Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA KEDAI DURIAN KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG Husni Nur Sakinah; Junaidi Arsyad; Fauziah Nasution
IJTIMAIYAH Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial FITK UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/ijtimaiyah.v7i1.12841

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun I Desa Kedai Durian Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku sosial anak usia 5-6 Tahun di masa pandemi covid-19 dan mengetahui bagaimana peran orang tua dalam meningkatkan perilaku sosial anak usia 5-6 tahun di masa pandemi covid-19. Jenis penelitian adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang telah dikumpulkan di analisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak usia 5-6 tahun di Dusun I Desa Kedai Durian Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) Peran orang tua di Desa Kedai Durian Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang dalam meningkatkan perilaku sosial anak Selama pandemi Covid-19 adalah dengan mengajarkan anak untuk bersikap taat dan patuh, bersikap sabar, menghormati orang lain dan peduli terhadap orang lain. (2) Hambatan yang dihadapi orang tua dalam meningkatkan perilaku sosial anak di masa pandemi Covid-19 di Desa Kedai Durian Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang yaitu keterbatasan ruang anak untuk berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, hambatan yang ditemukan adalah beberapa orang anak yang sudah kecanduan game online sehingga sepanjang hari hanya bermain gadget saja.Kata Kunci: Peran Orang Tua, Perilaku Sosial, Pandemi Covid-19
SYEKH MUSTHAFA HUSEIN AL-MANDILY: PIONIR TRADISI PESANTREN DI SUMATERA UTARA Faisal Musa; Hasan Asari; Junaidi Arsyad
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 11, No 03 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v11i03.4162

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang jaringan pesantren Musthafawiyah Purbabaru di daerah Sumatera Utara, khususnya di daerah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), yakni meliputi Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara dan Kota Padangsidimpuan. Dengan menggunakan pendekatan sejarah, hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa, tidak kurang 40 pesantren dari 123 pesantren yang ada di daerah Tapanuli Bagian Selatan sepanjang tahun 1940-2022 memiliki hubungan keilmuan guru-murid dengan pesantren Musthafawiyah Purbabaru yang didirikan oleh Syekh Musthafa Husein pada 1912 yang lalu. Pesantren tertua yang didirikan oleh alumni Musthafawiyah Purbabaru nampaknya adalah pesantren NU Paringgonan yang didirikan oleh Syekh Usman Ridwan Hasibuan pada tahun 1940. Pada tahun-tahun berikutnya, yakni sejak zaman awal kemerdekaan, pasca kemerdekaan, hingga abad modern saat ini, puluhan lembaga pendidikan pesantren kemudian secara berturut-turut didirikan oleh santri alumni pesantren Musthafawiyah Purbabaru di Tabagsel, dan ratusan lainnya di berbagai daerah di Indonesia. Dari hasil penelitian di atas dapat disebutkan bahwa tradisi pesantren yang pada awalnya banyak tumbuh dan berkembang di Jawa saat ini telah berkembang luas ke berbagai daerah lain di luar Jawa, termasuk Sumatera Utara melalui berbagai pola jaringan, khususnya jaringan keilmuan guru-murid (teacher-student network).
PERSONALITY COMPETENCE OF EDUCATORS TO SA'ID HAWWA PERSPECTIVE Junaidi Arsyad; Azizah Hanum OK; Rudi Saputra
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 11, No 02 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v11i02.4165

Abstract

Personality is the element that determines the interaction of educators with students as role models, educators must have personalities that can be used as profiles and idols. To examine the personality of educators, it is necessary to examine the previous scholars, because it is undeniable that there are not a few contributions given by the previous scholars, especially in the world of education, one of which is Sa'id Hawwa. The objectives of this research are. 1) To analyze the personality competencies of educators according to Sa'id Hawwa. 2) To analyze the relevance of the personality competencies of educators according to Sa'id Hawwa with contemporary Islamic education. In this research, the approach used is a qualitative approach with the type of character study research with two stages, namely inventory and critical evaluation. The data collection instrument in this study was documentation in the form of books by Sa'id Hawwa related to this research. The results show that 1) The personality competencies of educators according to Sa'id Hawwa are understanding, sincere, guiding the community, jihad/sincere, willing to sacrifice, obedient, consistent, brotherly/ukhuwah, honest, committed and intelligent. 2) The relevance of the personality competencies of educators according to Sa'id Hawwa with contemporary Islamic education is appropriate, even though the personality competencies of educators are contained in the Law on Educators and Lecturers No. 14 of 2005 which is intended for the public and decided nationally and is not based on Islam, but contains very Islamic values
THE EFFECT OF PERMISSIVE PARENTING AND ISLAMIC UNDERSTANDING ON THE MORALS OF MADRASAH ALIYAH STUDENTS Uswatun Hasanah; Nefi Darmayanti; Junaidi Arsyad
TA'DIB: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 11, No 2 (2022): Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/tjpi.v11i2.11430

