Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Peningkatan Produksi Tanaman Bangun-Bangun (Coleus amboinicus L.) Daerah Sumatera Barat Dengan Penggunaan Kompos Eceng Gondok Siregar, Ramond; Fati, Nelzi; Wahono, Sentot; Sondang, Yun
LUMBUNG Vol 18 No 1 (2019): Januari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.919 KB) | DOI: 10.32530/lumbung.v18i1.180

Abstract

Tujuan penelitian adalah mempelajari potensi daun bangun-bangun yang ditanam di beberapa daerah Sumatera Barat, kandungan gizinya dan untuk mengetahui formulasi pupuk yang tepat untuk meningkatkan produksi tanaman bangun-bangun. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan di Laboratorium Peternakan Unand Padang, Laboratorium Peternakan dan Kebun Percobaan Politani Negeri Payakumbuh. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan 4 ulangan. Adapun perlakuan pupuk kompos eceng gondoknya adalah A (Tanpa pupuk N (0%) + Kompos eceng gondok 100%), B (Pupuk N 25% + Kompos eceng gondok 75%), C (Pupuk N 50% + Kompos eceng gondok 50%), D (Pupuk N 75% + Kompos eceng gondok 25%) dan E (Pupuk N 100% + Tanpa Kompos (0%). Adapun parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah cabang, bunga, laju tumbuh relatif, berat segar (gr/tanaman). Hasil penelitian yang didapatkan berupa data identifikasi tanaman bangun-bangun dan kandungan gizi daun bangun-bangun untuk daerah Padang, Padang Panjang dan Payakumbuh. Identifikasi tanaman daun bangun-bangun terdiri dari: keadaan lingkungan dan deskripsi tanaman. Kandungan gizi tanaman bangun-bangun protein kasar 19, 24 – 24, 98%; lemak kasar 4,21 – 5,98%, Serat kasar 9,08 -14,17%, Abu 11,34 -16,25%, Ca 1,992 – 2,133%, P 0,194 – 0,337 dan gross energi (GE) 3820 – 4070,01 kal/g. Dosis pupuk eceng gondok berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap laju tumbuh relatif, berat segar (gr/tanaman), sedangkan terhadap tinggi tanaman, cabang primer, dan bunga tidak berpengaruh nyata (P>0.05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan 100% kompos eceng gondok dapat meningkatkan laju pertumbuhan relatif, bobot berangkasan segar (gr/tanaman) dan bobot berangkasan kering (gr/tanaman), sedangkan perbandingan pupuk kompos tidak berpengaruh secara nyata (P>0.05) terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang.
Kandungan Gizi dan Bahan Aktif Fenol Daun Bangun-Bangun (Coleus amboinicus L.) Pada Metoda Pengeringan yang Berbeda Siregar, Ramond; Fati, Nelzi; Sondang, Yun
LUMBUNG Vol 18 No 2 (2019): Agustus
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.829 KB) | DOI: 10.32530/lumbung.v18i2.183

Abstract

Tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus L.) mengandung kalium, karbohidrat, dan energi yang tinggi, serta minyak atsiri dengan kandungan carvakrol, isoprofil-o-kresol dan fenol. Secara farmakologi, tanaman ini mengandung beberapa bahan aktif yang bersifat menghilangkan sakit, penurun panas, dan antiseptik, penyegar, dan penambah semangat. Cara pengeringan berpengaruh terhadap tanaman, selain itu bahwa pengeringan bahan tanaman yang kurang tepat akan merusak komponen bahan aktif sehingga menurunkan mutunya. Penelitian ini dilakukan di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, bahan yang digunakan adalah daun bangun-bangun segar yang dikeringkan dengan 4 (empat) cara pengeringan yaitu:  kipas angin, oven, udara dan matahari. Daun bangun-bangun yang telah dikeringkan selanjutnya dianalisa di laboratorium kimia. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Hasil analisa laboratorium kimia menunjukkan bahwa perlakuan metode pengeringan daun bangun-bangun berpengaruh sangat nyata pada kandungan protein kasar, serat kasar dan fenol. Pengeringan kering matahari menunjukkan kadar protein tertinggi (20,48%) dan pengeringan kipas angin menunjukkan kadar protein terendah (12,65%). Pengeringan kering oven menunjukkan kadar serat kasar tertinggi (17,21%) dan kipas angin menunjukkan kadar serat kasar terendah (13,05%). Pengeringan kipas angin menunjukkan kadar total fenol tertinggi (8.400 ppm) dan oven menunjukkan terendah (2.100 ppm).
The Effect of Biofertilizer and Inorganic Fertilizer Toward The Nutrient Uptake in Maize Plant (Zea mays l.) Yun Sondang; Khazy Anty; Ramond Siregar
Jurnal Ilmu dan Teknologi Terapan Pertanian Vol 3 No 2 (2019): Journal of Applied Agricultural Science and Technology
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jaast.v3i2.121

