Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Status Gizi Remaja di Kota Luwuk: Adolescent Nutritional Status in Luwuk City Herawati Herawati; Usmira Putri; Muhammad Syahrir; Mulyansyah AR
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 10 No. 1 (2019): Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.859 KB) | DOI: 10.51888/phj.v10i1.5

Abstract

Status gizi merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap individu supaya mampu mengantisipasi dan mencegah terjadinya gizi kurang maupun gizi lebih. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran status gizi anak remaja di wilayah Kota Luwuk. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa/siswi yang berada pada 4 Sekolah Menengah Atas (SMP) di Wilayah Kota Luwuk tahun 2019 yang berjumlah 2.161 berdasarkan metode Accidental Sampling. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan terendah responden yaitu sebesar 26,20 kg dan Berat Badan tertinggi 89 kg, dengan rerata berat responden yaitu 46,51 kg, Tinggi Badan terendah responden yaitu 136 cm dan tinggi badan tertinggi 170,3 cm, dengan rerata tinggi badan responden yaitu 152 cm, Status Gizi Anak Remaja sangat kurus sebanyak 3 responden (0,8%), gizi kurus sebanyak 18 responden (4,8%), gizi normal sebanyak 282 responden (75,6%), gizi gemuk sebanyak 35 responden (9,3%), dan status gizi obesitas sebanyak 35 responden (9,3%). Hasil pengukuran dan perhitungan IMT/U pada remaja menunjukan rata-rata remaja masuk dalam kategori status gizi normal (ideal), sedangkan selebihnya mengalami masalah gizi. Diharapkan kepada orang tua agar lebih memperhatikan status gizi anaknya dengan memperhatikan asupan zat gizinya karena masa remaja merupakan masa pertumbuhan anak, dan Kepala Sekolah diharapkan untuk dapat bekerja sama dengan instansi kesehatan dan perguruan tinggi untuk menyampaikan materi terkait gizi seimbang. Nutritional status is an important thing that must be known by every individual in order to be able to anticipate and prevent the occurrence of undernutrition and over nutrition. This research was conducted with the aim to find out the nutritional status of adolescents in the Luwuk City area. This type of research is descriptive. The population in this study were students who were in 4 High Schools (SMP) in the Luwuk City Region in 2019, amounting to 2,161 based on the Accidental Sampling method. Analysis of the data used is descriptive. The results showed that the body weight respondent's lowest body weight was 26.20 kg and the highest body weight was 89 kg, with the respondent's average weight being 46.51 kg, the respondent's lowest body height was 136 cm and the highest body height was 170.3 cm , with the average height of the respondent is 152 cm, the Nutrition Status of Adolescent Children is very thin as much as 3 respondents (0.8%), thin nutrition as much as 18 respondents (4.8%), normal nutrition as many as 282 respondents (75.6%), obese nutrition as many as 35 respondents (9.3%), and nutritional status of obesity as many as 35 respondents (9.3%). The measurement results and calculation of BMI/U in adolescents shows the average adolescent is included in the category of normal (ideal) nutritional status, while the rest are experiencing nutritional problems. It is expected that parents pay more attention to their child's nutritional status by paying attention to their nutritional intake because adolescence is a growing period of children, and the Principal is expected to be able to work together with health agencies and universities to deliver material related to balanced nutrition.
Perilaku Seksual Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan dengan Riwayat Penyakit Menular Seksual di Kabupaten Banggai: Sexual Behavior of Docker with Sexual Infected History in Banggai Regency Supardi Sombeng; Herawati Herawati; Sandi Novryanto Sakati; Bambang Dwicahya; Maria Kanan; Ramli Ramli
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.245 KB) | DOI: 10.51888/phj.v9i2.12

