Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Aluk To Dolo Versus Kristen Kristanto, M.Th.; Yonathan Mangolo
KINAA: Jurnal Teologi Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.295 KB) | DOI: 10.0302/kinaa.v3i2.457

Abstract

Eventhough most of Toraja society especially the Bungin society are Christian but they often used the teaching of Aluk To Dolo (the way of Anchestors_ local animist belief) as references, guidelines and control tools for them.The influence of Aluk To Dolo is very visible in the way of their thinking and acting. The cause of Aluk To Dolo influence in the religiosity of Christian community in Bungin becomes the reason in conducted this research and it is employed qualitative method.The cause of Aluk To Dolo which still influence the religiosity of Christian community in Bungin is the teaching of Aluk To Dolo cannot be separated with the tradition which forceful weaving in the life of the community in Bungin from generation to generation so that it kept tight in memory and always appears in their thought and action.The other cause is the failed of the church to reject the role of Aluk To Dolo’s leader in the religious activities of the Christian community. It is also caused by the failure of tradition and religious leader to understand the principle of pemali pebullei aluk tu tau which becomes the principle of Toraja people for long time ago. Also, it is caused by the lack of the church role to carry out the Christian education program for the Christian community in Bungin so that it did not plaited the life of the Christian community in Bungin.
Simbol-simbol Peribadahan: Kajian Teologis Pemaknaan Anggota Gereja Toraja Jemaat Pajaan Terhadap Simbol-simbol Peribadahan Yonathan Mangolo; Yunus Alpian Ruruk
KINAA: Jurnal Teologi Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.528 KB) | DOI: 10.0302/kinaa.v1i1.1024

Abstract

Simbol-simbol Peribadahan ini diangkat untuk mengetahui pemahaman warga GerejaToraja Jemaat Pajaan terhadap simbol-simbol dalam ibadah hari minggu. Ada begitubanyak simbol yang dilihat, dilakukan dan dipakai dalam peribadahan yang tentu memilikimakna dan arti yang sangat penting bagi warga jemaat untuk dipahami bahkan dihayatidalam kehidupan ini.Metode penelitian yang dipakai dalam meneliti masalah ini adalah penelitian pustaka untukmembangun teori serta metode kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancarakepada warga Gereja Toraja Jemaat Pajaan sebanyak 10 (sepuluh) orang.Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan analisis data, maka penulismenemukan bahwa warga Gereja Toraja Jemaat Pajaan, memahami sedikit makna darisimbol-simbol peribadahan yang dilihat, dilakukan dan dipakai pada hari minggu di GerejaToraja Jemaat Pajaan. Oleh karena itu sangat penting untuk mendapatkan pembinaan agarmereka dapat memahami serta menghayati akan makna dari setiap simbol- simbol tersebut
BIMBINGAN DAN KONSELING KRISTEN DITENGAH PANDEMI COVID-19 Hans Lura; YONATHAN MANGOLO; IRENE HENDRIKA RAMOPOLY
Abdimas Toddopuli: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/atjpm.v4i1.2044

