Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Analisis Kenyamanan Pencahayaan Alami Pada Rumah Kos Di Sawah Lebar Baru Bengkulu Rizka Tri Arinta; Bunga Kristihartiani; Wahyu Dany Utomo
JoDA Journal of Digital Architecture Vol 1, No 2: Maret 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1083.323 KB) | DOI: 10.24167/joda.v1i2.4503

Abstract

Dalam mendesain sebuah bangunan tempat tinggal manusia, tentu tidak bisa lepas dari pencahayaan. Dalam bangunan arsitektur, pencahayaan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pencahayaan buatan dan alami. Pencahayaan buatan berasal dari lampu, sedangkan pencahayaan alami berasal dari sinar matahari. Seperti halnya pada bangunan Rumah Kos, pencahayaan alami menjadi salah satu aspek penting. Dimana pencahayaan alami dapat menunjang kerja bangunan dan menciptakan kenyamanan pengguna didalamnya.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa desain bangunan rumah kos yang berada di Sawah Lebar Baru, Bengkulu sudah sesuai kriteria pencahayaan alami pada SNI Nomor 03-2396-2001 ataukah belum memenuhi. Untuk mengetahui hal tersebut penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan mengolah hasil pengukuran lapangan pada proses simulasi digital. Analisa dilakukan menggunakan software Autodesk Ecotect Analysis (versi 2011). Software tersebut dapat mensimulasikan peforma bangunan meliputi pencahayaan serta penghawaan melalui permodelan 3D.Hasil dari penelitian ini membandingkan ketentuan nilai Lux SNI dan hasil data simulasi. dapat disimpulkan bahwa untuk ruang tamu dan garasi sudah sesuai standar. Namun ruang makan, ruang tidur, dapur, kamar mandi belum memenuhi standar. Adapun upaya untuk memaksimalkan pencahayaan dalam ruang tidur, dan garasi rumah kos menjadi rekomendasi desain dari penelitian ini.
SIMULASI ECOTECT PADA PENCAHAYAAN DIDALAM RUANGAN DENGAN MENGUNAKAN ROSTER Rizka Tri Arinta; Muhammad Fikri; Pandu Pradewa
Jurnal Arsitektur Kolaborasi Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Arsitektur Kolaborasi
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.986 KB) | DOI: 10.54325/kolaborasi.v1i1.4

Abstract

Beradaptasi dengan dunia digital saat ini, sebuah desain bangunan yang merespon iklim setempat sudah mampu diukur dengan menggunakan simulasi. Proses ini membantu perancangan bangunan menjadi lebih matang dan terukur. Pencahayaan alami menjadi faktor utama pembahasan penelitian ini. Mulai dari pengukuran besaran cahaya (lux) hingga pada karakter cahaya yang didapatkan dari penggunanaan material roster. Biasa diaplikasikan sebagai Secondary skin (selubung bangunan) guna merupakan pelindung fisik bangunan dari paparan cuaca seperti hujan dan sinar matahari. Sehingga penggunaan roster ini perlu untuk dilihat keefektifannya dalam optimalisasi cahaya masuk ke dalam ruang serta karakter cahaya yang masuk kedalam ruang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif berbasis simulasi bangunan dengan menggunakan perangkat lunak ECOTECT, aplikasi ini menjadi satu alat analisis lingkungan yang memungkinkan arsitek dan desainer untuk mensimulasikan proses pembangunan pada fase konseptual. Dalam pengukuran kualitas cahaya pada analisa yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi Autodesk Ecotec, penggunaan material secondaryskin terhadap ruangan masih efektif terhadap cahaya yang masuk kedalam ruangan dimana sebagian besar ruangan mendapatkan pencahayaan alami sebesar 120 lux. Dalam tampilan simulasi ditandai dengan indikator warna biru pada lantai ruangan tempat tidu yang menjadi objek penelitian ini. Mayoritas pencahayaan pada ruangan sebesar 130 lux sudah cukup untuk memenuhi standar SNI.
KONDISI KENYAMANAN THERMAL PADA DESAIN BANGUNAN PERUMAHAN BUKIT VIOLAN JAYA SEMARANG Rizka Tri Arinta; Rahma Nindi Hapsari
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v6i2.771

