Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara Dan Pendidikan Agama Kristen Dalam Membangun Karakter Anak Di Sekolah Yoser Yoli Wallangara; Manik, Novida Dwici Yuanri; Rismawati, Netti; Jayadi, Lionarto Erson
Indonesian Journal of Religious Vol. 6 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Religious, Vol.6, No.1 (April 2023)
Publisher : LPPM - Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v6i1.16

Abstract

Ki Hadjar Dewantara is a bearer or originator of character education. In the field of education he is known as the father, the great teacher in the field of education at that time. His name is remembered until now, because his movement brought the Indonesian nation. National education refers to his name. The method used is descriptive and comparative analysis techniques. In the results of Ki Hadjar Dewantara's research, it was found that there is a close relationship in character but focuses on a good personality and upholds good values ​​or attitudes to the Indonesian nation. and a high sense of love for the Indonesian nation, and has a distinctive culture, and has a high personality and leads the Indonesian nation. and as the Father of Indonesian National Education Ki Hadjar Dewantara. This shows that the school as a formal educational institution has a fairly heavy load in carrying out the educational mission. In relation to character education, the Indonesian people really need quality human resources (human resources) to support the implementation of development programs properly. quality education is needed, which can support the achievement of the nation's ideals of having quality resources. This is related to the formation of the character of students so that they are able to compete, be ethical, have morals, be polite and interact with the community. Education that is urgently needed today is education that can integrate character education with education that can optimize the development of all dimensions of children (cognitive, physical, socio-emotional, creativity, and spiritual).   Ki Hadjar Dewantara adalah  seorang pengusung atau pencetus tentang pendidikan karakter. Di dalam bidang pendidikan dia dikenal sebagai Bapak, Guru Besar di bidang pendidikan pada jamannya. Namanya dikenang sehingga saat sekarang ini, karena pergerakannya membawa Banggsa Indonesia. pendidikan Nasional merujuk pada Namanya. Metode yang digunakan teknik analisis deskriptif dan kompratif. Dalam hasil penelitian Ki Hadjar Dewantara di temukan yang namanya pertalian erat dalam karakter melainkan berfokus pada kepribadian yang baik dan Menjunjung tinggi nilai atau sikap yang baik pada Bangsa Indonesia. dan rasa cintainya yang tinggi pada Bangsa Indonesia, serta memiliki budaya yang khas, Dan memiliki kepribadian yang tinggi dan mengantar bangsa Indonesia. dan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hadjar Dewantara. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Kaitaannya dengan pendidikan karakter, bangsa Indonesia sangat memerlukan SDM (sumber daya manusia) yang bermutu untuk mendukung terlaksananya program pembangunan dengan baik. dibutuhkan pendidikan yang berkualitas, yang dapat mendukung tercapainya cita-cita bangsa dalam memiliki sumber daya yang bermutu, Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual).
Integration of Pastoral Counseling in Theological Education: Qualitative Research in Building Counselor Competence Jayadi, Lionarto Erson; Phang, Steven; Wahyuningsih, Tri
Indonesian Journal of Religious Vol. 7 No. 1 (2024): Indonesian Journal of Religious, Vol.7, No.1 (April 2024)
Publisher : LPPM - Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v7i1.20

Abstract

This article discusses the importance of integrating pastoral counseling into theological education to build a more holistic and effective church counselor competence. Although some theological education institutions have included pastoral counseling in their curriculum, many still focus on teaching theory without addressing the practical skills needed for church ministry. This study reveals that combining psychological and theological principles in theological education can help prepare church leaders who are better equipped to handle the emotional and spiritual challenges of the congregation. The research method used is qualitative, based on in-depth interviews and documentation. With a more comprehensive and practice-based approach, theological education can equip future church counselors with the skills necessary to provide more effective and relevant support. Therefore, this study recommends that churches and theological educational institutions collaborate in designing a more innovative curriculum to enhance the quality of pastoral counseling services.   Artikel ini membahas pentingnya integrasi konseling pastoral dalam pendidikan teologi untuk membangun kompetensi konselor gereja yang lebih holistik dan efektif. Meskipun beberapa institusi pendidikan teologi telah memasukkan konseling pastoral dalam kurikulumnya, banyak yang masih memfokuskan pengajaran pada teori tanpa memperhatikan keterampilan praktis yang diperlukan untuk pelayanan gereja. Penelitian ini mengungkapkan bahwa penggabungan prinsip psikologis dan teologis dalam pendidikan teologi dapat membantu mempersiapkan pemimpin gereja yang lebih siap menangani tantangan emosional dan spiritual jemaat. Metode penelitian ini menggunakan kualitatif berbasis wawancara yang mendalam dan dokumentasi. Dengan pendekatan yang lebih komprehensif dan berbasis praktik, pendidikan teologi dapat membekali calon konselor gereja dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memberikan dukungan yang lebih efektif dan relevan. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan rekomendasi agar gereja dan lembaga pendidikan teologi bekerja sama dalam merancang kurikulum yang lebih inovatif untuk meningkatkan kualitas pelayanan konseling pastoral.
Penerapan Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Berdasarkan Teori Behavioristik Di Tingkat Sekolah Dasar Anggreni, Intan; Manik, Novida Dwici Yuanri; Lumempouw, Nova Liesye; Jayadi, Lionarto Erson
MODERATE: Journal of Religious, Education, and Social Vol. 1 No. 1 (2023): MODERATE: Journal of Religious, Education, and Humanities (November 2023)
Publisher : Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ptaki.v1i1.2