Abstract

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bermitra dengan kelompok ibu-ibu PWGT ( Persatuan wanita Gereja Toraja ) Jemaat tallunglipu sebagai salah satu kelompok bentukan organisasi kewanitaan Gereja Toraja sebagai Mitra yang bergerak di bidang Kerohanian, dengan kegiatan dibidang Kerohanian dan bidang sosial kemasyarakatan. Tujuan dari PKM ini untuk menyelesaikan Permasalahan yang dihadapi PWGT berupa kecemasan yang dirasakan oleh anggota PWGT selama pandemi Covid-19. Solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi terkait tingkat kecemasan dalam masyarakat yakni mengadakan Bimbingan dan konseling rohani Agama Kristen. Bimbingan dan konseling rohani Agama Kristen ini merupakan salah satu strategi yang dimaksudkan untuk membekali anggota PWGT. Dengan adanya bimbingan dan konseling rohani kristen ini diharapkan akan menjadi motivasi serta penguatan mental bagi para anggota PWGT dalam menghadapi pandemic Covid 19 yang masih berlangsung. Metode dalam melaksanakan PKM ini adalah: (1) sosialisasi program dan penyuluhan dengan menghadirkan anggota PWGT sebagai Mitra dan Pengurus Jemaat; (2) identifikasi masalah peserta bimbingan dan (3) Konseling kristen. Adapun hasil atau Luaran mitra yang dihasilkan pada program ini adalah Terciptanya penguatan mental dan spiritual berdasarkan nilai nilai kristiani bagi PWGT (Persekutuan Wanita Gereja Toraja) di jemaat Tallunglipu dalam menghadapi dampak Covid-19.
Menuju Teologi Sungai: Kajian Ekoteologi terhadap Pencemaran Sungai Sa’dan di Toraja Tenny Tenny; Johana Ruadjanna Tangirerung; Stephanus Ammai Bungaran; Yonathan Mangolo; Agustinus Karurukan Sampeasang
EPIGRAPHE (Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani) Vol 6, No 2: November 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33991/epigraphe.v6i2.392

Abstract

Humans and all creatures need rivers as a source of life and prosperity. However, many rivers have been polluted, such as the Sa'dan river. This paper aims to rediscover Christians' vocation in viewing and preserving rivers that focus on God. By using the theory of Theocentrism and To Sangserekan mythology in treating the river as a sangserekan that needs to be guarded and maintained. The author uses a descriptive qualitative method to achieve this goal with the help of field studies and literature. Field studies through open interviews with respondents have been determined according to the needs of the instrument and literature study using the perspective of Theocentrism and To Sangserekan mythology which emphasizes that humans and rivers are both created. The results of the study said that the causes of the pollution of the Sa'dan river were: (1) there was a mistake in understanding the river, which had no connection with the issue of Christian faith; (2) an environmentally unfriendly lifestyle has become a habit that continues to be forced; (3) the lack of sermons on environmental issues, especially rivers. For this reason, a theological response is needed to answer the problem of pollution of the Sa'dan river, namely towards river theology.AbstrakManusia dan seluruh mahluk memerlukan sungai sebagai sumber kehidupan dan kesejahteraan. Namun banyak sungai yang sudah tercemar, seperti sungai Sa’dan. Tujuan tulisan ini adalah menemukan kembali panggilan umat Kristen dalam memandang dan melestarikan sungai yang berfokus kepada Allah. Dengan menggunakan teori Teosentrisme dan mitologi To Sangserekan dalam memperlakukan sungai sebagai sangserekan yang perlu dijaga dan dipelihara. Metode yang penulis gunakan untuk mencapai tujuan tersebut ialah metode kualitatif deskriptif dengan bantuan studi lapangan dan kepustakaan. Studi lapangan dilaksanakan melalui wawancara terbuka kepada responden yang telah ditentukan sesuai kebutuhan instrument dan studi kepustakaan berfokus kepada prinsip-prinsip dalam ekoteologi yang terkait dengan pelestarian sungai. Hasil penelitian mengatakan bahwa penyebab pencemaran sungai Sa’dan, ialah: (1) adanya kekeliruan dalam memahami sungai yang tidak memiliki kaitan dengan persoalan iman kristen; (2) gaya hidup tidak ramah lingkungan sudah menjadi kebiasaan yang terus dipaksakan; (3) minimnya khotbah-khotbah mengenai isu lingkungan khususnya sungai. Untuk itu, perlu sebuah respons teologis untuk menjawab masalah pencemaran sungai Sa’dan yaitu menuju teologi sungai.
DIGITALISASI POJOK BACA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI TANA TORAJA Rigel Sampelolo; Hans Lura; Yonathan Mangolo; Agustinus Karurukan Sampeasang
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v6i2.1268

