Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Kajian Potensi Pemanfaatan Sampah Organik Pasar berdasarkan Karakteristiknya (Studi Kasus Pasar Segiri Kota Samarinda) Rahayu, Dwi Ermawati; Sukmono, Yudi
Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan Vol 5, No 2 (2013): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar tradisional merupakan salah satu sumber penghasil sampah yang cukup besar sehingga perlu dilakukan kajian untuk mengetahui potensi pemanfaatannya termasuk di Pasar Segiri Samarinda. Penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling sampah sesuai SNI Persampahan 19-3964-1995 yang dilakukan selama 8 hari berturut turut untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah pada 33 los pedagang. Responden sebanyak 50 pedagang pasar untuk mengetahui potensi keterlibatan pedagang dalam pengelolaan sampah pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa timbulan sampah yang dihasilkan sebesar 5,94 m 3 /hari dengan potensi terbesar berasal dari sampah organik yang mudah terurai yaitu 78, 26%. Berdasarkan neraca kesetimbangan massa sampah dengan memperhatikan nilai recovery sampah maka residu yang dihasilkan untuk dibuang ke TPA sebesar 278,09 kg/hari. Peran serta pedagang dalam pengelolaan sampah pasar masih rendah sebatas pewadahan sampah tanpa melakukan pemilahan. Kata kunci : sampah organik, pasar, pemanfaatan, timbulan sampah
SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DAN TINJA DI IPAL JL JELAWAT SAMARINDA Rahayu, Dwi Ermawati; Wijayanti, Dyah Wahyu
APLIKA Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 8, No 1 (2008): Februari 2008
Publisher : APLIKA Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1455.609 KB)

Abstract

Waste water treatment plant of Jelawat built as a part of "Prokasih" Karang Mumus river. Location of jelawat waste treatmant plant on sidomulyo and connected 6 RT in network pipe. Resources of waste water from domestic waste water like a kitchen, urinoir, presipitation and solid waste "excreta". Flow system of Jelawat waste water treatment plant are main pipe, manhole, persil pipe and CSD (Combine Sewer Drainage). In Jelawat waste water treatment plant are many unit treatment from pre treatment until final treatment. Step of unit treatment are bar screen, flotasi unit, primary clarifier, RBC (rotating Biological Contactor) and final clarifier. RBC is treatment by biological process used to microorganism culture attach in rotordisk. Quality of effluen jelawat waste water treatment plant is good to compare with SK Gubernur No.26/2002 about Standar Quality waste water for industries and comersial sources in East Kalimantan.
PENURUNAN WARNA DAN TSS LIMBAH CAIR TENUN SARUNG SAMARINDA MENGGUNAKAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG KEPITING Dwi Ermawati Rahayu; Sheila Aulia
Purifikasi Vol 15 No 1 (2015): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v15.i1.20

Abstract

Industri rumah tangga pembuatan sarung tenun Samarinda menghasilkan limbah cair dengan konsentrasi TSS dan warna yang melebihi baku mutu sehingga memerlukan pengolahan sebelum dibuang ke badan air. Salah satu unit pengolahan yang dapat digunakan adalah unit koagulasi flokulasi dengan menambahkan koagulan. Jenis koagulan yang dapat digunakan salah satunya adalah koagulan dari bahan alam yaitu berasal dari kitosan limbah cangkang kepiting. Tahapan penelitian ini dimulai dengan mempersiapkan koagulan dari kepiting dengan tahapan isolasi kitin yang meliputi tahap demineralisasi, deproteinasi, deasetilasi. Tahap selanjutnya adalah dengan metode jar tes untuk menentukan dosis optimum untuk menurunkan parameter TSS dan warna dari limbah tenun sarung Samarinda. Analisa laboratorium dilakukan terhadap parameter pH, TSS, warna, volume flok yang terbentuk selama jar test. Hasil penelitian dari analisa FTIR menunjukkan bahwa limbah cangkang kepiting mempunyai derajat deasetilasi sebesar 74,25% yang menunjukkan sebagai kitosan yang mengandung gugus amina dalam rantai karbonnya yang bermuatan positif sehingga dapat berfungsi mendestabilisasi koloid yang bermuatan negatif. Dosis optimum pada pengolahan limbah cair ini dengan menggunakan kitosan 1% sebesar 35ml dengan efisiensi removal TSS 88,79% dan warna 35,49%. Namun terjadi penurunan nilai pH menjadi 4,98 disebabkan penggunaan asam asetat sebagai pelarut kitosan.
Karakteristik Adsorben Karbon Aktif Dari Limbah Padat Kelapa Sawit (Review) Dwi Ermawati Rahayu; Wahyono Hadi
Purifikasi Vol 17 No 1 (2017): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v17.i1.46

