Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

TEOLOGI POLITIK UNTUK KEADILAN Respons Teologis Gereja di Tengah Menguatnya Politik Identitas Rantung, Dr. Djoys Anneke
Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama Vol 2, No 1 (2018): J.VoW Vol. 2 No. 1 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologia Wesley Methodist Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.839 KB) | DOI: 10.36972/jvow.v2i1.21

Abstract

Dalam konteks situasi kontemporer gereja hadir dan bergumul dengan tantangan-tantangannya. Ada tiga tantangan sekaligus yang didapati oleh penulis, yakni pertama, gereja berada di tengah situasi menguatnya politik identitas yang muncul pasca orde baru. Kedua, gereja bergumul dengan dirinya sendiri yang juga dibayang-bayangi oleh para politisi dari kalangan umatnya. Ketiga, gereja bergumul dengan idealisme Injil Yesus Kristus dalam menghadirkan keadilan sosial dan perdamaian bagi dunia.Penulisan ini mengangkat pergumulan-pergumulan tersebut dan meletakkan teologi politik sebagai praksis gereja untuk proklamasi Injil Yesus Kristus dalam upaya memahami secara teologis cita-cita Indonesia merdeka, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tulisan ini kemudian berkembang hingga pada pemahaman, bahwa masalah politik identitas yang berorientasi pada kekuasaan hanya untuk kelompok identitas tertentu direspon oleh gereja dengan teologi politik yang berorientasi pada keadilan sosial bagi semua demi perdamaian dan kesejahteraan.Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, berdasarkan hasil studi pustaka berbagai sumber dalam meneliti teologi politik untuk keadilan sebagai respon gereja di tengah menguatnya politik identitas. Maksud dan tujuan penelitian ini untuk mengetahui tantangan-tantangan yang dihadapi gereja dengan menguatnya politik identitas yang muncul pasca orde baru, pergumulan gereja yang dibayang-bayangi oleh para politisi dari kalangan umatnya dan gereja yang bergumul dengan idealisme injil Yesus Kristus dalam menghadirkan keadilan sosial bagi perdamaian dunia. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini adalah teologi politik untuk keadilan sosial untuk tujuan keadilan sosial. Memperjuangkan hak-hak hidup orang lemah, miskin, tertindas dan mendatangkan keadilan dan kesejahteraan sebagaimana tujuan injil Yesus Kristus dalam menghadirkan keadilan sosial dan menghadirkan perdamaian bagi semua orang.
PANDANGAN ETIS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN TERHADAP PERCERAIAN MENURUT MATIUS 19:1-12 Valentino Mokalu; Djoys Anneke Rantung
DIDASKALIA : Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 2 (2021): Pendidikan Agama Kristen
Publisher : DIDASKALIA : Jurnal Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dasar dari pernikahan Kristen adalah Allah mempersatukan laki-laki dan perempuan dalam ikatan pernikahan dan tidak dapat diceraikan oleh manusia (Matius 19:6). Pernikahan dapat dikatakan sebagai ikatan suami-istri untuk membentuk keluarga yang sejahtera, harmonis, mulia dan sebagainya, namun dalam kenyataannya tidak semua pasangan dapat merasakan harapan ini. Di tengah-tengah peningkatan angka perceraian suami dan istri di Indonesia, anak menjadi potensi terbesar untuk mendapatkan dampak negatif dalam kasus perceraian, jika tidak ditangani sesuai konteks. Pendidikan Agama Kristen, gereja dan keluarga dapat bekerja sama untuk memilih pendekatan yang tepat untuk anak dalam kasus perceraian. Pernikahan sebagai lembaga yang dikehendaki dan diadakan oleh Allah, sedangkan perceraian suatu kenyataan yang patut disesali. Artikel ini akan menggunakan penafsiran teks Matius 19:1-9 untuk tidak membenarkan perceraian yang menyebabkan dampak negatif kepada anak dari pasangan suami-istri yang bercerai.
PeningkatanKecerdasanSpiritual Warga Binaan Kristen Melalui Pendidikan Agama Kristen di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Salemba Jakarta Pusat Desi Sianipar; A Dan Kia; Djoys Anneke Rantung; Wellem Sairwona
JURNAL Comunità Servizio : Jurnal Terkait Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, terkhusus bidang Teknologi, Kewirausahaan dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 1 No. 2 (2019): OKTOBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/cs.v1i2.1274

