Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PARADIGMA KEILMUAN UMAT ISLAM Wahyuni, Dwi
JURNAL AL-AQIDAH Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.604 KB) | DOI: 10.15548/ja.v12i1.1568

Abstract

Kemajuan sains dan teknologi yang terus dikembangkan dan diperbaharui di Barat, memberikan dampak langsung bagi bangsa muslim. Ini menyadarkan bangsa muslim akan pentingnya sains dan teknologi tesebut. Ketika bangsa muslim harus dihadapkan kepada persoalan yang berbeda. Barat telah menuntaskan pertentangan antara visi sekuler dari sains dan visi religius dari agama. Celakanya, Barat memilih untuk menyampakkan agama. Hingga kini masih terjadi perdebatan yang berkepanjangan, patutkah muslim meninggalkan warisan agama semata demi keperluan sains dan teknologi, sebagaimana yang terjadi di Barat. Paradigma ilmiah yang telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an ternyata tidak berbeda jauh dengan epistemologi modern mengenai sains dan teknologi yang telah dikenal sekarang ini. Sejak berabad lalu Al-Qur’an mendeteksi pentingnya sinergitas antara Empirisme (as-sam’ dan al-abshar) dan Rasionalisme (Al-Af’idah). Umat Muslim masa kini perlu segera menyadari kenyataan bahwa sains dan teknologi adalah bagian integral dari Islam, selain juga berarti warisan untuk seluruh umat manusia.
Filsafat Perenial dan Dialog Agama: Studi Pemikiran Seyyed Hossein Nasr Wahyuni, Dwi; Fauzi Harlis Yurnalis, Syukri Al; Idris, Mhd
JURNAL AL-AQIDAH Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.932 KB) | DOI: 10.15548/ja.v13i1.2811

Abstract

Social conflict as something that no longer only stems from the issue of economic inequality and political interests. However, differences in conceptions between religions and religious prejudice against other religious communities are the causes of social conflicts. The important thing that urgently needs to be done is to create and expand religious dialogue. However, the religious dialogue that has been initiated and practiced over the last few decades still needs to be taken more seriously. This study aims to complete a literature review related to how perennial philosophy can be an alternative approach to a more serious religious dialogue. This study focuses on the thoughts of Seyyed Hossein Nasr several of his works that are relevant to discussions related to perennial philosophy and religious dialogue. The research method was carried out by collecting data using library research techniques. After the data has been collected, then data analysis is carried out using historical descriptive methods. The results of this study indicate that Seyyed Hossein Nasr's perennial philosophy offers an attitude that allows religious dialogue to be more serious and fruitful. With Seyyed Hossein Nasr's perennial philosophy, dialogue is carried out with clear integrity and genuine openness for mutual understanding to take place. Integrity and openness to dialogue with existing differences contribute to understanding differences in conceptions and breaking down prejudices between religious believers.
JAKATARUB DAN KERUKUNAN HIDUP UMAT BERAGAMA DI KOTA BANDUNG Dwi Wahyuni
TEMALI : Jurnal Pembangunan Sosial Vol 1, No 2 (2018): TEMALI VOL 1 NO 2 2018
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jt.v1i2.2990

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai gerakan dialog keagamaan Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (JAKATARUB) dan kontribusinya terhadap kerukunan hidup umat beragama di Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan strategi dan taktik yang dilakukan aktivis gerakan dialog keagamaan JAKATARUB, menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat gerakan dialog keagamaan JAKATARUB dan mengetahui kontribusi gerakan dialog keagamaan JAKATARUB terhadap kerukunan hidup umat beragama di Kota Bandung. Sumber data diperoleh dari data lapangan dan studi pustaka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Kerangka teori yang digunakan adalah teori mobilisasi sumberdaya dan teori proses framing.
AGAMA SEBAGAI MEDIA DAN MEDIA SEBAGAI AGAMA Dwi Wahyuni
Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama Vol 18 No 2 (2017): Jurnal Ilmu Agama : Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/jia.v18i2.2368

