Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN AIR KELAPA DAN KONSENTRASI GULA PASIR TERHADAP KARAKTERISTIK DAN ORGANOLEPTIK NATA DE COCO Laras, Franelia Angela; -, Zakiatulyaqin; Priyono, Suko
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 2, No 2: Agustus 2013
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan waktu penyimpanan air kelapa dan konsentrasi gula pasir yang optimal terhadap karakteristik dan organoleptik Nata de Coco. Penelitian ini dilaksanakan diLaboratorium Teknologi Hasil Pertanian danLaboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian UNTAN selama dua bulan dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2012.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan yaitu faktor pertama lama penyimpanan air kelapa (P) dan faktor kedua pemberian konsentrasi gula pasir (G). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalahberat basah, ketebalan, kadar air, kadar abu, serta organoleptik yang meliputi warna, tekstur dan kesukaan terhadap hasil Nata de Coco.Hasil penelitian menunjukkan penambahan gula pasir yang optimal untuk berat basah, ketebalan, dan kadar abu Nata de Coco adalah penambahan 75 g gula pasir. Perlakuan terbaik organoleptik Nata de Coco adalahtanpapenyimpanan air kelapadengan penambahan gula pasir sebanyak 75g dengan karakteristik 3,00 (agak cerah), 3,52 (agak kenyal) dan 3,12 (agak disukai) dengan rerata berat basah 850 g, rerata ketebalan 17mm, rerata kadar abu 0,88%, dan rerata kadar air 98,59%. Kata Kunci : Air Kelapa, Gula Pasir, Nata de Coco
FORMULASI SIRUP JERUK SAMBAL (CITRUS AMBLYCARPA) DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS (ANANAS COMOSUS (L.) MERR) GUSTINI, GUSTINI; PRIYONO, SUKO; HARTANTI, LUCKY
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi sari buah jeruksambal dan nanas dalam pembuatan sirup yang menghasilkan sifat fisikokimiadan sensori terbaik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah RancanganAcak Kelompok (RAK) dengan satu perlakuan yaitu formulasi jeruk sambaldengan penambahan buah nanas yang terdiri dari enam taraf yaitu 100ml : 0ml,80ml : 20ml, 60ml : 40ml, 40ml : 60ml, 20ml : 80ml dan 0ml : 100ml. Variabelyang diamati adalah karakter fisikokimia dan sensori. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa sirup jeruk sambal dengan penambahan buah nanas yangdihasilkan memiliki kandungan vitamin C berkisar antara 27,5-38,5 mg/100g, pH2,97-4,7, total asam 6,65-52,25%, total padatan terlarut 66,37-67,95 0Brix.Formulasi sirup jeruk sambal dengan penambahan buah nanas berpengaruh nyataterhadap vitamin C, pH, total asam sirup, namun berpengaruh tidak nyata terhadaptotal padatan terlarut sirup yang dihasilkan. Berdasarkkan uji fisikokimia dansensori, formulasi sirup 80ml : 20ml menghasilkan nilai perlakuan (NP): 1,02sebagai perlakuan terbaik dengan karakter fisikokimia yaitu vitamin C36,3mg/100g, pH 3,07, total padatan terlarut 66,5 0Brix, dan total asam 52,25%,dan karakter sensori adalah aroma 3,83 (wangi jeruk), rasa 3,9 (manis) dan warna3,06 (agak kuning).Kata kunci : formulasi, fisikokimia, jeruk sambal, nanas, sensori, sirup
