Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK Novida Dwici Yuanri Manik; Yusak Tanasyah
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 1 (2020): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.2, December 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v2i1.41

Abstract

The development of the times demands the intellectual development of humans to be able to compete in the world of work and in living a life of service. However, there are things that are far more important than just intellectual, such as morals and character. Without good morals, all the knowledge gained will not be able to have a good impact on the world of work and service. Information is important, but the cultivation of good morals needs to be taught as early as possible starting from the family and teachers at school. The concept of Christian ethical philosophy is important to be the philosophical underlying foundation of character and moral education. Everything related to teaching character and morals requires cooperation between educators in the family and school. So it is hoped that the provision of useful information to develop the intellectuals of students, in line with the cultivation and application of Christian and moral character.   Perkembangan zaman menuntut perkembangan intelektualitas manusia untuk mampu bersaing di dunia kerja dan dalam menjalani kehidupan yang mengabdi. Namun, ada hal yang jauh lebih penting dari sekedar intelektual, seperti akhlak dan budi pekerti. Tanpa akhlak yang baik, segala ilmu yang didapat tidak akan mampu memberikan dampak yang baik bagi dunia kerja dan pengabdian. Informasi memang penting, namun penanaman akhlak yang baik perlu diajarkan sedini mungkin dimulai dari keluarga dan guru di sekolah. Konsep filsafat etika Kristen penting untuk menjadi landasan filosofis yang mendasari pendidikan karakter dan moral. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran budi pekerti dan akhlak memerlukan kerjasama antara pendidik di lingkungan keluarga dan sekolah. Sehingga diharapkan pemberian informasi yang bermanfaat untuk mengembangkan intelektualitas siswa, sejalan dengan penanaman dan penerapan karakter kristiani dan moral.
PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI PADA KELUARGA YANG TIDAK MEMILIKI AYAH Sriwadi Banu; Novida Dwici Yuanri Manik
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 3 No. 1 (2021): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.3, No.1, December 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v3i1.49

Abstract

Character education for early childhood who live only with single parents or who do not have a father, where the father of the family is still alive but has a different place of residence. Therefore he does not play a role as a father in the upbringing of a child. Through this journal, the author wants to describe the character education of a child in a fatherless family. Where in the family a child should receive character education, protection, and complete attention from parents at an early age. This paper is a literature review using a historical approach. The absence of a father figure in the family makes children lose attention, affection, and one of the roles of parents that are lacking in the family, especially in a child. As parents, always instill character education and Christian values ??in children through actions and habits and explanations. In the practice of character education in a family without a father, the mother will involve other parties such as grandfather, grandmother and the closest people in the family to help educate character, and look after children. Every obstacle experienced by a mother in carrying out her role as a housewife as well as having to be a father to support children. For this reason, the character of children who have been formed from family education without a father will make children independent, not spoiled, and obedient children.   Pendidikan karakter untuk anak usia dini yang hidup hanya dengan orang tua tunggal atau yang tidak memiliki ayah, dimana ayah dari keluarga tersebut masih hidup namun memiliki tempat tinggal yang berbeda. Oleh sebab itu ia tidak berperan sebagai ayah dalam pengasuhan seorang anak. Melalui jurnal ini, penulis ingin menjabarkan tentang pendidikan karakter seorang anak dalam keluarga tanpa ayah. Dimana seharusnya dalam keluarga seorang anak mestinya mendapatkan pendidikan karakter, perlindungan, serta perhatian dari orang tua lengkap di usia dini. Tulisan ini merupakan kajian pustaka dengan menggunakan pendekatan historis. Ketidakhadiran sosok seorang ayah dalam keluarga membuat anak kehilangan perhatian, kasih sayang, dan salah satu peran orang tua yang kurang di dalam keluarga terkhususnya dalam diri seorang anak. Sebagai orang tua, selalu menanamkan pendidikan karakter serta nilai-nilai Kristiani terhadap anak melalui tindakan dan pembiasaan serta penjelasan. Dalam praktik pendidikan karakter dalam keluarga tanpa seorang ayah, ibu akan melibatkan pihak lain seperti kakek, nenek dan orang terdekat yang ada dalam keluarga untuk membantu mendidik karakter, dan menjaga anak. Setiap kendala yang dialami oleh seorang ibu dalam menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga sekaligus harus menjadi ayah untuk menafkahi anak. Untuk itu, karakter anak yang telah dibentuk dari pendidikan keluarga tanpa adanya seorang ayah, akan menjadikan anak menjadi mandiri, tidak manja, serta anak yang penurut.
Keluarga Sebagai Komunitas Utama Dalam Membentuk Kepribadian Anak Novida Dwici Yuanri Manik
JURNAL LUXNOS Vol. 5 No. 1 (2019): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2019
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v5i1.76