Abstract

Perilaku seksual dapat beresiko terjadinya Penyakit menular seksual (PMS) bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral, maupun anal. Kasus Penyakit Menular Seksual yang ditemukan pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan yang pernah menderita yaitu sebanyak 24 orang.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku seksual Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan yang pernah menderita penyakit menular seksual di Kabupaten Banggai. Lokasi penelitian dilakukan di kabupaten Banggai pada tahun 2016. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan wawancara mendalam dan direkam. Jumlah informan 17 orang, yang tidak bersedia diwawancara sebanyak 6 orang dan 1 orang telah meninggal dunia informan kunci sebanyak 2 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan sudah melakukan perilaku seksual yang beresiko yaitu perilaku seksual yang dilakukan secara berganti-gantian pasangan serta tidak menggunakan alat kontrasepsi dan terakhir kali informan melakukan hubungan seksual dengan wanita yang beresiko yaitu wanita pekerja seksual. Masyarakat diperlukan mendapatkan infomasi tentang perilaku-perilaku seksual yang beresiko pada kesehatan terutama tentang kesehatan reproduksi, sehingga kedepanyya mereka tidak akan mendapatkan penyakit yang dapat merugikan diri mereka sendiri. Sexual behavior can be at risk of sexually transmitted diseases (STDs) when having sexual intercourse by changing partners via vaginal, oral, or anal. Cases of sexually transmitted diseases were found in Port Loading and Unloading Workers who had suffered as many as 24 people. The purpose of this study was to determine the sexual behavior of Port Load Unloading Workers who had suffered from sexually transmitted diseases in Banggai District. The research location was conducted in Banggai district in 2016. The research was conducted in October-November 2016. This study used a qualitative method with in-depth interviews and recorded approaches. There were 17 informants, 6 of whom were unwilling to be interviewed and 2 of them had died as key informants. The results showed that the informants had carried out at risk sexual behavior that is sexual behavior that was carried out alternately-changing partners and did not use contraception and the last time the informant had sexual relations with women who were at risk namely women who were sex workers. Communities are required to get information about sexual behaviors that pose a risk to health, especially about reproductive health, so that in the future they will not get diseases that can harm themselves.
Hubungan Kualitas Air Bersih Sumur Gali Terhadap Penyakit Diare di Desa Montop Kabupaten Banggai Kepulauan: Relationship of Water Quality to Diarrhea In Montop Banggai Kepulauan Regency Sandy Novryanto Sakati; Herawati Herawati
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.625 KB) | DOI: 10.51888/phj.v10i2.15

Abstract

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Penyakit diare bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan dan kualitas Air Bersih Oleh karena itu, keadaan lingkungan dan kualitas air bersih yang tidak baik berpengaruh terhadap timbulnya penyakit. Desa Montop merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan yang masyarakatnya menkonsumsi air yang bersumber dari Sumur Gali. Berdasarkan data UPTD Puskesmas Sabang Tahun 2017 terdapat kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit diare dengan penderita 45 orang dan 1 orang dinyatakan meninggal, pada tahun 2018 data penderita diare terdapat 24 orang (Januari-Juli). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan kualitas air sumur gali dengan kejadian penyakit Diare di Desa Montop. Penelitian ini merupakan penelitian dalam bentuk survey yang bersifat observasional dengan metode pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil uji kualitas air bersih berdasarkan parameter E. Coli masih memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Permenkes 416 Tahun 1990 tentang air bersih. Sementara, untuk parameter Total Coliform terdapat hasil yang tidak memenuhi syarat kesehatan pada Lokasi SGL 3 dan SGL 5 artinya analisis secara deskriptif ada hubungan sumber air utama dengan kejadian diare karena terdapat 2 SGL yang Total Coliform nya Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan. Diarrhea is one of the diseases that is still the biggest health problem in Indonesia. Diarrhea can be caused by several factors, environmental factors and the quality of clean water. Therefore, environmental conditions and the quality of clean water that is not good influences the onset of the disease. Montop Village is one of the villages in the North Bulagi sub-district of Banggai Kepulauan Regency whose people consume water sourced from the Gali Well. Based on data from Sabang Health Center UPTD in 2017 there were cases of Extraordinary Events of diarrhea with 45 patients and 1 person was declared dead, in 2018 the data of diarrhea patients there were 24 people (January-July). The purpose of this study was to determine the relationship of dug well water quality with the incidence of diarrheal disease in the village of Montop. This research is an observational survey with a cross-sectional approach, which is a study conducted with observations for a moment or in a certain period of time and each subject of study was only made one observation during the study. The results showed that the water quality test results based on E. Coli parameters still met health requirements in accordance with Permenkes 416 of 1990 concerning clean water. Meanwhile, for the Total Coliform parameter, there were results that did not meet health requirements at SGL 3 and SGL 5 locations, meaning that the descriptive analysis was related to the main water source with the occurrence of diarrhea because there were 2 SGLs whose Total Coliform did not meet health requirements.
Upaya Pemerintah Desa Terhadap Penanggulangan Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Totikum Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan : Village Government Efforts to Tackle Stunting in The Working Area of Totikum Selatan Health Center Banggai Kepulauan Erik Pradana Budi; Mirawati Tongko; Herawati Herawati; Marselina Sattu
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.291 KB) | DOI: 10.51888/phj.v11i2.34