PEMANFAATAN AGAR-AGAR SERBUK SEBAGAI PENAMBAH PEKTIN PADA BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) UNTUK FORMULASI SELAI LEMBARAN Ulfa, Dini; Priyono, Suko; Bandem, Putu Dupa
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 1: April 2015
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT The aims of this research is to get the seaweed formulation as a pectin addition to papaya concentrate for resulting physicochemical and sensory characteristic of the best papaya jam. This research design used is Randomized Block Design (RBD) consisting of one factor threatment is the addtion of the concentration of seaweed powder that consist of nine standards treatment are a1=5 g, a2= 7 g, a3= 9 g, a4=11 g, a5= 13 g, a6= 15 g, a7= 17 g, a8= 19 g dan a9= 21 g. The variables measured were the physicochemical and sensory character. The addition of seaweed powder concentrate has a effect unreal to water content, vitamine C, jam pH and total dissolved solids. Based on the physicochemical and sensory test sheet concentration addition papaya jam jelly powder yields a value of 7 g treatment (NP) the best is 0.636 with a water content of 48.941%, vitamine C 58.667mg/100g, jam pH 3.877, total dissolved solids 49.266% and sensory character that plasticity (a little plasticity), 3.17, plasure 3.14 (like), taste 3.97 (too sweet and  acid), aroma 3.17 (its not papaya aroma) and appearance 2.31 (a little firm).   Keywords: powder seaweed, physicochemical, sensory, papaya jam sheet
EKSTRAKSI SENYAWA RASA AWAL PADA DAUN SINDU(SCORODOCARPUS BORNEENSIS) DENGAN PELARUT ETANOL DAN AQUADES lestari, nensi; PRIYONO, SUKO; RAHARJO, DWI
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.06 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pelarut terbaik dalam mengekstraksi senyawa rasa beserta aroma bawang putih yang kuat dari daun sindu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu perbandingan pelarut etanol : aquades yang terdiri dari lima perlakuan yaitu 50ml : 0ml, 35ml : 15ml, 30ml : 20ml, 25ml : 25ml, dan 0ml : 50ml. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Parameter pengamatan meliputi total gula, total pahit (fenol), total asam, total garam, total asam amino, dan rendemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi menggunakan pelarut aquades 100% menghasilkan total gula, total fenol, total garam dan total asam amino tertinggi masing-masing sebesar 0,08%, 0,05%, 3,42% dan 0,04%, sedangkan pelarut etanol : aquades 30 ml : 20 ml  menghasilkan total asam tertinggi yaitu sebesar 6,24%. Senyawa rasa yang dihasilkan dengan ekstraksi menggunakan pelarut aquades 100% yaitu dengan rendemen sebesar 19,73%. Total senyawa rasa yang terbaik diperoleh dengan ekstraksi pada perbandingan pelarut etanol : aquades 0ml : 50ml.   Kata kunci : aquades, daun sindu, ekstraksi, etanol, dan senyawa rasa.
Rancang Bangun Mesin Pemipil Jagung Untuk Meningkatkan Hasil Pemipilan Jagung Kelompok Tani Desa Kuala Dua Uslianti, Silvia; Wahyudi, Tri; Saleh, Muhammad; Priyono, Suko
ELKHA : Jurnal Teknik Elektro Vol 6, No 1 (2014): Edisi Bulan Maret 2014
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.897 KB) | DOI: 10.26418/elkha.v6i1.5176

