Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Kunci Keberhasilan Seorang Anak Dalam Pemaparan Alkitab Astrid Maryam Yvonny Nainupu; Ayang Emiyati
Didache: Journal of Christian Education Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/djce.v1i2.329

Abstract

Every parent definitely wants the children to succeed in their life. However, most parents do not understand the true key of success. On the other hand, they are not able to accompany and educate their children to be success. The purpose of this study is to search the exposure of the Bible about the concept of success, the way a child raised by the parent or adults based on the examples from the Bible. The method used in this study is a literature review research and the exegesis of Bible. Based on the Bible success promised by God is a success in wealth and an ability to have wisdom needed to manage the daily problems. Besides, the important thing for a child to be success based on the exposure of the Holy Bible, is by reading, meditating and being careful to do everything written in the Scripture.  
Profesionalitas Yesus Dalam Mengajar Tentang Kasih Diana Kristanti; Magdalena Magdalena; Remi Karmiati; Ayang Emiyati
Didache: Journal of Christian Education Vol 1, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/djce.v1i1.286

Abstract

Love is a very important thing in human life, without love humans cannot live together. Love unites the lives of every human being, without the love of life in this world will be chaotic because there is no unity between one another. The purpose of this research is to describe the professionalism of Jesus in teaching about love. The method used is a qualitative method with a literature study approach that has been published. Love is useful in building the professionalism of Christian Religious Education Teachers in increasing the competitiveness of human resources. 
Mendisiplin Anak Menurut Prinsip Kristen Ayang Emiyati
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 2, No 2 (2018): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.385 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v2i2.109

Abstract

Ayang Emiyati, Disciplining Children According to Christian Principles. This article describes the treatment of disciplining children in Christian principles. To explain about disciplining children in the Christian principle, the author do literature review which then arranged systematically according to the construction of the concept of the author builds. Discipline is essentially necessary in the education of the child, only disciplinary action requires a wisdom and a love. Violent treatments are not the only way of discipline and discipline is not violence. Some things to consider in implementing discipline are to give priority to love in discipline, to use advises as a way of educating children, praying to surrender children to God, and make a beating as the last way in disciplining children.  Ayang Emiyati, Mendisiplin Anak Menurut Prinsip Kristen. Artikel ini memaparkan tentang tindakan mendisiplin anak dalam prinsip Kristen. Untuk memaparkan tentang mendisiplin anak dalam prinsip Kristen, penulis melakukan kajian literatur yang kemudian disusun secara sistematis sesuai konstruksi konsep yang penulis bangun. Disiplin pada intinya diperlukan dalam pendidikan anak, hanya tindakan mendisiplin memerlukan suatu hikmat dan adanya kasih.  Tindakan kekerasan bukanlah jalan satu-satunya dalam mendisiplin dan disiplin bukanlah suatu kekerasan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan disiplin adalah mengutamakan kasih dalam mendisiplin, memakai nasihat sebagai jalan yang dalam mendisiplin anak, doakan dan serahkan anak tersebut pada Tuhan, dan jadikan pukulan sebagai jalan terakhir dalam mendisiplin.
Pendekatan Kontekstual Sebagai Upaya Penginjilan Kepada Remaja Kristen Ayang Emiyati; Ayu Rotama Silitonga; Ni Kadek Sri Widyawati
Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia Vol 2, No 1 (2021): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.272 KB) | DOI: 10.46445/jtki.v2i1.374