Abstract

Abstract: Many housing hills are developed in Semarang, this location is far from urban areas, there is still a lot of green land, making this location quite attractive to many city people. Although in terms of accessibility it is far from the city center, but the environmental conditions still tend to be comfortable to live in. With a fairly steep slope of the land, there are many impacts on the quality of the building. There were many discrepancies in the planning process which later became a residential environment whose climatic conditions were still very comfortable, but then had to use a lot of energy to create cooler air conditioning. This practical effort is not in line with the architectural design of the building which makes researchers intend to see the condition of thermal comfort in the residential area of Violan Jay Aini Hill.With measurements taken directly at 10 houses with types 36, 45 and 65 the time range from 05.00 to 22.00 for several days in several houses by looking at 3 points on the part of the house, namely the terrace, family room, and bedroom.From research conducted on 10 residential houses in hilly areas that are comfortable to live in, looking at the thermal comfort of climatic factors as measured by Wind Speed, Air Humidity, Air Temperature and Radiation in December 2019, it can be seen that on the terrace of the house, bedroom, and family rooms tend to be optimally comfortable.Abstrak: perumahan perbukitan banyak dikembangkan di semarang, lokasinya yang cuku jauh dari perkotaan, masih banyaknya lahan hijau, menjadikan lokasi ini cukup diminati oleh banyak masyarakat kota. Meski dari sisi aksesibilitias jauh dari pusat kota, namun kondisi iklim perumahan masih cenderung nyaman untuk ditinggali. Dengan kemiringan lahan yang cukup curam, banyak dampak yang terjadi pada kualitas bangunan. Banyak ketidak sesuaian dalam proses perancangan pemukiman yang kemudian menjadi lingkungan perumahan yang kondisi iklimnya masih sangat nyaman, namun justru kemudian harus banyak menggunakan energi untuk menciptakan pengkondisian udara yang lebih sejuk. Upaya praktis ini yang tidak sejalan dengan desain arsitektural bangunan yang membuat peneliti bermaksud untuk melihat kondisi kenyamanan termal pada daerah perumahan bukit violan jay aini.Dengan pengukuran yang diambil langsung pada 10 rumah dengan tipe 36, 45 dan 65 rentang waktu pukul 05.00 hingga 22.00 selama beberapa hari di beberapa rumah dengan melihat 3 titik pada bagian rumah yaitu teras, ruang keluarga dan juga ruang tidur.Dari penelitian yang dilakukan pada 10 rumah perumahan di daerah perbukitan nyaman untuk ditinggali, melihat kenyamanan thermal dari faktor iklim yang diukur melalui Kecepatan Angin, Kelembapan Udara, Suhu Udara dan Suhu Radiasi pada bulan Desember 2019 lalu dapat dilihat bahwa di teras rumah, ruang tidur, dan ruang keluarga cenderung nyaman optimal.
Pemetaan Swadaya pada Program Peningkatan Kualitas Permukiman Berbasis Masyarakat Astari Wulandari; Choirul Amin; Rizka Tri Arinta
Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jpmwp.v6i2.3765

Abstract

Pemetaan swadaya merupakan satu metode penggalian data potensi dan permasalahan lingkungan permukiman secara partisipatif melalui proses diskusi kelompok terarah, penelusuran kondisi lapangan, dan pemetaan data secara digital. Tujuan kegiatan ini ada menyediakan data dasar potensi dan permasalahan lingkungan permukiman melalui partisipasi masyarakat. Pemetaan dilakukan melalui tiga tahap yaitu persiapan, kajian data dan perumusan. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan masyarakat telah menghasilkan beberapa peta tematik potensi dan permasalahan pada bidang ekonomi, penggunaan lahan, jaringan jalan, persampahan, drainase dan sanitasi. Melalui pemetaan swadaya, pemetaan yang dilakukan memiliki dua peran utama yaitu sebagai proses partisipatif dan sebagai produk yang dihasilkan komunitas.
Pengaruh Penerapan Timber Clad Masonry Terhadap Kenyamanan Termal Pada Ruang Tamu Tempat Tinggal Tropis Menggunakan Software Ecotect Candra Widyasari; Ryzka Budi Santoso; Rizka Tri Arinta
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 16 No. 1 (2022): January 2022
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.965 KB) | DOI: 10.56444/sarga.v16i1.143