Abstract

Agama dapat menjadi suatu media integrasi sekaligus juga sebagai media yang dapat menimbulkan disintegrasi ditengah-tengah masyarakat. Karena itu, dalam tulisan ini akan mengkaji bagaimana formulasi agama sebaiknya dipahami sebagai kerangka nilai, sehingga yang terpenting ialah mengimplementasikan nilai-nilai yang dikandung agama itu sendiri, bukan menjadi narasi teks atau simbol-simbol formal yang kaku. Dan akhirnya kehadiraan agama mampu membantu manusia dalam pembentukan moral dan psikologis yang baik. Pada sisi lain juga, kehadiran media pada masyarakat modern, khususnya televisi dan internet yang begitu mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia modern. Fenomena ini menjadikan media sebagai “agama baru” masyarakat modern. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan analisis deskriptif, untuk menggambarkan fenomena entitas agama dan media, dengan variabel pengamatan kepada hal-hal yang telah ditentukan secara spesifik. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan diinterpretasikan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif-kualitatif.
Gerakan Dialog Keagamaan: Ruang Perjumpaan Antar Umat Beragama di Kota Bandung Dwi Wahyuni
Religious: Jurnal Studi Agama-Agama dan Lintas Budaya Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.482 KB) | DOI: 10.15575/rjsalb.v3i2.5095

Abstract

Kondisi objektif heterogenitas, termaksud keragaman agama di kota Bandung, menunjukkan akan pentingnya ruang-ruang perjumpaan antar umat beragama sebagai upaya untuk hidup toleran, setara dan bisa berkerjasama. Sebagai bentuk ruang perjumpaan antar umat beragama, dialog keagamaan sudah semestinya terus digagas dan dipraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat di Kota Bandung. Tulisan ini memaparkan berbagai gerakan dialog keagamaan yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh komunitas-komunitas masyarakat sipil di kota Bandung. Pendekatan yang digunakan ialah analisis deskriptif, yakni menggambarkan fenomena berdasarkan pengamatan secara spesifik terhadap hal-hal yang telah ditentukan. Data yang telah terkumpul selanjutnya diinterpretasikan  dan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif-kualitatif. Diantara komunitas atau organisasi gerakan dialog keagamaan di kota Bandung ialah Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (JAKATARUB), Paguyupan Anti Diskriminasi Agama, Adat dan Kepercayaan (PAKUAN), Masyarakat Untuk Lintas Agama (MAULA), Sahabat Lintas Iman (SALIM), Forum Lintas Iman Deklarasi Sancang (FLADS), Peace Generation, Sekolah Damai Indonesia Wilayah Bandung, dan Halaqah Damai.
Sikakap Bercadar : Pola Internalisasi di Kalangan Perempuan Desa Sikakap Kepulauan Mentawai Ummi Kalsum; Darmaiza Darmaiza; Dwi Wahyuni
Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid Vol 24, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/tajdid.v24i2.3410

Abstract

The spread of the veil in da’wah program of Tablighi has implications for the use of the veil among women in Sikakap Village, Mentawai Islands. Raising several questions such as how does the veil spread?; and what is the pattern of internalization of the veil that is instilled by the Tablighi? This research was conducted by direct observation and interviews with 9 informants equipped with documentation data. Then the data was analyzed using Miles and Huberman’s interactive analysis which includes three things, namely reduction data, presentation data, and conclusions. This study found that Taklim Masturoh became a media used by Tablighi in distributing the veil in Sikakap Village, Mentawai Islands. The pattern of internalizing the veil in Sikakap Village is carried out in the Taklim Masturoh activity with four stages, first, introducing oneself and religion called ta’aruf. Second, ta’allub, connecting with new members by explaining that fellow Muslims are brothers, the purpose of being brothers is so that one another has the right to remind one another, save one another and pray for one another. Third, targhib, adding motivation and support to taklim members or giving encouragement in carrying out Allah’s command and all things that Allah has forbidden. Fourth, tasyki, invite members slowly.
Dialog Antaragama: Mereduksi Prasangka dan Memperkuat Integrasi Sosial Masyarakat Dwi Wahyuni; Susilawati Susilawati; Marta Liza
Wardah Vol 23 No 1 (2022): Wardah
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri, Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.743 KB) | DOI: 10.19109/wardah.v23i1.12945