Abstract

Membaca merupakan kegiatan yang wajib  bagi semua orang khususnya siswa. Kebiasaan membaca pada siswa sangat kurang khusunya di lingkungan sekolah dasar. Untuk itu, Tim PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) hadir untuk melakukan gerakan literasi dan kebiasaan baca bagi siswa sekolah dasar yang bertujuan untuk menumbuhkan minat membaca, menambah pengetahuan dan dapat membantu siswa untuk berkomunikasi secara efektif dalam lingkungan masyarakat sekolah. Pojok Baca Digital ini bertujuan untuk membantu masyarakat sekolah dalam meningkatkan minat baca dan literasi siswa. Metode pada kegiatan ini adalah metode kualitatif yang terdiri dari pra pelaksanaan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan. Kegiatan ini pun dimulai dengan observasi dengan tujuan menganalisi kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat kemudian dari hasil observasi tersebut, Tim PKM berhasil mengidentifikasi dan menyepakati bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini difokuskan pada pengembangan Pojok Baca Digital khususnya bagi siswa SD yang berada di lembang Uluway. monitoring dan evaluasi hasil kegiatan yang dilakukan oleh Tim PKM di akhir kegiatan memberikan hasil yang cukup memuaskan    dimana siswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pojok baca digital.  Abstract. Reading is an activity that is mandatory for everyone, especially students. The habit of reading in students is very lacking, especially in the elementary school environment. For this reason, the PKM (Community Service) Team is here to carry out literacy and reading habits for elementary school students which aim to foster an interest in reading, increase knowledge and can help students to communicate effectively within the school community. This Digital Reading Corner aims to assist the school community in increasing students' interest in reading and literacy. The method for this activity is a qualitative method consisting of pre-implementation, implementation and post-implementation. This activity began with observations with the aim of analyzing the conditions and needs of the local community. Then from the results of these observations, the PKM Team was able to identify and agree that this community service activity was focused on developing a Digital Reading Corner, especially for elementary school students in the Uluway valley. monitoring and evaluating the results of the activities carried out by the PKM Team at the end of the activity gave quite satisfactory results where students were very enthusiastic in participating in digital reading corner activities.
Gereja Pilgrimasi: Menggagas Bentuk Keanggotaan Persekutuan Misional Diaspora dalam Pelayanan Gereja Toraja Johana Ruadjanna Tangirerung; Dan Mangoki'; Agustinus Karurukan Sampeasang; Yonathan Mangolo
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 7, No 2 (2023): April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v7i2.1040

Abstract

Abstract. The church’s mission in a fluid world requires new spaces of service. If the church is not responsive and critical of its reality, it is difficult for the church to be present to answer the needs of the people. One interesting reality is the existence of the diaspora. The extent to which the church's mission reaches the diaspora as a missional space is a challenge. This paper aimed to propose a form of diaspora missional fellowship membership in the ministry of the Toraja Church. The method used was a qualitative method with observation survey technique through two congregations in Tana Toraja and North Toraja and interviews with purposive sampling technique to some specifically determined people. Through this research, it was concluded that pilgrimage churches confront the church with a way of doing church based on the spirit of pilgrimage, which crosses the boundaries of geography, territory and church walls.Abstrak. Misi gereja di dunia yang cair membutuh ruang-ruang pelayanan baru. Jika gereja tidak responsif dan kritis terhadap realitasnya, sulit bagi gereja hadir menjawab kebutuhan umat. Salah satu realitas menarik adalah keberadaan diaspora. Sejauh mana misi gereja menjangkau diaspora sebagai ruang missional menjadi sebuah tantangan. Tulisan ini bertujuan untuk mengusulkan bentuk keanggotaan persekutuan misional diaspora dalam pelayanan Gereja Toraja. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik survey observasi melalui dua jemaat di Tana Toraja dan Toraja Utara dan wawancara dengan teknik purposive sampling terhadap beberapa orang yang ditentukan secara khusus. Melalui penelitian ini disimpulkan bahwa gereja pilgirimasi memperhadapkan gereja pada cara bergereja yang dilandasi oleh semangat peziarahan, yang melewati batas geografi, teritorial dan tembok-tembok gereja.
Pekabaran Injil oleh Pemuda Berbasis Digital Yolanda Fajar Tiranda; Johana R Tangirerung; Yonathan Mangolo
KINAA: Jurnal Teologi Vol 6 No 1 (2021): KINAA: Jurnal Teologi
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0302/kinaa.v6i1.1980