Abstract

Abstrak Peningkatan kecerdasan spiritual warga binaan Kristen lembaga pemasyarakatan(Lapas)Kelas IIA SalembaJakarta Pusat adalah sangat penting karena pemahaman mereka akan nilai-nilai Kristensangat kurang. Rendahnya kecerdasan spiritual telah melemahkan mental dan jiwa mereka sehingga mereka mudah jatuhke dalam perbuatan jahat. Kecerdasan spiritual yang rendah telahmenyebabkan mereka mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah-masalah kehidupan baik ketikamereka menjalani hukuman maupunsetelah mereka keluar dari Lapas. Kegiatan PkM ini bertujuan untuk mengatasi masalah para warga binaanKristen, denganmeningkatkan kecerdasan spiritual mereka. Untuk itu,Tim PkM telah melakukan penyuluhanmelalui Kursus Alkitab secara intensif setiap hari Rabu dan Kamis selama 6 bulan, khususnya menyangkut kepercayaanKristenyang paling utama. Kegiatan ini telah diikuti oleh 60 (enam puluh) warga binaan Kristen. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah sebanyak 23(dua puluh) warga binaan dapat ditamatkandan mereka menyatakan siap untuk terlibat aktif dalam berbagai pelayanan Kristen. Kata kunci: Kecerdasan spiritual Abstract The increase ofspiritual intelligence for the Christian prisoners at the Prison Class IIA Salemba Central Jakarta is very important because they lack understanding of Christian values. Low spiritual intelligence has weakened their mental and soul so that they fall into evil deedseasily. Italso has caused them to experience difficulties in overcomingproblems both when they are still in the prison and after they leave the prison. This programseeks to help to overcome theirproblemsby increasing their spiritual intelligence. The community service team has taught the Christian fundamental beliefs to them and has trained them to have skills for doing Christian ministries. The spiritual intellegence hasincreased through intensive Bible Course heldevery Wednesday and Thursday for 6 months.There were60 (sixty) partisipants, but at the end of Course, as the result, there were 23 (twentythree) graduates that are ready to involvein various Christian ministries. Key word: spirituality intellegence
Studi Eklesiologi Kristologi pada Pelaksanaan Ibadah Online di Masa Pandemi Covid-19 Djoys Anneke Rantung; Daniel Ronda
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v3i1.654

Abstract

AbstrakArtikel ini membahas mengenai Eklesiologi Kristologi dalam Ibadah Online. Masalah yang penulis angkat adalah adanya anggapan bahwa eksistensi Kristologi tidak dirasakan dalam ibadah online; berbeda dari ibadah tatap muka. Metode yang penulis pakai adalah metode kualitatif dengan pendekatan refleksi teologis. Kesimpulan dari artikel ini adalah ibadah bukan hanya akan menggetarkan hati jika dilakukan di gedung gereja seperti biasanya. Pemaknaan, pengenalan dan perjumpaan dengan Kristus dapat dialami juga dalam ibadah-ibadah online dan tak terbatas pada gedung gereja. Kristus terus dimaknai sebagai Tuhan yang mahahadir dan tidak melihat tempat serta tak terbatas ruang dan waktu. AbstractThis research discusses Christological Ecclesiology in Online Worship. The main problem author raises is the assumption that the existence of Christology is not felt in online worship; different from face-to-face worship. The method that the author uses in this article is the qualitative method with a thological reflection approach. The conclusion is thatworship will not only thrill if it is carried out in a church building. Meaning and encounteringwith Christ can also be experienced in online services and not limited to church buildings. Christ continues to be interpreted as th Omnipresence God; without focus on space and time.
Hubungan Teori Belajar dan Teknologi Pendidikan Valentino Reykliv Mokalu; Johanes Kornelius Panjaitan; Noh Ibrahim Boiliu; Djoys Anneke Rantung
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 1 (2022): February Pages 1-1600
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i1.2192