Abstract

Identitas agama yang berbeda dapat menjadi faktor integrasi sosial dan sumber disintegrasi sosial. Di satu sisi, agama menciptakan dan membantu mempersatukan masyarakat. Sebaliknya, agama seringdisalahpahami sehingga menjadi faktor pemecah belah kehidupan sosial masyarakat. Artikel berbasis literatur ini berupaya menggali pentingnya dialog antaragama dalam mereduksi prasangka dan memperkuat integrasi sosial masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari literatur yang berkaitan dengan dialog antaragama, prasangka dan integrasi sosial. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan analisis data secara interaktif sampai dirasa cukup melalui tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Artikel ini menunjukkan bahwa integritas dan keterbukaan dalam dialog dapat mereduksi prasangka antar umat beragama. Tidak hanya mereduksi prasangka, dialog antaragama juga dapat memperkuat integrasi sosial. Konflik terjadi ketika faktor horizontal (ragam identitas agama) bertemu faktor vertikal (kesenjangan ekonomi, kepentingan politik). Dialog antaragama dilakukan agar faktor horizontal tidak bertemu dengan faktor vertikal, sehingga konflik tidak terjadi dan integrasi sosial masyarakat dapat diperkuat.
Keniscayaan Inklusivisme dan Kedewasaan Beragama Untuk Indonesia Damai Ricky Ronaldo; Dwi Wahyuni
Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama Vol 23 No 1 (2022): Jurnal Ilmu Agama : Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/jia.v23i1.13024

Abstract

This study aims to explore the understanding of inclusivism in religions to create religious maturity so that all kinds of society disintegration can be avoided. This study was conducted using library data collected, understood, and analyzed. Through collecting, analyzing and understanding lists of literature references it can be concluded that if every human being can be religiously mature and wise, surely there will be no more conflict in the name of religion and humanity will grow into a better civilization. Therefore, in order to create a harmonious Indonesia, it is important to maintain the spirit of inclusiveness and maturity in religion as a necessity in order to maintain the unity of the Unitary State of the Republic of Indonesia.
Prejudice and Religious Conflict : Dispositive Analysis of Film “Nama Saya Ahmad” Dwi Wahyuni; Ahmad Ali Nurdin
Khazanah Theologia Vol 4, No 1 (2022): Khazanah Theologia
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/kt.v4i1.18169

Abstract

So far, studies on the sources of conflict are more dominantly viewed from a macro-social perspective without considering a micro-social perspective. Socio-cultural disparities, political dominance, inequality in economic distribution, and differences in religious or ethnic identity are more dominantly understood as causes of conflict. Whereas the potential for animal power that is inherent in humans is also a factor in the occurrence of conflict. Applying the method of dispositive analysis modeled by S. Jager and F. Maier, this text-based article aims to complete the lack of interpretation of the source of the conflict and analyze how the text of the film “Nama Saya Ahmad” represents the correlation of prejudice and religious conflict. This article shows that the film “Nama Saya Ahmad” depicts religious conflicts starting from prejudice between religious believers. In order for prejudice to be parsed, it is important to expand the dialogue space. Apart from breaking down prejudices, dialogue can also strengthen the social integration of the community.
Prejudice and Religious Conflict : Dispositive Analysis of Film “Nama Saya Ahmad” Dwi Wahyuni; Ahmad Ali Nurdin
Khazanah Theologia Vol 4, No 1 (2022): Khazanah Theologia
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/kt.v4i1.18169

Abstract

So far, studies on the sources of conflict are more dominantly viewed from a macro-social perspective without considering a micro-social perspective. Socio-cultural disparities, political dominance, inequality in economic distribution, and differences in religious or ethnic identity are more dominantly understood as causes of conflict. Whereas the potential for animal power that is inherent in humans is also a factor in the occurrence of conflict. Applying the method of dispositive analysis modeled by S. Jager and F. Maier, this text-based article aims to complete the lack of interpretation of the source of the conflict and analyze how the text of the film “Nama Saya Ahmad” represents the correlation of prejudice and religious conflict. This article shows that the film “Nama Saya Ahmad” depicts religious conflicts starting from prejudice between religious believers. In order for prejudice to be parsed, it is important to expand the dialogue space. Apart from breaking down prejudices, dialogue can also strengthen the social integration of the community.