Abstract

The productivity of land and plants have decreased slowly, due to the use of inorganic fertilizers continuously. Efforts to improve productivity are reducing inorganic fertilizers and returning organic matter to the soil. The aim of this research are (1) to identify the chemical characteristics of biofertilizer with an indigenous microorganism as bioactivators and (2) to study the effect of biofertilizer on nutrient uptake of maize plant. The research was conducted at Laboratory, Greenhouse, and Experimental Field of Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, West Sumatra Indonesia. The first step experiment in the Laboratory was produced indigenous microorganism from banana humps. The second step of making bio-fertilizers in Greenhouse used a Completely Randomized Design with four treatments of indigenous microorganism (IMO) level 0%, 10%, 20%, 30% in biofertilizer with five replications. The third step of biofertilizer application on the Experimental Field used Randomized Block Design Factorial arranged with two factors and three replications, the first factor IMO level in biofertilizer (M) 0%, 10%, 20%, 30% and the second factor was the dosage of inorganic fertilizer (P) 0%, 50%, 100% of the recommended dosage, 12 combinations of treatments were obtained. Results showed that microbe consortium (Enterobacter cloacae, Bacillus subtilis, Pseudomonas fluorescens, Aspergillus niger, and Trichoderma asperellum) in biofertilizers with different levels would affect the chemical characteristics of biofertilizer. Biofertilizers influences nutrient uptake of P and K maize plant, while inorganic fertilizer influences nutrient uptake of N and P maize plant.
POTENSI KONSORSIUM BAKTERI PEMACU PERTUMBUHAN SEBAGAI BAHAN AKTIF PUPUK ORGANIK HAYATI PADA TANAMAN JAGUNG Yun Sondang; Khazy Anty; Ramond Siregar
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 22, No 2 (2020): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v22i2.8891

Abstract

The purpose of this research are to determine the potential of consortium of plant growth-promoting bacteria as an active ingredients of bio-organic fertilizers and to determine the effect of bio-organic fertilizers on growth and production of maize. The research was carried out at the Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Experimental Field, Limapuluh Kota Regency, West Sumatra in March-July 2020. The research was starting with the manufacture of water hyacinth bio-organic fertilizer (POH) which inoculated with a consortium of bacteria from the genera Pseudomonas and Bacillus. POH observations were carried out on species, population size, and nutrient content of bio-organic fertilizers. The POH application research was using a factorial design in a randomized block design with treatment I at POH 40, 80, 120, 160 ml / l water and treatment II with frequency of 2, 3, 4 times giving POH. The variables observed were N, P, K nutrient content, plant dry weight, and dry maize seed production. The results of the POH study contained P. aeruginosa, B. subtilis, and B. cereus with a total population of 2,8,107–2,8,108, potentially as active ingredients for bio-organic fertilizers. POH water hyacinth can increase plant N, P, K nutrients, plant dry weight, and dry maize seed production. The optimal POH dose for all observed variables is 80 ml / l of water.
Penerapan pupuk hayati dalam meningkatkan produksi jagung (Zea mays L.) di Kabupaten Limapuluh Kota Yun Sondang; Ramond Siregar; Khazy Anty
Unri Conference Series: Community Engagement Vol 1 (2019): Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/unricsce.1.202-209

Abstract

The objectives of this activity are to disseminate the results of research to increase corn production in Limapuluh Kota District, to increase knowledge and skills of the community in making and using biofertilizers, and corn cultivation techniques. The method used is "Technology Transfer" with an integrated approach to motivate the community in a sustainable agriculture program with training, mentoring, and demonstration methods in Payakumbuh State Agriculture Polytechnic Experimental Field from August 2018–June 2019. The implementation consists of three stages: Training in house, manufacture of biofertilizers and application of biofertilizers on corn plants. Sources of bacterial inoculants are the Bacillus and Pseudomonas genera which are the result of isolation and identification of three locations of bamboo, corn, and rice plants in Limapuluh Kota District. Bacteria were inoculated when biofertilizers made from water hyacinth and fermented for 6 weeks and applied to a plot of land measuring 250 m2. The results showed the enthusiasm of the community in participating to make biofertilizers and demonstration plots. The output of this activity: Increased corn production 19% than without biofertilizer, increased of knowledge and skills of community in making and applying biofertilizers on plant increased 20–30%.
KOMPATIBILITAS BEBERAPA SPESIES Bacillus SEBAGAI BIOAKTIVATOR PUPUK ORGANIK HAYATI Yun Sondang; Muflihayati Muflihayati; Khazy Anty; Ramond Siregar
Jurnal Agroteknologi Vol 13, No 2 (2023): Februari 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/ja.v13i2.19526