Abstract

Abstract Permasalahan yang dihadapi oleh petani pasca panen jagung setelah jagung dikeringkan adalah berkaitan dengan pemipilan jagung. Proses pemipilan yang biasanya dilakukan petani dengan cara manual menggunakan tangan, sehingga memerlukan waktu yang lama. Produktivitas petani dalam memipil jagung rendah, karena hasil pipilan sedikit dan petani cepat lelah. Belum ada mesin yang digunakan untuk membantu petani jagung dalam proses pemipilan jagung. Hal ini dikarenakan mahalnya harga mesin yang ada dipasaran dan petani belum mengetahui teknologi untuk pembuatan mesin pemipil jagung. Rancang bangun mesin pemipil jagung dibuat untuk membantu Kelompok tani Desa Kuala Dua meningkatkan hasil pipilan jagungnya. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh rasio permenit untuk kapasitas produksi yang dapat ditingkatkan dari penggunaan mesin pemipil jagung dengan pemipilan secara manual adalah 10 : 1. Berarti dengan menggunakan mesin pemipil jagung yang telah dirancang dan dibuat dapat menghasilkan 1 kg biji jagung pipilan permenit. Keywords rancang bangun, mesin pemipil jagung, kelompok tani.
Substitusi Tepung Terigu dengan Tepung Biji Cempedak Terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Sensori Kulit Kue Sus ZAHID, KHALIS THIFAL; rahayuni, tri; priyono, suko
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 9, No 2 (2020): April 2020
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Biji cempedak merupakan bahan pangan dengan sumber karbohidrat, protein, energi dan mineral yang baik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang potensial. Pengaplikasian tepung biji cempedak sebagai bahan substitusi pada pembuatan kulit kue sus perlu dilakukan diversifikasi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan substitusi tepung terigu dengan tepung biji cempedak terbaik pada pembuatan kulit kue sus terhadap sifat fisikokimia dan sensori. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) satu faktor yang terdiri dari 6 taraf perlakuan dengan 4 kali ulangan Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA taraf uji 5%. Perlakuan terbaik menggunakan uji indeks efektivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik diperoleh pada substitusi 80 g tepung terigu : 20 g tepung biji cempedak. Karakteristik kimia kulit kue sus yang dihasilkan yaitu kadar air 13,49 %, abu 2,09 %, protein 9,19 %, dan daya pengembangan 49,41 %. Karakteristik sensori kulit kue sus yang dihasilkan yaitu aroma (3,93), warna (4,10), tekstur (4,00), rasa (4,10), dan kesukaan keseluruhan (4,03). Nilai formulasi terbaik metode De Garmo (0,63) Kata kunci: tepung biji cempedak, tepung terigu, kulit kue sus
Karakteristik Minyak Kasar Biji Mentawa (Artocarpus anisophyllus) dengan Metode Ekstraksi Maserasi Menggunakan Pelarut Heksan dan Petroleum Eter Rikardo, David; Purwayantie, Sulvi; Priyono, Suko
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 10, No 2 (2021): April 2021
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mentawa adalah salah satu buah lokal yang dikonsumsi dengan biji buah dan menghasilkan limbah biji yang sangat banyak. Biji mentawa mengandung minyak akan tetapi sampai saat ini belum diketahui karakteristik dari minyak biji mentawa. Salah satu cara ekstraksi minyak dapat dilakukan dengan menggunakan pelarut nonpolar. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik minyak kasar biji mentawa terbaik dari ekstraksi menggunakan pelarut heksan dan petroleum eter (PE). Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 1 (satu) faktor perlakuan yaitu rasio kombinasi pelarut heksan dan pelarut PE (5 taraf perlakuan yaitu 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, 0:100; 3 kali ulangan). Data yang diperoleh dianalisis dengan anova 5%.  Jika perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan uji beda nyata jujur (BNJ) 5%, Penentuan hasil terbaik pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode De Garmo. Kombinasi heksan dan PE pada rasio 0:100 merupakan perlakuan terbaik. Kualitas minyak kasar biji mentawa yang dihasilkan yaitu rendemen sebesar 17,39 %, angka penyabunan 231,36 mg KOH/g, berat jenis 0,981 g/mL, angka iodin 24,04 g Yod/100g dan pH 8,57.Kata Kunci: Minyak kasar, Maserasi, Heksan, PE, Karakteristik.
Karakteristik Mutu Sensori Dan Kimia Liang Teh Pontianak Kaya Antioksidan Pada Berbagai Suhu Pengeringan Florentina, Devi Viola; Dewi, Yohana Sutiknyawati Kusuma; Priyono, Suko
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 8, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v8i1.1432

