Marhamah Marhamah
Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus (L.) Rendl ) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli ATCC 25922 Lutfiah Fitriani; Maria Tuntun; Marhamah Marhamah
Jurnal Medika Malahayati Vol 5, No 3 (2021): Volume 5 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.837 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v5i3.5113

Abstract

Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di usus besar manusia sebagai flora normal. Serai wangi merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena memiliki kandungan senyawa yang bersifat antibakteri. Serai wangi diketahui memiliki kandungan alkaloid, terpenoid, saponin, flavonoid, dan tanin. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui daya hambat ekstrak serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendl terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli ATCC 25922. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan metode Difusi Kirby Bauer. Konsentrasi ekstrak serai wangi yang digunakan adalah 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% dengan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak serai wangi mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli ATCC 25922 pada konsentrasi 10%-100% dengan rerata zona hambat 6,80mm – 16,70 mm. Analisa data menggunakan uji One-way Anova dengan hasil nilai P=0,000 (P<0,05) menunjukan bahwa ekstrak berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli ATCC 25922, dilanjutkan uji beda nyata terkecil dengan P<0,05 menunjukan adanya perbedaan yang nyata setiap konsentrasi. Pada konsentrasi 100% dengan konsentrasi 50%-10%, konsentrasi 90% dan 80% dengan konsentrasi 40%-10%, konsentrasi 70% dengan konsentrasi 30%-10%, konsentrasi 60% dan 50% dengan konsentrasi 20%-10%, dan konsentrasi 40% dengan konsentrasi 10%.
POTENSI EKSTRAK RUMPUT LAUT HIJAU (Bryopsis pennata) SEBAGAI LARVASIDA DALAM MENEKAN ANGKA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Marhamah Marhamah; Ismalia Husna
Jurnal Medika Malahayati Vol 4, No 1 (2020): Volume 4 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.243 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v4i1.2665

Abstract

Nyamuk merupakan salah satu vektor yang dapat menularkan berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada umumnya penatalaksanaan pasien DBD di rumah sakit bersifat suportif dan simptomatis, karena itu pengendalian biologi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menurunkan angka penyebaran kasus DBD, salah satunya dengan pemanfaatan ekstrak rumput laut hijau (Bryopsis pennata). Ekstrak rumput laut hijau dapat digunakan untuk membunuh larva Aedes aegypti melalui perusakan morfologi, perubahan histologi di bagian midgut larva, dan mengganggu kerja organ larva karena memiliki senyawa kimia seperti alkaloid, saponin, dan steroid yang merupakan racun pernapasan dan racun perut terhadap larva Aedes aegypti. Sehingga B. pennata dapat dikembangkan sebagai larvasida untuk mematikan larva Aedes aegypti dan penyakit DBD dapat diberantas.
Perbandingan Kemampuan Ekstrak Daun Saga (Abrus precatorius Linn.) Dengan Madu Hitam Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Pseudomonas aeruginosa Marhamah Marhamah
Jurnal Analis Kesehatan Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Analis Kesehatan
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v4i2.272

Abstract

Saat ini infeksi oleh Pseudomonas aeruginosa semakin sulit untuk diatasi, karena timbulnya resistensi terhadap antibiotik. Salah satu cara dalam menanggulangi resistensi diperlukan anti mikroba alternatif. Pemanfaatan tanaman, sebagai obat alternatif dalam menanggulangi infeksi  sampai sekarang masih berlangsung, dimana umumnya penggunaan berdasarkan pengalaman turun-temurun, sehingga upaya penelitian masih sangat dibutuhkan dalam rangka pengembangannya maupun pemanfaatan obat alam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun saga (Abrus precatorius Linn.) dan madu hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa, juga mengetahui konsentrasi  ekstrak daun saga dan madu hitam yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa, serta mengetahui perbedaan kemampuan ekstrak daun saga (Abrus precatorius Linn.) dengan madu hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Jenis penelitian eksperimen di laboratorium (invitro), dimana ekstrak daun saga dan madu hitam sebagai variabel bebas, variabel terikat adalah pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Analisa data univariat berupa tabel dan grafik, bivariat dengan uji t. Hasil penelitian didapatkan bahwa ekstrak daun saga dan madu hitam konsentrasi 10% sampai dengan 100% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Konsentrasi  madu hitam10% s/d 50% lebih baik kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dibandingkan dengan ekstrak daun saga, namun konsentrasi ekstrak daun saga 70% s/d 100% lebih baik kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dibandingkan dengan madu hitam
PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achantina fulica) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI GRAM POSITIF DAN BAKTERI GRAM NEGATIF MISBAHUL HUDA; Marhamah Marhamah
Jurnal Analis Kesehatan Vol 5, No 2 (2016): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v5i2.461

