Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Pembiayaan Pendidikan Islam Abad XXI: Analisis Terhadap UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pembiayaan Pendidikan Islam di Madrasah Faisal Musa Nasution; Sawaluddin
MATAAZIR: Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2020): Edisi Januari-Juni 2020
Publisher : STAIN Madina Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.314 KB) | DOI: 10.56874/jamp.v1i1.62

Abstract

Sebagai pendidikan formal, madrasah dalam Sistem Pendidikan Nasional memiliki kedudukan yang sama dengan lembaga sekolah pada umumnya, namun realitanya di lapangan masih terdapat perbedaan, khususnya dalam hal sarana prasararan dan pembiayaan pendidikan yang masih jauh dari ideal. Hal tersebut mengakibatkan pendidikan Islam masih tertinggal jauh di belakang, untuk itu perlu manajemen yang dan tata kelola finansial pendidikan yang baik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengelolalan Pembiayaan Pendidikan Islam Abad XXI; Analisis tehadap UU Nomor 20Tahun 2003 tentang Pembiaya Pendidikan Islam di Madrasah. Iplikasi dari penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur dalam mengelola pendidikan Islam di Abad XXI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan library research, dengan sumber data UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang Pembiayaan Pendidikan Islam Abad XXI; Analisis tehadap UU Nomor 20Tahun 2003 tentang Pembiaya Pendidikan Islam di Madrasah, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa pembiayaan madrasahh adalah: pertama Dana yang bersumber dari pemerintah pusat dan daerah, kedua Zakat, Infak, Shodaqoh dan Wakaf, ketiga Dana yang bersumber dari masyarakat (orangtua siswa), keempat dana yang berasal dari bantuan-bantuan masyarakat bukan orang tua siswa termasuk diantaranya lembaga-lembaga donor dalam dan luar negeri.
Pengaruh Progam Boarding School terhadap Prestasi Belajar Santri SMP IT Ihsan Boarding School Riau Robi'ah Robi'ah; Sumarno Sumarno; Melda Diana; Faisal Musa
Jurnal PTK dan Pendidikan Vol 6, No 1 (2020): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Antasari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/ptk.v6i1.3805

Abstract

Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, kreatif dan inovatif serta mampu menjawab tantangan. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Adakah pengaruh boarding school terhadap prestasi belajar santri?. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh boarding school terhadap prestasi belajar santri. Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan yaitu siswa SMP IT Ihsan Boarding School Riau kelas IX sebanyak 30 siswa dari jumlah populasi 160. Alat analisis menggunakan analisis indeks jawaban, uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.  Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif statistik danmetode analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment. Data-data yang disajikan dalam penelitian ini menggunakan data primer melalui kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa boarding school berpengaruh terhadap prestasi belajar santri yang ditunjukkan dari koefisien korelasi sebesar 0,985, signifikan di uji t hitung sebesar 30,302 yang lebih besar dari t tabel sebesar 2,048. Nilai r square sebesar 0,981 menjelaskan bahwa pengaruh variabel boarding school terhadap prestasi belajar santri sebesar 98,1% sedangkan sisanya disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Superior Class Management during Covid-19 at MTs Islamiyah Barbaran Academic Year 2020/2021 Candra Wijaya; Faisal Musa; Muhammad Arifin Ritonga; Munzir Munzir; Nurdin Nurdin
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 4, No 2 (2021): Budapest International Research and Critics Institute May
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i2.1844