Abstract

Abstract: Family is the most important thing for every human being, where the family became a major educational institution that given by God for every person in the world. The family plays a very important for the growth and changesof behavior in human life from childhood to adulthood. Therefore, we need a good family’s care so that people can have a good behavior too. Likewise, the Christian families. It is an important thing for Christian families to pay attention for parenting to their children, especially when they start to enter their teens. Adolescence is the period where a man has begun to want to show his identity, therefore parenting pattern can determine behavioral changes in young Christians. When, the parenting of Christian families well done, the result is the behavior of Christian teens will experience a positive growth and forming a good adolescent behavior that can be a blessing to everyone. Abstrak: Keluarga adalah hal terpenting bagi setiap manusia, dimana keluarga menjadi institusi pendidikan utama yang diberikan oleh Tuhan untuk setiap orang di dunia. Keluarga memegang peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perubahan tingkah laku dalam kehidupan manusia dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Oleh karena itu, diperlukan pengasuhan keluarga yang baik agar masyarakat dapat berperilaku baik pula. Begitu pula dengan keluarga Kristen. Penting bagi keluarga Kristen untuk memperhatikan pola asuh kepada anak-anak mereka, terutama ketika mereka mulai memasuki usia remaja. Masa remaja merupakan masa dimana seorang pria mulai ingin menunjukkan jati dirinya, oleh karena itu pola asuh dapat menentukan perubahan perilaku pada anak muda Kristen. Apabila pola asuh keluarga kristiani terlaksana dengan baik, hasilnya perilaku remaja kristen akan mengalami pertumbuhan yang positif dan membentuk tingkah laku remaja yang baik yang dapat menjadi berkat bagi semua orang.
CHARACTER EDUCATION IN FORMING STUDENT BEHAVIOR: A Viewpoint of Christian Religious Education Learning Ester A. Tandana; Esti Koku Yowa; Novida Dwici Yuanri Manik
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 3 No. 2 (2022): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.3, No.2, June 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v4i1.48