Abstract

Bekicot (Achantina fulica) merupakan hewan yang dianggap menjijikkan karena memiliki lendir. Ternyata lendir tersebut memiliki kandungan protein Achasin yang  tinggi berfungsi sebagai anti bakteri. Lendir bekicot dapat dimanfaatkan sebagai pengganti obat, karena kandungan Achasin dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram Positif dan Gram Negatif. Pemanfaatan lendir bekicot dimaksudkan juga sebagai pengganti obat-obatan kimia yang harganya relatif mahal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh  lendir bekicot (Achantina fulica) terhadap  pertumbuhan bakteri Gram Positif (Staphylococcus aureus) dan bakteri Gram Negatif (Salmonella typhosa). Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan analisis sidik ragam  multivariat dengan dua species bakteri dan dilanjutkan dengan uji Duncans pada taraf kepercayaan 95%. Kemudian dilanjutkan dengan uji t untuk melihat perbedaan daya hambat terhadap kedua bakteri tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lendir bekicot(Achantina fulica) terhadap pertumbuhan bakteri Gram Positif (Staphylococcus aureus) dan bakteri Gram Negatif (Salmonella typhosa). Konsentrasi efektif lendir bekicot (Achantina fulica) terhadap Staphylococcus aureus adalah 90% sampai 100% dan terhadap Salmonella typhosa adalah 60% sampai 100%.
Resistensi Bakteri Gram Positif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung Tahun 2012-2014 MARHAMAH MARHAMAH
Jurnal Analis Kesehatan Vol 5, No 1 (2016): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v5i1.448

Abstract

Antibiotik seharusnya merupakan  obat yang kuat untuk membunuh bakteri. namun penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat  menyebabkan bakteri resisten terhadap antibiotik. Sifat resistensi bakteri terhadap antibiotik sangat penting untuk disampaikan hasilnya secara berkala, karena tiap wilayah  pola resistensi kuman berbeda-beda, dimana resistensi kuman terhadap antibiotik dipengaruhi oleh intensitas paparan antibiotik, dimana di suatu wilayah yang tidak terkendalinya penggunaan antibiotik cenderung akan meningkatkan resistensi kuman yang tadinya sensitive. Tujuan penelitian ini mengetahui resistensi bakteri Gram Positif terhadap antibiotik  dan mengetahui sensitifitas bakteri Gram Positif terhadap antibiotik di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung tahun 2012 sampai 2014. Jenis penelitian ini adalah deskriftif, yaitu mengumpulkan data di Laboratorium Mikrobiologi UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung, dengan variabel penelitian bakteri Gram Positif dan antibiotik. Populasi adalah data tes sensitivitas bakteri Gram Positif terhadap antibiotik. Analisa data univariat yaitu untuk memperoleh persentase resistensi dan sensitifitas bakteri Gram Positif terhadap antibiotik. Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung tahun 2012, bakteri Gram Positif yang resisten tertinggi terhadap antibiotik Ampisilin, Erytromycine,  Cefrazidime dan Cefadroxil, tahun 2013 Cefotaxime, Cefrazidime dan Cefadroxil, tahun 2014 Ampisilin, Cefrazidime dan Amocksisilin. Tahun 2012, bakteri Gram    Positif yang sensitif tertinggi terhadap antibiotik Amikasin, Ceproflocaxine, dan Co-trimoxazol, tahun 2013 dan tahun 2014 sensitif terhadap  Nitrofurantoine dan Netilmicin. Jenis kuman yang paling banyak ditemukan adalah Staphylococcus sp.
Gambaran Penderita Tuberculosis Multi Drug Resisten (TB MDR) Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Januari-Desember 2015 Misbahul Huda; Nadia Azzahro Rona Safitri; Marhamah Marhamah
Jurnal Analis Kesehatan Vol 6, No 2 (2017): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v6i2.790

Abstract

Tuberculosis Multi Drug Resisten (TB MDR) adalah keadaan dimana kuman Mycobacterium tuberculosis sudah tidak dapat lagi dibunuh dengan salah satu atau lebih Obat Anti Tuberculosis (OAT). TB MDR terjadi bila penderita putus berobat sebelum masa pengobatan selesai atau penderita sering putus-putus minum obat selama menjalani pengobatan TB. Menurut WHO, Indonesia berada diperingkat 8 dari 27 negara dengan beban TB MDR terbanyak di dunia. Menurut hasil Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tahun 2014 TB MDR di Indonesia terus mengalami peningkatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penderita Tuberculosis Multi Drug Resisten (TB MDR) di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung periode Januari-Desember 2015. Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita TB yang melakukan pemeriksaan resisten Obat Anti Tuberculosis (OAT) di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tahun 2015 sebanyak 246 penderita. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi. Hasil penelitian diperoleh data sebanyak 29 penderita yang mengalami resistensi rifampicin. Berdasarkan umur penderita TB MDR terbanyak kelompok 26-45 tahun sebanyak 15 penderita (51,72%), kelompok 12-25 tahun sebanyak 9 penderita (31,03%), kelompok 46-65 tahun sebanyak 5 penderita (17,24%), dan terendah >66 tahun 0 penderita (0%). Berdasarkan jenis kelamin  penderita TB MDR terbanyak adalah perempuan sebanyak 15 penderita (51,72%) dan laki-laki sebanyak 14 penderita (48,27%).
Hubungan Kualitas Spesimen Dahak Dengan Gradasi Hasil Pemeriksaan BTA Pada Penderita TB Paru Di Kabupaten Pringsewu Tahun 2012 SITI AMINAH; ARI HANDOKO; MARHAMAH MARHAMAH
Jurnal Analis Kesehatan Vol 2, No 2 (2013): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.389 KB) | DOI: 10.26630/jak.v2i2.438