Abstract

Arsitektur tropis adalah sebuah konsep bangunan yang merupakan sebuah upaya mengatasi iklim tropis. Iklim tropis biasanya terjadi di daerah garis khatulistiwa dengan panas, kelembapan, curah hujan yang tinggi, dll. Rumah dengan konsep ini akan memperhatikan hal-hal seperti tata ruang, sirkulasi udara, pencahayaan dan material yang digunakan untuk mendukung hal ini. Sehingga penghuni rumah tidak perlu khawatir terhadap elemen-elemen cuaca di iklim tropis karena huniannya sendiri telah beradaptasi untuk memberikan kenyamanan terbaik. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi; bagaimana konsep arsitektur tropis diterapkan pada ruangan rumah minimalis dan bagaimana pengaruhnya konsep tersebut terhadap kenyamanan thermal di bangunannya. Pada penelitian ini metode yang digunakan menguraikan, simulasi dan mengkaji semua data dan informasi, dari observasi langsung maupun tidak langsung. Analisa ini menggunakan analisa kualitatif dengan membandingkan antara keadaan yang ada dilapangan dengan kajian dan informasi yang didapat dari literatur serta analisa kualitatif karena berhubungan dengan besaran ruangan yang digunakan dalam menganalisa menggunakan software Ecotect. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai kenyamanan thermal sebuah bangunan yang dihitung menggunakan software berbantu.
PENGABDIAN MASYARAKAT : JENIS TANAMAN OBAT, DESAIN PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN TAMAN TOGA Choirul Amin; Rizka Tri Arinta
Jurnal Suara Pengabdian 45 Vol. 1 No. 3 (2022): September: Jurnal Suara Pengabdian 45
Publisher : LPPM Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1470.289 KB) | DOI: 10.56444/pengabdian45.v1i3.125

Abstract

Traditional family medicinal plants or herbs or often abbreviated as Toga, are very beneficial for health and when planted around the house create a beautiful environment. Currently, people prefer to use chemical-based medicines for several reasons, including: the first is the lack of knowledge about medicinal plants, the second is the limited land for growing family medicinal plants, third, the lack of information dissemination about family medicinal plants on easily accessible media. or informative to citizens.From some of the problems above, we can draw the main points of the problems that are discussed and this writing tries to find ways to provide education to the community in terms of the types of family medicinal plants, as well as the design and implementation of the construction of the toga garden.The scope of this paper is related to the author's discipline, namely in the architectural realm and takes a case study on an empty land next to a security post located in RT 08, RW V, Sumurboto Village, Banyumanik District, Semarang.The purpose of writing related to knowledge of the types of family medicinal plants, toga garden designs and their implementation are: first so that people know about the types and benefits of family medicinal plants, second so that people understand the importance of family medicinal plants for health, third so that people maximize and utilize the land. that exist in their respective environments.
KONDISI KENYAMANAN THERMAL PADA DESAIN BANGUNAN PERUMAHAN BUKIT VIOLAN JAYA SEMARANG Rizka Tri Arinta; Rahma Nindi Hapsari
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v6i2.771