Abstract

The Covid-19 pandemic has had a wide impact on various aspects of human life, especially education, so it needs to be reorganized or managed again, in accordance with the demands of implementing learning during Covid-19. The aim is that madrasahs still have an advantage over schools in general. MTs Islamiyah Barbaran is one of the madrasas in Mandailing Natal Regency which for approximately 8 years has implemented a superior class system learning pattern, to accommodate the demands or needs of smart or superior students. The ability of MTs Islamiyah Barbaran in managing superior classes so as to produce sufficient quality output or graduates makes this madrasah always in demand, and gets a good response from the community. In this regard, this study will examine the implementation of superior class management during covid-19 at MTs Islamiyah Barbaran, using a qualitative approach, the methods used in this study are the methods of interviewing, observation and documentation. The data analysis method uses qualitative descriptive analysis which consists of four stages, namely data collection, data reduction, data display and conclusion or verification. Withdrawing conclusions using the inductive method. The results of this study indicate that the principal of the madrasah has carried out superior class learning innovation management during the Covid-19 pandemic at Islamic Private MTs Barbaran TP. 2020/2021, namely by implementing several policies, such as online learning, flexibility of lesson hours, IT development, and maintaining daily protocols, by implementing management functions, namely planning, organizing, actuating, and controlling. In addition, committee empowerment is one of the main keys to the success of these MTs in managing superior classes.  
Iranian Education Modernization Strategy (Iran's Islamic Leader Renewal Movement in the Early 20th Century Study of Disclosure of Historical Facts through the Mass Media) Faisal Musa; Muhammad Syukri; Datuk Imam Marzuki
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 4, No 1 (2021): Budapest International Research and Critics Institute February
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i1.1591

Abstract

The modernization of Islamic education continues to be encouraged by structuring the Iranian education system based on the principles of Islamic teachings, without neglecting the modern education that has developed in the pre-revolutionary government, namely balancing religious education, science and technology. The process of modernization in Iran, especially those related to the modernization of Islamic education, educational renewal strategies, and aspects of being modernized are interesting to study. As an Islamic country that has successfully carried out a modernization revolution, it has made it equal to the western world. In this study, the authors tried to obtain material through information from the mass media, literature literature, namely collecting, reading and studying sources, obtaining material (library research) in the form of books. The method of discussion in this research is: Synthesis Analysis Method, namely by means of rational and abstract logical approaches to the objective of thinking inductively and deductively as well as scientific analysis.
Islam, Iman dan Ihsan dalam Kitab Matan Arba‘In An-Nawawi (Studi Materi Pembelajaran Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hadis Nabi SAW) Ruri Liana Anugrah; Ahmad Asirin; Faisal Musa; Alwin Tanjung
Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol 9, No 2 (2019): Desember
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.765 KB) | DOI: 10.18592/jtipai.v9i2.3422

Abstract

Materi pendidikan Islam menjadi salah satu faktor penting demi tercapainya tujuan utama pendidikan Islam, yaitu tercapainya tujuan pendidikan Islam sesuai dengan makna tarbiyah, ta‘lim, ta’dib dan tahdzib. Sehingga terbentuklah insan kamil dengan pola taqwa. Sesungguhnya, pokok dari materi Pendidikan Islam terdapat pada konsep Islam, iman dan ihsan. Dalam Kitab matan Arba‘in karangan Imam an-Nawawi terdapat beberapa hadis terkait konsep Islam dan rukun-rukunnya, konsep iman dan rukun-rukunnya, serta pembahasan konsep ihsan. Maka dalam tulisan ini penulis akan membahas Islam, iman dan ih}san dalam kitab matan arba’in an-Nawawi dan materi pembelajaran pendidikan Islam yang berbasis Islam, iman dan ihsan.
ASPEK-ASPEK FINANSIAL PENDIDIKAN ISLAM Faisal Musa
EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dan Keagamaan Vol 5, No 2 (2021): April-Juni
Publisher : Pascasarjana UIN Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47006/er.v5i2.12916

Abstract

Islamic education is currently still faced with various fundamental problems. According to Siahaan, the low quality and quality of Islamic education, in general, is influenced by several factors, including the curriculum, facilities, graduates, teaching staff, and education funding. In some cases, madrasas and other Islamic educational institutions have not been able to outperform or balance the quality of school education in general. This paper will briefly explain the financial aspects of Islamic education as one of the dimensions or part of the Islamic education system, which is very important and affects the success and success of Islamic education in the future. Management or financial management regarding good planning, implementation, and evaluation will determine the success of education in achieving its goals. The number of funds obtained by an educational institution will not improve the quality and quality of education if it is not managed correctly according to the applicable rules and regulations. For this reason, apart from the availability of funds, human resources with integrity and competence are needed to manage and develop aspects of education financing.
ASPEK-ASPEK FINANSIAL PENDIDIKAN ISLAM Faisal Musa
EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dan Keagamaan Vol 5, No 2 (2021): April-Juni
Publisher : Pascasarjana UIN Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47006/er.v5i2.12916

