionally from 3 hamlets affected by flash floods in Rogo Village. The results showed that of the 78 householder, there were 8 (20%) who had clean water needs met the standar during the evacuation but were diagnosed with diarrhea, on the other hand 32 (80%) whose clean water needs were not met the standar were not diagnosed with diarrhea. Based on the Chisqure test, it is known that the availability of clean water (p value 0.51> 0.05), the availability of drinking water (p value 0.33> 0.05), the availability of latrines (p value 1.00> 0.05), and the availability of trash bins (p value 0.71> 0.05) are not related to diarrhea incidence. so it was concluded that the fulfillment of environmental nedeeds post disaster was not associated with the incidence of diarrhea post flash disaster in Rogo Village. Based on this fact, we have to consider that the incidence of disease is multicausal.
HUBUNGAN AKSES SANITASI DASAR DAN KUALITAS AIR MINUM DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS AMPANA BARAT Hasanah Hasanah; Siti Aynur Rofiq; Nurdin Nurdin; Pitriani Pitriani
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 1 (2023): MARET 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i1.12720

Abstract

Diarrhea is still a health problem in Indonesia, this is due to the high morbidity of diarrhea which can cause death, especially in children under five. Low access to basic sanitation, such as the availability of adequate clean water and minimal use of healthy latrines, unsanitary drinking water may lead a toddler experience diarrhea. This research is quantitative with cross sectional approach, with 169 people as a population. 63. Whereas the sample of drinking water carried out according to SNI 06-4158-1996. Bacterial analysis of samples was carried out using the MPN method in the laboratory of the Ampana District Health Office. The results showed that the presence of Escherichia coli in drinking water was associated with the incidence of diarrhea in toddlers (p=0.000). Of the 63 samples of drinking water examined, there were 35 samples not meet the bacteriological requirements of drinking water. all drinking water samples that tested positive for bacteria came from refill drinking water depots, while samples of boiled drinking water did not contain E-coli bacteria contamination. Meanwhile, the availability of clean water and latrines were not related to the incidence of diarrhea in toddlers (p=1,000). all respondents have access to adequate basic sanitation facilities, they have sufficient clean water and already have a latrine. Based on this data it was concluded that the presence of bacteria in the refill drinking water consumed by the community in the working area of the West Ampana Health Center is related to the incidence of diarrhea in toddlers. The local government, in this case the West Ampana Health Center, needs to tighten monitoring of the quality of drinking water through regular inspections of refill drinking water depots, so that the quality of refill drinking water circulating in the community is guaranteed.
Edukasi Penggunaan Air Bersih Bagi Masyarakat Di Desa Rerang Kecamatan Dampelas Jamaluddin; Jaya I. Madina; Nur Saida; Ega Ayu Andari; Nurul Mujahida; Nur Fahmi; Muhammad Rusydi Hasanuddin; Pitriani
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jppmi.v2i1.50

Abstract

Stunting merupakan masalah besar yang terjadi di Indonesia. Kejadian stunting adalah gangguan pertumbuhan linear yang disebabkan oleh multifaktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah perilaku sanitasi lingkungan yang kurang baik sehingga menyebabkan penyakit infeksi. Tujuan dari kegiatan ini yaitu ikut berkontribusi dalam percepatan penurunan angka kejadian stunting dan mengetahui hubungan faktor usia, pendidikan, dan sumber air bersih dengan lingkungan sanitasi yang baik dalam pencegahan penyakit infeksi yang menyebabkan terjadinya stunting. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil yang didapatkan adalah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap sumber air bersih yang digunakan. Namun, sebaliknya usia tidak berpengaruh terhadap sumber air bersih yang digunakan. Edukasi yang dilakukan diharapkan dapat memberikan motivasi kepada masyarakat untuk memperbaiki sanitasi lingkungan rumah tinggal seperti memiliki sumber air bersih yang berkualitas
Gerakan Partisipatif Dalam Upaya Penurunan Prevalensi Stunting Di Desa Rogo Kabupaten Sigi Pitriani; Jamaluddin; Kiki Sanjaya; Nur Hikmah Buchair
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jppmi.v2i1.124

Abstract

Salah satu permasalahan gizi yang sering terjadi adalah stunting yang secara implisit diartikan sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Kegiatan ini bertujuan untuk turut serta dalam gerakan partisipatif sebagai upaya penurunan prevalensi stunting di Desa Rogo Kabupaten Sigi. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu metode observasi, penyuluhan, studi dokumen serta metode dokumentasi. Pelaksanaan pengabdian dilakukan selama 26 hari (19 Maret - 15 April 2023), sehingga semua masyarakat sasaran memperoleh informasi yang memadai terkait pencegahan dan penanggulangan stunting. Target penyuluhan pada kegiatan ini yaitu 150 KK dan tercapai 100% melalui penyuluhan door to door. Pada penyuluhan terkait bahaya pernikahan dini pada 26 siswa/(i) SMA 10 Kab. Sigi diperoleh peningkatan pengetahuan yang signifikan, pada pertanyaan tentang usia pernikahan ideal, pemahaman peserta meningkat dari 3.8% menjadi 84.6%. pada aspek pengetahuan peserta terkait korelasi pernikahan dini & risiko stunting diketahui semua peserta tidak mengetahui, namun setelah diberikan penyuluhan pemahaman siswa/(i) meningkat dari 0% menjadi 76.9%. Dapat disimpulkan, bahwa metode penyuluhan cukup baik dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait stunting dan bahaya pernikahan dini.