Abstract

Bacteria is a potential agent in biological organic fertilizer”s process. The rate of decomposition of organic matter in biological organic fertilizers process depends on the role of funtional bacteria, the type of organic matter and the microenvironment.  Bacteria that are inoculated into biological organic fertilizer’s matter must be synergistic among them, so that their role as as bioactivators more efficient.  A compatibility experiment among the bacteria isolates used as bioactivators have to be done in order to  obtain an effective and efficient biological organic fertilizer. The objevctive of the research is to obtain information on the compatible nature of the bacterial isolates. The research was conducted at the Plant Protection Laboratory of the Payakumbuh State Agricultural Polytechnic, West Sumatra from July to August 2022. The research method began with the rejuvenation bacterial isolates of Bacillus cereus, Bacillus subtilis, Bacillus thuringiensis on NA media, then continued with a compatibility experiment  using the dual culture method on NA and King’s B medium, so there were a total of 12 treatments (single and combination) with three replications. The results of the compatibility experiment on the three Bacillus bacteria did not form a halo inhibition zone and were compatible with the compatibility index value (IK) 0.67-1 on NA medium and 0.90-1.00 on King’s B medium, meaning that the growth between the three Bacillus bacteria did not inhibit each other, so that all Bacillus bacteria could be used as a bioactivator simultaneously in biological organic fertilizer’s process.
Peningkatan Produksi Tanaman Bangun-Bangun (Coleus amboinicus L.) Daerah Sumatera Barat Dengan Penggunaan Kompos Eceng Gondok Ramond Siregar; Nelzi Fati; Sentot Wahono; Yun Sondang
LUMBUNG Vol. 18 No. 1 (2019): Januari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.919 KB) | DOI: 10.32530/lumbung.v18i1.180

Abstract

Tujuan penelitian adalah mempelajari potensi daun bangun-bangun yang ditanam di beberapa daerah Sumatera Barat, kandungan gizinya dan untuk mengetahui formulasi pupuk yang tepat untuk meningkatkan produksi tanaman bangun-bangun. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan di Laboratorium Peternakan Unand Padang, Laboratorium Peternakan dan Kebun Percobaan Politani Negeri Payakumbuh. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan 4 ulangan. Adapun perlakuan pupuk kompos eceng gondoknya adalah A (Tanpa pupuk N (0%) + Kompos eceng gondok 100%), B (Pupuk N 25% + Kompos eceng gondok 75%), C (Pupuk N 50% + Kompos eceng gondok 50%), D (Pupuk N 75% + Kompos eceng gondok 25%) dan E (Pupuk N 100% + Tanpa Kompos (0%). Adapun parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah cabang, bunga, laju tumbuh relatif, berat segar (gr/tanaman). Hasil penelitian yang didapatkan berupa data identifikasi tanaman bangun-bangun dan kandungan gizi daun bangun-bangun untuk daerah Padang, Padang Panjang dan Payakumbuh. Identifikasi tanaman daun bangun-bangun terdiri dari: keadaan lingkungan dan deskripsi tanaman. Kandungan gizi tanaman bangun-bangun protein kasar 19, 24 – 24, 98%; lemak kasar 4,21 – 5,98%, Serat kasar 9,08 -14,17%, Abu 11,34 -16,25%, Ca 1,992 – 2,133%, P 0,194 – 0,337 dan gross energi (GE) 3820 – 4070,01 kal/g. Dosis pupuk eceng gondok berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap laju tumbuh relatif, berat segar (gr/tanaman), sedangkan terhadap tinggi tanaman, cabang primer, dan bunga tidak berpengaruh nyata (P>0.05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan 100% kompos eceng gondok dapat meningkatkan laju pertumbuhan relatif, bobot berangkasan segar (gr/tanaman) dan bobot berangkasan kering (gr/tanaman), sedangkan perbandingan pupuk kompos tidak berpengaruh secara nyata (P>0.05) terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang.
Kandungan Gizi dan Bahan Aktif Fenol Daun Bangun-Bangun (Coleus amboinicus L.) Pada Metoda Pengeringan yang Berbeda Ramond Siregar; Nelzi Fati; Yun Sondang
LUMBUNG Vol. 18 No. 2 (2019): Agustus
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.829 KB) | DOI: 10.32530/lumbung.v18i2.183