Abstract

Educational institutions become a central place to shape the character of children who are better than before through character education. Character education is a process of forming students into human beings with good character intact in the dimensions of reason, thinking, healthy, physically, spirituality, and a human heart. Character education carves the morals of students through the process of knowing goodness, loving-kindness, and practicing goodness. The process involves cognitive, emotional, and physical aspects so that noble character can be realized and carved into habits of the mint, heart, and hands. People who have a knowledge and knowledge orientation based on faith in Jesus Christ. A teacher carries out character education learning in the teaching and learning process by making students formulate questions actively, find learning resources, collect information, reconstruct facts, and present the results of reconstruction or improvement. Learning character education must be carried out by teachers by planning, implementing, and evaluating Christian religious education teachers not only provide information or knowledge to their students but Christian religious education teachers are expected to be able to guide and set good examples for students so that they can imitate and indirectly shape the character of children. In this paper, the author uses the literature study method to solve the problems in this research. This aims to find out how character education in shaping the behavior of students through learning Christian religious education. The results of the research are in building character, Christian Religious Education content must place Jesus Christ as the center of life and become the perfect role model for the character in their lives.   Lembaga pendidikan menjadi tempat sentral untuk membentuk karakter anak yang lebih baik dari sebelumnya melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan proses membentuk peserta didik menjadi manusia yang berkarakter baik utuh dalam dimensi akal, budi pekerti berpikir, sehat jasmani, rohani, dan berhati manusia. Pendidikan karakter mengukir akhlak peserta didik melalui proses mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan mengamalkan kebaikan. Proses tersebut melibatkan aspek kognitif, emosional dan fisik, sehingga akhlak mulia dapat terwujud mengukir menjadi kebiasaan pikiran, hati, dan tangan. Orang yang memiliki orientasi ilmu dan pengetahuan yang dilandasi dengan iman kepada Yesus Kristus. Seorang guru melaksanakan pembelajaran pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar dengan cara: membuat peserta didik merumuskan pertanyaan secara aktif, menemukan sumber belajar, mengumpulkan informasi, merekonstruksi fakta, dan menyajikan hasil rekonstruksi atau perbaikan. Pembelajaran pendidikan karakter harus dilakukan oleh guru dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Guru pendidikan agama Kristen tidak hanya memberikan informasi atau pengetahuan saja kepada anak didiknya akan tetapi guru pendidikan agama Kristen diharapkan mampu untuk membimbing dan memberikan contoh yang baik kepada anak didik sehingga mereka dapat meneladani dan secara tidak langsung membentuk karakter anak. Dalam tulisan ini penulis menggunakan metode studi pustaka untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter membentuk perilaku peserta didik melalui pembelajaran pendidikan agama Kristen. Hasil penelitian adalah dalam membangun karakter, konten Pendidikan Agama Kristen harus menempatkan Yesus Kristus sebagai pusat kehidupan dan menjadi panutan yang sempurna bagi karakter dalam kehidupan mereka.
Peran Pendidik Kristen dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Ribka, Yohana Penina Zefanya; Manik, Novida Dwici Yuanri; Tidajoh, Jeanne Bernadine; Wattimena, Jeksi Fredy Tony
Indonesian Journal of Religious Vol. 4 No. 2 (2021): Indonesian Journal of Religious, Vol.4, No.2 (October 2021)
Publisher : LPPM - Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v4i2.3

Abstract

Anak berkebutuhan khusus yang tergolong dalam kategori Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) memiliki pola didik yang berbeda dengan anak berkebutuhan khusus lainnya, dan dalam mendidik anak kategori demikian tentunya bukan hanya mewajibkan peran orang tua melainkan pentingnya juga melibatkan peran pendidik Kristen secara khusus melalui Dunia Pendidikan kategori anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Untuk menjawab pernyataan tersebut maka dilakukan sebuah penelitian melalui study literatur yang membahas secara khusus mengenai Peran pendidik Kristen dalam Pendidkan Anak berkebutuhan khusus seperti yang dikategorikan. Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah melalui studi literatur.
Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter Siswa Menurut H.A.R. Tilaar Anderson Ndolu; Malau, Maya; Manik, Novida Dwici Yuanri; Iswahyudi, Iswahyudi
Indonesian Journal of Religious Vol. 5 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Religious, Vol.5, No.1 (April 2022)
Publisher : LPPM - Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v5i1.14

