Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Khazanah Sosial

Gerakan Dialog Keagamaan Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (Jakatarub) Dan Kontribusinya Terhadap Kerukunan Hidup Umat Beragama Dwi Wahyuni
Khazanah Sosial Vol 1, No 1 (2019): Khazanah Sosial
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (959.301 KB) | DOI: 10.15575/ks.v1i1.7145

Abstract

Merupakan penelitian mengenai gerakan dialog keagamaan Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (JAKATARUB) dan kontribusinya terhadap kerukunan hidup umat beragama di Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan strategi dan taktik yang dilakukan aktivis gerakan dialog keagamaan JAKATARUB, menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat gerakan dialog keagamaan JAKATARUB dan mengetahui kontribusi gerakan dialog keagamaan JAKATARUB terhadap kerukunan hidup umat beragama di Kota Bandung.  Menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Kerangka teori yang digunakan adalah teori mobilisasi sumberdaya dan teori proses framing. JAKATARUB dalam gerakan dialog keagamaannya ialah memperluas jaringan, mobilisasi sumberdaya dan merubah struktur organisasi. Selanjutnya strategi JAKATARUB, diturunkan kepada bagian-bagian kecil dari setiap langkah gerakan. Bagian-bagian tersebut ialah pelaksanaan program-program yang bekerja sama dengan mitra JAKATARUB dan menyampaikan makna dari isu-isu prioritas gerakan kepada kelompok sasaran. Pada pelaksanaan program-program dan penyampaian makna merupakan taktik dari gerakan dialog keagamaan JAKATARUB.
Beyond Coexixtence: Intersecting Realms of Faith and Policy in Mentawai, Indonesia Dwi Wahyuni; Fadhiil Novriadi Pratama; Julita Lestari; Anjali Sabna; Martalia Martalia
Khazanah Sosial Vol 6, No 2 (2024): Khazanah Sosial
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ks.v6i2.34830

Abstract

This study explores the relationship between the indigenous religion of the Mentawai people, Arat Sabulungan, world religions (Christianity, Catholicism, and Islam), and the state, focusing on intersubjective recognition among these entities. The research employs a qualitative ethnographic approach, conducted in Matotonan village, South Siberut subdistrict, West Sumatra. Primary data were gathered through semi-structured interviews with key informants and observations, while secondary data included literature reviews of relevant journal articles, books, research reports, and news. The findings reveal the complexity and nuances of religious conversion, the socio-cultural dynamics influencing the negotiation process of Arat Sabulungan and world religions, and the role of state policy in shaping the religious landscape and identity of the Mentawai people. This article demonstrates that the socio-cultural life of the Mentawai people, especially in Matotonan village, shows that recognition of Arat Sabulungan extends beyond intercultural relations into the anthropological realm. Followers of Arat Sabulungan (Sikerei), world religions, and government employees have constructed themselves as subjects through intersubjective recognition. This research contributes to understanding the complex dynamics between indigenous religions, world religions, and state policies. It applies Axel Honneth's theory of intersubjective recognition, highlighting the need for inclusive policies, cultural education, and legal recognition to support and preserve indigenous religions like Arat Sabulungan.