Abstract

Kejadian stunting berdasarkan data Riskesdas Tahun 2018, Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 32,5%, Kabupaten Banggai Kepulauan sebesar 6,16%, sementara untuk Puskesmas Totikum Selatan sebesar 18%.  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran upaya pemerintah Desa terhadap penanggulangan stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Totikum Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan. Jenis penelitian menggunakan metode kualitatif. Teknik penentuan informan yaitu secara purposive samping sehingga informan dan infroman kunci adalah kepala desa, bidan,kader, kepala puskesmas,tokoh masyarakat, DMPDA. Analisis data penelitian melalui 3 alur yaitu : Data reduction, Data Disply, dan conclusion darwing/Verifikstion. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk upaya pemerintah desa terhadap penanggulangan stunting dalam hal peningkatan gizi masyarakat yaitu dengan pemberian makanan tambahan pada balita dan lansia, sedangkan dalam hal sanitasi berbasis lingkungan yaitu telah diupayakannya pengadaan sarana jamban dan air bersih pada setiap desa, selain itu sudah ada dalam rencana APBdes untuk peningkatan anggaran dalam penyelengaraan jamban sehat, serta pembangunan air minum dan sanitasi yang sudah mencapai 100%. Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan peningkatan pengetahuan melalui kerja sama dengan pihak puskesmas yang melibatkan pemerintah desa beserta tokoh masyarakat untuk upaya peningkatan pengetahuan tentang stunting, serta masyarakat berperan aktif untuk mengikuti program kesehatan dalam upaya peningkatan pengetahuan masyarakat. Adapun saran yaitu perlu adanya pemantauan berkala dari pemerintah daerah terhadap kegiatan-kegiatan penanggulangan stunting yang dilakukan oleh setiap pemerintah Desa yang ada. The incidence of stunting based on data from Riskesdas in 2018, Central Sulawesi Province was 32.5%, Banggai Islands Regency was 6.16%, while for South Totikum Health Center it was 18%. The purpose of this study was to obtain an overview of the efforts of the Village government to tackle stunting in the Work Area of ​​the South Totikum Health Center, Banggai Islands Regency. This type of research uses qualitative methods. The technique of taking informants was purposive side to side so that key informants and informants were the village head, midwives, cadres, heads of puskesmas, community leaders, DMPDA. Analysis of research data through 3 channels, namely: Data reduction, Data Disply, and conclusion darwing / verification. The results showed that the form of village government efforts to tackle stunting in terms of improving community nutrition is by providing additional food for toddlers and the elderly, while in the case of environmental-based sanitation, namely the provision of latrines and clean water facilities in each village, besides that it is already in place. APBdes plans to increase the budget for the implementation of healthy latrines, as well as the construction of drinking water and sanitation which has reached 100%. Community empowerment is carried out by increasing knowledge through collaboration with the community health center which involves the village government and community leaders to increase knowledge about stunting, and the community plays an active role in participating in health programs in an effort to increase community knowledge. The suggestion is that there is a need for regular monitoring from the local government of the stunting prevention activities carried out by each existing Village government.
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang HIV dan AIDS Siswa SMA Negeri I Kintom : Knowledge, Attitudes and Actions about HIV and AIDS Students of SMA Negeri 1 Kintom asmita djumadil; Herawati Herawati; Dwi Wahyu Balebu; Ramli Ramli; Erni Yusnita Lalusu; Mirawati Tongko; Fitrianty S Lanyumba
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.06 KB) | DOI: 10.51888/phj.v12i1.41