Abstract

Agroindustri kelapa sawit menghasilkan limbah biomassa dengan volume yang besar. Limbah tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi bioadsorben untuk digunakan dalam pengolahan air limbah, air minum dan remediasi tanah. Kualitas adsorben yang baik mempunyai karakteristik porositas tinggi, stabilitas fisik kimia dan luas area permukaan besar. Untuk menghasilkan bioadsorben karbon aktif maka dilakukan proses karbonisasi dilanjutkan dengan proses aktivasi. Proses ini meliputi aktivasi fisik, kimia serta gabungan fisik-kimia maupun kimia-fisik. Aktivasi bertujuan untuk meningkatkan mesopori dan makropori sehingga dihasilkan karbon aktif dengan luas permukaan spesifik yang besar. Pemilihan proses aktivasi secara fisik, kimia asam atau basa untuk proses aktivasi akan berpengaruh terhadap karakteristik karbon aktif yang dihasilkan. Terutama berpengaruh terhadap affinitas alifatik fungsional grup yang terdapat pada permukaan atas karbon aktif
ANALYSIS OF COAL MINING LAND USE CHANGES WITH THE DRIVING, PRESSURE, STATE, IMPACT, RESPONSE (DPSIR) APPROACH IN DAMAI DISTRICT, KUTAI BARAT REGENCY, INDONESIA yunianto setiawan; Dwi Ermawati Rahayu; Edgar Rahman
Jurnal Infrastruktur Vol 9 No 1 (2023): Jurnal Infrastruktur
Publisher : Jurnal Infrastruktur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/infrastruktur.v9i1.3845

Abstract

West Kutai Regency, especially in Damai District, is one of the regions in Indonesia that has great potential for coal natural resources. Coal mining certainly requires sufficient space for its mining activities, therefore it is the regulation of space that will later regulate and limit the excessive use of land. This study uses the DPSIR method where the DPSIR component requires a response from the community. The criteria for resource persons are competent and have influence in making decisions regarding something related to environmental issues in Damai District. Furthermore, the selected resource persons must also be those who are willing to be interviewed. The driving of changes in the use of coal mining land in Damai District is due to demographic factors as well as economic growth. The pressure that occurs is in the form of land clearing and expansion of mining land, thereby reducing existing land resources and increasing mining activities, which in turn increases other environmental pressures. Other pressures, such as increasing waste disposal activities, increase the volume of waste due to the increase in the number of coal mining areas. The latest conditions, namely the results of monitoring the condition of the water and air are still quite good, it's just that in the waters of the Kedang Pahu River there are findings of iron content that still exceeds the threshold. The impact of the increase in mining land in the form of reduced land resources, increased potential for erosion that can cause flooding, reduced environmental quality and interfere
PROSES PENGOMPOSAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS): ANALISIS FISIK DAN KENAMPAKAN ORGANISME Edhi Sarwono; Dwi Ermawati Rahayu; Weldy Dziya Millati; Sariyadi Sariyadi
AGROINTEK Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v17i2.13935

Abstract

Oil Palm Empty Fruit Bunches (OPEFB) are among the processed palm oil's waste products. A tone of processed fresh oil palm fruit bunches produces 22-23% of OPEFB. Using OPEFB as mulch for the gate takes a long to decompose and triggers rhinoceros beetles as palm oil pests. Therefore, this study determined OPEFB composting process and the emerging organisms. The composting method involved open windrow with material mixture variation without leachate and EM4 (Effective microorganisms 4), with additional EM4, leachate, and leachate and EM4. OPEFB was chopped to 2-4cm, and the pieces were stacked with dimensions of (120cm x 80cm x 100cm). The results showed that adding activators in the composting process did not affect the organism’s appearance. Bioactivators visually affect the texture, smell, and material color. Furthermore, temperature, pH, and humidity had a similar trend in the composting process. The organisms that emerged from the composting process include maggots, ants, fungi, and millipedes
Analisis Life Cycle Assessment (LCA) Pada Pengolahan Air Limbah di Pahu Makmur Palm Oil Mill: Life Cycle Assessment (LCA) Analysis of Wastewater Treatment at Pahu Makmur Palm Oil Mill M IBNU ALFARIDHO; DWI ERMAWATI RAHAYU; EDHI SARWONO
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 24 No. 2 (2023)
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jtl.2023.652