Abstract

Abstract: Many housing hills are developed in Semarang, this location is far from urban areas, there is still a lot of green land, making this location quite attractive to many city people. Although in terms of accessibility it is far from the city center, but the environmental conditions still tend to be comfortable to live in. With a fairly steep slope of the land, there are many impacts on the quality of the building. There were many discrepancies in the planning process which later became a residential environment whose climatic conditions were still very comfortable, but then had to use a lot of energy to create cooler air conditioning. This practical effort is not in line with the architectural design of the building which makes researchers intend to see the condition of thermal comfort in the residential area of Violan Jay Aini Hill.With measurements taken directly at 10 houses with types 36, 45 and 65 the time range from 05.00 to 22.00 for several days in several houses by looking at 3 points on the part of the house, namely the terrace, family room, and bedroom.From research conducted on 10 residential houses in hilly areas that are comfortable to live in, looking at the thermal comfort of climatic factors as measured by Wind Speed, Air Humidity, Air Temperature and Radiation in December 2019, it can be seen that on the terrace of the house, bedroom, and family rooms tend to be optimally comfortable.Abstrak: perumahan perbukitan banyak dikembangkan di semarang, lokasinya yang cuku jauh dari perkotaan, masih banyaknya lahan hijau, menjadikan lokasi ini cukup diminati oleh banyak masyarakat kota. Meski dari sisi aksesibilitias jauh dari pusat kota, namun kondisi iklim perumahan masih cenderung nyaman untuk ditinggali. Dengan kemiringan lahan yang cukup curam, banyak dampak yang terjadi pada kualitas bangunan. Banyak ketidak sesuaian dalam proses perancangan pemukiman yang kemudian menjadi lingkungan perumahan yang kondisi iklimnya masih sangat nyaman, namun justru kemudian harus banyak menggunakan energi untuk menciptakan pengkondisian udara yang lebih sejuk. Upaya praktis ini yang tidak sejalan dengan desain arsitektural bangunan yang membuat peneliti bermaksud untuk melihat kondisi kenyamanan termal pada daerah perumahan bukit violan jay aini.Dengan pengukuran yang diambil langsung pada 10 rumah dengan tipe 36, 45 dan 65 rentang waktu pukul 05.00 hingga 22.00 selama beberapa hari di beberapa rumah dengan melihat 3 titik pada bagian rumah yaitu teras, ruang keluarga dan juga ruang tidur.Dari penelitian yang dilakukan pada 10 rumah perumahan di daerah perbukitan nyaman untuk ditinggali, melihat kenyamanan thermal dari faktor iklim yang diukur melalui Kecepatan Angin, Kelembapan Udara, Suhu Udara dan Suhu Radiasi pada bulan Desember 2019 lalu dapat dilihat bahwa di teras rumah, ruang tidur, dan ruang keluarga cenderung nyaman optimal.
Perancangan Semarang Wedding Center Iga Kristy Cahyasari; Sumarwanto; Rizka Tri Arinta
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 14 No. 2 (2020): July 2020
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/sarga.v14i2.164

Abstract

Salah satu kegiatan bisnis yang sangat banyak adalah bisnis di bidang jasa perlengkapan pernikahan. Maraknya bisnis dibidang pernikahan dapat di lihat dari semakin banyaknya pelaksanaan pernikahan di berbagai Gedung-gedung pertemuan. Namun beragam gedung pertemuan tersebut tidak ada yang memiliki yang fungsi utama sebagai tempat untuk melangsungkan pesta pernikahan. Seperti kita tahu bahwa di dalam pernikahan akan sangat banyak hal yang perlu dipersiapkan , mulai dari souvenir, undangan, tempat resepsi, gaun pengantin, catering dan sebagainya. Bahwa di kota Semarang sendiri masih belum ada tempat pada ruang kota yang menjadi pusat pelayanan jasa pernikahan yang di dalamnya menyediakan informasi yang lengkap dan tepat untuk para calon pengantin seputar persiapan pernikahan sampai terselenggaranya acara pernikahan. Selain daripada itu informasi-informasi seputar pernikahan yang masih tersebar dan belum terorganisir dengan rapi, serta masih bersifat tradisional sehingga para calon pengantin harus mengunjungi beberapa tempat untuk mendapatkan informasi tertentu. Penggunaan konsep Arsitektur Kontermporer pada desain untuk menampilkan citra bangunan sehingga penggunaan konsep tersebut memiliki fungsi dari bangunan Wedding Center dapat dicapai melalui citra visual dari bangunan dan dapat menjadi landmark pada lingkungan. Pengaplikasiannya dilakukan secara zoning, denah, sirkulasi, maupun fasad. Diharapkan rancangan ini berguna dan memberikan inspirasi bagi pembaca.
Pengaruh Penerapan Timber Clad Masonry Terhadap Kenyamanan Termal Pada Ruang Tamu Tempat Tinggal Tropis Menggunakan Software Ecotect Candra Widyasari; Ryzka Budi Santoso; Rizka Tri Arinta
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 16 No. 1 (2022): January 2022
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/sarga.v16i1.143