Abstract

HIV dan AIDS pada remaja sudah menjadi fenomena yang perlu perhatian dengan penanganan yang lebih intensif. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa SMA Negeri I KintomTentang HIV dan AIDS.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa yang berjumlah 211 Orang.Sampel penelitian ini berjumlah 138 Orang yang di pilih menggunakan teknik proportional random sampling. Pengambilan data secara primer menggunakan instrumen kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV dan AIDS yaitu sebesar 87,7 % dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang hanya sebesar 12,3 %. Sikap terhadap HIV dan AIDS paling besar yang positif yaitu 84,1% dan sikap yang negatif hanya sebesar 15,9 %. Tindakan tentang HIV dan AIDS pada umumnya baik yaitu sebesar 96,4 % dan kurang baik hanya sebesar 3,6 %. Sebagian besar siswa memiliki pengetahuan yang baik, sikap yang positif dan tindakan yang baik tentang HIV dan AIDS. Siswa SMA Negeri I Kintom diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang HIV dan AIDS dengan cara mencari informasi baik dari buku, koran, televisi, internet, maupun bertanya kepada tenaga kesehatan. HIV and AIDS in adolescents has become a phenomenon that needs more intensive attention and treatment. The purpose of this study was to obtain a description of Knowledge, Attitudes and Actions about HIV and AIDS Students of SMA Negeri I Kintom. This type of research is a descriptive study with a cross sectional study approach. The population of this study were all students totaling 211 people. The sample of this study amounted to 138 people who were selected using a proportional random sampling technique. Primary data collection using a questionnaire instrument. The results showed that most of the students had good knowledge about HIV and AIDS, namely 87.7% and students who had less knowledge only 12.3%. Attitudes towards HIV and AIDS were mostly positive, namely 84.1% and negative attitudes only 15.9%. Actions on HIV and AIDS were generally good at 96.4% and less good at only 3.6%. Most of the students have good knowledge, positive attitude and good actions about HIV and AIDS. Students of SMA Negeri I Kintom are expected to be able to increase their knowledge about HIV and AIDS by searching for information from books, newspapers, television, internet, or asking health workers. 
Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Di Desa Jayabakti Tahun 2021: The relationship between environmental sanitation and the incidence of stunting in toddlers in Jayabakti village in 2021 Yurike Kuewa; Herawati; Marselina Sattu; Anang S. Otoluwa; Erni Yusnita Lalusu; Bambang Dwicahya
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.708 KB) | DOI: 10.51888/phj.v12i2.73