Abstract

Planning in an education is very important. Planning is a process and has a purpose. Learning planning is a process to achieve goals in learning activities. Of course, this planning can provide a relevant and effective learning, especially in the world of Elementary School-level Christian Education. The importance of christian education planning for elementary school children is that children can learn to know God through learning Christian education in school early on so that they have faith and grow in God. Through behavioristic theory, we will understand that this theory is a theory that discusses the changes in behavior experienced by elementary school children.   Perencanaan dalam suatu pendidikan adalah hal yang sangat penting. Perencanaan adalah suatu proses dan memiliki tujuan. Perencanaan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan dalam kegiatan pembelajaran. Tentunya perencanaan ini dapat memberikan suatu pembelajaran yang relevan dan efektif terutama dalam dunia Pendidikan Agama Kristen tingkat Sekolah Dasar. Pentingnya perencanaan pembelajaran pendidikan agama Kristen bagi anak Sekolah Dasar adalah bahwa anak-anak dapat belajar mengenal Allah melalui pembelajaran pendidikan agama Kristen di sekolah sejak dini supaya mereka memiliki keyakinan dan bertumbuh dalam Tuhan. Melalui teori behavioristik, kita akan mengerti bahwa teori ini adalah teori yang membahas mengenai perubahan tingkah laku yang dialami oleh anak sekolah dasar.
Teologi Pembebasan Dalam Pascamodernitas: Suatu Kontribusi Bagi Pendidikan Keagamaan Jayadi, Lionarto Erson
Indonesian Journal of Religious Vol. 7 No. 1 (2024): Indonesian Journal of Religious, Vol.7, No.1 (April 2024)
Publisher : LPPM - Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v7i1.63

Abstract

Liberation theology emerged in the late 20th century as a response to the widespread social injustice in Latin American countries. It emphasizes the liberation of individuals from social, political, and economic oppression, providing a theological framework that connects faith with social justice. Influenced by key figures like Gustavo Gutiérrez, liberation theology critiques traditional theological approaches that often overlook the harsh realities faced by marginalized communities. This article aims to explore the contributions of liberation theology to religious education, particularly its potential to transform educational practices by focusing on social justice, equality, and empowerment. It seeks to analyze how liberation theology can offer new perspectives in teaching religious studies in contemporary societies, especially in a postmodern context. The study adopts a qualitative research approach with literature analysis, examining theological texts, key writings from liberation theologians, and contemporary critiques of religious education. The research analyzes how liberation theology intersects with postmodernism, emphasizing pluralism, deconstruction, and the rejection of absolute truths. The findings suggest that liberation theology provides a compelling framework for rethinking religious education. By integrating social justice principles and encouraging critical engagement with oppressive systems, it offers a path for creating more inclusive and socially engaged religious education curricula. The study highlights the importance of teaching religion as a tool for societal transformation rather than mere doctrinal knowledge. This article contributes to the ongoing discourse in religious education by highlighting how liberation theology can provide actionable strategies for addressing social injustices within educational contexts. It offers a new paradigm for religious education that is both critically aware of societal issues and committed to justice and equality.   Teologi pembebasan muncul pada akhir abad ke-20 sebagai respons terhadap ketidakadilan sosial yang meluas di negara-negara Amerika Latin. Teologi ini menekankan pembebasan individu dari penindasan sosial, politik, dan ekonomi, serta menyediakan kerangka teologis yang menghubungkan iman dengan keadilan sosial. Dipengaruhi oleh tokoh-tokoh utama seperti Gustavo Gutiérrez, teologi pembebasan mengkritik pendekatan teologi tradisional yang sering mengabaikan kenyataan keras yang dihadapi oleh komunitas terpinggirkan. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi kontribusi teologi pembebasan terhadap pendidikan keagamaan, khususnya potensinya untuk mengubah praktik pendidikan dengan fokus pada keadilan sosial, kesetaraan, dan pemberdayaan. Artikel ini berusaha menganalisis bagaimana teologi pembebasan dapat menawarkan perspektif baru dalam pengajaran studi agama di masyarakat kontemporer, terutama dalam konteks pascamodern. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan analisis literatur, mengkaji teks-teks teologi, tulisan-tulisan utama dari teolog pembebasan, dan kritik kontemporer terhadap pendidikan agama. Penelitian ini menganalisis bagaimana teologi pembebasan bersinggungan dengan pascamodernitas, dengan menekankan pluralisme, dekonstruksi, dan penolakan terhadap kebenaran mutlak. Temuan penelitian menunjukkan bahwa teologi pembebasan menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk memikirkan kembali pendidikan agama. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip keadilan sosial dan mendorong keterlibatan kritis terhadap sistem yang menindas, teologi ini menawarkan jalur untuk menciptakan kurikulum pendidikan agama yang lebih inklusif dan terlibat secara sosial. Penelitian ini menyoroti pentingnya mengajarkan agama sebagai alat untuk transformasi masyarakat, bukan sekadar pengetahuan doktrinal. Artikel ini memberikan kontribusi pada diskursus pendidikan agama dengan menyoroti bagaimana teologi pembebasan dapat memberikan strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi ketidakadilan sosial dalam konteks pendidikan. Artikel ini menawarkan paradigma baru untuk pendidikan agama yang sadar secara kritis terhadap masalah sosial dan berkomitmen pada keadilan dan kesetaraan.
Pandemi Covid 19 Ditinjau Dari Teologi Biblika Untuk Pengabdian Masyarakat Fitresia, Debora Dian; Jayadi, Lionarto Erson; Phang, Steven
SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2021): SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (April 2021)
Publisher : Indonesia Christian Religion Theologians Association and Widya Agape School of Theology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.379 KB) | DOI: 10.46362/servire.v1i2.47

