Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi Putra, Hijrah Purnama; Hakim, Luqman; Yuriandala, Yebi; Anggraini K, Dianty
Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan Vol 5, No 1 (2013): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkebunan sawit telah menjadi perkebunan terbesar di Indonesia, salah satunya terdapat di Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau. Berdasarkan data, lahan perkebunan kelapa sawit yang terdapat di kabupaten ini seluas 116.527 Ha dengan hasil produksi 429.453 ton/tahun, dan akan dihasilkan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebesar 85.890,6 ton/tahun. Salah satu pemanfaatan TKKS adalah sebagai bahan baku briket dapat menjadi alternatif untuk mengatasi ketergantungan terhadap energi fosil. Hasil penelitian menunjukkan kualitas briket TKKS dengan kadar perekat 60% memiliki nilai kalor tertinggi yaitu 5914,81 kal/g, kadar abu 12,36%, kadar volatile matter 12,15%, kadar karbon terikat 63,99%, kadar air terendah 11,50% dan laju pembakaran 0,0476 g/dt. Setelah dibandingkan dengan SNI 01-6235-2000 semua briket berbagai variasi perekat memenuhi standar nilai kalor tetapi belum ada satupun briket yang memenuhi standar kadar abu, sedangkan pada parameter volatile matter hanya pada briket dengan 60% dan 65% perekat yang telah sesuai dengan standar. Kata Kunci : Briket, Energi Alternatif, Perekat Nasi dan TKKS
Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk dan Jasa Kreatif Purnama Putra, Hijrah; Yuriandala, Yebi
Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan Vol 2, No 1 (2010): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumber sampah terbanyak adalah berasal dari pemukiman, komposisinya berupa 75% terdiri darisampah organik dan hanya 25% sampah anorganik. Sampah organik telah banyak dimanfaatkan sebagaibahan pembuatan kompos, briket serta biogas, tetapi sampah anorganik masih sangat minimpengelolaannya. Sampah anorganik sangat sulit didegradasi bahkan tidak dapat didegradasi sama sekalioleh alam, oleh karena itu diperlukan suatu lahan yang sangat luas untuk mengimbangi produksi sampahjenis ini. Sampah anorganik yang paling banyak dijumpai di masyarakat adalah sampah plastik. Padatahun 2008 produksi sampah plastik untuk kemasan mencapai 925.000 ton dan sekitar 80%nyaberpotensi menjadi sampah yang berbahaya bagi lingkungan. Karena potensinya yang cukup besar,alangkah lebih baik untuk memanfaatkan sampah plastik ini menjadi produk dan jasa kreatif dalamrangka mengelola sampah plastik dengan baik, sehingga plastik benar-benar mendukung kehidupan kita.Sebagai produk kreatif, karya kreasi sampah plastik memiliki nilai komersial yang menjanjikan. Produkini memiliki daya jual yang dapat menghasilkan keuntungan. Secara umum, bisnis ini terbagi dalam duajenis, yaitu produk dan jasa.Kata kunci: sampah, plastik, produk, dan jasa kreatif
Studi Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Keluarga terhadap Sikap dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (studi kasus di Desa Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta) Putra, Hijrah Purnama; Taufiq, Anggun Reza; Juliani, Any
Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan Vol 5, No 2 (2013): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Laju produksi sampah terus meningkat tidak hanya sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk namun juga meningkat seiring dengan perubahan pada pola konsumsi masyarakat. Paradigma lama tentang pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat adalah tentang bagaimana membuang dan memusnahkannya. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Peran serta masyarakat secara aktif dalam mengelola sampah sangat menentukan keberhasilan pelaksanaannya. Faktor keadaan masyarakat dalam segi tingkat pendidikan dan pendapatan sangat berpengaruh terhadap keikutsertaan seseorang dalam mengelola sampah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan terhadap sikap dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Adapun responden pada penelitian ini adalah 120 keluarga di Desa Condongcatur, Kecamatan Depok yang dipilih secara acak. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis di dalam penelitian ini adalah Multiple Regression Analysis. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan dan pendapatan berpengaruh secara positif terhadap sikap keluarga dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Condongcatur yang ditunjukkan dari data statistik p-value 0.000 untuk tingkat pendidikan, 0.022 untuk pendapatan dengan tingkat signifikan 5%. Kata kunci : Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
PELATIHAN MITIGASI BENCANA KEPADAANAKANAK USIA DINI Hijrah Purnama Putra
Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship Vol 3 No 2 (2014): May 2014
Publisher : UII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Disaster is an event or series of events that threaten and disrupt the lives andlivelihood caused by natural factors or non-natural factors.  Countries Indonesia has thepotential disaster is so large that people have to understand the process of disastermitigation well. The potential of disaster in Indonesia caused the opportunity forcommunity to be a victim is bigger,especially children because of the children are still veryvulnerable and have minimal knowledge related to disaster mitigation. One of area thathas children with minimal knowledge of disaster mitigation is children in the dusunTlogolele. Based on the problem that mentioned before, it made community serviceprograms with the theme of disastermitigation training in the dusun Tlogolele. From theresults of the implementation of the program the children were able to understand theprocess of disaster mitigation and implementation so thatwhenever a disaster undertakenchildren can survive and stay live.
Studi Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Keluarga terhadap Sikap dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (studi kasus di Desa Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta) Hijrah Purnama Putra; Anggun Reza Taufiq; Any Juliani
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 5 No. 2 (2013): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol5.iss2.art3