Abstract

Christian religious education has a goal, namely, to enable people to live as Christians, namely, to live according to the Christian faith. The role of Christian religious educators is to lead people out of darkness into the Kingdom of God in Jesus. In the scriptures we find a vision of God's own plan for all mankind and creation, greetings to which Jesus the great teacher teaches His good news. It is hoped that Christian religious education teachers can carry out their duties with a sense of responsibility in accordance with educational goals and create a generation that has noble character, is responsible and has the character of Christ. The role of this Christian religious education teacher also raises a big theme in character education written by the nation's educator H.A.R. Tilaar who provides character education to strengthen the character of local culture. The purpose of this study was to determine the extent of the role of Christian religious education teachers in shaping the character of students according to H.A.R. Tilaar. Christian teachers form good characters to live in God. Living in God is not just an outward appearance, but living in God through living characters, works and thoughts that lead to God's words. The implication of a character who loves God is directly related to the character-building role of Christian education.   Pendidikan agama Kristen memiliki tujuan yaitu untuk memampukan orang-orang hidup sebagai umat Kristen, yakni hidup sesuai iman Kristen. Peran pendidik agama Kristen adalah untuk menuntun orang-orang keluar dari kegelapan menuju Kerajaan Allah di dalam Yesus. Dalam kitab suci kita mendapatkan visi rencana Allah sendiri bagi seluruh manusia dan ciptaan, salam kesinambungannya Yesus sang guru agung mengajarkan kabar baik-Nya. Diharapkan guru pendidikan agama Kristen mampu melaksanakan tugasnya dengan rasa tanggung jawab sesuai dengan tujuan pendidikan dan menciptakan generasi yang berakhlak mulia, bertanggungjawab dan memiliki karakter Kristus. Peran guru pendidikan agama Kristen ini juga mengangkat tema besar dalam pendidikan karakter yang dituliskan oleh pendidik bangsa H.A.R. Tilaar yang memberikan pendidikan karakter menguatkan karakter budaya lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peran guru pendidikan agama Kristen dalam pembentukan karakter peserta didik menurut H.A.R. Tilaar. Guru Kristen membentuk karakter yang baik untuk hidup dalam Tuhan. Hidup dalam Tuhan bukan hanya sekadar penampakan luar, tetapi hidup dalam Tuhan melalui karakter hidup, karya serta pemikiran yang mengarah pada firman Tuhan. Implikasi dari karakter yang mengasihi Tuhan secara langsung terkait pada peran membangun karakter dari pendidikan Kristen.
Pengaruh Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara Dan Pendidikan Agama Kristen Dalam Membangun Karakter Anak Di Sekolah Yoser Yoli Wallangara; Manik, Novida Dwici Yuanri; Rismawati, Netti; Jayadi, Lionarto Erson
Indonesian Journal of Religious Vol. 6 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Religious, Vol.6, No.1 (April 2023)
Publisher : LPPM - Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v6i1.16

Abstract

Ki Hadjar Dewantara is a bearer or originator of character education. In the field of education he is known as the father, the great teacher in the field of education at that time. His name is remembered until now, because his movement brought the Indonesian nation. National education refers to his name. The method used is descriptive and comparative analysis techniques. In the results of Ki Hadjar Dewantara's research, it was found that there is a close relationship in character but focuses on a good personality and upholds good values ​​or attitudes to the Indonesian nation. and a high sense of love for the Indonesian nation, and has a distinctive culture, and has a high personality and leads the Indonesian nation. and as the Father of Indonesian National Education Ki Hadjar Dewantara. This shows that the school as a formal educational institution has a fairly heavy load in carrying out the educational mission. In relation to character education, the Indonesian people really need quality human resources (human resources) to support the implementation of development programs properly. quality education is needed, which can support the achievement of the nation's ideals of having quality resources. This is related to the formation of the character of students so that they are able to compete, be ethical, have morals, be polite and interact with the community. Education that is urgently needed today is education that can integrate character education with education that can optimize the development of all dimensions of children (cognitive, physical, socio-emotional, creativity, and spiritual).   Ki Hadjar Dewantara adalah  seorang pengusung atau pencetus tentang pendidikan karakter. Di dalam bidang pendidikan dia dikenal sebagai Bapak, Guru Besar di bidang pendidikan pada jamannya. Namanya dikenang sehingga saat sekarang ini, karena pergerakannya membawa Banggsa Indonesia. pendidikan Nasional merujuk pada Namanya. Metode yang digunakan teknik analisis deskriptif dan kompratif. Dalam hasil penelitian Ki Hadjar Dewantara di temukan yang namanya pertalian erat dalam karakter melainkan berfokus pada kepribadian yang baik dan Menjunjung tinggi nilai atau sikap yang baik pada Bangsa Indonesia. dan rasa cintainya yang tinggi pada Bangsa Indonesia, serta memiliki budaya yang khas, Dan memiliki kepribadian yang tinggi dan mengantar bangsa Indonesia. dan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hadjar Dewantara. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Kaitaannya dengan pendidikan karakter, bangsa Indonesia sangat memerlukan SDM (sumber daya manusia) yang bermutu untuk mendukung terlaksananya program pembangunan dengan baik. dibutuhkan pendidikan yang berkualitas, yang dapat mendukung tercapainya cita-cita bangsa dalam memiliki sumber daya yang bermutu, Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual).
Christian Values for a Just Society: Addressing Discrimination Through Religious Education Bulan, Susanti Embong; Manik, Novida Dwici Yuanri
Indonesian Journal of Religious Vol. 7 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Religious, Vol.7, No.2 (October 2024)
Publisher : LPPM - Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v8i2.28