Abstract

Perkembangan revolusi industri mengakibatkan banyak gebrakan baru bagi dunia, sehingga dampak dari revolusi itu sendiri memengaruhi dunia pendidikan. Hadirnya teknologi merupakan elemen dari era revolusi industri yang semakin berkembang dan tidak dapat lagi dihentikan, hadirnya teknologi dalam dunia pendidikan memberi wajah baru dari proses pembelajaran yang ada dalam kurikulum dan perangkat pembelajaran yang ada,  sehingga para pelaku pendidikan berlomba-lomba dan berusaha menciptakan siklus pembelajaran bersifat kolaboratif antara teori belajar dengan teknologi berbasis pendidikan.Tujuan penulisan artikel ini, membahas menganai hubungan antara teori belajar dengan teknologi pendidikan, yang dianalis secara bertahap dari teori belajar beheviorisme, kognitivisme, konstruktivime dan humanisme. Kesimpulannya adalah teori belajar dan teknologi pendidikan memiliki korelasi dalam pengaplikasian pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan muridnya. Teori belajar dan teknologi pendidikan adalah satu-kesatuan yang diperlukan dalam siklus pembelajaran, sehingga atmosfer dari para peserta didik tetap berfokus pada pembelajaran yang diajarkan oleh guru.
Teori Belajar Humanistik Sebagai Landasan dalam Teknologi Pendidikan Agama Kristen Esti Regina Boiliu; Noh Ibrahim Boiliu; Djoys Anneke Rantung
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 2 (2022): April Pages 1601- 3200
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.195 KB) | DOI: 10.31004/edukatif.v4i2.2180

Abstract

Artikel ini merupakan suatu upaya untuk menunjukkan teori belajar sebagai dalam dasar mendesain teknologi dalam konteks Pendidikan Agama Kristen (PAK). Hingga saat ini, belum ada belum ada artikel serupa yang membahas teori belajar sebagai landasan dalam desain teknologi PAK. Tujuan penulisan artikel ini berusaha untuk menjelaskan tentang teori belajar sebagai landasan bagi desain Teknologi PAK. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan sumber-sumber secara tertulis seperti buku dan artikel ilmiah lainnya. Tentunya semua sumber tersebut merujuk kepada topik terkait teori belajar, teknologi pendidikan dalam konteks PAK. Hasil penulisan artikel ini adalah menguraikan teori belajar humanistik, lalu memberikan jawaban dan penjelasan mengenai teori belajar sebagai landasan dalam teknologi PAK.
PERAN PENDIDIKAN PERDAMAIAN KAITANNYA DENGAN PAK DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Djoys Anneke Rantung
Jurnal Shanan Vol. 1 No. 1 (2017): Maret
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.026 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v1i1.1466