Abstract

Islamic education is currently still faced with various fundamental problems. According to Siahaan, the low quality and quality of Islamic education, in general, is influenced by several factors, including the curriculum, facilities, graduates, teaching staff, and education funding. In some cases, madrasas and other Islamic educational institutions have not been able to outperform or balance the quality of school education in general. This paper will briefly explain the financial aspects of Islamic education as one of the dimensions or part of the Islamic education system, which is very important and affects the success and success of Islamic education in the future. Management or financial management regarding good planning, implementation, and evaluation will determine the success of education in achieving its goals. The number of funds obtained by an educational institution will not improve the quality and quality of education if it is not managed correctly according to the applicable rules and regulations. For this reason, apart from the availability of funds, human resources with integrity and competence are needed to manage and develop aspects of education financing.
SYEKH MUSTHAFA HUSEIN AL-MANDILY: PIONIR TRADISI PESANTREN DI SUMATERA UTARA Faisal Musa; Hasan Asari; Junaidi Arsyad
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 11, No 03 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v11i03.4162

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang jaringan pesantren Musthafawiyah Purbabaru di daerah Sumatera Utara, khususnya di daerah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), yakni meliputi Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara dan Kota Padangsidimpuan. Dengan menggunakan pendekatan sejarah, hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa, tidak kurang 40 pesantren dari 123 pesantren yang ada di daerah Tapanuli Bagian Selatan sepanjang tahun 1940-2022 memiliki hubungan keilmuan guru-murid dengan pesantren Musthafawiyah Purbabaru yang didirikan oleh Syekh Musthafa Husein pada 1912 yang lalu. Pesantren tertua yang didirikan oleh alumni Musthafawiyah Purbabaru nampaknya adalah pesantren NU Paringgonan yang didirikan oleh Syekh Usman Ridwan Hasibuan pada tahun 1940. Pada tahun-tahun berikutnya, yakni sejak zaman awal kemerdekaan, pasca kemerdekaan, hingga abad modern saat ini, puluhan lembaga pendidikan pesantren kemudian secara berturut-turut didirikan oleh santri alumni pesantren Musthafawiyah Purbabaru di Tabagsel, dan ratusan lainnya di berbagai daerah di Indonesia. Dari hasil penelitian di atas dapat disebutkan bahwa tradisi pesantren yang pada awalnya banyak tumbuh dan berkembang di Jawa saat ini telah berkembang luas ke berbagai daerah lain di luar Jawa, termasuk Sumatera Utara melalui berbagai pola jaringan, khususnya jaringan keilmuan guru-murid (teacher-student network).
Ulama Mandailing dan Terbentuknya Jaringan Pesantren di Sumatera Utara Faisal Musa
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 8, No 3 (2023): Juni, socio-economics, community law, cultural history and social issues
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v8i3.26530