Abstract

Stunting merupakan sebuah masalah kesehatan dimana seorang bayi atau anak-anak mengalami hambatan dalam pertumbuhan tubuhnya, sehingga gagal memiliki tinggi yang ideal pada usianya. Tujuan penelitian ini adalah melihat hubungan sumber air minum, kepemilikan jamban, sarana pembuangan air limbah dan kepemilikan tempat sampah dengan kejadian stunting di Desa Jayabakti wilayah kerja Puskesmas Pagimana Tahun 2021.Jenis penelitian ini adalah Observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional serta Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu balita sebanyak 156 responden Analisis data yang digunakan adalah analisis bivariat menggunakan uji Chi Squaree. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara sumber air minum, kepemilikan jamban, dan kepemilikan SPAL dengan kejadian stunting di Desa Jayabakti dengan nilai p value > 0,05. Sedangkan hasil analisis tabulasi kepemilikan tempat sampah di peroleh hasil p value = 0,006 (<0,05), dengan demikian terdapat hubungan antara kepemilikan tempat sampah dengan kejadian stunting. Sanitasi lingkungan secara tidak langsung mempengaruhi gizi balita. Sanitasi yang buruk dapat menimbulkan penyakit infeksi pada balita seperti diare dan kecacingan yang dapat menganggu proses pencernaan dalam proses penyerapan nutrisi, jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan masalah stunting. Stunting is a health problem in which a baby or child experiences obstacles in their body growth, so they fail to have the ideal height for their age. The purpose of this study was to see the relationship between drinking water sources, latrine ownership, waste water disposal facilities and ownership of trash bins with stunting in Jayabakti Village, Pagimana Health Center working area in 2021. namely simple random sampling. The sample in this study were mothers of children under five as many as 156 respondents. The data analysis used was bivariate analysis using the Chi Squaree test. The results showed that there was no relationship between drinking water sources, latrine ownership, and SPAL ownership with stunting in Jayabakti Village with p value > 0.05. While the results of the tabulation analysis of the ownership of the trash can obtained the results of p value = 0.006 (<0.05), thus there is a relationship between the ownership of the trash can and the incidence of stunting. Environmental sanitation indirectly affects the nutrition of children under five. Poor sanitation can cause infectious diseases in toddlers such as diarrhea and worms which can interfere with the digestive process in the process of absorption of nutrients, if this condition occurs for a long time it can cause stunting problems.
Kualitas Bakteriologis Pada Peralatan Makan Di Warung Makan Kadompe Di Kota Luwuk Kabupaten Banggai Herawati Herawati; Sandy Novryanto Sakati; Zulfikar Sumarto
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 16 No. 2 (2022): August
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v16i2.1133

Abstract

Peralatan makanan haruslah dijaga terus tingkat kebersihannya supaya terhindar dari kontaminasi kuman patogen. Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran kualitas peralatan makan berdasarkan Angka Lempeng Total dan E.coli pada peralatan makan di warung makan kadompe di Kota Luwuk Kabupaten Banggai. Pengambilan Sampel Usap Alat Makan menggunakan Aquades, ,NaCl 0,85 % dalam botol. Pemeriksaan Angka Lempeng Total menggunakan media PCA, Aquades, penelitian deskritif dengan analisis laboratorium untuk memperoleh gambaran tentang kualitas bakteriologis pada peralatan makan berdasarkan total angka kuman dan E. coli yang terdapat pada peralatan makan yang digunakan pada rumah makan Kadompe. Hasil penelitian menunjukan pada pemeriksaan Angka Kuman menunjukan bahwa 11 (91,7%) sampel tidak memenuhi syarat kesehatan berdasarkan Permenkes RI No 1096/MENKES/PER/VI/2011, bahwa angka kuman pada peralatan makan harus 0 Koloni/cm2 Sedangkan 1 (8,3%) sampel memenuhi syarat kesehatan sedangkan pemeriksaan E.coli pada peralatan makan menunjukan bahwa 7 (58,3%) sampel tidak memenuhi syarat kesehatan dan 5 (41,7%) sampel memenuhi syarat kesehatan, di karenakan dalam proses pencucian peralatan makan tidak menggunakan perendaman dengan kaporit, perendaman dengan air panas pada suhu 82-1000C dan tidak menggunakan 3 bak dalam proses pencucian peralatan makan. Kualitas peralatan makan pemeriksaan sampel angka kuman dari 12 sampel dan E. coli dari 12 sampel terdapat 18 (75%) sampel tidak memenuhi syarat kesehatan. Dalam proses pencucian peralatan tidak sejalan dengan teknik pencucian menurut Kemenkes, 2009.
Daya Hambat Infusa Daun Kelor (Moringa oleifera L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli: Inhibition of Moringa Leaf Infusion (Moringa oleifera L) On The Growth of Escherichia coli Bacteria Ulin Nam'ma Saputra; Herawati Herawati; Maria Kanan
Buletin Kesehatan MAHASISWA Vol. 1 No. 2 (2023): Buletin Kesehatan MAHASISWA
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.091 KB) | DOI: 10.51888/jpmeo.v1i2.157