Abstract

Masyarakat Ekonomi Asean sementara berlangsung di negara-negara Asean dengan berbagai bentuk kerjasama di berbagai bidang yang berfokus pada bidang ekonomi. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi setiap bangsa yang terlibat di dalamnya dan terutama bagi bangsa Indonesia. Peluang dan tantangan harus segera disikapi dan dihadapi. Jika tidak, akibatnya bisa merugikan dan bukan menguntungkan. Peningkatan kualitas pendidikan yang baik haruslah dimiliki oleh anak bangsa dalam menghadapi MEA sebagai kunci kesuksesan. Berbagai konflik dapat saja terjadi sebagai dampak dari Masyarakat Ekonomi Asean. Bilamana konflik tidak segera diatasi maka dampaknya akan menjadi semakin buruk dan konflik tersebut dapat berpeluang pada tindakan kekerasan. Pendidikan perdamaian haruslah menjadi agenda utama dalam kehidupan setiap orang, terutama mencegah dan mengatasi berbagai konflik sebagai dampak negatif dari MEA. Pendidikan perdamaian kaitannya dengan PAK, mengajarkan setiap orang untuk hidup dalam rasa aman, nyaman, bebas dari berbagai masalah atau dapat menangani berbagai konflik. Pentingnya pendidikan perdamaian terutama dalam menghadapi MEA ini, supaya semua pihak dapat menjalin hubungan dengan baik. Kata Kunci: Pendidikan, Pendidikan Perdamaian, Pendidikan Agama Kristen, Masyarakat Ekonomi Asean.
HUBUNGAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN PERAN PENDETA DENGAN PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT GSJA KALIMANTAN TENGAH Dirk Roy Kolibu; Djoys Anneke Rantung
Jurnal Shanan Vol. 3 No. 1 (2019): Maret
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.007 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v3i1.1571

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan pendidikan agama Kristen dan peran pendeta dengan pertumbuhan rohani jemaat GSJA Kalimantan Tengah menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan korelasional. Hasil survei dengan pendekatan korelasional tersebut akan dianalisis dengan menggunakan jalur (path analysis). Untuk melakukan analisis jalur, diperlukan persyaratan adanya hubungan linear yang signifikan antara setiap dua variabel. Sedangkan guna penyelesaian perhitungan koefisien jalur, terlebih dahulu harus dilakukan analisis korelasi dan regresi tiap dua variabel. Selanjutnya guna menghitung koefisien jalur digunakan koefisien korelasi product moment antara tiap dua variabel penelitian. Sedangkan persyaratan yangharus dipenuhi sebelum melakukan analisis kausal adalah adanya hubungan antara tiap dua variabel di dalam kausal tersebut adalah linear. Sampel penelitian ini berjumlah 86 jemaat GSJA Sinode Wilayah Palangkaraya dan Tamyanglayang Kalimantan Tengah yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu, pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang adadalam populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan hasil uji pengaruh parsial (uji t), nilai signifikan variabel X1 (Pelaksanaan PAK ) terhadap Pertumbuhan Rohani remaja adalah sebesar 0,155 dengan koefisien regresi sebesar 0,176. Jika dilakukan melalui pengontrolan terhadap maka diperoleh hasil bahwa hubungan tersebut ternyata positif 0,019. (2) Berdasarkan hasil uji pengaruh parsial (uji t), nilai signifikan variabel X2 (Peran Pendeta) terhadap Pertumbuhan Rohani Jemaat adalah sebesar 0,007 dengan koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,334. Jika hubungan Peran Pendetadengan Pertumbuhan Rohani dilakukan melalui pengontrolan terhadap Pelaksanaan PAK, maka diperoleh hasil bahwa hubungan tersebut ternyata positif 0,401. (3) Berdasarkan hasil uji pengaruh parsial (uji F), nilai signifikan adalah sebesar 0,022. Oleh karena nilai signifikan yang diperoleh > 0,05 dan koefisien regresi bertanda negatif.Kata kunci: Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen, Peran Pendeta, dan Pertumbuhan Rohani.
DESAIN KURIKULUM PAK ANAK USIA 9-12 TAHUN DI SINODE GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) DENGAN MENGGUNAKAN TEORI WYCKOFF Yenni Septiani Purba; Djoys Anneke Rantung
Jurnal Shanan Vol. 3 No. 2 (2019): Oktober
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.081 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v3i2.1578