Abstract

ABSTRACT One of the potential wastes generated by the Crude Palm Oil (CPO) production process is Palm Oil Mill Effluent (POME). POME wastewater can produce Greenhouse Gases (GHG) and high levels of organic materials such as COD, BOD, and total nitrogen, which have impacts on the environment. This study aims to analyse the environmental impacts of POME wastewater treatment using the Life Cycle Assessment (LCA) method based on SNI ISO 14040:2016. The LCA analysis was aided by SimaPro v 9.3.0 software using the IMPACT 2002+ calculation method. The research focuses on measuring the environmental impacts of the POME waste treatment process in a 1 ton CPO production unit, with impact categories including global warming, water eutrophication, and respiratory organics. The research limitation is set to "gate to gate" due to the input being limited to the waste treatment process of the production plant. It was found that the environmental impacts generated are as follows: Global warming (8.47E+08 kg CO2eq/day) with contributions from biogenic CH4, N2O, fossil CH4, and fossil CO2 emissions; water eutrophication (33,622.8 kg PO4eq/day) with contributions from COD and total nitrogen emissions; and respiratory organics (253,197.7 kg C2H4eq/day) with contributions from biogenic CH4 emissions. In this case, the sludge pit process has the highest contribution to each impact category, accounting for 37.8%. The high percentage of contribution from the sludge pit to the impact category is known due to the biological process of organic matter decomposition, which generates methane biogas. Therefore, a recommended approach that can be implemented to manage POME waste sustainably is to construct an anaerobic digester to capture the released biogas and utilize it as an energy source for biogas power plants. This action is environmentally, economically, and socially viable.   ABSTRAK Salah satu potensi limbah yang dapat dihasilkan oleh Proses Produksi CPO adalah Palm Oil Mill Effluent (POME). Air limbah tersebut sangat berbahaya bagi lingkungan apabila tidak dikendalikan. Analisis ini bertujuan mengetahui kondisi eksisting dan evaluasi dampak lingkungan pada pengolahan air limbah POME serta memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan berkelanjutan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu Life Cycle Assessement (LCA) berdasarkan SNI ISO 14040:2016. Batasan penelitian yang dilakukan dalam analisis LCA menggunakan batasan Gate to Gate yaitu hanya pada hilir kegiatan di IPAL Pahu Makmur Palm Oil Mill. Diperoleh bahwa sumber dampak lingkungan yang diakibatkan pada pengolahan limbah POME di IPAL PMPOM yaitu berasal dari enam unit kolam. Dampak lingkungan yang dihasilkan yaitu global warming dengan memperoleh nilai karakterisasi dampak sebesar 8,47E+08 kgCO2eq. Dampak ini dihasilkan dari kontribusi emisi dari CH4 biogenik, N2O, CH4 fosil dan CO2 Fosil. Dampak selanjutnya yaitu aquatic eutrophication dengan nilai karakterisasi dampak sebesar 33.622,8 kgPO4eq. Nilai tersebut dihasilkan dari dua kontribusi emisi yang bersumber dari parameter COD dan Total Nitrogen. Dampak selanjutnya respiratory organic dengan nilai karakterisasi dampak sebesar 253.197,7 kgC2H4eq. Rekomendasi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan tindakan berkelanjutan yaitu dengan membuat digester anaerobik sebagai pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg). Tindakan ini layak secara lingkungan, ekonomi dan sosial.
PENGARUH VARIASI WAKTU KONTAK DAN MASSA ADSORBEN KULIT JERUK SIAM (Citrus Nobilis) TERHADAP PENYISIHAN KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) Nur Ainiyyah Fitria Anwar; Ika Meicahayanti; Dwi Ermawati Rahayu
Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL
Publisher : Mulawarman University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtlunmul.v6i1.7409

Abstract

Merkuri dan kadmium merupakan logam berat yang berbahaya bagi lingkungan yang perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang. Salah satu metode pengolahan logam berat adalah adsorpsi dengan karbon aktif. Karbon aktif dapat dibuat oleh berbagai macam biomassa, salah satunya adalah kulit jeruk. Jeruk merupakan buah yang dikonsumsi secara luas oleh masyarakat. Pada kulit jeruk terkandung pektin yang dapat mengikat logam berat menjadi senyawa kompleks, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk adsorben karbon aktif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu kontak dan massa adsorben dari karbon aktif kulit jeruk terhadap penyisihan kadmium dan merkuri. Dehidrasi kulit jeruk dilakukan pada suhu 105ºC selama 3 jam dan dilakukan terus menerus hingga massa konstan. Proses karbonisasi dilakukan pada suhu 400ºC selama 60 menit. Aktivasi dilakukan secara kimiawi menggunakan asam fosfat 85% dengan impregnasi rasio 1:1. Limbah kadmium dan merkuri merupakan limbah sintetis yang dibuat menggunakan larutan induk 1000 mg/L. Konsentrasi awal limbah sintetis kadmium dan merkuri adalah 2,359 mg/L dan 1,919 mg/L. Dari penelitian ini didapatkan penyisihan kadmium terbaik pada massa adsorben 2 gram dengan variasi waktu kontak 60 menit, yaitu 1,511 mg/L dan penyisihan merkuri terbaik didapatkan pada massa adsorben 2 gram dengan variasi waktu kontak 60 menit, yaitu 0,412 mg/L.
KAJIAN PENDAHULUAN PENYEDIAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH SEBAGAI SARANA PENUNJANG AGROWISATA KAMPOENG SAWAH ZWAGERI BORNEO Ika Meicahayanti; Dwi Ermawati Rahayu; Yudi Sukmono; Agus Winarno; Marieke Stefanny Malenge; Arizaldi Jamayam Rifani
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 12 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i12.4650-4659