Abstract

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama di negara berkembang khususnya untuk infeksi Escherichia coli L. Daun kelor diketahui memiliki kemampuan antimikroba. Penelitian ini bertujuan mengetahui daya hambat, Kadar Hambat Minimum (KHM) dan mengetahui Kadar Bunuh Minimum (KBM) infusa Moringa oleifera L. terhadap pertumbuhan E. coli. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan metode difusi dengan teknik sumur dan teknik pengenceran. Sampel penelitian ini adalah infusa daun kelor dengan konsentrasi : 100%, 75%, 50%, 25% dan 12,5%. Daya hambat diperoleh berdasarkan pengukuran zona bening yang terbentuk di sekitar lubang sumur menggunakan penggaris. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata -rata diameter zona hambat tertinggi pada konsentrasi 50% yaitu sebesar 16,75 mm. Kadar Hambat Minimum (KHM) infusa daun kelor didapatkan pada konsentrasi 50%. Sedangkan untuk kadar bunuh minimum (KBM) pada penelitian ini tidak ditemukan. Infusa daun kelor (Moringa oleifera L) memiliki daya antibakteri terhadap Escherichia coli dengan hasil pengujian dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan zona hambat sebesar 11,75 mm pada konsentrasi 100%, 12,75 mm untuk konsentrasi 75%, 16,75 mm pada konsentrasi 50%, 8,75 mm pada konsentrasi 25%, dan 8 mm untuk konsentrasi 12,5% dengan KHM pada konsentrasi 50 %,sedangkan KBM pada konsentrasi 50 % sampai 12.5 %. Masyarakat dapat menggunakan infusa daun kelor sebagai pencegahan penyakit infeksi pada konsentrasi 50%, atau 100 gram daun kelor dilarutkan dalam 200 ml air. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian infusa daun kelor menggunakan sampel bakteri selain Escherichia coli, serta dapat menggunakan bagian tanaman kelor yang lainnya sebagai sampel untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Infectious diseases are one of the major health problems in developing countries, especially Escherichia coli L infection. Moringa leaves are known to have antimicrobial abilities. This study aims to determine the inhibitory power, Minimum Inhibitory Level (KHM), and determine the Minimum Kill Rate (KBM) of Moringa oleifera L infusion. to the growth of E. coli. This research is a laboratory experiment with diffusion methods with well and dilution techniques. The sample of this study was an infusion of Moringa leaves with concentrations: of 100%, 75%, 50%, 25%, and 12.5%. Inhibitory power is obtained based on measurements, of clear zones formed around the good hole using a ruler. Based on the results of the study, shows the average diameter of the highest inhibitory zone at a concentration of 50% which is 16.75 mm. The Minimum Inhibitory Level (KHM) of Moringa leaf infusion was obtained at a concentration of 50%. As for the minimum kill rate (KBM) in this study, it was not found. Moringa leaf infusion (Moringa oleifera L) has antibacterial power against Escherichia coli with test results that can inhibit the growth of bacteria with an inhibitory zone of 11.75 mm at a concentration of 100%, 12.75 mm at a concentration of 75%, 16.75 mm at a concentration of 50%, 8.75 mm at a concentration of 25%, and 8 mm at a concentration of 12.5% with KHM at a concentration of 50%, while KBM at a concentration of 12.5% 50% to 12.5%. People can use Moringa leaf infusion as a prevention of infectious diseases at a concentration of 50%, or 100 grams of Moringa leaves dissolved in 200 ml of water. Furthermore, researchers can conduct research on Moringa leaf infusion using bacterial samples other than Escherichia coli and can use other parts of the Moringa plant as a sample to inhibit bacterial growth.
The Impact of Nature Exposure on Mental Health and Well-Being Rahaju Ningtyas; Nurhikmah Paddiyatu; Benny Novico Zani; Herawati; Sandy Novryanto Sakati
West Science Interdisciplinary Studies Vol. 1 No. 08 (2023): West Science Interdisciplinary Studies
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/wsis.v1i08.173