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan PAK Anak usia 9-12 tahun, bagaimana desain kurikulum PAK Anak di sinode GKPS selama ini, dan bagaimana mendesain kurikulum PAK Anak usia 9-12 tahun di sinode GKPS berdasarkan teori Wyckoff. Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif melalui penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Penelitian lapangan dilakukan dengan metode wawancara. Sampel ditetapkan menggunakan model sampel bertujuan (purposive sampling). Responden dalam penelitian ini berjumlah empat belas orang, yang terdiri dari delapan orang kepengurusan tingkat sinodal GKPS di Pematangsiantar dan enam orang kepengurusan yang berhubungan dengan Sekolah Minggu di jemaat GKPS Cengkareng, Jakarta. Data dari wawancara tersebut dianalisis dengan model deskripsi analisis.Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pemahaman GKPS tentang PAK Anak sudah memadai namun pelaksanaan PAK Anak di jemaat masih terbatas. Ditemukan data bahwa peraturan pembagian kelas Sekolah Minggu di GKPS belum konsisten. GKPS juga belum memiliki kurikulum PAK Anak. Bahan pengajaran yang ada hanya Buku Pedoman Pembelajaran Aku Gereja, yang sebenarnya bukan kurikulum. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah ini: pertama, GKPS terbentur dengan bahan atau teks pengajaran Sekolah Minggu yang sudah ditetapkan oleh gereja-gereja anggota Sekretariat Bersama UEM. Kedua, belum ada ahli PAK Anak yang bertugas secara penuh dalam kepengurusan sinodal GKPS, dan faktor-faktor lainnya. Berdasarkan penelitian, kurikulum merupakan hal yang penting dan sangat dibutuhkan dalam PAK Anak. Menurut Wyckoff, kurikulum disusun berdasarkan kaitan antara beberapa unsur dasar, yaitu konteks, ruang lingkup, tujuan, dan proses. Berdasarkan teori Wyckoff tersebut, dalam penelitian ini, peneliti mendesain kurikulum PAK Anak usia 9-12 tahun di sinode GKPS.Kata kunci: Pendidikan Agama Kristen, anak, desain, kurikulum, teori Wyckoff
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN UNTUK KELUARGA MENURUT POLA ASUH KELUARGA ISHAK DALAM PERJANJIAN LAMA Djoys Anneke Rantung
Jurnal Shanan Vol. 3 No. 2 (2019): Oktober
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.338 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v3i2.1579

Abstract

Pola asuh dalam keluarga adalah tugas pendidikan agama Kristen yang dilakukan di dalam keluarga sebagai pembentukan karakter dan pertumbuhan iman terutama anak-anak. Alkitab memberikan gambaran yang jelas bagaimana pola asuh dari keluarga-keluarga baik menurut Alkitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Kehidupan keluarga Ishak dimulai dari Abraham dan Sarah sebagai orangtua Ishak, kemudian Esau dan Yakub sebagai anak-anak Ishak. Ada pola asuh yang baik dan ada pola asuh yang tidak baik dari keluarga ini. Sesuatu yang baik yang dilakukan akan memberi dampak yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, tetapi sesuatu yang buruk tentu saja sebaliknya dari yang baik. Keluarga berperan penting dalam pembinaan nilai-nilai, memberi dukungan afektif; berupa hubungan kehangatan, saling mengasihi, dan dikasihi, mempedulikan, dan dipedulikan, memberikan motivasi, dan saling menghargai. Penelitian ini dilakukan di Universitas Kristen Indonesia, dengan metode penelitian yang digunakan adalah library research. Untuk menjawab masalah dalam penelitian ini, peneliti meneliti teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, bersumber dari buku, artikel nasional, dan internasional dalam bentuk prosiding dan jurnal, dokumen, dan sumber lainnya. Temuan penelitian ini adalah bahwa tujuan pola asuh keluarga yang sesuai dengan pendidikan agama Kristen adalah menghasilkan keluarga-keluarga yang berkarakter dengan nilai-nilai kasih dan kepedulian, memiliki motivasi, dan saling menghargai.Kata Kunci: Pendidikan Agama Kristen, Keluarga, Pola Asuh, Keluarga Ishak.