Abstract

Arsitektur tropis adalah sebuah konsep bangunan yang merupakan sebuah upaya mengatasi iklim tropis. Iklim tropis biasanya terjadi di daerah garis khatulistiwa dengan panas, kelembapan, curah hujan yang tinggi, dll. Rumah dengan konsep ini akan memperhatikan hal-hal seperti tata ruang, sirkulasi udara, pencahayaan dan material yang digunakan untuk mendukung hal ini. Sehingga penghuni rumah tidak perlu khawatir terhadap elemen-elemen cuaca di iklim tropis karena huniannya sendiri telah beradaptasi untuk memberikan kenyamanan terbaik. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi; bagaimana konsep arsitektur tropis diterapkan pada ruangan rumah minimalis dan bagaimana pengaruhnya konsep tersebut terhadap kenyamanan thermal di bangunannya. Pada penelitian ini metode yang digunakan menguraikan, simulasi dan mengkaji semua data dan informasi, dari observasi langsung maupun tidak langsung. Analisa ini menggunakan analisa kualitatif dengan membandingkan antara keadaan yang ada dilapangan dengan kajian dan informasi yang didapat dari literatur serta analisa kualitatif karena berhubungan dengan besaran ruangan yang digunakan dalam menganalisa menggunakan software Ecotect. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai kenyamanan thermal sebuah bangunan yang dihitung menggunakan software berbantu.
Tingkat Perilaku Pandemic Fatigue Pekerja dalam Mempengarui Okularsentrisme Desain Ruang Kantor pada Sudut Pandang Pandang Neuro-Architecture: The Level of Pandemic Fatigue Among Workers in Influencing Ocularcentrism of Office Space Design from a Neuro-Architectural Perspective Rizka Tri Arinta; Prasasto Satwiko; Robert Rianto Wijaya
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 17 No. 2 (2023): July 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/sarga.v17i2.811

Abstract

Ocularcentrisme menjadi sebuah kepercayaan yang didasarkan hanya pada yang dilihat. Kepercayaan ini membentuk persepsi–persepsi pada otak manusia pada setiap objek yang ada di sekitarnya. Pandemic fatigue di Indonesia adalah hal yang berdampak besar pada pembentukan mental dalam menghadapi pandemi. Gejala mental ini menjadi awal mula tingginya kasus burnout dan depresi yang terjadi saat bekerja. Sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan tingkatan perilaku yang terjadi pada seseorang dengan gejala pandemic fatigue dalam mempengaruhi pemikiran okularsentrisme pada satu desain ruang kantor yang akan digagas dalam sudut pandang neuroarsitektur. Penelitian ini dilakukan dalam koridor penelitian eksperimental dengan pengolahan data kuantitatif dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modelling) menggunakan software SEM – PLS. dalam melihat kondisi pandemic fatigue saat bekerja terdapat 4 set variabel internal, dan 4 variabel (workload, workflow, work-conflict, dan work climate) dengan 4 sub variabel itu ruang aktifitas, waktu dan prokes yang dipengaruhi secara eksternal. Analisis stastistik dengan menggunakan SEM digunakan untuk mencari korelasi antara pengaruh eksternal terhadap internalnya. Hasil dari penelitian ini terdapat 5 tingkatan gejala kelelahan yang mempengaruhi dilihat dari nilai loading faktor > 0,5 yaitu mulai dari workclimate, workflow, workload, workconflict, hingga motivasi dan kemampuan diri. Hubungan tersebut diperjelas dengan hasil pembentukan okularsentrisme dari 10 stimulus desain ruang kerja yang diberikan. Sehingga temuan ini menjadi sebuah pembuktian bahwa dalam membuat desain ruang kerja terdapat 12 elemen ruang yang harus diolah. Dan satu tempat yang nyaman dan dan aman dari era pandemi adalah pada ruang kerja Pribadinya.