Abstract

Indonesia, with its vast cultural diversity, faces social challenges such as discrimination, often arising from differences in ethnicity, religion, and culture. While this diversity enriches social life, tensions between groups frequently occur, affecting social relations. Christian Religious Education (CRE) plays a crucial role in promoting tolerance and respect for differences, which is expected to help reduce discrimination in Indonesia's pluralistic society. This article aims to explore the contribution of CRE in addressing discrimination by instilling values of justice, love, and appreciation for diversity. The research method used is a descriptive qualitative approach, focusing on literature analysis and theoretical studies related to the role of CRE in a multicultural society. The data selected were carefully chosen to ensure relevance to the topic and were analyzed to form a theoretical foundation supporting the development of this article. The research findings indicate that CRE can serve as a means to foster understanding of pluralism and the importance of tolerance in community life. Through Christian teachings on love and justice, CRE encourages individuals to respect human rights and reject discriminatory attitudes. Moreover, CRE also plays a role in educating society to engage in interfaith and intercultural dialogue, contributing to the creation of an inclusive and just community. The contribution of this article is to provide insights into how Christian religious education can be used to build deep social awareness, appreciate differences, and advocate for justice in Indonesia's plural society. Through the teachings of Christian values, CRE can be an effective tool in creating more inclusive social consciousness, strengthening social cohesion, and combating discrimination.
Penerapan Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Berdasarkan Teori Behavioristik Di Tingkat Sekolah Dasar Anggreni, Intan; Manik, Novida Dwici Yuanri; Lumempouw, Nova Liesye; Jayadi, Lionarto Erson
MODERATE: Journal of Religious, Education, and Social Vol. 1 No. 1 (2023): MODERATE: Journal of Religious, Education, and Humanities (November 2023)
Publisher : Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ptaki.v1i1.2

Abstract

Planning in an education is very important. Planning is a process and has a purpose. Learning planning is a process to achieve goals in learning activities. Of course, this planning can provide a relevant and effective learning, especially in the world of Elementary School-level Christian Education. The importance of christian education planning for elementary school children is that children can learn to know God through learning Christian education in school early on so that they have faith and grow in God. Through behavioristic theory, we will understand that this theory is a theory that discusses the changes in behavior experienced by elementary school children.   Perencanaan dalam suatu pendidikan adalah hal yang sangat penting. Perencanaan adalah suatu proses dan memiliki tujuan. Perencanaan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan dalam kegiatan pembelajaran. Tentunya perencanaan ini dapat memberikan suatu pembelajaran yang relevan dan efektif terutama dalam dunia Pendidikan Agama Kristen tingkat Sekolah Dasar. Pentingnya perencanaan pembelajaran pendidikan agama Kristen bagi anak Sekolah Dasar adalah bahwa anak-anak dapat belajar mengenal Allah melalui pembelajaran pendidikan agama Kristen di sekolah sejak dini supaya mereka memiliki keyakinan dan bertumbuh dalam Tuhan. Melalui teori behavioristik, kita akan mengerti bahwa teori ini adalah teori yang membahas mengenai perubahan tingkah laku yang dialami oleh anak sekolah dasar.
Positive and Negative Impact of Gadget Use in Teenagers' Lives Manik, Novida Dwici Yuanri; Sutrisno, Sutrisno
MAHABBAH: Journal of Religion and Education Vol 5, No 2 (2024): MAHABBAH: Journal of Religion and Education, Vol.5, No.2 (July 2024)
Publisher : Scriptura Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47135/mahabbah.v5i2.123

Abstract

Technological development is something that cannot be avoided in this modern era. This is because all human needs can be obtained by using this technology. Humans must be able to develop as technology continues to advance every day. However, behind the benefits of technology that can facilitate the fulfillment of human needs, this technology can also hinder human progress. It depends on how humans use and utilize this technology. Today's teenagers are also very dependent on gadgets, both for social needs, education and daily needs. This article aims to see how the positive and negative impacts of gadget use are in the lives of teenagers, so that readers can also know how to maximize the use of gadgets for positive things.