Abstract

Laju produksi sampah terus meningkat tidak hanya sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk namun juga meningkat seiring dengan perubahan pada pola konsumsi masyarakat. Paradigma lama tentang pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat adalah tentang bagaimana membuang dan memusnahkannya. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Peran serta masyarakat secara aktif dalam mengelola sampah sangat menentukan keberhasilan pelaksanaannya. Faktor keadaan masyarakat dalam segi tingkat pendidikan dan pendapatan sangat berpengaruh terhadap keikutsertaan seseorang dalam mengelola sampah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan terhadap sikap dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Adapun responden pada penelitian ini adalah 120 keluarga di Desa Condongcatur, Kecamatan Depok yang dipilih secara acak. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis di dalam penelitian ini adalah Multiple Regression Analysis. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan dan pendapatan berpengaruh secara positif terhadap sikap keluarga dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Condongcatur yang ditunjukkan dari data statistik p-value 0.000 untuk tingkat pendidikan, 0.022 untuk pendapatan dengan tingkat signifikan 5%. Kata kunci : Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi Hijrah Purnama Putra; Luqman Hakim; Yebi Yuriandala; Dianty Anggraini K
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 5 No. 1 (2013): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol5.iss1.art4

Abstract

Perkebunan sawit telah menjadi perkebunan terbesar di Indonesia, salah satunya terdapat di Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau. Berdasarkan data, lahan perkebunan kelapa sawit yang terdapat di kabupaten ini seluas 116.527 Ha dengan hasil produksi 429.453 ton/tahun, dan akan dihasilkan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebesar 85.890,6 ton/tahun. Salah satu pemanfaatan TKKS adalah sebagai bahan baku briket dapat menjadi alternatif untuk mengatasi ketergantungan terhadap energi fosil. Hasil penelitian menunjukkan kualitas briket TKKS dengan kadar perekat 60% memiliki nilai kalor tertinggi yaitu 5914,81 kal/g, kadar abu 12,36%, kadar volatile matter 12,15%, kadar karbon terikat 63,99%, kadar air terendah 11,50% dan laju pembakaran 0,0476 g/dt. Setelah dibandingkan dengan SNI 01-6235-2000 semua briket berbagai variasi perekat memenuhi standar nilai kalor tetapi belum ada satupun briket yang memenuhi standar kadar abu, sedangkan pada parameter volatile matter hanya pada briket dengan 60% dan 65% perekat yang telah sesuai dengan standar. Kata Kunci : Briket, Energi Alternatif, Perekat Nasi dan TKKS.
Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk dan Jasa Kreatif Hijrah Purnama Putra; Yebi Yuriandala
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 2 No. 1 (2010): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol2.iss1.art3

Abstract

Sumber sampah terbanyak adalah berasal dari pemukiman, komposisinya berupa 75% terdiri dari sampah organik dan hanya 25% sampah anorganik. Sampah organik telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos, briket serta biogas, tetapi sampah anorganik masih sangat minim pengelolaannya. Sampah anorganik sangat sulit didegradasi bahkan tidak dapat didegradasi sama sekali oleh alam, oleh karena itu diperlukan suatu lahan yang sangat luas untuk mengimbangi produksi sampah jenis ini. Sampah anorganik yang paling banyak dijumpai di masyarakat adalah sampah plastik. Pada tahun 2008 produksi sampah plastik untuk kemasan mencapai 925.000 ton dan sekitar 80%nya berpotensi menjadi sampah yang berbahaya bagi lingkungan. Karena potensinya yang cukup besar, alangkah lebih baik untuk memanfaatkan sampah plastik ini menjadi produk dan jasa kreatif dalam rangka mengelola sampah plastik dengan baik, sehingga plastik benar-benar mendukung kehidupan kita. Sebagai produk kreatif, karya kreasi sampah plastik memiliki nilai komersial yang menjanjikan. Produk ini memiliki daya jual yang dapat menghasilkan keuntungan. Secara umum, bisnis ini terbagi dalam dua jenis, yaitu produk dan jasa.
SEKTOR BARU PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA (STUDI KASUS DI KOTA YOGYAKARTA, KABUPATEN SLEMAN DAN BANTUL) Hijrah Purnama Putra; Enri Damanhuri; Emenda Sembiring
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 11 No. 1 (2019): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol11.iss1.art2