Abstract

Covid 19 is now a problem and a pandemic around the world. This pandemic not only has an impact on the health aspect, but also has a negative impact on the economic, political and other aspects. Seeing this, this article aims to understand the meaning of the Covid 19 pandemic, which is viewed from the aspect of biblical theology. The method used is a descriptive biblical approach. The result of this writing is that Covid 19 is part of the problems faced by every human being and thus humans are challenged to find solutions and reflect on what has happened. In another context, Pandemic 19 is a human effort to return to hope for help and humans with God's help struggle to overcome it, and humans reorient life goals that are not self-centered, but maintain all of God's creations that He has given. Covid 19 sekarang ini menjadi persoalan dan pandemi di seluruh dunia. Pandemi ini tidka hanya berdampak pada aspek kesehatan, tetapi juga berdampak negatif pada aspek ekonomi, politik, dan lainnya. Melihat hal tersebut artikel ini bertujuan untuk memahami makna pandemic Covid 19 yang hal tersebut ditinjau dari aspek teologi biblika. Metode yang digunakan adalah pendekatan biblika deskriptif. Hasil dari penulisan ini adalah Covid 19 merupakan bagian problematika yang dihadapi setiap manusia dan dengan demikian manusia ditantang untuk mencari solusi dan merefleksikan diri apa yang telah terjadi. Pada konteks lain, Pandemi 19 merupakan usaha manusia untuk kembali berharap pada pertolongan dan manusia dengan pertolongan Tuhan berjuang mengatasinya, serta manusia me-reorientasi-kan tujuan hidup yang tidak berpusat pada diri, tetapi memelihara seluruh ciptaan Tuhan yang telah diberikan-Nya.
Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas 8c Dalam Pendidikan Agama Kristen Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Di Sekolah Menengah Pertama BOPKRI 3 Yogyakarta Anggreni, Intan; Tandana, Ester Agustini; Basuki, Eko; Liantoro, Liantoro; Jayadi, Lionarto Erson
SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (April 2024)
Publisher : Indonesia Christian Religion Theologians Association and Widya Agape School of Theology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/servire.v4i1.202

Abstract

This study aims to improve the learning interest of class 8C students in the subject of Christian Religious Education at SMP BOPKRI 3 Yogyakarta through the implementation of Problem-Based Learning (PBL) strategies. The research method used is classroom action research (CAR) which consists of several cycles, each covering the stages of planning, implementation, observation, and reflection. The results of the study indicate that the implementation of PBL is effective in improving students' learning interest. Students are more actively involved in the learning process, show improvements in critical thinking skills, and are more enthusiastic in solving problems related to the subject matter. This improvement is reflected in better academic grades and student activity during the learning process. In addition, supporting factors such as teacher support in guiding discussions, the use of interesting learning media, and a conducive classroom atmosphere also contribute to increasing students' learning interest. This study is that the Problem-Based Learning strategy is effective in improving the learning interest of class 8C students in Christian Religious Education. Recommendations for further research are to adopt PBL in other subjects and expand the use of learning media to further increase student engagement and interest in learning. Keywords: Learning interest, Christian Religious Education, Problem-Based Learning (PBL), classroom action research, junior high school students. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas 8C dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta melalui penerapan strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari beberapa siklus, masing-masing mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan PBM efektif dalam meningkatkan minat belajar siswa. Siswa lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran, menunjukkan peningkatan dalam kemampuan berpikir kritis, dan lebih antusias dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran. Peningkatan ini tercermin dalam nilai akademik yang lebih baik dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Selain itu, faktor-faktor pendukung seperti dukungan guru dalam membimbing diskusi, penggunaan media pembelajaran yang menarik, dan suasana kelas yang kondusif juga berkontribusi terhadap peningkatan minat belajar siswa. Penelitian ini adalah bahwa strategi Pembelajaran Berbasis Masalah efektif dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas 8C dalam Pendidikan Agama Kristen. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah mengadopsi PBM dalam mata pelajaran lain dan memperluas penggunaan media pembelajaran untuk lebih meningkatkan keterlibatan dan minat belajar siswa.