Abstract

Dalam program penanggulangan Tuberkulosis, pemeriksaan dahak berfungsi  untuk  menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan.   Dalam pemeriksaan dahak, perlu diperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah memperhatikan dan mencatat kualitas spesimen dahak karena diduga berkaitan dengan jumlah kuman yang mungkin ditemukan dalam pemeriksaan BTA.  Kualitas spesimen dahak yang sering ditemui yaitu : nanah lendir, bercampur darah dan air liur.   Selain itu penting juga untuk mencatat gradasi hasil pemeriksaan secara benar karena berhubungan dengan berat ringannya penyakit dan potensi penularan dari penderita.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas spesimen dahak dilihat dari gradasi hasil pemeriksaan BTA, dan mengetahui hubungan antara kualitas spesimen dahak dengan gradasi hasil pemeriksaan BTA pada penderita TB Paru BTA positif. Penelitian dilakukan secara deskriptif observasional dengan desain cross sectional pada sediaan dahak dari penderita TB Paru BTA positif yang ada di Kabupaten Pringsewu pada triwulan I tahun 2012.  Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap spesimen dahak dengan kualitas nanah lendir, bercampur darah dan air liur diketahui ada perbedaan gradasi hasil pemeriksaan BTAnya, dengan kecenderungan terbesar mendapatkan kuman BTA pada kualitas spesimen dahak nanah lendir.    Hasil analisa juga menunjukkan adanya hubungan antara kualitas spesimen dahak dengan gradasi hasil pemeriksaan BTA.
Kualitas Mikrobiologi Minuman Jajanan (Es Sirup) Pada Kantin SD Negeri Di Wilayah Kota Bandar Lampung MARHAMAH MARHAMAH; MISBAHUL HUDA
Jurnal Analis Kesehatan Vol 3, No 1 (2014): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.619 KB) | DOI: 10.26630/jak.v3i1.443

Abstract

Minuman jajanan es sirup   banyak digemari oleh anak-anak Sekolah Dasar, namun mereka tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh minuman jajanan es sirup yang tidak higenienis, yaitu dapat menyebabkan penyakit diare. Berdasarkan data dari koran Lampost pada November 2011; di RSUAM (Rumah Sakit Umum Dr. Abdoel Moeloek) Kota Bandar Lampung, setiap tahun terjadi kematian anak   karena diare sebesar 10%, dari 10 anak  yang terkena diare, ada 1  anak  meninggal setiap tahunnya.   Indikator kualitas minuman jajanan berdasarkan Mikrobiologi dapat dilihat dari adanya bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman tersebut. Kehadiran bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman merupakan indikator terdapatnya bakteri patogen yang menyebakan penyakit, tiphus, muntah dan diare. Tujuan dari penelitian nin adalah untuk mengetahui kualitas minuman jajanan (es sirup) pada kantin Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kota Bandar Lampung ditinjau dari Mikrobiologi. Hasil penelitian didapatkan bahwa Jumlah bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman jajanan es sirup di kantin SD Negeri  Wilayah Kota Bandar Lampung adalah 0/100 ml sampel sampai dengan ≥979/100 ml sampel. Kualitas minuman jajanan es sirup di kantin SD Negeri Wilayah Kota Bandar Lampung 100% tidak memenuhi syarat Kepmenkes RI No. 492/MENKES/ PER/IV/2010.
AKTIVITAS ANTIMALARIA TANAMAN TALI KUNING (Anamirta cocculus) TERHADAP Plasmodium sp. Marhamah Marhamah; Ismalia Husna
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 1 (2019): Volume 6 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.097 KB) | DOI: 10.33024/jikk.v6i1.2226

Abstract

Penyakit malaria merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak dan dewasa khususnya ibu hamil di daerah tropis. Meningkatnya resistensi parasit terhadap obat malaria yang ada merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas. Karena itulah pengembangan obat malaria yang berasal dari tanaman saat ini gencar, salah satunya dengan pemanfaatan tanaman tali kuning (Anamirta cocculus). Mekanisme antimalaria senyawa berberine pada tanaman tali kuning yaitu dengan menghambat aktivitas telomerase Plasmodium sp pada siklus perkembangan plasmodium intraeritrositik terutama pada tahap tropozoid dan skizon. Senyawa dalam bentuk ammonium kuarterner telah diketahui dapat menghambat pertumbuhan Plasmodium dengan cara memblok transport intraseluler kolin. Senyawa kolin diperlukan untuk biosintesis phospholipid dalam pembentukan membran parasit untuk menutup parasitophorous vacuole, sitosol dan berbagai subseluler kompartemen. Pengeblokan transport kolin ini telah digunakan sebagai salah satu strategi pengobatan malaria.