Abstract

Abstract: The pilgrimage phenomenon of the Indonesian Muslim community began to be significant since the 17th century. Interestingly, there are many Indonesian students who do not only go on pilgrimage but also to gain knowledge from their main source in Harāmaīn. The students who study at Harāmaīn come not only from Java, but also from North Sumatra, especially from the Southern Tapanuli area. Apart from being active in developing Islam, many of the ulema or talib al-'ilmi who have returned to the archipelago have taken the initiative to develop Islamic boarding schools. Among them, the one who is best known as a cleric as well as a kyai leader of a pesantren is Syekh Mustafa Husein al-Mandily (1886-1955). Apart from being preachers and professionals in various fields, not a few alumni of these pesantren have gone on to become the founding kyai and caretakers of the pesantren. Until this research was conducted, no less than 40 Islamic boarding schools in this area were founded by alumni of Musthafawiyah Purbabaru, and hundreds of others were located outside of South Tapanuli or North Sumatra. And what's interesting is that there are not a few Musthafawiyah alumni of the pesantren that still preserve the traditions and culture of the Musthafawiyah pesantren which was founded by Syekh Musthafa Husein since 1912. Abstrak: Fenoma berhaji masyarakat Islam Nusantara mulai signifikan sejak abad ke-17. Yang menarik, banyak santri Nusantara yang tidak hanya sekedar berhaji tetapi juga untuk menimba ilmu dari sumber utamanya di Harāmaīn. Para santri yang menuntut ilmu di Harāmaīn tidak hanya berasal dari Jawa, tetapi juga dari Sumatera Utara, termasuk dari daerah  Tapanuli Bagian Selatan. Selain aktif untuk mengembangkan Islam, para ulama atau thalib al-‘ilmi yang telah kembali ke Nusantara banyak yang kemudian berinisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan pesantren. Diantaranya yang paling dikenal sebagai ulama sekaligus kyai pemimpin pesantren adalah Syekh Musthafa Husein al-Mandily (1886-1955). Atas upaya dan kerja kerasnya, pesantren yang didirikannya yakni Musthafawiyah Purbabaru telah menjadi pusat jaringan pesantren di Sumatera Utara dan Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel khususnya). Hingga penelitian ini dilakukan, tidak kurang dari 40 pesantren di daerah ini yang didirikan oleh alumni Musthafawiyah Purbabaru, dan ratusan lainnya berada di luar Tapanuli Bagian Selatan atau Sumatera Utara. Dan yang menarik, pesantren-pesantren dirian alumni Musthafawiyah tidak sedikit yang masih melestarikan tradisi dan budaya pesantren Musthafawiyah yang didirikan oleh Syekh Musthafa Husein sejak tahun 1912 yang lalu
Ulama Mandailing dan Terbentuknya Jaringan Pesantren di Sumatera Utara Musa, Faisal
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 8, No 3 (2023): Juni, socio-economics, community law, cultural history and social issues
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v8i3.26530

Abstract

Abstract: The pilgrimage phenomenon of the Indonesian Muslim community began to be significant since the 17th century. Interestingly, there are many Indonesian students who do not only go on pilgrimage but also to gain knowledge from their main source in Harāmaīn. The students who study at Harāmaīn come not only from Java, but also from North Sumatra, especially from the Southern Tapanuli area. Apart from being active in developing Islam, many of the ulema or talib al-'ilmi who have returned to the archipelago have taken the initiative to develop Islamic boarding schools. Among them, the one who is best known as a cleric as well as a kyai leader of a pesantren is Syekh Mustafa Husein al-Mandily (1886-1955). Apart from being preachers and professionals in various fields, not a few alumni of these pesantren have gone on to become the founding kyai and caretakers of the pesantren. Until this research was conducted, no less than 40 Islamic boarding schools in this area were founded by alumni of Musthafawiyah Purbabaru, and hundreds of others were located outside of South Tapanuli or North Sumatra. And what's interesting is that there are not a few Musthafawiyah alumni of the pesantren that still preserve the traditions and culture of the Musthafawiyah pesantren which was founded by Syekh Musthafa Husein since 1912. Abstrak: Fenoma berhaji masyarakat Islam Nusantara mulai signifikan sejak abad ke-17. Yang menarik, banyak santri Nusantara yang tidak hanya sekedar berhaji tetapi juga untuk menimba ilmu dari sumber utamanya di Harāmaīn. Para santri yang menuntut ilmu di Harāmaīn tidak hanya berasal dari Jawa, tetapi juga dari Sumatera Utara, termasuk dari daerah  Tapanuli Bagian Selatan. Selain aktif untuk mengembangkan Islam, para ulama atau thalib al-‘ilmi yang telah kembali ke Nusantara banyak yang kemudian berinisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan pesantren. Diantaranya yang paling dikenal sebagai ulama sekaligus kyai pemimpin pesantren adalah Syekh Musthafa Husein al-Mandily (1886-1955). Atas upaya dan kerja kerasnya, pesantren yang didirikannya yakni Musthafawiyah Purbabaru telah menjadi pusat jaringan pesantren di Sumatera Utara dan Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel khususnya). Hingga penelitian ini dilakukan, tidak kurang dari 40 pesantren di daerah ini yang didirikan oleh alumni Musthafawiyah Purbabaru, dan ratusan lainnya berada di luar Tapanuli Bagian Selatan atau Sumatera Utara. Dan yang menarik, pesantren-pesantren dirian alumni Musthafawiyah tidak sedikit yang masih melestarikan tradisi dan budaya pesantren Musthafawiyah yang didirikan oleh Syekh Musthafa Husein sejak tahun 1912 yang lalu