Abstract

The purpose of this study is to investigate the effect of permissive parenting and Islamic understanding on the morals of Madrasah Aliyah students at the Darul Qur'an Islamic boarding school in the Medan Tembung sub-district. This study used a quantitative technique with a phenomenological approach. Observation, questionnaires/surveys, and documentation are used in data collection techniques. Analysis requirements testing, multiple linear test analysis, partial hypothesis testing (t), and simultaneous hypothesis testing are some of the data analysis approaches employed (f). The findings of this study demonstrated that permissive parenting (X1) had a substantial influence on student morality (Y) at Madrasah Aliyah Darul Qur'an Medan Tembung District, as evidenced by a value of 0.023 <0.05 and a t count of -1.990 > t table 1.988 so that it can be concluded that the first hypothesis is accepted, meaning that there is an influence of permissive parenting (X1) on student morals (Y). There is a significant influence between Islamic religious understanding (X2) and student morals (Y) Madrasah Aliyah Darul Qur'an, Medan Tembung District, as evidenced by a value of 0.025 > 0.05 and a t count value of 2.911 > 1.988 it can be concluded that the second hypothesis is accepted, meaning that there is an influence of Islamic religious understanding (X2) on student morals (Y). Permissive parenting (X1) and comprehension of Islam (X2) have a substantial effect on student morals (Y) in Madrasah Aliyah Darul Qur'an Medan Tembung District. Based on the output value, it is known that the coefficient of 0.191 is equal to 19.10 R Square of 0.036, this implies that the influence of the permissive parenting variable (X1) and understanding of Islam (X2) simultaneously on variable Y is 36%, the rest is influenced by other variables not included in this study.
Educational Leadership in Islamic Boarding Schools in the Perspective of K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi Azizah Hanum OK; Junaidi Arsyad; Iqbal Syafi&#039;i
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 02 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i02.3939

Abstract

The phenomenon of the decline of many Islamic boarding schools in Indonesia is caused by the inability of the descendants of the Kiai or pesantren founders to continue the relay of educational leadership. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi with his ideas and thoughts provided a solution to overcome the educational leadership crisis. This study aims to analyze educational leadership in Islamic boarding schools from the perspective of K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi and its relevance to UURI No. 18 of 2019 concerning Islamic Boarding Schools. This research is qualitative research with the type of library research using a character study approach. The results of this study are: (1) Educational leadership in Islamic boarding schools in the perspective of K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi is summarized in the following four points: First, the nature of the pesantren leadership as a central figure, caregiver, and protector of the students, teachers, and staff. The pattern of educational leadership is transformational and collective, not individual or charismatic. Second, there are seven roles of an educational leader in an Islamic boarding school. Third, pesantren leaders must have 14 qualifications that are indicators of their feasibility, professionalism, and competence. Fourth, the leader regeneration program can be carried out with seven methods. (2) Thoughts of K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi have relevance to UURI No. 18 of 2019 concerning Islamic Boarding Schools.
The Professionalism Competency of Islamic Cultural History Teachers in Classroom Management Junaidi Arsyad
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 15, No 3 (2023): AL-ISHLAH: JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v15i3.2935

Abstract

This study aims to determine the professional competence of Islamic cultural history teachers in managing the class during the teaching and learning process. The participants in this study were the Deputy Head of the Madrasah for Curriculum, 2 Islamic Cultural History teachers and two students. This study uses primary data and secondary data as data sources. While the data collection tools are through interviews, observation and documentation. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and drawing conclusions. In order to assess the credibility of the data, it is important to employ several techniques such as prolonging the duration of observation, employing triangulation, exercising meticulous observation, and conducting member checks. These measures ensure that the information acquired can be effectively utilised in research, aligning with the intended meaning conveyed by the informant. The findings of the study indicate that class management strategies were used in two separate manners. Specifically, one teacher of Islamic Cultural History employed a technique aimed at establishing a positive atmosphere by means of ice-breaking activities, while the other teacher utilised a different ice-breaking technique. The instructor of Islamic Cultural History employs effective classroom management strategies, notably through the implementation of dynamic discussion groups characterised by enthusiastic and lively debates.
Types Of Rasulullah’s Educational Media in The Perspective of Bukhari Hadith Junaidi Arsyad; Maisaroh Ritonga; Syamsu Nahar
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 03 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i03.4565

