Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR PADA RANCANGAN BANGUNAN ISLAMIC CENTER WARUQO AL-BAA'ITS DI KABUPATEN SAMBAS Sinthia Mutiara Putri; Theresia Pynkyawati
Jurnal Arsitektur Vol. 14 No. 2 (2022): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2128.769 KB) | DOI: 10.59970/jas.v14i2.59

Abstract

Kabupaten Sambas merupakan sebuah kabupaten dengan penganut agama Islam terbanyak di Provinsi Kalimantan Barat. Islamic center memiliki fungsi yang lain yakni bisa sebagai tempat pendidikan agama Islam, sosial, ekonomi, maupun kebudayaan. Mengusung tema arsitektur neo-vernakular yakni salah satu konsep dari aliran postmodern. Neo-vernakular adalah gabungan dari dua konsep yang berbeda yaitu modern dan interpretasi dari arsitektur vernakular. Bangunan Islamic Center di Kabupaten Sambas yakni salah satu bangunan yang cocok menggunakan konsep neo-vernakular dikarenakan adanya budaya tradisional di daerah Kabupaten Sambas yang harus dijaga kelestariannya. Dengan adanya pandemi COVID-19, maka diberlakukannya protokol kesehatan serta adaptasi kebiasaan baru atau new normal. Menggunakan metode deskriptif kualitatif, di mana diharapkan dapat mendeskripsikan penerapan arsitektur neo-vernakular. Adapun menggunakan ciri-ciri arsitektur neo-vernakular sebagai cara menganalisis studi kasus dan menghasilkan suatu deskripsi yang berhubungan dengan tema yang akan dirancang. Tujuan dari proyek ini adalah menerapkan unsur neo-vernakular pada desainnya dimana menghasilkan bentukan baru/tidak monoton yang diaplikasikan pada bentuk atap kurva linier lancip keatas terinspirasi dari rumah adat Betang dan menginterpretasikan kejadian batu Hajar Aswad yang kainnya diangkat keatas oleh perwakilan suku di Kota Mekkah serta pada fasadnya kental akan unsur vernakularnya yang menyerupai kain songket khas Dayak.
PENERAPAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR PADA PERANCANGAN ECO-HERITAGE MUSEUM ARKEOLOGI GUA PAWON Tri Minarti Ash Sabariah; Theresia Pynkyawati
Jurnal Arsitektur Vol. 14 No. 2 (2022): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2300.305 KB) | DOI: 10.59970/jas.v14i2.60

Abstract

Arsitektur Tradisional Jawa Barat (Sunda) dapat diartikan merupakan sebuah wadah bagi kehidupan masyarakat Sunda. Namun seiring dengan era-globalisasi, kurangnya kepekaan terhadap budaya sunda salah satunya adalah bangunan tradisonal adat sunda seperti rumah adat julang ngapak, badak heuay, capit gunting dan lain sebagainya, luntur akibat perkembangan zaman. Permasalahan ini juga timbul di daerah Jawa Barat, dimana lunturnya budaya sunda pada bangunan setempat, mengakibatkan perlunya solusi desain untuk melestarikan nilai tradisional budaya sunda. Tujuan dari proyek Eco-Heritage Museum Arkeologi ini untuk membuat museum yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan khususnya masyarakat di Gua Pawon, Cirtalaksana Cibukur, Gunung masigit, Kec. Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat yang merupakan lahan berkontur. Perancangan eco-heritage yang dimaksud, butuhnya kawasan konsevasi budaya dan sejarah sebuah objek wisata yang merupakan suatu fenomena di Gua Pawon. Tema yang diangkat dalam bangunan museum ini adalah Arsitektur Neo-Vernakular, pengambilan tema neo-vernakular ini karena konsep ini dapat mengikuti perkembangan zaman masa kini tanpa meninggalkan unsur-unsur dari budaya tradisonal adat sunda. Rancangan Museum Arkeologi Gua Pawon ini memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan dan juga rekreasi.
PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN BETON CAST IN SITU DENGAN GRC PADA RUMAH SUSUN TOD PONDOK CINA Annisa Sayyidah Hakimah; Theresia Pynkyawati
Jurnal Arsitektur Vol. 14 No. 2 (2022): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2078.476 KB) | DOI: 10.59970/jas.v14i2.64

Abstract

Beton merupakan konstruksi yang dominan digunakan pada struktur bangunan. Pencampuran beton di antaranya dari semen, air, agregat halus, dan agregat kasar. Pada suatu konstruksi bangunan, beton biasanya dibuat dengan menggunakan metode cast in situ (konvensional). Cast in situ adalah metode pelaksanaan beton dengan cor di tempat. Penggunaan beton cast in situ dapat digunakan untuk membuat dinding, lantai, parapet, kantilever maupun dudukan outdoor AC. Pada zaman abad modern, penggunaan material beton semakin meningkat, hal ini menunjukkan bahwa adanya perkembangan berbagai macam jenis inovasi-inovasi beton salah satunya adalah GRC (Glassfibre Reinforced Concrete). Pada proyek rumah susun TOD Pondok Cina, beton cast in situ dan GRC digunakan untuk membuat tempat dudukan outdoor AC. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat efektivitas dari metode pelaksanaan cast in situ dengan GRC. Metode penelitian menggunakan analisa deskriptif secara kuantitatif ditinjau dari waktu pelaksanaannya dan jumlah material yang digunakan baik dari GRC maupun cast in situ. Hasil analisis perbandingan ini menunjukkan bahwa pemilihan metode pelaksanaan yang tepat sangat penting untuk mencapai suatu target pembangunan karena semakin efektif metode yang digunakan maka hasilnyapun akan lebih baik.
PENDEKATAN TEMA ARSITEKTUR EKOLOGI PADA RANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PARIWISATA Luqman Ar Ridha; Theresia Pynkyawati
Jurnal Arsitektur Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2554.47 KB) | DOI: 10.59970/jas.v15i1.87

Abstract

Sektor pariwisata berperan besar dalam meningkatkan taraf perekonomian masyarakat khususnya di tempat tujuan wisata. Kabupaten Bandung Barat dikenal sebagai kota wisata yang memiliki berbagai aneka ragam wisata dan memiliki peminat objek wisata yang tiap waktunya semakin meningkat. Upaya dalam memfasilitasi hal tersebut, perlu dilakukan pengadaan fasilitas pendidikan yang dapat menunjang sektor pariwisata. Tujuan dirancangnya sekolah menengah kejuruan pariwisata di Kota Baru Parahyangan adalah agar dapat menjadi wadah kegiatan pendidikan kejuruan yang meliputi usaha perjalanan wisata, perhotelan dan tata boga. Metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang diharapkan dapat mendeskripsikan penerapan arsitektur ekologi, adapun penggunaan prinsip arsitektur ekologi sebagai cara menganalisis studi kasus dan menghasilkan suatu deskripsi yang berhubungan dengan tema perancangan. Penerapan tema ekologi arsitektur pada bangunan dapat mencerminkan adanya perhatian terhadap lingkungan alam dan sumber alam yang terbatas. Tema arsitektur ekologi merupakan desain yang diolah dengan cara memperhatikan aspek iklim, rantai bahan, masa pakai material yang dapat menghasilkan keselarasan antara manusia dengan lingkungan alamnya. Penerapan konsep arsitektur ekologi pada desain bangunan smk pariwisata ini berupa pemanfaatan daur ulang air hujan pada bangunan dan penggunaan secondary skin untuk meminimalisir intensitas cahaya matahari siang dan kebisingan agar dapat memberi kenyamanan untuk para pengguna bangunan dalam kegiatan belajar mengajar.