Abstract

Tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus L.) mengandung kalium, karbohidrat, dan energi yang tinggi, serta minyak atsiri dengan kandungan carvakrol, isoprofil-o-kresol dan fenol. Secara farmakologi, tanaman ini mengandung beberapa bahan aktif yang bersifat menghilangkan sakit, penurun panas, dan antiseptik, penyegar, dan penambah semangat. Cara pengeringan berpengaruh terhadap tanaman, selain itu bahwa pengeringan bahan tanaman yang kurang tepat akan merusak komponen bahan aktif sehingga menurunkan mutunya. Penelitian ini dilakukan di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, bahan yang digunakan adalah daun bangun-bangun segar yang dikeringkan dengan 4 (empat) cara pengeringan yaitu: kipas angin, oven, udara dan matahari. Daun bangun-bangun yang telah dikeringkan selanjutnya dianalisa di laboratorium kimia. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Hasil analisa laboratorium kimia menunjukkan bahwa perlakuan metode pengeringan daun bangun-bangun berpengaruh sangat nyata pada kandungan protein kasar, serat kasar dan fenol. Pengeringan kering matahari menunjukkan kadar protein tertinggi (20,48%) dan pengeringan kipas angin menunjukkan kadar protein terendah (12,65%). Pengeringan kering oven menunjukkan kadar serat kasar tertinggi (17,21%) dan kipas angin menunjukkan kadar serat kasar terendah (13,05%). Pengeringan kipas angin menunjukkan kadar total fenol tertinggi (8.400 ppm) dan oven menunjukkan terendah (2.100 ppm).
Enhancing soil and pakcoy (Brassica rapa subsp. Chinensis) nutrient content: investigating the effects of chicken manure compost and bioactivator combinations on various doses Trisia Wulantika; Yun Sondang; Rina Alfina; Ngakumalem Sembiring; Sentot Wahono; Wiwik Hardaningsih; Yefriwati; Ritawati; Febria Fitri
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 20 No. 3 (2023): Jurnal Ilmiah Pertanian
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jip.v20i3.12176

Abstract

Chicken manure compost serves as a valuable source of organic fertilizer. This study aimed to investigate the effects of different combinations of chicken manure compost and bioactivators on soil and plant nutrient content. Additionally, it sought to examine the relationship between fertilizer dosage and soil and plant nutrient levels, as well as determine the optimal treatment combination of chicken manure compost and bioactivator variations at different doses. In this study, the plant used was pakcoy. The study utilized a randomized group design with two factors. The first factor involved different compost types: A1 (chicken manure compost), A2 (chicken manure compost + N21 bioactivator), and A3 (chicken manure compost + local microorganism (MOL) solutions from banana weevil). The second factor encompassed varying doses of organic fertilizer, 5, 10, 15, and 20 tons ha-1, respectively for D1-D4. The findings revealed that composting chicken manure with different bioactivators and doses led to increased soil nutrient levels and noticeable effects on plant nutrient content. However, no interaction was observed among the combined treatments. The treatment combination of chicken manure compost and MOL solutions from banana weevil yielded the highest average plant nutrient content. Applying chicken manure compost with different bioactivators and doses influenced soil nutrient levels.
RESPON BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR LOKAL SUMATERA BARAT DENGAN APLIKASI BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK CAIR Sembiring, Ngakumalem; Sondang, Yun; Anidarfi
LUMBUNG Vol. 22 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/lumbung.v22i1.572

Abstract

Ubi jalar termasuk komoditi pangan penghasil karbohidrat penting untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Berbagai varietas ubi jalar telah dibudidayakan, namun produktivitas rata-rata masih di bawah varietas unggul. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tanggap beberapa varietas ubi jalar lokal Sumatera Barat dengan aplikasi beberapa jenis POC. Pelaksanaan penelitian dari April sampai dengan Agustus 2019, berloksi  di lahan Politani Payakumbuh. Perlakuan terdiri dari 2 faktor, yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok faktorial.  Faktor I adalah 4 varietas lokal ubi jalar Sumatera Barat yang dikelompokkan berdasarkan warna daging umbi, yaitu V1=  umbi ungu muda ; V2 = umbi ungu tua; V3 = umbi oranye; dan V4 =   umbi putih dan faktor ke II adalah 3 pelakuan POC dan 1 kontrol, yaitu P0 = tanpa POC; P1 = POC MOL Buah; P2 = POC Sabut Kelapa; dan P3 = POC pabrikan, sehingga diperoleh 16 unit perlakuan dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif (panjang batang dan jumlah cabang) sedangkan perlakuan POC tidak memberikan pengaruh nyata.  Perlakuan varietas dan POC berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan generatif.  Perlakuan MOL buah memberikan pengaruh nyata dan meningkatkan bobot umbi/tanaman, berbeda tidak nyata dengan POC sabut kelapa dan POC pabrikan. Sedangkan perlakuan varietas memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah dan bobot umbi/tanaman. Jumlah dan bobot umbi tertinggi terdapat pada varietas ubi jalar ungu tua, diikuti oleh ubi jalar putih, ubi jalar oranye, dan terendah pada ubi jalar ungu muda.