Abstract

Manusia diselamatkan hanya karena anugerah Allah melalui Yesus Kristus. Yesus memberikan amanat agung untuk menyampaikan kabar baik ini kepada semua orang agar mengenal dan mengandalkan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Tugas ini diperuntukkan kepada semua orang percaya sebagai gaya hidup, tidak terkecuali pemuda. Pemuda memiliki jiwa semangat yang tinggi dan juga peka terhadap perubahan zaman. Perkabaran Injil harus menjadi gaya hidup pemuda terlebih dalam menghadapi tantangan hidup saat ini. Kehadiran teknologi memudahkan aktifitas seseorang, sehingga pemuda cenderung menggunakan media digital dalam kehidupan mereka. Itu menjadi sarana yang baik sesuai dengan konteks kehidupan pemuda saat ini. Penyataan itu membuat penulis kemudian melakukan penelitian dengan metode kualitatif di Jemaat Sion Sangkombong, dengan menerima data dari PPGT terkait dengan strategi pemuda menggunakan media sosial sebagai sarana perkabaran Injil. Tunjuan penelitian yakni untuk menerima data dari responden sehubungan dengan strategi perkabaran Injil yang dilakukan oleh pemuda (PPGT) dalam kehidupan mereka sehari-hari.
“Makna Ritual Ma’ Pakande Deata bagi Masyarakat Kristen di Toraja” Yonathan Mangolo; Abram Sesa Pandin
KINAA: Jurnal Teologi Vol 6 No 2 (2021): KINAA: Jurnal Teologi
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0302/kinaa.v6i2.1982

Abstract

Ritual ma’ pakande deata adalah salah satu kebudayaan warisan leluhur yang masih dipegang oleh beberapa masyarakat Toraja. Tujuan tradisi ini ialah mengenang arwah para leluhur mereka yang telah meninggal dan juga sebagai saran untuk memohon berkat dan pertolongan dari para leluhur yang telah membali puang. Meskipun tradisi ini adalah bagian dari kepercayaan nenek moyang yaitu agama ALuk Todolo, sejauh mana ma’pakande deata ini dipahami oleh masyarakat Kristen, menjadi konteks berteologi. Tujuannya adalah agar tradisi ini menjadi konteks berteologi secara kontekstual. Metode yang penulis gunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan penelitian lapangan dengan teknik observasi dan wawancara serta penelitian kepustakaan. Penulis mewawancarai setiap narasumber dan hasil dari wawancara tersebut yang kemudian sejumlah referensi membantu penulis untuk menganalisis. Hasil penelitian ini dapat dietahui bahwa tujuan dilakukannya ritual ma’ pakande deata oleh beberapa masyarakat Toraja ialah untuk menjaga hubungan mereka dengan arwah leluhur, mereka percaya bahwa leluhur yang telah menjadi dewa tersebut akan mencurahkan berkat bagi anak, cucu, dan cicit yang ada di bumi. Hasil lain adalah menemukan korelasi berkat leluhur dalam PL dengan berkat leluhur dalam konteks Toraja. Kesimpulannya ialah, berkat leluhur dapat dipahami sebagai relasi yang memberi semangat berjuang dalam konteks iman Kristen.
Konsep Tosangserekan dalam Menjaga dan Memelihara Alam dalam Perspektif Ekoteologi OJS UKI Toraja; Yonathan Mangolo; Imanuel Sampe Toding; Kristanto Kristanto
KINAA: Jurnal Teologi Vol 6 No 2 (2021): KINAA: Jurnal Teologi
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0302/kinaa.v6i2.1983