Abstract

This research means to defeat the issue of the absence of instructive media and the negligible use by instructors in educating and learning exercises, particularly PAI learning in schools or madrasas. This exploration makes sense of that well before this time different Rasulullah saw. have involved different sorts of instructive media in learning exercises which are arrangements in conquering the above issues, which are tracked down in a few hadiths in the book Jami' As-Sahih by Imam Bukhari. This exploration is a sort of library research. The information legitimacy strategy is done with the level of trust (validity) and constancy by examining research information. Information examination utilized in this exploration is content examination. The consequences of this review are that overall the kinds of instructive media involved by the witnesses in conveying material in the educational experience are characterized into 4 sorts of media, to be specific: a. Human-based media incorporates: pretending, Rasulullah saw. utilizing the tongue, fingers, hands, nose, knees and the tips of the toes. b. Print media, Rasulullah saw. using mail. c. Visual media, including: pictures, sun, moon, trees and plants and downpour, and d. sound media. Rasulullah saw. using sound media by raising his voice and utilizing the word قرا in a few hadiths.
Internalization of Multicultural Islamic Education in Pharmaceutical Vocational School, Medan City Uswatun Dalimunthe; Azizah Hanum OK; Junaidi Arsyad
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 02 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i02.4991

Abstract

Pharmacy Vocational High School is one of the educational institutions involved in the form of health services. Interdisciplinary knowledge is not enough. Pharmacy majors also emphasize developing potential in the technology for manufacturing, storing and supplying medicines. In the daily context, it also requires interaction in a multicultural environment and adheres to Islamic values. In general, Islamic teachings with a multicultural paradigm have been manifested in Islamic religious education which is explicitly expected to be implemented by all students in their professional world. This study uses a qualitative method with a descriptive approach. This research managed to find that; Islamic religious education with a multicultural paradigm has been successfully internalized through good interrelationships in the school environment, internalized values include tolerance (tasamuh), mutual assistance (ta'awun) and social harmony (tawazun), and moderation in religion (tawasuth). Furthermore, this study also found that the internalization of multicultural values goes through the stages of value transformation, value transactions, and trans-internalization of values that are manifested through teaching and cultivating by upholding tolerance.
Peran Muslimat Al-Washliyah dalam Pendidikan di Kota Medan Pasca Reformasi Rizki Ananda Putra; Syaiful Akhyar Lubis; Junaidi Arsyad
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 02 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i02.4778

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Muslimat Al-Washliyah terkhusus di bidang pendidikan setelah era reformasi. Untuk memperoleh sumber data penelitian, dilakukan upaya kombinasi penelitian lapangan dan studi kepustakaan, di mana peneliti bertugas sebagai peneliti partisipan. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa Organisasi Muslimat Al-Washliyah berdiri pada tanggal 12 November 1938 di Pematang Siantar dengan nama awal Puteri Al-Washliyah. Sebelum Muslimat Al-Washliyah didirikan, organisasi Al-Washliyah yang pertama dibentuk dan didirikan pada tanggal 30 November 1930, artinya Muslimat Al-Washliyah berdiri 8 tahun setelah organisasi Al-Washliyah didirikan. Komitmen Al-Washliyah untuk mendirikan suatu organisasi sangatlah tinggi, dilihat dari usaha dan peranannya. Dan peranan Muslimat Al-Washliyah begitu penting dan berdampak positif dalam kemajuan organisasi terutama di bidang pendidikan. Setelah era reformasi peran Muslimat Al-Washliyah mampu membawa dampak yang begitu signifikan dalam perkembangannya baik lembaga-lembaga pendidikan umumnya, mulai dari pendidikan pra sekolah sampai pendidikan tinggi, baik pendidikan formal dan non-formal mengalami perkembangan baik dari segi fasilitas, jumlah unit bangunan sekolah maupun program-program pendidikan.
Strategi Dayah Salafiyah Dalam Mencetak Kader Ulama Di Era Modern Munzir Munzir; Lahmuddin Lubis; Junaidi Arsyad
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 04 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i04.5508

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Strategi, kontribusi dayah salafiyah dalam mencetak Kader Ulama di era Modern ini . Penelitian ini berargumen bahwa dayah salafiyah memiliki peran strategis dalam menjadikan Santri menjadi calon Ulama di era Modern. Dayah salafiyah merupakan lembaga pendidikan Islam paling awal di Indonesia. Dayah mempunyai peranan penting dalam upaya mewarisi dan mendakwah religius, warisan intelektual dan spiritual. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Proses pengumpulan data dilakukan menggunakan alat studi dokumentasi, observasi, catatan lapangan dan wawancara. Setelah memperoleh data, peneliti menganalisis dengan teknik mereduksi data, menyajikan data, melakukan verifikasi dan menarik kesimpulan. Penelitian ini menemukan bahwa: pertama, peranan dan kontribusi dayah salafiyah dalam mencetak kader Ulama dalam di era modern selalu melibatkan pimpinan dayah, teungku dayah, santri dan masyarakat. Pimpinan dayah selalu aktif dalam kegiatan mendakwah baik di dalam dayah maupun di luar dayah. Kedua, strategi dalam mencetak kader ulama di dayah dilakukan dengan membuat kebijakan pimpinan dayah, pembiasaan, membangun kesadaran santri, keteladanan, kedisiplinan dan pembudayaan. Semua kegiatan dan strategi dipantau dan dinilai oleh pimpinan dayah atas keberhasilan guru dan santri dalam mencetak kader ulama yang ada pada    dayah Salafiyah di era Modern.