Abstract

This research investigated the impact of nature exposure on mental health and wellbeing in West Bandung Regency, Indonesia, a region characterized by diverse natural landscapes. A mixed-method approach combining quantitative surveys and qualitative interviews was employed to gather data from residents of various communities in the region. The quantitative findings indicated that more frequent nature exposure was associated with lower levels of stress, anxiety, and depression. The qualitative insights revealed that nature exposure provided a sense of relaxation, tranquility, and rejuvenation, enhancing emotional well-being. The study underscores the restorative effects of nature and the importance of integrating green spaces into urban planning to promote mental health in rapidly developing regions like West Bandung Regency.
Hubungan Pemberian Asi Esklusif dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Toili I: The Relationship between Exclusive Breastfeeding with Stunting Incidence in Toddlers in the Working Area of the Toili I Puskesmas Novayanti M.; Herawati Herawati; Ramli Ramli; Yunita Sari Thirayo
Buletin Kesehatan MAHASISWA Vol. 2 No. 1 (2023): Buletin Kesehatan MAHASISWA Volume 2 Nomor 1 September 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/jpmeo.v2i1.189

Abstract

Stunting ialah masalah kekurangan gizi jangka panjang yang disebabkan oleh asupan gizi yang tidak memadai, serta mempengaruhi pertumbuhan anak, menyebabkan mereka menjadi pendek ataupun lebih pendek dari yang diharapkan untuk usia mereka (Kemenkes, 2018). Pemberian ASI eksklusif yang tidak diberikan selama enam bulan termasuk salah satu faktor penyebab stunting pada balita karena ASI diperlukan untuk tahap tumbuh kembang bayi guna memenuhi kebutuhan gizinya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan ASI Esklusif dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Toili I. Jenis penelitian ini menggunakan metode Analitik dengan pendekatan retrospektif, serta teknik pengambilan sampel random sampling atau simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Responden dalam penelitian ini adalah ibu balita 36-59 bulan yaitu sebanyak 129 responden. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan ada hubungan signifikan antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada balita dimana berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai signifikan yaitu 0,002 (p<0,05) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada balita. Saran harus lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan gizi anak mulai dari bayi dengan cara memberikan ASI eksklusif dan pemberian IMD pada anak, serta tidak memberikan MP-ASI terlalu dini sampai bayi berusia di atas 6 bulan. Stunting is a long-term malnutrition problem caused by inadequate nutritional intake, which affects children's growth, causing them to be short or shorter than expected for their age (Ministry of Health, 2018). Exclusive breastfeeding which is not given for six months is one of the factors causing stunting in toddlers because breast milk is needed for the baby's growth and development stage to meet their nutritional needs. The purpose of this study was to determine the relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of stunting in the working area of ​​the Toili I Health Center. This type of research uses an analytical method with a retrospective approach, as well as a sampling technique. Random sampling or Simple Random Sampling is taking members of a population randomly without regard to the strata in that population. Respondents in this study were mothers of toddlers 36-59 months, namely 129 respondents. Based on the results of the research conducted, it can be concluded that there is a significant relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of stunting in toddlers based on the results of the chi-square test a significant value is obtained, namely 0.002 (p <0.05) which indicates that there is a relationship between exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in infants. Suggestions should pay more attention to meeting the nutritional needs of children starting from infants by giving exclusive breastfeeding and giving IMD to children, and not giving MP-ASI too early until the baby is over 6 months old.