Abstract

Kerusakan lingkungan hidup akhir-akhir ini semakin menunjukkan kekuatiran. Halnya disebabkan oleh pemanfaatan yang berlebihan oleh manusia. Dibutuhkan sebuah koonsep yang dapat mengantar manusia, khususnya dalam hal ini manusia Toraja untuk memahami kesatuan dengan alam. Kajian artikel ini menjelaskan budaya Toraja yaitu konsep Tosangserekan dalam merawat dan menjaga alam, agar hidup orang Toraja sekarang dan masa depan masih hidup berdampingan.Tujuannya adalah menemukan kembali panggilan umat Kristiani untuk melihat dan mempertahankan sifat yang berpusat pada Tuhan. dengan penerapan konsep Tosangserekan dalam dalam perspektif kristiani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Konsep Tosangserekan menekankan hubungan dengan penciptaan berasal dari keluarga yang sama menurut orang Toraja. Konsep ini dapat digunakan, namun dalam konteks yang sedikit berbeda, yaitu kesatuan dalam hubungan dengan orang lain selain keluarga dan diciptakan oleh
Ma’ Pasonglo’: Makna Penghormatan dalam Tradisi Ma’pasonglo’ dan Implikasinya bagi Jemaat Betlehem Parappo Yonathan Mangolo; Yemima Bala
KINAA: Jurnal Teologi Vol 7 No 1 (2022): KINAA: Jurnal Teologi
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0302/kinaa.v7i1.1994

Abstract

The Rambu Solo' ceremony is an Aluk that has been inherited by the Toraja people. The Ma'pasonglo' ritual is a known stage in the Rambu Solo' ceremony, which involves the transfer/transportation of the corpse from the tongkonan house to the rante for the ceremony and is related to the social stratification of Rapasan. Many people lack a proper understanding of the meaning behind this ritual. Therefore, this research aims to understand the meaning of respect in the Ma'pasonglo' tradition, in accordance with the Christian faith. This research uses a qualitative method and is located in the Betlehem Parappo congregation, Malimbong Classis. The informants in this research include traditional leaders, religious leaders, and the community. Data collection was carried out by observing the ritual process, conducting interviews, and documentation. The results of the research show that each family in the Ma'pasonglo' ritual maintains their sense of togetherness as a single family unit. The theological meaning behind it is how we show love, repay kindness, and respect our ancestors by seasoning the corpse and burying it in an appropriate place. The ceremony for the deceased is not a wrong thing, but rather a manifestation of our love and affection towards our family. Upacara Rambu Solo’ merupakan sebuah aluk yang telah diwarisi oleh masyarakat Toraja. Dalam upacara Rambu Solo’ dikenal adanya tahapan ritual Ma’pasonglo’. Ma’pasonglo’ adalah proses pemindahan/pengarak-arakan jenazah dari rumah tongkonan ke rante untuk pelaksanaan upacara yang hal ini berhubungan dengan tingkatan Rapasan melalui stratifikasi sosial. Mengenai hal tersebut, banyak orang yang kurang memiliki pemahaman betul akan makna yang terkandung dari ritual itu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna penghormatan dalam tradisi Ma’pasonglo’, sesuai dengan pemahaman iman Kristen.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini berlokasi di Jemaat Betlehem Parappo, Klasis Malimbong. Penelitian ini menggunakan informan, yakni tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan terjun ke lapangan dalam mengamati proses ritual, wawancara dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, setiap keluarga dalam ritual Ma’pasonglo’ mempertahankan rasa kebersamaan mereka sebagai satu rumpun keluarga. Makna teologis yang terkandung di dalamnya yaitu bagaimana kita mengasihi, membalas kebaikan, menghormati para leluhur dengan merempah- rempahi mayat dan menguburkannya di tempat yang layak dan upacara bagi orang yang meninggal bukanlah sebuah hal yang salah tetapi sebagai wujud cinta kasih kita kepada keluarga.