Abstract

Liang tea Pontianak is a traditional beverage product made using recipes passed down from generation to generation. Liang tea Pontianak is usually made in the form of fresh drinks however, the liang tea Pontianak drink in the form of a fresh drink does not have a long shelf life. One way to overcome this liang tea Pontianak can be processed into dry liang tea Pontianak. The purpose of this study was to obtain the drying temperature of the liang tea Pontianak formulation which resulted in the sensory and chemical quality characteristics of liang tea Pontianak which was rich in the best antioxidants in dry form. This study used a randomized block design (RAK) with one factor, namely the variation of the drying temperature of liang tea Pontianak burrows which consisted of 3 levels treatment with 9 reolications (50 ± 5, 60 ± 5, 70 ± 5)°C. The data obtained were analyzed using 5%, with further testing using the BNJ Test with a level of 5%. The best treatment was using the effectiveness index test. The results showed that the drying temperature liang tea Pontianak burrows was carried out with the best temperature of 60 ± 5°C. The best sensory test results liang tea Pontianak were color 3,97 (like), aroma 3,53 (like) and taste 3,83 (like) . The best chemical test resulted in liang tea Pontianak in the form of antioxidant activity of 44,64% and total flavonoids 50,18 mg QE/g.Keywords - antioxidant activity, liang-tea Pontianak, drying temperature, Rancangan Acak Kelompok
Substitution of Desiccated Coconut on The Physicochemical and Organoleptics of Crispy Cookies Sari, Maria Mega; Priyono, Suko; Saputri, Nur Endah; Rahmadian, Yudi
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 3 No. 2 (2024)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v3i2.267

Abstract

Research on coconut flour and desiccated coconut substitution cookies has been conducted by several researchers, but variations of desiccated coconut crispy cookies have not been widely developed. The nutritional content of desiccated coconut can be used as a source of fiber when substituted in crispy cookies products. The purpose of this study was to determine the effect of desiccated coconut substitution in making crispy cookies on physicochemical and organoleptic characteristics, and obtain the best desiccated coconut substitution. This study used a Complete Randomized Design (RAL) with one factor, namely the ratio of the percentage of desiccated coconut and wheat flour with 6 treatment levels (0:100), (25:75), (50:50), (75:25), (85:15), and (100:0) with 3 repeats. The data obtained were analyzed using the ANOVA test (α=5%). If the effect is significant (Sig < 0.05), then proceed with the Honest Real Difference Test (BNJ) with a test level of 5%. Analysis of sensory characteristics data using the Kruskal Wallis test. The best treatment is tested using an effectiveness index test. This study obtained the best sensory and physicochemical characteristics of desiccated coconut crispy cookies in treatment (25%: 75%). The physicochemical characteristics produced are crude fiber content of 2.73%, fat content of 30.43%, ash content of 1.52%, water content of 16.86%, carbohydrate content of 51.11%, and protein content of 0.08%. The resulting sensory characteristics are taste 4.36 (prefer), aroma 4.13 (prefer), color 3.97 (like), and texture 4.26 (prefer).
FORMULASI KERUPUK SAGU DENGAN PENAMBAHAN TAPIOKA DAN TERIGU Yuli, Yulia Dwi Ningsih; Maherawati; Priyono, Suko
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 9 No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v9i2.156

Abstract

Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari bahan berpati, bersifat kering dan renyah. Kerupuk yang berbahan dasar sagu pada umumnya dikenal dengan nama kerupuk sagu. Kerupuk sagu umumnya mempunyai daya kembang yang rendah, sehingga perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan kualitas kerupuk sagu dengan menambah bahan lain. Penambahan tapioka dan terigu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kerupuk sagu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik fisikokimia kerupuk sagu dengan penambahan tapioka dan terigu, serta Untuk mengetahui formulasi terbaik kerupuk sagu dengan penambahan tapioka dan terigu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu formulasi sagu : tapioka : terigu (k) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi pati sagu, tapioka dan terigu menghasilkan perbedaan karakteristik pada daya kembang, namun tidak memberikan perbedaan pada kadar air, kadar abu dan kadar lemak. Kadar air kerupuk sagu yang dihasilkan sudah memenuhi SNI 01-4307-1996. Pengujian sensori menunjukkan bahwa formulasi pati sagu, tapioka dan terigu mempengaruhi warna kerupuk dan kesukaan keseluruhan, namun tidak mempengaruhi kerenyahan dan rasa kerupuk sagu yang dihasilkan.