Abstract

Kampoeng Sawah Zwageri Borneo merupakan tempat wisata yang berada di Desa Manunggal Jaya, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara. Luasnya lahan pertanian menjadikan desa ini memiliki potensi pengembangan agrowisata. Pengembangan agrowisata dilakukan oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang dibentuk oleh masyarakat desa. Dalam pengembangan pariwisata, unsur penting yang perlu diperhatikan adalah sarana dan prasarana yang memadai untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Salah satunya adalah sarana prasarana penyediaan air bersih. Kampoeng Sawah Zwageri Borneo memiliki potensi sumber air baku berupa kolam bekas tambang, dimana untuk pemanfaatannya perlu dilakukan kajian pendahuluan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air kolam bekas tambang dan menganalisis kebutuhan air bersih, serta memberikan rekomendasi perencanaan instalasi pengolahan air bersih. Kegiatan dilakukan melalui tahapan observasi dan wawancara; evaluasi kualitas sumber air; analisis kebutuhan air; serta rekomendasi penyediaan air bersih. Observasi dan wawancara dilakukan di lokasi wisata dengan anggota pokdarwis, serta masyarakat sekitar. Kualitas sumber air baku dianalisis terhadap parameter pH, kekeruhan, Fe, Mn, dan zat organik. Hasil analisis kualitas sumber air baku diketahui bahwa hanya nilai pH yang memenuhi, sedangkan parameter lainnya belum memenuhi standar air bersih sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No.2 Tahun 2023. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui kebutuhan air Kampoeng Sawah Zwageri Borneo sebesar 33,34 m3/hari. Rekomendasi perencanaan instalasi pengolahan air disampaikan kepada pihak pokdarwis dalam diskusi terarah dengan rencana teknologi berupa roughing filter, tray aerator, serta filtrasi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dilanjutkan untuk perencanaan dan pengadaan sarana instalasi pengolahan air bersih untuk menunjang kegiatan wisata Kampoeng Sawah Zwageri Borneo dan penduduk di sekitarnya.
Perancangan dan Modifikasi Roughing Filter – Aerasi sebagai Unit Pengolahan Air Kolam di Wisata Kampoeng Sawah Zwageri Borneo Dwi Ermawati Rahayu; Ika Meicahayanti; Yudi Sukmono; Agus Winarno; Fernando Pratama; Farandhika Rinno Adzuari; M Aqsha
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 5 (2024): September 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.5.1299-1307

Abstract

Air bersih merupakan salah satu sarana prasarana yang mutlak diperlukan bagi pengembangan kawasan wisata termasuk agrowisata yang akan dikembangkan di Kampung sawah Zwageri Borneo Desa Manunggal Jaya Kabupaten Kutai Kartanegara. Ketersediaan air baku dengan volume yang memadai telah tersedia berupa kolam bekas galian tambang batubara. Diperlukan perencanaan unit pengolahan air yang mudah dalam aplikasi dan operasionalnya sesuai kriteria desain yang ada. Teknologi yang terpilih sesuai dengan karakteristik air bakunya yaitu kekeruhan dan Fe yang melebihi baku mutu adalah unit horizontal roughing filter dan unit tray aerasi. Berdasarkan analisis rata rata kebutuhan air sebesar 33.339,4285 liter/hari maka direncanakan unit IPA yang akan dioperasikan selama 12jam/hari dengan debit 46,3812 L/menit. Perhitungan unit rouging filter dan tray aerasi dengan menggunakan debit tersebut diperoleh dimensi unit horizontal roughing filter dengan panjang kompartemen 1 :2:3 yaitu 3m:2m:1,2m dengan lebar 1,5m dan kedalaman 1,5m. Media yang bisa digunakan sesuai karakteritik lokal adalah koral, arang kayu ulin dan ijuk. Sedangkan hasil perancangan tray aerasi menghasilkan dimensi panjang 2m lebar 1m. Tray bertingkat sebanyak 4 tingkat dengan ketinggian total 2,4m dengan jarak antar tray 60cm. Lubang tray dengan diameter 0,5mm sebanyak 5898 lubang per tray. Untuk menghemat lahan maka dilakukan modifikasi dengan penempatan unut tray diatas kompartemen ke2 horizontal roughing filter yang berukuran lebar 2m. Lebar kompartemen ini sesuai panjang tray dan masih memungkinkan lubang bagi pembersihan komparteman ke2. Teknologi ini sesuai diaplikasikan untuk unit pengolahan air skala kecil di pedesaan.