Abstract

Service to Christian teenagers is essential for faith growth. Adolescents are in a phase or situation that is difficult to deal with because of developments or the effects of changing times, both positive and negative changes. The need for service to adolescents because in this phase teenagers begin to form their mindset and there is a feeling of needing or wanting to be cared for. Therefore, an approach is needed in providing contextual services to Christian adolescents. The question is how can a servant approach contextually to Christian teenagers? This paper aims to understand and understand several approaches that need to be taken in order to provide contextual service to Christian adolescents. The method used is qualitative by interviewing or direct observation to examine and understand the attitudes, views, feelings and behavior of an individual or group of people. Then this writing also uses the literature method to support writing through various journals and books. AbstrakPelayanan kepada remaja Kristen begitu penting guna pertumbuhan iman.  Remaja ada dalam fase atau situasi yang sulit dihadapi karena perkembangan atau pengaruh perubahan jaman baik perubahan secara positif maupun perubahan secara negative. Perlunya pelayanan kepada remaja dikarenakan pada fase ini remaja mulai terbentuk pola pikirnya dan ada perasaan membutuhkan, ingin diterima dengan baik, ingin diperhatikan, dipuji dan ingin dipedulikan.  Dalam melayani remaja yang juga penuh ego diperlukan beberapa pendekatan dalam melakukan pelayanan kontekstual. Yang menjadi pertanyaan ialah apa saja pendekatan yang dilakukan oleh pelayan Tuhan sehingga dapat menjalankan pelayanan kontekstual dengan lancar kepada remaja Kristen? Tulisan ini memiliki tujuan yaitu pelayan memahami dan mengerti beberapa pendekatan yang perlu dilakukan guna melakukan pelayanan kontekstual kepada remaja Kristen. Adapun metode yang digunakan ialah kualitatif dengan mewawancarai atau pengamatan secara langsung untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau sekelompok orang.  Kemudian penulisan ini juga menggunakan metode kepustakaan atau literature dengan melakukan observasi terhadap buku – buku dan jurnal untuk mendukung penulisan dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik.
Utilization Of The Puppet Stage As A Method Of Contextual Evangelism To Sunday School Children Aged 5-10 Years Agnes Alicia; Ayu Rotama Silitonga; Agustina Bela; Ayang Emiyati
Jurnal Didaskalia Vol 3 No 2: Journal Didaskalia - Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.41 KB) | DOI: 10.33856/didaskalia.v3i2.178

Abstract

Children's ministry is very motivating for the church and child servants because it affects the growth of the child's faith. One of them is the ministry of evangelism. Evangelism is the message of salvation and judgment in Christ Jesus. Children aged 5 - 10 years do not usually understand and interpret themselves as "Christians" because they only follow what their parents do and do. = 'So it is necessary to teach through evangelism to these children. The question is how does a minister convey the "gospel" message to children so that it can be understood easily and what are the results of the ministry? This paper has two purposes. First, the servant understands the method or way of a servant to convey the "gospel" message simply. Second, so that children better understand the true meaning of the Bible. The research method used is qualitative by interviewing sources to examine and understand the attitudes, views, feelings and behavior of an individual or group of people and literature research to support this writing.
Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pemulihan Sektor Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19 Ayang Emiyati
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol 1, No 1 (2023): NCCET: Education for All, 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v1i1.695

Abstract

Penelitian ini berjudul tentang Manajemen Mutu Terpadu dalam pemulihan Sektor Pendidikan Pasca Pandemik covid 19. Dunia pendidikan terkena dampak covid 19 sehingga peserta didik mengalami kehilangan pembelajaran.  Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang Prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu dan Pemulihan Sektor Pendidikan Pasca Covid-19. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini ialah apa saja yang menjadi Prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu dan Pemulihan Sektor Pendidikan Pasca Covid-19? Adapun metode yang digunakan ialah metode kepustakaan Penelitian yang menggunakan metode kepustakaan ialah jenis penelitian yang bersifat kualitatif yang biasa dipakai umumnya yang dilakukan dengan cara tidak terjun langsung ke lapangan dalam mencari sumber data karena penelitian ini dilakukan berdasarkan atas karya tertulis seperti jurnal atau buku yang sudah terpublikasi. Hasil prinsip-prinsip Manajemen mutu terpadu ialah berfokus pada pelanggan, perbaikan yang berkelanjutan, komitmen dan pengukuran.  Dalam pemulihan sektor pendidikan pasca covid-19 ialah menerapkankan kurikulum merdeka belajar dan menerapkan model pembelajaran jarak jauh.
Peran Gereja Dalam Mengajarkan Perdamaian Di Tengah Masyarakat Majemuk Ayang Emiyati; John Mardin; Ricard Ricard
Didache: Journal of Christian Education Vol 4, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/djce.v4i2.649

Abstract

Pluralism cannot be separated from Indonesian society, pluralism is a color in society. In society the issue of peace is an issue that cannot be separated from the role of a religious institution, including the church. Peace is the responsibility of the whole society, even a pluralistic society, including the church. The role of the church is very vital in impacting peace. The church is in the midst of a pluralistic society, so the church is directly involved in teaching peace in a pluralistic society. Of the several cases of conflict that have occurred in Indonesia, the church has played an important role in peace, namely teaching tolerance and teaching the importance of living in peace. The formulation of the problem in this research is what are the roles of the church in teaching peace missions in a pluralistic society? The purpose of this research is to describe the role of the church in teaching peace missions in a pluralistic society. the method used is library research with a descriptive approach. The role of the church in teaching peace in a pluralistic society is: teaching tolerance, teaching the importance of living in peace and living in love.
Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Penguatan Profil Pelajar Pancasila Siki, Cici Epmi Rorian; Emiyati, Ayang
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol. 2 No. 1 (2024): Christian Education in National Education, 6-7 Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v2i1.859