Abstract

The rate of municipal waste generation increases along with the increase in population, infrastructure and supporting activities in it. But in developing countries, the amount of waste is not comparable with the government's performance in handling it. The role of the government in waste management, in this study is referred to as the formal sector. Various limitations arise in this formal sector, such as minimal funding, human resources and the availability of infrastructure. In addition to the formal sector, there are also informal activities that play a role, but the motives for their activities are not environmental issue, but economic motives for individuals and groups, so that their large role is not considered in municipal solidwaste management and planning. The Indonesian government presents other sectors in the Solidwaste Bank and TPS 3R programs, this sector is referred to as the semi-formal sector, because of the government's involvement but operated by the community. The motive is also integrated between environment and economy as a step of empowerment. This study aims to present the semi-formal sector, whose task is to assist in the handling and reduction of waste at both at the source and the larger scale (comunal), as a new sector in the solidwaste management system in Indonesia. Keywords : Semi-formal sector, Solidwaste Bank, Solidwaste management, TPS3R
PENGOLAHAN LIMBAH MAKANAN DENGAN METODE CONDUCTIVE DRYING Yebi Yuriandala; Hijrah Purnama Putra; Nurul Lathifah
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 12 No. 1 (2020): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol12.iss1.art4

Abstract

Pengolahan limbah makanan diperlukan untuk mengurangi timbulan sampah yang akan masuk pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dimana rata-rata tiap orang di Indonesia membuang 300 kg tiap tahun. Pada penelitian pengolahan limb ah makanan dengan alat Food Waste Recycler (FWR) untuk menurunkan massa limbah dengan menggunakan metode conductive drying. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dari pengolahan limbah makanan dengan menggunakan alat FWR, yaitu massa limbah, suhu, dan waktu pengolahan. Pada penelitian pengolahan limbah makanan 500 gram pada suhu 70oC selama 5 jam (S1) dan 10 jam (S2) dengan adanya pencacahan terlebih dahulu untuk mempercepat proses pengeringan. Berdasarkan penelitian menunjukkan adanya penurunan massa sampah pada sampel S1 39% dengan massa akhir 305 gram dan S2 73,2% dengan massa akhir 134 gram. Penurunan massa limbah karena adanya penguapan kadar air sampah akibat adanya panas yang dihasilkan dari sumber panas (heater). Selain itu pada sampel S1 tidak adanya perubahan warna dan memiliki bau busuk sedangkan pada S2 warna kecoklatan dan bau tidak seperti awal. Hasil Food Waste Recycler dengan metode conductive drying memiliki karakteristik kimia pada limbah sampel S1 pH 6,5, 0,81% nitrogen, 1,19% phosfor, 1,30% kalium, 11,6% karbon organik dan rasio C/N 13,8 sedangkan pada S2 pH 7, 0,54% nitrogen, 1,08% phosfor, 1,31% kalium, 8,36% karbon organik dan rasio C/N 15,5. Waktu proses yang lama menjadi faktor tingginya kadar kering limbah, adanya perubahan warna, bau, dan rendahnya kadar hara yang terkandung pada limbah.
Pemetaan Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kota Bogor Alfahmi Ristianto; Hijrah Purnama Putra; Fina Binazir Maziya
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jsal.2022.009.01.2

Abstract

ABSTRAK Pertumbuhan penduduk Kota Bogor sangat tinggi, sehingga terjadi peningkatan sampah yang tidak terkelola dengan baik. Pengelolaan sampah seperti tempat penampungan sementara pemerintah belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, yang mengarah pada munculnya LPS (Lokasi Pembuangan Sampah) ilegal akibat praktik pembuangan sampah ilegal oleh masyarakat setempat. Bahaya LPS ilegal adalah dapat mencemari lingkungan, berpotensi menyebarkan penyakit dan menghilangkan nilai estetika di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis penyebaran situs LPS ilegal dengan faktor-faktor yang berpengaruh. Data penelitian diambil langsung dengan observasi dan pengukuran di lokasi tersebut dan dengan bantuan studi perpustakaan. Hasil penelitian kami menunjukkan ada 6 kecamatan yang menjadi objek penelitian di Kota Bogor, antara lain Bogor Utara, Bogor Barat, Bogor Tengah, Tanah Sareal, Bogor Timur, Bogor Selatan. Hasil penelitian ini menemukan 28 lokasi LPS ilegal yang tersebar di 6 kecamatan. Sebaran dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, lahan, jarak ke sungai, jenis jalan dan ketersediaan TPS (Tempat Pemrosesan Sampah) legal.Kata kunci: Kota Bogor, LPS ilegal, pemetaan, sistem informasi geografi ABSTRACT The population growth of Bogor city is very high, so there is an increase in waste that is not managed properly. Although waste management facilities such as temporary shelters have not been able to meet the needs of the community, which leads to the emergence of illegal garbage disposal location due to illegal waste disposal practices by the local community. The danger of illegal garbage disposal location is that it can pollute the environment, potentially spreading disease and eliminating aesthetic value in the area. This study aims to map and analyze the spread of illegal garbage disposal location sites with influential factors. The research data was taken directly with observation and measurement at the site and with the help of library studies. The results of my research showed that there are 6 sub-districts that are the object of research in Bogor City, including North Bogor, West Bogor, Central Bogor, Tanah Sareal, East Bogor, South Bogor. The results of this study found 28 illegal garbage disposal locations spread across 6 sub-districts. Furthermore, the distribution is influenced by population density, land, distance to the river, type of road and availability of legal Garbage Processing Site.Keywords:  Bogor City, illegal garbage disposal location, mapping, geographic information system