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi peran penting kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam penguatan profil Pelajar Pancasila, yang bertujuan membentuk karakter pelajar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Guru PAK memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan yang mengembangkan kompetensi sosial seperti interaksi, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan. Kompetensi ini melibatkan kemampuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung, serta menjadi teladan dalam penerapan nilai-nilai Kristen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka kualitatif, menganalisis literatur terkait untuk memahami peran guru dalam konteks pendidikan Kristen. Fokus utama adalah pada bagaimana guru PAK dapat memfasilitasi pemahaman siswa tentang nilai-nilai Pancasila melalui berbagai strategi pendidikan, termasuk integrasi nilai-nilai tersebut dalam kurikulum, penggunaan teknologi informasi, serta kegiatan ekstrakurikuler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi sosial guru PAK sangat vital dalam membimbing siswa untuk memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Guru dengan kompetensi sosial yang kuat dapat membentuk siswa yang berkarakter, toleran, dan beretika. Penguatan profil Pelajar Pancasila melalui pendekatan holistik yang melibatkan integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran, penggunaan teknologi, serta kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan komunitas diakui sebagai strategi yang efektif. Penilaian komprehensif terhadap profil Pelajar Pancasila diperlukan untuk mengukur efektivitas strategi ini, dengan tujuan menciptakan generasi muda Indonesia yang berkarakter dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.
Transformasi Sosial oleh Generasi Z dalam Konteks Masyarakat Majemuk Raidifi, Elwandy; Emiyati, Ayang
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol. 2 No. 2 (2024): Quality of Life from a Christian Theological and Educational Perspective, 2 Dec
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v2i2.961

Abstract

Transformasi sosial adalah sebuah proses yang berlangsung secara terus-menerus dan membawa perubahan dalam masyarakat. Proses ini melibatkan banyak aspek yang berbeda, termasuk bagaimana struktur masyarakat dibentuk, nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, serta norma-norma yang mengatur bagaimana orang-orang berinteraksi satu sama lain. Perubahan ini tidak hanya terjadi di bidang budaya, tetapi juga mencakup aspek ekonomi dan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan tentang transformasi sosial oleh generasi z dalam konteks masyarakat majemuk. Rumusan masalah, apakah saja transformasi sosial yang dilakukan oleh gen z dalam masyarakat majemuk? Generasi Z memainkan peran kunci dalam mempercepat perubahan sosial dengan membawa perspektif baru yang lebih progresif dan berbasis teknologi. Generasi z tidak hanya menjadi konsumen informasi tetapi juga produsen ide-ide baru yang mendorong tindakan kolektif. Dengan memanfaatkan platform digital, generasi ini mampu mengorganisir gerakan sosial yang berdampak luas, menantang struktur sosial yang ada, serta memperjuangkan nilai-nilai keberagaman dan inklusi.
Menggali Pontensi Gernerasi Z Sebagai Agen Perubahan Di Masyarakat Multikultural Napriadi, Napriadi; Emiyati, Ayang
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol. 2 No. 2 (2024): Quality of Life from a Christian Theological and Educational Perspective, 2 Dec
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v2i2.965

Abstract

Generasi Z adalah generasi yang tumbuh di era teknologi digital dengan kesadaran sosial yang tinggi. Mereka aktif menggunakan media sosial untuk berkomunikasi, berbagi cerita, dan membangun komunitas. Selain terampil dalam teknologi, generasi ini menghargai keberagaman, mempromosikan inklusivitas, dan menunjukkan potensi besar sebagai agen perubahan di masyarakat multikultural. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi Generasi Z sebagai agen perubahan dalam masyarakat multikultura. Rumusan masalah apa potensi Generasi Z sebagai agen perubahan dalam masyarakat multikultural? Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan pendekatan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Generasi Z memiliki potensi besar dalam menginisiasi perubahan sosial melalui pemanfaatan teknologi digital untuk kampanye kesadaran, aksi kolektif, dan advokasi. Keterbukaan mereka terhadap pluralisme juga menjadi kekuatan untuk meredakan konflik antarkelompok dan menciptakan dialog yang produktif. Namun, tantangan seperti kurangnya pemahaman mendalam tentang nilai-nilai pluralisme dan minimnya dukungan pendidikan kontekstual menjadi hambatan yang perlu diatasi.